BAB 03 - Waspada Mode On

Sungguh terpaksa Papi Cakra berbohong, dia tidak punya cara lain untuk menangkap putrinya. Lagi dan lagi, kebohongan itu ternyata menjadi petaka.

Selepas akad berlangsung, Ganeeta mengurung diri di kamar dengan perasaan hancur. Dia merasa dunianya seperti direnggut paksa, bahkan dramanya mengalahkan korban pemerkosa-an.

Bagaimana tidak? Selain dibohongi, kebebasan Ganeeta juga dibatasi. Ponsel disita, akun sosial medianya dihapus hingga tidak bisa menghubungi sahabat maupun pacarnya.

Karena itulah, setengah jam Ganeeta gunakan untuk meraung dan meluapkan kekesalan di dalam kamar tanpa satu pun yang mengganggu.

Hingga setelah merasa lelah, Ganeeta menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Masih dengan air mata yang terus berurai, Ganeeta meratapi jalan hidupnya.

Setelah satu tahun lalu dibuat patah sepatah-patahnya dengan kabar pernikahan Om Pras - pria yang dia cintai dari kecil, kali ini Ganeeta kembali merasa patah karena lagi-lagi harus terpisah dengan orang yang dia cinta, Zion.

"Papi maunya apasih? Dulu sama Om Pras dilarang ... sekarang sama Zion juga dipisahin, jadi orangtua egois terus," ucapnya sembari terisak.

Napasnya sampai terasa sempit, Ganeeta menggigit bibir dan mencoba untuk berpikir jernih. Setelah tadi sempat berusaha mencari benda tajam yang bisa digunakan untuk menyakiti diri sendiri gagal, dia mulai berpikir untuk benar-benar membenturkan kepalanya ke wastafel kamar mandi.

Dengan cara itu, Ganeeta yakin sakitnya minimal, tapi kemungkinan wa-fat lebih maksimal. Namun, belum sempat dia realisasikan seseorang mengusap rambutnya begitu pelan.

Tanpa perlu dijelaskan, Ganeeta tahu siapa di balik usapan lembut itu. "Mami mau apa? Anet tidak lapar, silakan nikmati makan malam kalian."

Jawaban super dingin dari Ganeeta cukup membuat batin maminya teriris. Tidak pernah dia menduga, Ganeeta yang dulunya ceria akan mengalami hal semacam ini sewaktu beranjak dewasa.

Hanya karena Papi Cakra menentang keras cinta terlarangnya kepada Prasetya, Ganeeta kian lama kian terluka dan kehilangan dirinya. Hingga, pernikahan Prasetya dan Innaya menjadi puncak kehancuran Ganeeta.

Sejak saat itu, Ganeeta benar-benar menjelma menjadi gadis nakal dan liar. Lingkungannya berubah, anak punk seakan jadi sahabat bahkan dia rela kehilangan teman kecilnya.

Jalan raya seolah jadi dunia, kebut-kebutan menjadi hobinya dan tidak terhitung sudah berapa kali pulang dalam keadaan mabuk.

Terakhir, dia juga mulai mengonsumsi nar-koba jenis ekstasi hingga membuat kedua orang tuanya putus asa.

Padahal, tujuan Papinya baik. Dia tidak merestui cinta yang Ganeeta miliki pada Prasetya karena usia mereka jauh berbeda, 24 tahun bedanya.

Di sisi lain, Prasetya juga mencintai wanita lain yang sekarang dijadikan istri dan dia pun menganggap Ganeeta seperti anak sendiri.

Sayangnya, hingga detik ini Ganeeta masih tutup mata dan buta akan fakta. Tanpa peduli dengan maksud dan tujuan kedua orangtuanya, yang Ganeeta tahu baik papi maupun maminya sama, egois.

"Eh, Oma masakin iga bakar loh ... Anet suka, 'kan?"

"Tidak, sudah Anet bilang tidak mau."

"Loh kok gitu? Atau mau Papi yang ajak makan?"

