“Tak apa saya yang menelfon mereka, ohya terimakasih kerja samanya untuk Capten Senior Riky dan keluarga besar Candana, saya pamit.” ucap Ariana sambil berlari meninggalkan mereka.
15 menit berlalu kini mereka sudah sampai di markas besar militer Indonesia, namun sebuah tak disangka Ariana sejak beberapa menit yang lalu telah tidak sadarkan diri, dengan darah yang keluar cukup banyak akibat luka tembakan.
“Bagaimana ini? Segera bawa ke ruang rawat, Capten Ariana sudah tidak sadarkan diri.” kata salah satu perajurit.
“Baik.” seru para perajurit lainnya.
Semua orang dibuat heboh oleh kedatangan Ariana yang sudah tak sadarkan diri, dokter disibukkan dengan merawat Ariana, sedangkan letnan menelfon keluarga dari Ariana.
Di tempat lain terjadi pembantaian terhadap keluarga pedagang kayaraya, keluarga tersebut tengah melakukan perjalanan dari kuil menuju kediaman. Alhasil istri, Putri dan kedua Putra dari pedagang tersebut keritis, sedangkan pedagang tersebut hanya mengalami luka-luka yang cukup serius. Sesampainya di ibu kota masyarakat dihebohkan dengan kepulangan keluaga pedagang kayaraya tersebut, kereta yang mereka tunggangi kini terdapat percikan darah dimana-mana, pengawal yang terluka, serta kain penutup yang telah robek, sehingga menampilkan keadaan bagian dalam kereta.
“Tabib, panggilkan tabib Long.” teriak Tuan Gu Hai kepada para pelayang yang ada di rumah tersebut. Semua pelayan panik dan mempersiapkan sebuah ruang keluarga untuk keluarga tersebut. Tuang Gu Hai dan pengawal segera membawa Nyonya Gu, Para tuan muda Gu, dan nona Gu ke ruangan tersebut. Tak bersalang lama tabib
Long pun masuk dan langsung memeriksa keadaan keluarga tersebut, ia meminta para dayang, pengawal, dan Tuan Gu untuk sementara keluar dari ruangan tersebut.
“Mohon maaf bisakah tinggalkan kami disini? Saya butuh konsentrasi untuk memeriksa para korban.” ujar tabin Long sambil mengalihkan perhatiannya kepada Tuan Gu, guna mendapatkan persetujuan.
“Baik, mohon pertolongannya tabib Long.” jawab Tuan Gu sembari melangkahkan kaki keluar dari ruangan tersebut.
“Saya akan berusaha, Li, Si dan San tolong bantu aku mengurus mereka, sedangkan kau song obati luka Tuan Gu setelah itu beberapa perajurit lainnya.” jawab tabib Long.
5 menit pemeriksaan dilakukan, tabib Long keluar dengan wajah yang sulit diartikan, dengan sangat berat hati ia mengatakan.
“Hem... Tuan Long ketiga anak anda mengalami masa keritis saat ini, namun...” ucapan tabib Long tergantung sehingga membuat Tuan Gu sangat tidak sabar ingin mendengarakan ucapan tabib Long, hingga membuat sekujur tubuh meneganga.
“Ada apa dengan Lie’er?” tanya tuan Gu.
“Mohon maaf sepertinya Nyonya Gu meninggal didalam perjalanan pulang anda.” ucap tabib Long menyesal.
Kata-kata tersebut merupakan pukulan besar untuk tuan Gu, belum lagi dengan menerima kabar bahwa anak-anaknya tengah keritis saat ini, namun tuan Gu mencoba untuk tegar demi anak-anaknya.
“Siapakan pemakaman untuk Lie’er.” dengan pandangan lurus memandangi wajah istrinya yang sangat ia sayangi. Air matanya tak berhenti utuk terus menetes, menyaksikan apa yang terjadi, harapan satu-satunya dalah anak-anaknya yang kini tengah terbaring lemah.
Satu minggu kini berlalu anak-anak tuan Gu masih belum menunjukkan reksi apapun, namun dengan tekun tuan Gu dan tabib Long terus-terusan mengobati nona dan para tuan muda Gu. Tuan Gu termenung menyaksikan anak-anaknya yang masih terbaring lemah, tampa disengaja pandangan tuan Gu mengarah kepada anak perempuannya nona Gu Ana. Nona Gu Ana menggerakkan tangan dan sontak membuat Tuan Gu terkejut dan memanggil tabib Long.
“Anak ku An’er dia bergerak.” teriak tuan Gu.
“Ia sepertinya para Tuan muda dan Nona sudah mulai menunjukkan reaksi, ini bagus." kata Tabib Long.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 355 Episodes
Comments
Anonymous
blm pham,tb2 langsung gk sadar,itu kenapa,ada flash ttg itu gak?
2022-02-16
0
Siti Nurain
Kadang2 ketawa sendri, kadang2 nangis.... Walaupun dah baca banyak kali, tetàp nak baca lagi
2022-01-16
0
HNF G
apa ketuker ariana sm an'er?
2021-07-15
0