BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz

"Ya Tuhan, Aruni!!"

"Ha-ha-ha kenapa? Kaget ya?"

"Masih nanya, jelas kagetlah," sahut Ganeeta kembali menatap jauh ke arah pintu gerbang demi memastikan keberadaan Faaz.

"Cie nyariin, Om Faaz barusan pergi."

"Dih siapa yang nyariin?" Ganeeta mengelak, mana mau dia mengaku apa yang terjadi sebenarnya.

"Pakai ngeles."

"Terserah kamu, Aruni, ayo cepat masuk ... aku tidak mau sampai duduk di pojokan seperti kemarin."

"Oh, wajar lari-lari, pengen banget duduk di depan toh?"

"Iya, kamu tahu? Aku berhasil gambar anatomi ginjal dengan sempurna ... kurang lebih seperti gambaranmu!!" seru Ganeeta tanpa sadar bahwa dirinya sangat bangga dengan hasil karya suaminya.

"Oh iya? Kok bisa? Tante kapan belajarnya?"

"Easy, dan aku tidak belajar kebetulan."

"Terus kenapa bisa?"

Ganeeta mendekat, dia membisikkan fakta yang membuat Aruni seketika memutar bola matanya malas.

"Kirain gambar sendiri."

"Shuut, ini cuma kamu yang tahu, jaga rahasianya jangan nyenyes!!"

"Iya-iya."

"Good, yuk masuk ah," ajaknya sembari merangkul pundak Aruni yang memang sedikit lebih muda dibanding dirinya.

Hubungan mereka terjalin begitu baik karena sedari kecil sudah bersama. Keduanya menyukai bidang yang sama, hanya saja Aruni sedikit lebih serius dan tidak semalas Ganeeta.

"Oh iya, Tante, Om Faaz memang sehari-hari pakai sarung ya?" tanya Arumi mengalihkan pembicaraan.

Penampilan suami Ganeeta yang hampir persis kakek buyutnya pagi ini membuat Aruni salah fokus hingga tak kuasa menahan rasa penasaran lebih lama lagi.

"Iya, kan kita pernah lihat dia datang ke rumah dulu pakai sarung juga."

"Betul, kira-kira kenapa ya? Apa karena lebih nyaman? Mengingat dia anak yang punya pesantren kan ya?"

"Ehm, aku rasa bukan," sahut Ganeeta tampak serius sampai menghentikan langkahnya.

"Lalu? Kira-kira kenapa?"

"Mungkin habis sunat," jawab Ganeeta asal yang kemudian membuat Aruni terpingkal-pingkal.

Aruni pikir apa, tahunya Ganeeta lagi-lagi bercanda dan memang tidak dapat diharapkan pada akhirnya. "Ha-ha-ha bisa saja, ngaco banget jawabannya ... masa iya belum kering bertahun-tahun."

"Loh kenapa ketawa? Kan kita tidak pernah lihat apa yang disembunyikan dibalik sarung Gus Faaz ... bukankah begitu, Aruni?"

"Ah udah ah, makin ngaco bahasannya," pungkas Aruni memilih mengakhiri pembahasan konyol yang dikhawatirkan akan semakin kesana kemari.

"Aruni tunggu! Jangan ninggalin!!"

.

.

Di tempat lain ...

"Uhuk!!"

"Pelan-pelan, Faaz."

"Terima kasih, Akmal," ucap Faaz seraya menerima tisu yang diberikan Akmal.

Dia juga merasa tak enak hati karena tersedak sewaktu menikmati minuman yang disajikan oleh teman lamanya itu.

Sengaja dia berkunjung ke apartemen Akmal karena berada di sekitaran kampus Ganeeta. Niatnya sih agar tidak kejadian terlambat menjemput sang istri, sekaligus tidur demi membayar rasa kantuk akibat begadang semalam.

"Apa yang kau pikirkan? Apa ada masalah?" tanya Akmal sekali lagi dan memastikan keadaan Faaz.

"Tidak ada, aku baik-baik saja," ucapnya meyakinkan setelah merasa sedikit lebih baik.

Jujur dia juga bingung kenapa tiba-tiba mendadak tersedak, siapa yang kini menyebut namanya? Mungkinkah Ganeeta? Akan tetapi, rasanya mustahil jika wanita itu yang membicarakannya, begitu pikir Faaz.

Sementara itu, Akmal yang mengetahui jungkir balik dunia Faaz justru tertawa pelan. Kurang lebih sama seperti Faaz, dia juga berpikir bahwa ada seseorang yang membicarakan nama temannya ini.

"Aku rasa kau tengah menjadi topik pembicaraan seseorang, Faaz."

"Siapa?"

"Siapa saja, istrimu atau yang lain 'kan bisa jadi."

Faaz berdecak, pendapat Akmal justru membuatnya semakin bingung.

"Ah sudahlah, ucapanmu semakin membingungkan saja."

"Ha-ha-ha, aku hanya menduga ... mana kutahu jelasnya bagaimana."

Tak menjawab, Faaz kembali menikmati teh hangat yang disajikan Akmal untuknya.

Dengan wajah yang terlihat lelah, Faaz menyandarkan tubuhnya di sofa. Menyaksikan hal itu, Akmal merasa iba.

"Ke kamar saja kalau ingin tidur, wajahmu terlihat sangat lelah."

"Apa terlalu kentara?" Faaz balik bertanya dan kemudian Akmal angguki.