Ganeeta menggeleng pelan. "Anet benci papi," ucap Ganeeta sembari mengepalkan tangan. "Benci mami juga," tambahnya kemudian.

Bukan main perihnya hati Ameera, walau memang dalam keadaan marah, tapi kata-kata benci dari sang putri terlalu menyedihkan baginya.

Terlebih lagi, sejak kecil tidak pernah begitu. Ameera tidak dapat menyalahkan siapa-siapa, hendak menyudutkan suaminya tidak mungkin karena yang Cakra lakukan sudah benar.

Hanya saja, Ganeeta memang belum dewasa dan terobsesi pada kisah cinta sesuai dengan dongengnya.

"Baiklah, Mami keluar kalau begitu ... maaf kalau Papi dan Mami terkesan kejam, tapi percayalah semua ini demi kebaikanmu, Ganeeta," ucap wanita itu kemudian mengecup puncak kepala putrinya.

Tetap tidak ada tanggapan, Ganeeta masih terlihat keras hati. Hal itu tidak mengurungkan niat Mami Ameera untuk keluar mengingat keluarga besannya masih di rumah.

Begitu membuka pintu kamar, wanita itu dibuat terkejut tatkala sadar Faaz tengah berdiri di sana.

.

.

"Ehm, kamu di sini?"

"Iya, tadi diminta Om Cakra_"

"Heih kenapa Om manggilnya? Papi dong, ingat kamu sudah jadi bagian dari keluarga ini ... jadi jangan lagi dipanggil Om, kualat loh nanti," ucapnya masih saja bisa bercanda.

Padahal, hati wanita itu hancur lebur dengan apa yang terjadi pada putrinya.

"Iya, maksudnya Papi," ucap Faaz gugup sekali.

Bukan hanya gugup di hadapan mertua, tapi hatinya sudah dag dig dug sejak awal diminta masuk untuk menemui Ganeeta.

"Ah iya, mau masuk, 'kan?"

"Iya, Mi."

"Masuklah, maaf kalau sikapnya bikin ngelus dada ... Mami yakin lama-lama dia akan menerima, mohon bersabar ya, Faaz," tutur Mami Ameera dengan kedok peringatan darurat di sana.

Meski begitu, Faaz tidak memperlihatkan ketakutannya. Pria itu mengangguk seraya mengulas senyum hangat sebagai bentuk keikhlasannya.

"Oh iya, Ganeeta belum makan ... nanti agak maleman dikit tolong kamu tanyain ya, Mami khawatir karena dia punya riwayat magh," jelas Mami Ameera sebelum benar-benar berlalu pergi meninggalkan kamar putrinya.

Selepas kepergian mertuanya, baru kemudian Faaz memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar istrinya. Belum apa-apa, Faaz sudah lebih dulu mengelus dada tatkala memandangi seisi kamar yang sudah persis kapal pecah.

Ingin sekali dia tegur, tapi yang punya kamar sudah mendengkur hingga membuat Faaz mengurungkan niat.

"Cepat sekali tidurnya, apa mungkin lelah setelah olahraga?" Faaz bermonolog sembari menatap ke arah Ganeeta yang tidur di tepian ranjang dengan posisi meringkuk.

Tanpa menunggu lama, Faaz berinisiatif memperbaiki posisi tidur sang istri sebagaimana mestinya.

"Maaf ya, Mas izin benerin posisi tidurnya," ucap Faaz masih meminta izin walau Ganeeta sudah terpejam.

Hanya terpejam, bukan tertidur karena hingga detik ini Ganeeta masih terjaga. Bahkan, dia masih bisa memandangi wajah tampan Faaz dengan modal pura-pura tidur seperti ini.

Seakan sengaja menguji kesabaran Faaz, setelah posisinya diperbaiki bahkan diselimuti, Ganeeta berdiri dan meraih dua bantal dengan wajah cemberutnya.

"Kamu mau kemana?"

"Tidur," jawabnya cuek seraya memalingkan muka.

"Tidur kemana?"

"Kamar tamu."

"Kenapa begitu?"

