“Aku ingin menjadi perajurit, perajurit yang maju dimedan perang, terutama saat perang melawan kerajaan Bei.” ucap Gu Ana dengan wajah yang datar, senyumnya yang sejak tadi melekat di wajahnya tiba-tiba luntur, justru yang terlihat dari pancaran sorot matanya adalah kebencian yang amat besar.
Pernyataan tersebut sontak membuat semua orang terkejut, terutama tuan Gu. Ia sangat terkejut, tentu saja tidak akan pernah setuju, putri semata wayangnya akan kemedan perang? Tentu saja sama saja mengantarkan nyawa dengan suka rela.
“Tidak!” bentak Tuan Gu secara tiba-tiba. “Maaf Yang Mulia, hamba terbawa suasana.” katanya kemudian menenangkan emosinya. “An’er, ayah tahu kau sangat membenci mereka, tapi jangan karna itu kau mau menjadi prajurit An’er.” katanya melembut.
Gu Ana yang sejak tadi mengarahkan pandangannya lurus ke arah peta kerajaan Bei, ingataannya kembali kepada pemilik tubuh ini satu tahun yang lalu. Saat raja dari kerajaan Bei hampir menodainya, padahal saat itu ia baru berusia sembilah tahun. Namun kecantikan yang ia miliki membuat Raja Bei Qing menginginkanya hingga hampir menodainya. Untung saja saat itu pelayan setia dari Gu Ana memrgokinya dan berhasil membuat Gu Ana melarikan diri, namun hal itu menyebabkan pelayan pribadi Gu Ana meninggal dunia. Ditambah lagi perlakuan dan pandangan Putra Mahkota yang penuh nafsu kepada Gu Ana membuatnya semakin ketakutan dan tertekan. Serta perlakuan dari beberapa Putri dari raja Bei Qing yang menatap Gu Ana dengan tatapan benci, iri dan tidak suka semakin
mengguncang jiwanya. Untungnya ia hanya tinggal satu bulan di kerajaan Bei Qing.
Fikirannya akan baik-baik saja setelah mereka keluar dari kerajaan tersebut, namun ternyata salah. Raja Bei Qing takut kejahatannya diketahui oleh orang lain, serta rasa ingin memiliki Gu Ana semakin tinggi hingga memutuskan untuk mengirim pembunuh bayaran untuk meculik Gu Ana dalam perjalanan kembali ke kerajaan Zang, namun usahanya semua telah gagal.
Pagi itu keluarga Gu memutuskan untuk singgah kekuil, mereka berdoa agar perjalanan mereka selamat sampai tujuan, namun nasib naas tak dapat di hindari. Sebelum mereka sampai di perbatasan, anak buah Raja Bei Qing menghadang mereka dengan berpura-pura menjadi bandit, yang menyebabkan mereka terluka parah dan nyonya
Gu meninggal dunia.
Mengingat hal tersebut tanpa sengaja Gu Ana meneteskan airmatanya, meski bukan ia yang merasakannya, entah mengapa ia merasakan sesak begitu dalam ketika memori tersebut keluar, kemudian membuatnya seolah merasakan rasa bersalah yang besar. Melihat Gu Ana meneteskan airmatanya membuat Gu Min khawatir dan memeluk Gu Ana.
“Sudah-sudah, ini bukan salah mu. Semua takdir, jangan menangis lagi. Semua sudah berakhir, kau aman, tidak ada lagi yang akan berbuat seperti itu disini. Kami akan menjagamu.” ucapnya di sela-sela pelukannya. Hal itu mengurangi sedikit sesak dan rasa bersalahnya yang Gu Ana sendiri bingung entah dari mana rasa itu.
Melihat putrinya begitu tertekan dengan rasa bersalah membuatnya iba dan kasihan, tuan Gu takut putri sematawayangnya melakukan sesuatu yang menyebabkan dirinya sendiri terluka. Sementara Gu Ana yang sedari tadi berada dalam pelukan Gu Min sedikit demi sedikit mulai tenang, dan nafas teratur dari Gu Ana mulai terdengar. Ternyata Gu Ana tertidur dalam pelukan Gegenya Gu Min, Gu Min pun mengangkat Gu Ana menuju ruangan lain untuk beristirahat.
Sedangkan Raja, para Pangeran, Jendral Li Zang, Xu Jiali, dan Xu Jiang telihat kebingungan dengan semua kejadian tersebut, melihat wajah mereka yang kebingungan seolah meminta penjelasan, akhirnya tuan Gu membuka suara dan menjelaskan apa yang terjadi dengan Gu Ana saat berada di kerajaan Bei selama satu bulan. Mendengar hal itu sontak membuat mereka merasakan perasaan yang campur aduk, antara kasih, amarah, dan iba menjadi satu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
Oi Min
Dasar predator tu Raja Qing Bei dan pangeran.... Bocah 9 th mo di icip jga...
2021-04-27
0