→→ »»Hai hai hai ...... para kesayangan....😍😍😘
makasih banyak dah mampir..... 🤗🤗
Jangan lupa like, fav, rate lima bintang ★★★★★ ya, jangan kurang 🙏🙏 tinggalin jejak di komentar biar aku tau 😘 Vote juga bagi yang berkenan. Makaciiih... 😘😘😍😍
## ......] ←←←←♡♡
Semua menatap ke arahku.
"Apa aku bisa menikmati masa masa bahagia ini lebih lama lagi." Ucapku.
Abang Vhen yang mengerti maksud pertanyaanku langsung berucap.
"Kamu pasti bisa dek, harus optimis."
Ucap abang menyemangatiku..
"Iya, kamu masih bisa sembuh. Dokter kan juga bilang begitu. Harus semangat." Imbuh kakak ku.
Ibu dan ayahku saling menatap. Mereka seolah berbicara tanpa suara.
"Iya." Anggukku mantap. Meski hatiku sedang menangis dan merasa khawatir.
"Betul itu, nyonya Arfan harus optimis."
Ucap abang Vhen menggodaku di iringi tawa dari semua.
"Apaan?". Kataku sambil mencubit lengan abang Vhen.
"Aauuww, sakit tau. Perih juga ya.." Gerutu abang ku.
"Ciiieeee... Mukanya memerah." Sambung abang yang masih menggodaku.
Aku tidak tau wajah ku seperti apa yang di bilang memerah sama abang. Yang ku rasa wajahku panas, pipiku sakit menahan untuk tidak tersenyum, tapi tetap aja.
Aku merasa aneh saat di goda sama abang. Sontak keluargaku tertawa.
"Ayah, gak kan?"
Rengek ku memelas pada ayah mencari pembelaan.
Ayah masih tertawa.
"Iya, enggak kok, itu kan karena blush on nya yang ketebelan." Kakak ku ikut bersuara meledekku. Mamah jadi tertawa.
Jelas aku tidak memakai blush on. Aku sendiri tidak menggunakan makeup. Apalagi saat berada di rumah.
Aku tahu aku sedang di goda oleh keluargaku. Terutama abang Vhen dan kak Mashel.
"Jadi dah suka nih...." Ucap abang.
"Au ah, gelap." Jawabku.
"Gitu aja ngambek...." Ucap abang Vhen.
"Bagaimanapun Ayah dan ibu terserah pada keputusan mu saja. Karena yang menjalani nya kamu. Apalagi ini urusan hati. Kami hanya bisa memberi pendapat dan pandangan saja. Dan pastinya doa kami selalu untukmu."
Ucap ayah yang di angguki oleh ibu tanda setuju.
"Abang selalu mendukungmu." Ucap abang mengelus kepalaku sayang.
"Iya, kakak juga. Apapun kakak doakan semoga Allah memberi kemudahan untukmu mengambil keputusan. Tapi,, kakak sangat mendukung Yevn sama Arfan, iya kan mah."
Ucap kakak yang di setujui sama ibu.
"Banget kak...., toss." Ujar abang Vhen bangkit dari duduk nya mengulur tangan pada kak Mashel. Kemudian di sambut dengan tangan kak Mashel dan bertoss ria.
Ibu sama ayah hanya menggeleng tertawa dengan tingkah kakak dan abang ku.
"Eh, kak. Suamimu mana?" Tanya ayah pada kak Mashel.
"Oh, Mas Khalif di kamar, tadi ada telfon dari teman kerjanya." Jawab kak Mashel.
"Ya udah, kakak nyusul mas Khalif dulu ya."
Ucap kak Mashel yang berlalu meninggalkan ruang keluarga setelah pamit.
"Ya udah, mamah mau lanjut di dapur masak buat makan siang."
Ucap ibu yang siap untuk bangun, namun kembali terhenti.
"Kamu kan belum sarapan, Yevn." Ucap mama melihat ke arahku.
"Gak mah, belum lapar." Jawabku. Inilah kebiasaan buruk ku. Aku susah di suruh makan tepat waktu. Terutama sarapan.
"Kenyang mikirin si doi." Ucap abang ku yang suka sekali menggodaku.
Abang Vhen berlalu ikut bersama ibuku menuju dapur.
Aku memonyongkan bibirku mendengar perkataannya.
Ayah hanya tertawa. Mengambil remote tv dan menekan tombol on.
Aku melihat ponselku dan kaget mendapati ada 14 panggilan tak terjawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
🌹S RosEMarY 🌹🕌
kamu pasti bisa Yevn
2021-04-28
1
Dhina ♑
#77
2021-04-04
0
Hellen Keller
hrs makan teratur yevn. dan jg hrs meluangkan waktu utk sarapan
2021-02-06
2