"Masih tanya kenapa, aku tidak mau sekamar lah," jawab Ganeeta sedikit lebih panjang dari sebelumnya.

"Tetap di sini, biar Mas yang tidur di sofa," ucap Faaz segera ambil tindakan dan mengambil satu bantal untuk dia letakkan di atas sofa yang berada di sudut kamar.

"Huft, aku bilang tidak mau sekamar."

Faaz terdiam, dia tampak berpikir sebelum kemudian kembali bicara. "Ehm, kalau begitu seranjang mau?"

"Ih, apalagi itu!! Sekamar saja tidak mau, apalagi seranjang."

"Tapi bagaimana? Kamar tamu sudah terisi, satu-satunya kamar yang bisa kutempati hanya ini."

"Hah? Sudah terisi?"

"Iya, full pokoknya."

"Kok bisa? Siapa yang isi?"

"Keluarga Mas ada beberapa yang nginap di sini, karena itu semalam saja Mas numpang tidur di kamar kamu boleh ya," ucap Faaz baik-baik tak ubahnya tengah merayu anak TK.

Dengan wajah sebalnya, Ganeeta berdecak pelan seraya melemparkan kembali bantal-bantal yang tadi dia peluk.

"Ya sudah, tapi ingat cuma tidur ya!"

"Iya, memangnya mau apa lagi selain tidur?"

"Situ kan sudah dewasa, jadi aku harus waspada."

"Kenapa harus waspada?" tanya Faaz masih dengan pikiran super sucinya.

"Takut saja, nanti dicoblos diam-diam kan bahaya."

"Astaghfirullah, Ganeeta ...."

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Istri Sah Dewangga ~

Istri Sah Dewangga ~

Assalamualaikum, Bismillah ... semoga November penuh berkah. Author kembali dengan janji membawa karya baru lagi di NT bersama Ganeeta, mungkin beberapa yang menunggu Abimanyu akan kecewa. Hanya saja, mohon dengan sangat untuk yang telanjur buka babnya diterusin baca dan jangan ditinggalin ya. Sama seperti waktu kalian ga begitu suka sama Ervano, begitu juga dengan Ganeeta. Karena di sini Author berjuang dengan retensi, semisal kacau maka tidak ada yang bisa diharapkan lagi ... thanks sekali lagi, semoga bisa terhibur 🫶

2024-11-01

208

Telik sandi Megantara

Telik sandi Megantara

@Ani Suwarni
@Widi
@Abwa Jufry


sini² ngumpul🤪🤪

2024-11-01

5

rania rayyana

rania rayyana

Siklus percintaan keluarga Megantara emang gitu:
-dipisahkan dengan orang yg dicintai
-menikah dadakan dgn orang tak terduga
-awalnya terpaksa
-lalu terbiasa dab menerima
-berakhir dengan cinta luar biasa
Jadi pasrah aja Net, semua yg dilakuin Mami Papimu buat kebaikanmu.
Om Pras jelas umurnya kejauhan, kalau Zion jelas krna dia bukan laki² baik dan membawa pengaruh buruk.
Faaz jauh lebih segala²nya,
Good iman, Good Looking, Good Attitude, Good Rekening 🤣
walaupun usia kalian terpaut jauh tapi masih bisa diterima krna ga setua Om Pras.