Dia yang sempat Faaz beritahu perihal pernikahannya tadi malam jelas saja salah sangka.

"Berapa ronde memangnya?" celetuk Akmal dan berakhir dilempar bantalan sofa oleh Faaz.

"Jangan macam-macam pertanyaanmu, Akmal."

"Ha-ha-ha, aku serius ... matamu terlihat jelas kurang tidur, apalagi kalau bukan begadang penyebabnya?" tanya Akmal masih konsisten menerka bahwa Faaz telah melakukan sesuatu yang iya-iya.

"Benar, aku memang begadang."

"Nah itu kau bilang begadang, terus kenapa marah padaku?"

Tak segera menjawab, Faaz hanya memijat pangkal hidung seraya menghela napas kasar. "Kau kira alasan begadang cuma itu saja? Macam-macam, Akmal," ungkap Faaz mulai kehabisan batas kesabaran.

"Iya, aku tahu banyak hal yang bisa jadi alasan seseorang begadang ... tapi, terkhusus pengantin baru aku rasa hanya satu."

"Kau ini benar-benar, intinya begadang dan bukan karena itu, puas?!" kesal Faaz kini merebahkan tubuh dan menutup mata dengan lengannya.

Jujur dia katakan memang benar lelah dan ingin tidur sebentar saja. Meski sebenarnya bisa dia lakukan di kediaman sang mertua, tapi rasanya tidak nyaman saja.

"Bangunkan aku sebelum jam 12," pinta Faaz dengan mata yang kini sudah terpejam.

"Malam?"

"Ck, aku tidak sedang dalam keadaan yang baik untuk bercanda, Akmal."

"Iya-iya, nanti aku bangunkan ... sana tidur," ucap Akmal menepuk pundak sahabatnya sebelum berlalu pergi.

Meninggalkan Faaz sendiri sementara dirinya akan menghabiskan waktu selama satu jam kedepan untuk berolahraga.

.

.

Sesuai dengan rencana, Akmal bisa diajak kerja sama hingga Faaz bisa menjemput Ganeeta tepat waktu, bahkan jauh sebelum istrinya keluar.

Sudah jelas masih dengan penampilan yang sama persis seperti tadi pagi, bahkan lengkap dengan peci hingga membuat wajah Ganeeta memerah.

Bukan tanpa alasan, tapi saat ini cukup banyak orang di sekelilingnya. Bukan hanya Aruni yang tadi sampai terpingkal-pingkal perkara membahas sesuatu di balik sarung Faaz, tapi juga teman-teman sekelas Ganeeta yang lain.

"Wuih, siapa itu, Net?"

"Suam_"

"Shuuut!!" Segera Ganeeta membungkam mulut Aruni.

Tak lupa dengan mata yang melotot sebagai ancaman agar Aruni tidak mengatakan apa-apa.

"Kamu lupa tadi pagi aku bilang apa?"

Aruni mengatupkan bibir dan memberikan isyarat dia tidak akan macam-macam.

Usai memastikan Aruni tidak akan membahayakan dirinya, Ganeeta masuk segera. Seraya bersedekap dada, Ganeeta siap melontarkan pertanyaan tatkala Faaz kini duduk di kursi kemudinya.

"Kenapa bajunya masih begitu sih?" tanya Ganeeta tetap fokus menatap ke depan.

"Kenapa memangnya?"

"Aneh."

"Kok aneh? Kan sopan."

"Sopan sih sopan, tapi persis bocah habis su-nat tahu tidak?" kesal Ganeeta yang sama sekali tak terpikirkan oleh Faaz sebelumnya.

Tak sedikit pun dia mengira bahwa Ganeeta akan menatapnya sebagai bocah habis su-nat.

"Ah, kamu tidak suka Mas begini?"

"Masih nanya, aneh dibilangin."

"Baiklah, kalau begitu Mas lepas saja sarungnya," ucap Faaz seraya bersiap melepas sarungnya dan membuat Ganeeta panik sepanik-paniknya.

"Hei ... hei ... hei!!! Mau ngapain?"

.

.

- To Be Continued -

Hai penduduk bumi!! Sejauh ini gimana? Apakah suka kisah mereka?

Terpopuler

Comments

Ani Suwarni

Ani Suwarni

heleehhhh tadi ngatain aneh giliran mau dilepas malah panik sendiri.pikiranmu jangan ngeres dulu napa?dilihat dulu baru komentar./Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-11-03

15

Neng Ima Adhikari

Neng Ima Adhikari

gk tau aja aneet pesona laki-laki bersarung... beuh neet pokoknya mah ya... selain keliatan lebih berkharisma itu di dalam sarung bisa jadi luar biasa....

Gus faaz, nanti kalau anet udah mulai ada tanda-tanda jatuh cinta, tolong ya belagak cuek aja... biar gemes tuh liat anak perempuan nya papi cakra.... gimana rasanya coba dicuekin pas mulai cinta-cintanya...

ini last episode kan ya...???
well, berarti nunggu cerita selanjutnya besok... selamat bubu dan istirahat para penduduk bumi...

2024-11-03

33

airhy_10

airhy_10

shanum dpt suami ajaib...
Faaz dpt istri lbih ajaib lagi,,,
memang bnerr ini jodoh mereka ketukerr..
kog bisa sii alim jodoh sama si sengklekk🤭🤭

2024-11-03

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152 BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153 BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah
Episodes

Updated 153 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152
BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153
BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!