Elena perlahan membuka matanya.Kepalanya masih terasa sedikit pusing. El mengedarkan pandangan menatap ruangan yang bukan kamarnya.
"Di mana ini," gumannya.
El melihat tangannya yang sudah terpasang selang infus. El menghela ternyata ini dirumah sakit. Tapi siapa yang membawa dirinya ke rumah sakit. El hanya ingat pertemuannya dengan Dika.
"Apa... kak Dika membawaku ke rumah sakit," guman El.
El melihat seisi ruangan yang dia tempati tapi tidak ada siapapun. El membaringkan kembali tubuhnya di ranjang pasein. El menoleh ke arah pintu masuk yang telah di buka.
Ceklek... !
Dika masuk dengan membawa sebungkus plastik berisi makanan. Dika tersenyum melihat El sudah sadar dari pingsannya.
"El... kamu sudah bangun," ujar Dika.
El ingin bangkit duduk segera Dika membantunya dengan menyandarkan tubuh El dengan bantal.
"El... kamu makan dulu yah. Sehabis makan kamu minum obat,":ucap Dika.
El mengangguk. "Iya Kak!"
Dika memindahkan bubur ayam yang dia beli ke dalam wadah dan bersiap untuk menyuapkan bubur pada Elena.
Elena menggeleng tidak mau saat Dika ingin mensuapi dirinya bubur. "Tidak usah Kak, El bisa sendiri."
Dika mendesah. "Hah... El, kamu masih lemah, biar Kakak yang menyuapi dirimu."
El pasrah saja karna Dika keukeh ingin menyuapinya. "Baiklah Kak!"
Elena makan dengan lahap hingga bubur yang diberikan Dika habis. Dika memberi El obat setelah itu membaringkan tubuh El agar istirahat. Elena meraih tangan Dika saat Pria itu beranjak pergi.
"Kak... terima kasih sudah membawaku ke rumah sakit," ujar El.
Dika tersenyum mengenggam tangan El. "Kamu kayak sama siapa saja. Kakak akan selalu menjagamu."
Dika ingin bertanya mengenai kondisi El tapi dia ragu akan menyingung perasaan El. Tapi jika dia tidak bertanya bagaimana pria ini mengetahui kondisi El.
"Hem... El, apa kamu tidak ingin bicara sama Kakak?"
"El... kamu anggap Kakak sebagai Kakakmu bukan?" tanya Dika.
Kening El berkerut bingung akan pertanyaan Dika. "Maksud Kakak apa?"
Dika menelan ludah kemudian berdehem untuk memberitahu kondisi El yang di katakan oleh Dokter. "El... kamu kelelahan dan tubuhmu lemah di tambah lagi di sekujur tubuh kamu ada-"
Dika tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Dika mengusap lembut kepala El.
El terpejam matanya sudah mengeluarkan air mata. El tahu apa maksud dari pertanyaan Dika karna Dokter sudah pasti memberitahu Dika.
"Hiks... hiks... hiks... maaf Kak."
Hanya kata maaf yang terucap dari bibir El.
Dika menghapus airmata di pipi El. "Jika kamu tidak ingin cerita, Kakak tidak akan memaksa kamu."
El mengeleng. "Tidak Kak, aku akan cerita tapi Kakak janji untuk merahasiakan hal ini."
Dika mengangguk mendengarkan semua penjelasan dari Elena.
Dika kelihatan shock saat mengetahui El sudah bersuami. Dika prihatin akan kondisi El di usia yang begitu muda sudah menanggung beban hidup yang berat.
Elena diharuskan menginap semalam di rumah sakit dan Dika dengan setia menemani El.
Kevin pulang di apartemen pukul 9 malam tapi tidak mendapati El dalam rumah.
Kevin mencari ke segala ruangan tapi tidak menemukan El.
Kevin menelpon ponsel milik El tapi tidak aktif.
Kevin berdecak. "Di mana El, kenapa ponselnya tidak aktif sih. Awas aja kalau jalan bareng Dean," dumel Kevin.
Kevin beranjak pergi tidur seraya menunggu El pulang. Hari ini sangat melelahkan bagi Kevin menemani Amel.
******
Pagi menyonsong Kevin masih tidak mendapati istrinya pulang.Kevin khawatir akan keadaan El. Pikiran Kevin sudah mulai panik tidak mendapati istrinya dan ponsel El juga tidak bisa di hubungi.
"Kemana El... bikin cemas saja. Haruskah aku tanya pada Dean dan Raka," guman Kevin.