2024-11-01

10

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3 BAB 03 - Waspada Mode On
4 BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5 BAB 05 - Mas Faaz ~
6 BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7 BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8 BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9 BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10 BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11 BAB 11 - Migrain
12 BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13 BAB 13 - Makasih Saja?
14 BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15 BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16 BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17 BAB 17 - Mumpung LDR
18 BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19 BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20 BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21 BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22 BAB 22 - Morning Kiss
23 BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24 BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25 BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26 BAB 26 - Tak Ternilai
27 BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28 BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29 BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30 BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31 BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32 BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33 BAB 33 - Meresahkan
34 BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35 BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36 BAB 36 - Terasa Berbeda
37 BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38 BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39 BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40 BAB 40 - Seperti Simpanan
41 BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42 BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43 BAB 43 - Sang Pendusta
44 BAB 44 - Bukan Khayalan
45 BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46 BAB 46 - Setua Itu?
47 BAB 47 - Tidak Harus Dia
48 BAB 48 - Janji Ganeeta
49 BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50 BAB 50 - Tekad Ganeeta
51 BAB 51 - Di Bawah Selimut
52 BAB 52 - Like A Fireworks
53 BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54 BAB 54 - Sambutan Duka
55 BAB 55 - Terlambat ~
56 BAB 56 - Hanya Rabun
57 BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58 BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59 BAB 59 - Seperti Papi
60 BAB 60 - Matanya Jelalatan
61 BAB 61 - Peringatan Faaz
62 BAB 62 - Sangat Peka
63 BAB 63 - Salah Minum Obat?
64 BAB 64 - Menolak Keras LDR
65 BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66 BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67 BAB 67 - Sad/Happy Ending
68 BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69 BAB 69 - Apa Aku Centil?
70 BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71 BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72 BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73 BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74 BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75 BAB 75 - Tamu Tak diundang
76 BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77 BAB 77 - Rahasia Besar
78 BAB 78 - Kurang Berbakat
79 BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80 BAB 80 - Ember
81 BAB 81 - Pantang Dipuji
82 BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83 BAB 83 - Akhiri Saja
84 BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85 BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86 Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87 BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88 BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89 BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90 BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91 BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92 BAB 91 - Kalah Saing
