“Anak ku An’er dia bergerak.” teriak tuan Gu
“Ia sepertinya para Tuan muda dan Nona sudah mulai menunjukkan reaksi, ini bagus.” kata Tabib Long.
Mata mereka terbuka perlahan-lahan, yang membuat mereka meras asilau, dan mengaaptasikannya dengan cahaya yang masuk.
“Tabib Long, anak-anakku.” pekik tuan Gu girang.
“Baik, mari kita periksa dulu, mohon kembali tenang tuan Gu.” jawab tabib Long, sontak membuat tuan Gu terdiam.
“Anak-anak anda baik-baik saja namun mungkin saja terauma yang membekas di kepalanya harus di sembuhkan, agar tidak menjadi masalah dikemuadian hari.” jelas tabib Long.
“Terimakasih banyak tabib.” ucap tuan Gu.
“Ya Tuan, sudah merupakan tugas kami, kalau begitu kami permisi tuan.” pamit tabib Long.
“Ya, sekali lagi terimakasih banyak, aku akan mengantar kalian.” tawar tuan Gu.
“Ah… tidak usah, tolong temani putra dan putrimu saja, aku masih hafal kok jalan keluarnya, tapi mungkin tuan-tuan dan nona muda membutuhkanmu.” ujar tabib Long.
“Baikalh, terimakasih pengertiannya.” sungkan tuan Gu.
Kemudian kembali melihat dan menghampiri anak-anaknya, dengan wajah bahagia dan penuh haru membuatnya tak tahan membendung air matanya.
“Anak-anak, terimakasish telah siuman, ayah benar-benar menyesal tak mampu melindungi kalian.” ucap tuan Gu penuh penyesalan.
“Baik ayah kami tidak apa-apa, sebaiknya ayah jangan terlalu cemas akan kami. Lihatlah ayah mulai kurusan.” jawab Gu Jun.
“Ah yang dikatakan Jun’er sangatlah benar Ayah.” kata Gu Min membenarkan membenarkan perkataan Gu Jun dan di angguki oleh Gu Ana.
“Ayah, Ibu kemana?” tanya Gu Ana penasaran. Tiba-tiba Tuan Gu terdiam, dan kembali memandang ketiga anaknya.
“Ibumu telah meninggal di hari itu.” ucap tuan Gu sambil tersenyum pahit kepada anak-anaknya.
“Tidak papa ayah, ayah masih punya kami. Istirhatlah, disini masih banyak pelayan, ayah terlihat sangat lelah. Pasti ayh selama ini selalu menjaga kami, jadi istirahatlah.”ucap Gu Jun kepada Tuan Gu.
“Baikalh, jika membutuhkan sesuatu panggil saja para pelayan, atau ayah. Ayah ada di pafilium ayah untuk istirahat, jika sudah merasa baikan kalian pergilah kekamar ayah.” ucap Tuan Gu.
Melihat raut waja tuan Gu membuat Gu Ana iba.
“Kami bukan kecewa padamu ayah, kami hanya khawatir padamu, jika sesuatu terjadi padamu, sedangkan kami belum juga sembuh pasti akan semakin membebanimu. Kami sayang padamu Ayah, terlebih hanya kaulah yang kami punyai di dunia ini.” terang Gu Ana, yang menerbitkan senyum bahagia kepada Tuan Gu.
“Kalau begitu cepatlah sembuh.” jawabnya sembari keluar dari ruangan tersebut, dan berjalan menuju pafiliumnya (pafiliun baja).
Ketika merasa yakin bahwa ayahnya sudah pergi jauh Gu Jun memerintahkan seluruh pelayan untuk keluar.
“Keluarlah kalian semua, kami ingin istirahat. Jangan mengganggu kami kecuali kami megizinkan atau meminta.” titah Gu Jun.
Setelah semua keluar Gu Min membuak suara
“Siapa kalian sebenarnya?” tanya Gu Min mengejutkan semua orang.
“Apa maksudmu?” tanya Gu Jun.
“Jujur saja.” ucap Gu Min membuat Gu Ana tercengang.
“Gege, apa yang kau katakana?” sangkal Gu Ana.
“Jangan berbohong.” tegas Gu Min. “Jika kalian tak mau jujur, baikalh biar aku yang memulainya,” lanjutnya.
"Namaku Armin Leihard, aku dari abad 21.” ucapnya seolah meyakinkan, yang berhasil membuat Gu Jun dan Gu Ana tertegun mendengar pengkuannya. “Aku meninggal karena kecelakaan mobil.” lanjutnya.
“Kau Armin Leihard? Anak tunggal dari Mr. Lee Leihard, dan nyonya Ami Leihard?” tanya Gu Jun, tak percaya. Sedangakn Gu Min atau Armin Leihard hanya mengangguk.
“Ah namaku maxim Harron, aku kecelakaan pesawat. Ah… tak ku sangka akan bertemu dengan anda, tuan Armin.” sapanya dengan ramah. “Lalu kau? Ah aku yakin kau pun bukan dari sini.” lanjutnya sambil menatap Gu Ana.
“Hah….” Gu Ana melepaskan nafas kasar lalu memandang mereka satu persatu.
“Sungguh kehormatan bertemu kalian di sisni, baiklah aku tak dapat mengelak lagi.” ucapnya sambil tersenyum. “Kalian kenal keluarga Hanvei?” tanya Gu Ana, sontak membuat mereka mengangguk. “Aku adalah Ariana Hanvei, putri tunggal dan anak bungsu keluarga Hanvei.” lanjut Gu Ana atau lebih tepatnya Ariana.
“Apa yang membuatmu kemari?” tanya Gu Min penasaran.
“Aku dan kakak ku seorang anggota militer, dan kebetulan sebelum aku berada di sini aku menjalankan misi, dan ,tertembak. Aku kehilangan banyak darah dan berada di sini.” jelas Ariana atau Gu Ana.
“Sungguh miris, septertinya kita berada di masalalu.” ucap Gu Jun tersenyum miris.
“Jangan fikirkan dan tangisi hal itu, ini takdir. Ah aku lebih tua dari kalian panggil aku Gege. Kita harus berdabtasi.” ucap Gu Min, diangguki olah Gu Jun.
“Ah kebetulan aku tidak pernah memiliki adilk selama ini, ah begini rasanya memiliki adik.” ucapnya sambil menggoda Gu Jun.
“Hei jangan menggodaku, bair bagaimanapu aku yang paling imut di antara kalin.” kesal Gu Jun membuat mereka tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
azka aldric Pratama
kirain cuma ana yg transmigrasi 😂😂😂
2022-03-01
2
Anonymous
knp tuan gu sklrg bs kecelakaan,mn flashnya?trs masa cuma diceritakan doank dy bs mati,bknnya dy sdh slesai misi n mau pulang,trs langsung tdk sadar n berdarah,ksh plot adegan flash ttg itu donk thor,walaupun dikit,br mdh dipahami
2022-02-16
0
Oi Min
Wah..... Ketiga anak tuan Gu dri masa depan semua....
2021-04-27
1