BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.

"0822-6767 abis itu berapa ya? 8886 coba ...."

"The number your calling_"

"Ck, bukan juga, coba lagi ...."

"8844?"

"8845?"

"8847?"

"Ays, masih salah juga ... terus berapa?"

Ganeeta mengacak rambutnya setelah lima kali gagal dalam mencoba mengacak nomor telepon Zion. Dia yang memang agak pelupa sedari dulu selalu lemah dalam menghapal nomor telepon, bahkan nomor telepon pribadi saja juga tidak ingat.

Hendak menghubungi teman-teman Zion juga tidak ada harapan, karena semua nomor telepon mereka Papi musnahkan kemarin. Hendak menghubungi Zion via akun sosial medianya juga tidak bisa karena selain memblokir semua akun teman Ganeeta yang dianggap membawa pengaruh buruk, Papi Cakra juga mengganti semua pasword akun Ganeeta hingga dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Tinggal satu-satunya jalan adalah menghubungi Zion dengan nomor yang berbeda, nomor Mba Nora. Hal itu dia lakukan dengan maksud ingin memberikan penjelasan pada Zion yang dia yakini tengah terpukul setelah Faaz ajak bicara.

"Gimana, Non? Masih tidak bisa?"

"Hem, Mba kira-kira hapal nomor Zion tidak ya?"

"Ya ampun pertanyaannya ada-ada saja, mana mungkin Mba hapal, Non," jawab Mba Nora sedikit terkejut mendengar pertanyaan konyol Ganeeta.

Ganeeta berdecak pelan seraya mengusap kasar wajahnya. "Tanya doang, Mba, mana tahu hapal."

"Tidak, memangnya kenapa? Nomornya diblokir ya sama Gus Faaz?"

"Iya, orang-orangan sawah itu makin resek!! Masa dia tiba-tiba maksa aku sama Zion putus, kan aneh, Mba," keluh Ganeeta menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian mengembuskannya perlahan.

Sama seperti yang dilakukan Mba Nora, ingin sekali dia berkata "Itu mah situ yang aneh." tepat di hadapan Ganeeta. Namun, dia yang masih sayang dengan pekerjaannya sebagai pengabdi di rumah keluarga Darwangsa mana mau ambil risiko dan memilih iya-iya saja.

"Tuh, Mba saja tahu dianya aneh ... dan lagi, Mba tahu tidak? Papi suka banget sama dia, semenjak malam aku dianterin pas mabuk itu Papi selalu bahas Gus Faaz melulu sampai panas telingaku mendengarnya."

"Oh iya?"

"Iya, Mba, pokoknya anak Papi sekarang dia, bukan aku lagi," ucap Ganeeta terdengar makin lesu saja.

Tidak sedang berbohong, sikap Papi Cakra memang terasa berbeda pasca malam itu. Seakan tidak ada jeda ikan, Papi Cakra begitu membanggakan pria bernama Rafardhan Faaz Imtiyaz sampai Ganeeta muak mendengarnya.

Hingga, di malam berikutnya dia tahu bahwa ternyata pertunangan mereka telah direncanakan dan membuat Ganeeta semakin frustrasi.

Siapa sangka, hingga detik ini Faaz berhasil menjadi penguasa dan dipersilakan melakukan apapun oleh papinya. Selain itu, Faaz juga mendapat dukungan penuh dari Mami Ameera dan juga Khalif - adiknya hingga tidak seorang pun yang berada di pihak Ganeeta.

Terpaksa, untuk beberapa waktu Ganeeta hanya bisa menurut dan mengikuti alurnya. Meski awalnya cukup berat, beberapa kali Ganeeta sempat berpikir untuk kabur dan menemui Zion ke markas, tapi berakhir urung karena Faaz tahu tempat persembunyiannya.

.

.

Hari demi hari Ganeeta lewati dengan cukup baik, berlagak sebagai istri penurut dengan imbalan tugasnya sedikit lebih ringan adalah simbiosis mutualisme yang cukup menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Sementara itu, Faaz juga cukup menikmati proses dalam mendidik Ganeeta meski lebih banyak tantrum dibanding tentramnya.

Memasuki hari ketujuh, mengingat Ganeeta sudah dalam keadaan suci, Faaz memulai babak baru dimana dia akan mengajari Ganeeta baca Al-Qur'an. Ya, kalau dari pengalaman, Faaz paling suka bagian ini sedari dahulu, dan dia harap tidak berubah meski muridnya agak berbeda.

Jadwal belajarnya dimulai sepulang Faaz shalat Magrib di masjid, sampai memasukinya waktu Isya dan ditutup dengan shalat berjama'ah.

Sewaktu memasuki kamar, Faaz sudah disambut dengan Ganeeta yang duduk di hamparan sajadah sembari menunggunya.

Entah shalat sungguhan atau hanya duduk saja, Faaz juga tidak tahu karena sewaktu dia pergi, Ganeeta masih sibuk menjadi mukenanya.

"Sudah shalatnya?" tanya Faaz mengulas senyum hangat pasca Ganeeta mengecup punggung tangannya.

Ganeeta mengangguk, dia kembali duduk bersila di hadapan Faaz yang sudah siap memulai aktivitas mereka.

"Kamu belum bisa sama sekali, agak bisa atau bisa banget?"