Kevin menggeleng kepala mengurungkan niatnya untuk menghubungi Dean dan Raka.
"Arghhhhhhh... !" teriak Kevin frustrasi.
"Kamu di mana El... kenapa tidak pulang," ujar Kevin. Dengan menarik rambutnya.
Dering ponsel Kevin berbunyi. Amel menelpon Kevin untuk segera menjemput dirinya agar bisa berangkat sekolah bersama.
Kevin sedikit kesal akan telpon dari Amel, saat ini dirinya mencemaskan El.
Kevin mengambil kunci lalu keluar apartemen.
Kevin sampai disekolah bersama dengan Amel.
Kevin tergesa-gesa ingin sampai di dalam ruang kelas. Mungkin saja El masuk sekolah hari ini pikirnya. Hingga bel jam masuk berbunyi El masih tidak tampak batang hidungnya.
Kevin, Amel, Dean dan Raka berada di kantin sekolah. Amel memperhatikan Kevin yang hanya mengaduk-Aduk makanannya saja.
"Kev... kamu kenapa, sakit?" tanya Amel.
Kevin mengeleng. "Tidak koq, cuma gak nafsu saja," kilah Kevin.
"Kevin... El gak masuk sekolah, yah?" tanya Dean.
Kevin tersentak kenapa Dean bertanya padanya, apa Dean tahu akan hubungannya dengan El. "Kenapa tanya gue?"
"Ck... loe kan satu kelas sama El, dari kemarin gue telepon dan chat tapi gak dibalas, nomornya juga gak aktif," ujar Dean.
Kevin bernafas lega pikirannya saja yang kacau saat ini. Di kira Dean tahu akan statusnya tapi tidak. Tapi Kevin semakin cemas telapak tangannya sudah basah karna terus mengepal. Itu artinya El tidak bersama Dean.
"Gimana... kalau sehabis pulang sekolah kita kerumah El," ujar Raka.
"Oke... sehabis pulang sekolah kita kerumahnya. Gue takut El kenapa-kenapa," ucap Dean.
"loe mau ikut gak, Kevin, Amel?" tanya Raka.
Baru saja Kevin ingin menjawab untuk ikut tapi Amel sudah bicara terlebih dulu.
"Kita berdua gak ikut, kalian saja," ujar Amel.
Kevin mendelik kesal."Lho... kenapa?"
Amel tersenyum sinis. "El bukan teman gue, jadi buat apa gue kerumah dia."
Aku harus cari alasan buat kerumah sewa untuk ketemu El, batin Kevin.
"Kalau kamu... gak mau ikut, biar kita saja yang kesana Mel. Mungkin El lagi sakit sampai tidak masuk sekolah," ujar Kevin.
"Kev... kamu hari ini temankan aku belanja di mall. Ngapain sih, pake jenguk El segala."
Amel mengerucutkan bibir kesal.
Raka dan Dean memutar mata malas mendengar perdebatan pasangan kekasih itu. Kevin merasa geram tidak dapat berkata apa-apa. Dia harus mengikuti Amel daripada mencari istrinya.
"Biar kita berdua saja yang kerumah El," ujar Raka.
Kevin izin ke toilet untuk menelpon seseorang. Sekali lagi dia mencoba menelpon ponsel El tapi tetap tidak aktif. Kevin memutuskan untuk menelpon anak buahnya.
"Kamu sebar semua anak buahmu. Cari istriku sampai dapat, aku akan kirim fotonya padamu," ucap Kevin di telepon.
Dimana kamu El, batin Kevin.
Kevin meninju tembok toilet menumpahkan kekesalannya.
"Apa El kabur dari gue. Kemarin malam gue memperlakukan El dengan kasar!"
Kevin geleng-geleng kepala.
"Gak mungkin, El sempat berapa kali telepon gue tapi gue reject," guman Kevin.
Jam pelajaran sekolah berakhir. Dean dan Raka bersiap untuk pergi ke rumah sewa El. Sedangkan Kevin pergi menemani Amel jalan ke Mall. Meski hatinya cemas mengkhawatirkan El tetap saja Amel prioritas utamanya.
Tbc
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Dewi Anjasmaraa
CK CK CK anak SMA punya banyak anak buah dunia halu emang beda
2024-10-19
1
Borahe 🍉🧡
Sebenarnya biar El gal nikah ttp banyak yang melindungi nya apa lg sahabat" nya
2024-08-28
0
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
makan tuh amel 🤬
2024-03-12
0