“Mei keluarlah dulu dengan para dayang.” akhirnya Gu Min membuka suara, memecahkan keheningan.
Dengan perintah dari tuan pertama semua dayang keluar dengan teratur, setelah Gu Min yakin semua dayang keluar dan memastikan hanya mereka yang tersisa di kediaman tersebut, akhirnya ia mengajak semua berpindah ruangan. Secara sekias ruang tamu tersebut hanya sebuah ruangan persegi empat terdapat beberapa jendela dan
satu pintu. Namun ruangan tersebut tak sesederhana itu, ruang tamu tersebut dilengkapi dengan pintu rahasia menuju ruang bawah tanah.
Semua tamu merasa takjub dengan ruang bawah tanah tersebut, karna di setiap ruangan memiliki fungsinya masing-masing. belum lagi setiap tulisan yang terukir sungguh indah. Setiap pintu ruangan yang terbuat dari kaca yang bening menampilkan isi dalam ruangan tersebut. Gu Min memimpin mereka semua ke salah satu ruang bawah tanah yang berada di ujung ruangan tersebut dengan bertuliskan ‘Meeting Room’ dimana itu merupakan tempat keluarga Gu melakukan diskusi bersama. Ruangan tersebut dilengkapi dengan satu meja bebentuk persegi panjang, 20 kursi yang tersusun rapi di samping meja, kemudian di tamabah beberapa lemari, lalu terdapat satu papan tulis hitam disertai beberapa buah kapur putih.
“Silahkan yang mulia.” kata tuan Gu kepada Raja Zang Zuan.
“Terimakasih, baiklah kita lanjutkan.” kata Raja Zang Zuan.
Saat semua sudah mulai duduk di tempat, tiba-tiba Gu Ana datang dengan heboh membawa beberapa cemilan di tangannya.
“Ah… Aku takut kita kelaparan jadi aku membawa beberapa cemilan.” katanya sambil cengengesan. Melihat hal tersebut sontak membuat Gu Jun memutar bolamatanya, ia bingung dengan kelakuan Jeijei nya yang sangat suka makan.
“Jeijei aku kira perutmu denar-benar karet, aku khawatir kau akan gemuk seperti sebuah kendi besar.” ejek Gu Jun kepada Gu Ana.
“Aduh adikku sayang, Jun’er kau sangat perhatian sekali dengan Jeijeimu ini. Aku sungguh merasa tersanjung.” kata Gu Ana dengan wajah dibuat seolah terharu. “Tenang saja aku akan tetap menjadi Meimei mu yang imut dan cantik, dan para pemuda yang sangat menggemariku tidak akan berkurang, ah mungkin saja akan bertambah.” sambung Gu Ana sombong sambil berpose imut sambil mengedipkan matanya, sontak membuat semua yang ada di ruangan melongo tak percaya dengan kata-kata Gu Ana. Sedangkan Gu Jun hanya menampilkan wajah mual di depan Gu Ana.
Lain halnya dengan pangeran ke-empat yang melihat hal terebut aneh, jujur ia baru bertemu dengan orang seperti itu, dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
"Tuhan… kenapa ada orang yang seaneh anak ini? Lagian dengan sifat yang seperti ini bagaiman ayahanda mau bekerja sama dengan nya?" ucapnya dalam hati sambil melihat Gu Ana dengan sini.
Sedangkan yang dipandangi malah sibuk dengan cemilan yang ia bawa.
“Hemm… baiklah kita lanjutkan saja rapat kita.” kata raja Zang Zuan mengembalikan fokus kepada inti pertemuan.
Gu Min mulai menjelaskan beberapa informasi kepada orang-orang dalam ruangan tersebut, dengan menggunakan media tulis di papan tulis tersebut, serta menyebutkan beberapa, sedangkan yang lain mangut-mangut mengerti tentang semua informasi tersebut, setelah selesai menjelaskan semua informasi tersebut Gu Min kembali ketempat duduknya.
“Baiklah aku mengerti semua informasih tersebut, namun aku ingin tahu apa yang kalian inginkan untuk menukar informasi tersebut?” tanya raja Zang Zuan.
“Yang mulia kami tidak mem…” Ucapan Tuan Gu tiba-tiba dipotong oleh Gu Ana.
“Aku ingin menjadi perajurit, perajurit yang maju dimedan perang, terutama saat perang melawan kerajaan Bei.” ucap Gu Ana dengan wajah yang datar, senyumnya yang sejak tadi melekat di wajahnya tiba-tiba luntur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
yudi
❤️
2022-09-16
1
Yuli Yanti
❤️🌹
2022-09-16
1
Oi Min
Ana sdah gatel pengen gelud
2021-04-27
0