"Belum bisa," jawabnya sembari menggeleng pelan.

"Sama sekali?"

"Bisa sih, dulu pernah ngaji di masjid sana," aku Ganeeta yang cukup menenangkan bagi Faaz.

Dengan begitu, setidaknya Ganeeta tidak benar-benar buta dan masih ada harapan hanya sekadar memperlancar bacaan saja.

"Alhamdulillah, berapa lama ngajinya kalau Mas boleh tahu?"

"Eum, mungkin enam bulan," jawab Ganeeta lagi dan ya, perasaan Faaz masih sama, lega.

Berbekal enam bulan, rasanya sudah sangat cukup dan Faaz semakin bersemangat untuk memulainya.

"Masya Allah, mau langsung dites?"

"Boleh, aku pakai Iqro' tapi ya? Kalau langsung Al-Qur'an belum bisa."

"Iya, ini Iqro'-nya?" tanya Faaz menatap buku yang dulu pernah dia gunakan juga sewaktu masih kecil.

Kembali seperti anak yang amat patuh, Ganeeta mengangguk. "Iya, Mas."

Tanpa bertanya, Faaz langsung memulai dari Iqro' satu lebih dulu, permulaan dan demi memastikan Ganeeta sudah mengenali keseluruhan huruf hijaiyah sebagai modal untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

"Ta'awudz dulu."

"Hah?"

"Ta'awudz, Sayang," ucap Faaz lagi dan tetap tidak membuat Ganeeta mengerti.

"Yang gimana?"

"A'udzubillaahi minassyaithoonirrajim."

"Oh itu, bilang dong dari tadi," ucap Ganeeta yang memang hanya tahu lafadz, tapi dia tidak tahu namanya.

Usai Faaz memberikan contohnya, Ganeeta ikut melakukannya dan semua lancar-lancar saja sampai lafadz Basmalah selesai.

"Alif ... Ba ... Ta ... Tsa ... Jim ...."

Satu persatu Faaz tes masih aman, hingga tiba di huruf ketiga belas, tepatnya Syin dia mulai bingung dan selalu melirik ke arah sang suami sebagai pertanda bahwa dirinya memang lupa.

"Ayo apa yang ini?"

"Duh apa ya ...."

"Kalau ini yang ini Sin, tidak jauh beda maka sebelahnya dibaca?"

"Sun," jawab Ganeeta asal ceplos dan berakhir membuat Faaz mengatupkan bibir.

"Masa sun?"

"Terus apa? Katanya tidak jauh beda sama yang sebelah."

"Syin, Sayang, bukan Sun."

"Oh, iya ... Siin," ucap Ganeeta dan tak begitu tepat sebenarnya.

"Tidak begitu, Syin bukan Siin."

"Ck, gimana-gimana?"

"Makhraj Huruf Syin terletak pada bagian tengah lidah dan bagian tengah langit-langit mulut paling atas, adapun cara pengucapannya adalah Sya ... Syin ... Sya, perhatikan baik-baik ... Sya, okay?"

Ganeeta menyimak dengan begitu seksama, mulutnya sampai ikutan meniru tatkala Faaz memberikan contohnya.

"Coba ulangi."

"Sya."

"Bagus, sekarang yang ini," ucap Faaz lanjut ke huruf selanjutnya.

Lama Ganeeta lihat, dan dia sama sekali tidak bisa ingat. "Lupa," ucapnya kemudian hingga Faaz makin ragu tengah pengalaman Ganeeta yang mengatakan pernah mengaji sampai enam bulan lamanya.

"Ganeeta Mas boleh tanya?"

"Hem, boleh."

"Kamu tadi bilang, pernah mengaji sampai enam bulan bukan?"

"Iya, kenapa memangnya?"

"Selama mengaji, belajar apa sama ustadz-nya?"

"Tidak tahu," jawab Ganeeta mengedikkan bahu.

"Kenapa bisa tidak tahu?"

"Orang aku cuma sampai teras, pak Ustadz ngajar ngajinya di dalem masjid jadi mana aku tahu, Mas," aku Ganeeta lagi dan kali ini benar-benar membuat Faaz sontak memijat kepala. "Astaghfirullah ... Ya Allah, kuatkan Hamba menghadapinya."

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Lela

Lela

wadddduh bener2 yah anet,,,,kalo dulu Azka waktu di ajarin shanum cuma pura2 ga bisa,,,apa anet juga sama yah cuma pura2 biar gus faaz menyerah jadi suami anet

2024-11-07

9

dee

dee

abis sin, trus sun /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Untuuuunnngggg kamu bukan muridku, neng anet. bisa² aku yg darah rendah, lgsg auto jadi darah tinggi 😂😂😂😂
sabaaaarrr, gus faaz.. anggap aja lagi diajak berburu pahala sama istri sampeyan 😂😂😂

2024-11-07

5

jumirah slavina

jumirah slavina

ya ampunnnnn selera humor Ku tetiba ngakak gegara cm kurang huruf "L" doank🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2024-11-07

12

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152 BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153 BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah
Episodes

Updated 153 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05 - Edisi Akmal - Alifah
152
BONUS CHAPTER 06 - Edisi Akmal - Alifah
153
BONUS CHAPTER 07 - Edisi Akmal - Alifah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!