93 BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94 BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95 BAB 94 - Mendadak Resepsi
96 Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97 BAB 95 - Pernikahan Impian
98 BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99 BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100 BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101 BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102 BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103 BAB 101 - Aku Percaya ~
104 BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105 BAB 103 - Mati Rasa?
106 BAB 104 - Dimana Dia?
107 BAB 105 - Deal
108 BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109 BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110 BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111 BAB 109 - Sama Iyanya
112 Visual Cast
113 Promosi Karya Baru
114 BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115 BAB 111 - Kayak Om Faaz
116 BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117 BAB 113 - 99 Persen
118 BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119 BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120 BAB 116 - Tekad Faaz
121 BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122 BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123 BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124 BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125 BAB 121 - Dilema Akmal
126 BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127 BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128 BAB 124 - Pulang ke JKT
129 BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130 BAB 126 - Apapun untuk Anet
131 BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132 BAB 128 - I'm Pregnant
133 BAB 129 - Masing-Masing
134 BAB 130 - Pulang ~
135 BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136 BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137 BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138 BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139 BAB 135 - Tak Terduga
140 BAB 136 - Labil Mode On
141 BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142 BAB 138 - Kumat
143 BAB 139 - Tanpa Suami
144 BAB 140 - Takut Karma
145 BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146 BONUS CHAPTER 01
147 Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148 BONUS CHAPTER 02
149 BONUS CHAPTER 03
150 BONUS CHAPTER 04
151 BONUS CHAPTER 05
152 BONUS CHAPTER 06
153 BONUS CHAPTER 07
154 BONUS CHAPTER 08
155 BONUS CHAPTER 09
156 BONUS CHAPTER 10
157 BONUS CHAPTER 11
158 BONUS CHAPTER 12
159 BONUS CHAPTER 13
160 BONUS CHAPTER 14
161 Promosi Karya Baru - Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)
162 BONUS CHAPTER 15
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Perintah, Bukan Penawaran.
3
BAB 03 - Waspada Mode On
4
BAB 04 - Amunisi Pengantin Baru
5
BAB 05 - Mas Faaz ~
6
BAB 06 - Mulai Pagi dengan Istighfar
7
BAB 07 - Malu Semalu-Malunya.
8
BAB 08 - Tanggung Jawab Suamimu
9
BAB 09 - Di Balik Sarung Gus Faaz
10
BAB 10 - Besok Aku Pakai Hijab
11
BAB 11 - Migrain
12
BAB 12 - Menyenangkan Hati Suami
13
BAB 13 - Makasih Saja?
14
BAB 14 - Pacar Semata Wayang
15
BAB 15 - Putuskan Pacarmu!!
16
BAB 16 - Babak Baru, Ujian Lama.
17
BAB 17 - Mumpung LDR
18
BAB 18 - Kita Impas!! - Ganeeta
19
BAB 19 - Bukan Hukuman Biasa
20
BAB 20 - Fitnah Kesekian Kalinya
21
BAB 21 - Cari Uang Ala Ganeeta
22
BAB 22 - Morning Kiss
23
BAB 23 - Aku Sudah Bersuami
24
BAB 24 - Bulan Madu, Yuk
25
BAB 25 - Lagi-Lagi Papi
26
BAB 26 - Tak Ternilai
27
BAB 27 - Mahkota Seorang Wanita
28
BAB 28 - Sambutan Adik Ipar
29
BAB 29 - Kamu Mencintainya? - Faaz
30
BAB 30 - Bukan Salah Takdir
31
BAB 31 - Tidak Seburuk Dugaanmu!!
32
BAB 32 - Kamu Itu Aneh - Faaz
33
BAB 33 - Meresahkan
34
BAB 34 - Orang Sabar Disayang Mertua
35
BAB 35 - Menikahinya Adalah Ibadah - Faaz
36
