"Yevn, kamu mau menikah sama kakak?"
Aku menatap ke arah kak Arfan penuh tanya. Aku mencari jawaban di raut wajahnya, ini hanya gurauan kan? Hati aku penuh pertanyaan pertanyaan menyangkal ucapan, kata kata dan pengakuan kak Arfan.
"Sejak kapan kak?" Tanyaku.
"Sejak lama. Dan perasaan itu semakin kuat ketika kamu datang bersama Vhen ke tempat kakak buat latihan pertama kali."
Jawab kak Arfan menjelaskan.
Aku semakin kaget dengan penjelasan kak Arfan. Bagaimana mungkin.
"Kakak jangan bercanda kak, ga lucu, aku yakin ini pasti prank nya kakak."
Ucapku sedikit ketawa kaku. Aku berusaha menyangkal semua yang telah ku dengar dari kak Arfan.
Padahal aku sendiri tahu, ini semua bukan guyonan kak Arfan.
Kak Arfan tidak akan bercanda seperti ini. Aku tahu itu.
"Apa kakak terlihat sedang mengerjaimu, Yevn?"
Tanya kak Arfan menatapku. Memberikanku menemukan sendiri jawaban di wajahnya.
Jelas aku tidak menemukan kebohongan atau hanya guyonan di wajah kak Arfan. Kak Arfan berkata jujur.
Aku masih tak percaya dengan pengakuan yang di ucapkan kak Arfan.
Ada banyak pertanyaan yang bermunculan dan menari nari di kepalaku. Tapi aku tak bisa berucap. Aku tidak mengerti dengan apa yang sedang aku rasakan saat ini.
Yang jelas ada rasa takut yang membuncah di hatiku. Aku kembali menoleh ke kak Arfan yang masih menatapku.
"Aku tidak bisa kak, maafkan aku."
Ucapku tak mau lagi memikirkan pertanyaan pertanyaan yang bersarang di kepala ini.
"Ini seharusnya tidak terjadi." Tambahku.
Kak Arfan masih menatapku,
"Tapi kenapa?" Tanyanya.
Aku diam, masih ragu dengan apa yang aku pikirkan dan dengan apa yang aku rasakan dalam hati ini.
Yang jelas aku tau bahwa aku sedang cemas dan takut.
"Aku masih kuliah kak. Umurku juga masih muda untuk menikah. Dan aku tak berniat untuk pacaran."
Aku berasalan menanggapi pertanyaan kak Arfan.
"Kakak tau Yevn, kamu sendiri pernah bilang jika jika jodohmu sudah datang maka kamu siap untuk menikah. Bahkan orangtua mu juga senang mendengar ucapanmu. Lagian lulus kuliah bukanlah syarat seseorang untuk menikah."
Kak Arfan menatapku tajam.
"Kakak sudah menyampaikan isi hati dan niat kakak, kakak tidak tau bagaimana perasaan mu pada kakak. Dan tidak mungkin juga kakak memaksamu untuk menerima kakak."
Ucap kak Arfan menatapku sayu. Ada nada sedih yang ku tangkap dalam kalimatnya.
"Aku memang ga tau dengan apa yang aku rasa kak." Ucapku.
"Tapi aku rasa kakak salah jika menyukaiku." Ucapku menatap pada kak Arfan.
"Ana uhibbuki fillah, Yevn." Suaranya bergetar mengaungkan perasaannya padaku.
Wajahnya penuh harap. Hatiku bergetar mendengar ucapannya.
"Kakak, sungguh aku sangat menyayangi kakak, tapi itu hanya sebatas adik kakak. Aku menghormati kakak sebagai seorang kakak."
"Tapi kakak tidak Yevn. Perasaan kakak padamu adalah peeasaan laki laki pada seorang wanita." Ucap kak Arfan menyanggah ucapanku.
Kak Arfan terlihat frustasi.
"Aku bukanlah yang pantas kak, jikapun aku menerima kakak, jikapun aku mempunyai rasa yang sama terhadap kakak, yang ada aku hanya menyakiti kakak dan keluarga kakak.... Ada hal yang tidak kakak ketahui tentang aku." Jelasku.
Sungguh hatiku sangat sakit mengatakan nya. Aku sendiri tidak kuat mengakui keadaan ku.
"Dek, obatmu di minum."
Suara abang Vhen terdengar dari arah belakangku, aku menoleh pada abang yang sedang melangkah ke arahku membawa obat dan segelas air.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
fiilma
Loh Kok Di tolak sih kk
2021-05-12
3
🌹S RosEMarY 🌹🕌
😭😭😭
sedihhh... Ada apa denganmu Yevn ?
2021-04-28
0
Dhina ♑
#89
2021-04-04
0