BAB 36 - Terasa Berbeda
37
BAB 37 - Bukan Salah Jodoh.
38
BAB 38 - Tidak Bisa Ditebak
39
BAB 39 - Haruskah Kurebut?
40
BAB 40 - Seperti Simpanan
41
BAB 41 - Tidak Ada Yang Sempurna
42
BAB 42 - Belum Siap Jadi Oma
43
BAB 43 - Sang Pendusta
44
BAB 44 - Bukan Khayalan
45
BAB 45 - Mendadak Konsultasi
46
BAB 46 - Setua Itu?
47
BAB 47 - Tidak Harus Dia
48
BAB 48 - Janji Ganeeta
49
BAB 49 - Kita Bisa Romantis
50
BAB 50 - Tekad Ganeeta
51
BAB 51 - Di Bawah Selimut
52
BAB 52 - Like A Fireworks
53
BAB 53 - Perang Dunia Ke-3
54
BAB 54 - Sambutan Duka
55
BAB 55 - Terlambat ~
56
BAB 56 - Hanya Rabun
57
BAB 57 - Tidak Sesuci Itu
58
BAB 58 - Bukan Teh Manis Biasa
59
BAB 59 - Seperti Papi
60
BAB 60 - Matanya Jelalatan
61
BAB 61 - Peringatan Faaz
62
BAB 62 - Sangat Peka
63
BAB 63 - Salah Minum Obat?
64
BAB 64 - Menolak Keras LDR
65
BAB 65 - Berakhir di Hotel Bintang Lima
66
BAB 66 - Bukan Sekadar Partner Ranjang
67
BAB 67 - Sad/Happy Ending
68
BAB 68 - Tidak Sebaik Perkiraanmu ~ Faaz
69
BAB 69 - Apa Aku Centil?
70
BAB 70 - Tidak Akan Tinggal Diam
71
BAB 71 - Tarian Pemanggil Suami
72
BAB 72 - Pura-Pura Tidur
73
BAB 73 - Sibuk Jadi Istri
74
BAB 74 - Insting Seorang Lelaki
75
BAB 75 - Tamu Tak diundang
76
BAB 76 - Pemandangan Tak Terduga
77
BAB 77 - Rahasia Besar
78
BAB 78 - Kurang Berbakat
79
BAB 79 - Awal Kehancuran Fandy
80
BAB 80 - Ember
81
BAB 81 - Pantang Dipuji
82
BAB 82 - Takut Ditikung Juga
83
BAB 83 - Akhiri Saja
84
BAB 84 - Dipulangkan Baik-baik
85
BAB 85 - Makan Daging Mauren?
86
Promo Karya Mama Reni - PEMBALASAN ISTRI : AKU YANG DIANGGAP BONEKA
87
BAB 86 - Prahara Apel Bang Mamat
88
BAB 87 - Kejutan Untuk Mami
89
BAB 88 - Misteri Ngidamnya Anet.
90
BAB 89 - Berkah Dari Hongkong!!
91
BAB 90 - Tuhan Maha Tahu
92
BAB 91 - Kalah Saing
93
BAB 92 - Good Job, Mbak Alifah!!
94
BAB 93 - Bukan Santri Biasa
95
BAB 94 - Mendadak Resepsi
96
Promosi Karya Baru - Tawanan Cinta Pria Bayaran (Abimanyu)
97
BAB 95 - Pernikahan Impian
98
BAB 96 - Doa di Ujung Malam
99
BAB 97 - Aku Akan Bertanggung Jawab
100
BAB 98 - Kejutan di Awal Hari
101
BAB 99 - Masih Mau Jadi Istri Mas?
102
BAB 100 - Mas Bukan Pendosa ~ Ganeeta
103
BAB 101 - Aku Percaya ~
104
BAB 102 - Tapi Aku Sakit ~
105
BAB 103 - Mati Rasa?
106
BAB 104 - Dimana Dia?
107
BAB 105 - Deal
108
BAB 106 - Akmal Serius Mode On
109
BAB 107 - Allah Sebaik-baiknya Pelindung
110
BAB 108 - Hidup Segan Mati Tak Mau ~ Ganeeta
111
BAB 109 - Sama Iyanya
112
Visual Cast
113
Promosi Karya Baru
114
BAB 110 - Bukan Pillow Talk Biasa
115
BAB 111 - Kayak Om Faaz
116
BAB 112 - Waktuku Untukmu, Neta.
117
BAB 113 - 99 Persen
118
BAB 114 - Kita, Bukan Mas Saja.
119
BAB 115 - Istri Kecilmu Itu Sudah Dewasa
120
BAB 116 - Tekad Faaz
121
BAB 117 - Tidak Sesabar Itu
122
BAB 118 - Hasil DNA Sebenarnya
123
BAB 119 - Kita Perlu Penjelasan!! ~ Ganeeta
124
BAB 120 - Jangan Gegabah!! ~ Faaz
125
BAB 121 - Dilema Akmal
126
BAB 122 - Mengerti, Tapi Tidak Kumaklumi.
127
BAB 123 - Ada Syaratnya!! ~ Ganeeta
128
BAB 124 - Pulang ke JKT
129
BAB 125 - Tidak Sesederhana Itu
130
BAB 126 - Apapun untuk Anet
131
BAB 127 - Kurang Puas (Sedikit)
132
BAB 128 - I'm Pregnant
133
BAB 129 - Masing-Masing
134
BAB 130 - Pulang ~
135
BAB 131 - Bukan Ngambek Biasa
136
BAB 132 - Hikmah Dibalik Duka
137
BAB 133 - Sentuh Dikit Bereaksi
138
BAB 134 - Astaghfirullah, Istighfar Suamiku.
139
BAB 135 - Tak Terduga
140
BAB 136 - Labil Mode On
141
BAB 137 - TerFaaz-Faaz
142
BAB 138 - Kumat
143
BAB 139 - Tanpa Suami
144
BAB 140 - Takut Karma
145
BAB 141 - Surga yang Kuimpikan (Tamat)
146
BONUS CHAPTER 01
147
Promo Karya Baru - Bukan Pernikahan Biasa (Iqlima)
148
BONUS CHAPTER 02
149
BONUS CHAPTER 03
150
BONUS CHAPTER 04
151
BONUS CHAPTER 05
152
BONUS CHAPTER 06
153
BONUS CHAPTER 07
154
BONUS CHAPTER 08
155
BONUS CHAPTER 09
156
BONUS CHAPTER 10
157
BONUS CHAPTER 11
158
BONUS CHAPTER 12
159
BONUS CHAPTER 13
160
BONUS CHAPTER 14
161
Promosi Karya Baru - Istri Rahasia Presma (Presiden Mahasiswa)
162
BONUS CHAPTER 15

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!