Elena sampai di apartemen setelah Dean mengantarnya. El membuka pintu apartemen ruangan tampak gelap.
El menutup pintu seketika dia terperanjat kaget lampu ruangan tiba-tiba saja menyala.
El melihat Kevin yang ternyata sudah duduk menyilangkan kaki di sofa.
El gugup tak kala Kevin menatap tajam dirinya. Kevin berdecak melihat arloji di pergelangan tangannya.
El sadar ini sudah larut malam dan dia baru pulang. Tapi dia juga tidak menyangka, jika Kevin pulang lebih awal. Setidaknya ini malam minggu, mestinya Kevin akan menghabiskan waktu bersama Amel lebih lama.
Elena gugup untuk menyapa Kevin. "Kevin... kamu sudah pulang?"
El bertanya basa-basi menghilangkan gugup di wajahnya. "Belum tidur Kev?"
Kevin masih terdiam tidak menjawab pertanyaan istrinya. El semakin takut jika Kevin marah padanya. El mendekati Kevin lalu duduk di sofa sebelahnya.
Kevin membuka suara dengan nada sedikit tinggi. "Jam berapa ini El? aku bukannya menyuruhmu pulang tapi kenapa kau pulang selarut ini?"
El tersentak benar dugaannya Kevin akan marah. "Maaf Kev... aku harus balik ke rumah sewa agar Dean tidak curiga aku tinggal di apartemen mewah ini," ujar El terbata-bata.
Kevin beranjak berdiri mendekati El.
El memundurkan tubuhnya sedikit menjauh dari Kevin. Matanya takut untuk menatap wajah Kevin.
Kevin mendekati El dan duduk disampingnya. Kevin meraih wajah El dan di tatapnya wajah itu.
"Lihatlah... ini wajahmu sangat cantik dengan mata emerald, bahkan Amel saja kalah," ujar Kevin.
Elena bergetar tatapan mata Kevin seolah-olah ingin memcabiknya. Elena melepas tangan El dari pipinya. "Kev... aku mau ke kamar."
Kevin merubah raut wajahnya menjadi lembut. "Baiklah sayang... tapi kamu harus membersihkan dirimu, bukan?"
Kevin menarik tangan Elena masuk kamar. Kevin membawa Elena masuk kamar mandi. Elena di letakkan di dalam bathtub lalu Kevin menghidup kran shower.
Elena sangat takut apa mungkin Kevin akan memandikanya dengan air dingin. "Kev... apa yang ingin kamu lakukan?"
Kevin menyeringai. "Tentu saja memandikan dirimu."
Elena kaget Kevin menyiram dirinya dengan air shower yang dingin. El basah kuyup dengan pakaian yang masih melekat. Bibir El bergetar karena kedinginan.
Kevin tersenyum sinis melihat El kedinginnan. "Ini hukuman untuk istri yang tidak patuh seperti dirimu."
Dengan bibir yang bergetar El bicara. "Maaf Kev... aku tidak akan mengulanginya."
Kevin berhenti menyiram El lalu melempar handuk ke arah El. "Cepat... ganti pakaian basahmu."
Kevin keluar dari kamar mandi lalu duduk di atas tempat tidur sembari menunggu El berganti pakaian. Kevin mengepal tangan tak kala teringat Dean yang memeluk El dengan erat di cafe. Dia merasa gusar seakan emosinya terbakar saat dia sampai di apartemen El belum kembali pulang.
Satu setengah jam Kevin menunggu barulah El pulang. pikirannya sudah kemana-mana karna Dean mengantar El pasti mereka menghabiskan waktu bersama, begitulah pikiran Kevin saat itu.
El keluar dengan memakai kimono. Kevin melirik El dengan raut wajah gusar.
Kevin menarik tangan El hingga tubuhnya El terjatuh di kasur.
Kevin mengukung El di bawahnya. "Bagian mana lagi yang di sentuh oleh Dean?" tanya Kevin.
Elena kaget akan pertanyaan Kevin. "Apa maksudmu?"
Kevin berdecak. "Cih... kau membiarkan Dean memelukmu El."
El sedikit lega karna Kevin tidak tahu Dean menciumnya. "Kev... itu hanya pelukan seorang sahabat," ujar El.
Kevin mulai melepas kimono El. "Kau pikir Dean memelukmu sebagai sahabat. Kau jangan membodohi diriku El. Kau telah menipuku, kau tidak jujur denganku bahkan kau memperlihatkan wajah aslimu pada temanmu dan bukan suamimu sendiri," hardik Kevin.
Kevin menyeringai. "Sekarang kau harus dihukum, bukankah kau sangat suka di hukum El?"
El mengeleng. "Tidak... maafkan aku Kev!"
"Sudah terlambat sayang," ujar Kevin smirk.
Kevin melakukan tugasnya sebagai suami. El menjerit sakit Kevin sangat kasar padanya.
"Sakit Kev," lirih El.
"Ini... agar kau jera El dan akan patuh selalu padaku," hardik Kevin.
"Aku tidak akan mengulanginya lagi, maafkan aku," lirih El.
Kevin tidak peduli dengan tangisan El. Saat ini dirinya sudah terbakar emosi akan prilaku El.
Kevin melihat tatapan mata Dean bukan seperti tatapan pada teman biasa tapi tatapan pada wanita yang di cintai.
Elena merasa kelelahan hingga dirinya tertidur. Kevin masih saja melakukan aksinya hingga El tertidur barulah dirinya berhenti.
Kevin bangkit dari tubuh El mengambil handuk lalu membersihkan diri dalam kamar mandi.
Kevin menguyur dirinya di bawah pancuran air shower mendinginkan kepala dan hatinya yang terbakar amarah.
"Apa... gue cemburu pada El dan Dean. Gak, gue gak mungkin cemburu. Ini karna El adalah milik gue," guman Kevin.
Kevin keluar kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap. Kevin mendekati El di ranjang lalu membersihkan tubuh El dengan lap basah, lalu memakaikan El pakaian agar tubuhnya hangat.
Kevin mengusap lembut kepala El. "Kamu sangat cantik El!"
"Bren***k loe Dean, berani sekali kamu memeluk istriku," guman Kevin.
Kevin membaringkan tubuhnya disamping Elena. Memejamkan mata lalu tidur dengan mendekap Elena di dada bidangnya.
******
Dering ponsel Kevin berbunyi. Kevin mengerjapkan matanya perlahan bangun. Kevin mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. Satu panggilan tidak terjawab dari Amel dan empat pesan chat dari Amel.
Kevin membaca pesan chat dari Amel ternyata pacarnya itu mengajaknya pergi kencan di hari minggu. Kevin melirik jam beker yang berada di sampingnya. Jam menunjukkan pukul 9 pagi.
Elena masih tertidur lelap di sampingnya. Kevin mencium kening El lalu beranjak mandi. Selesai mandi Kevin mengambil kunci mobil dan segera pergi menemui Amel.
Elena bangun dari tidur lelapnya. El merasakan pusing kepala dan tubuhnya terasa remuk redam. El tertatih berjalan membersihkan diri.
kepala El semakin pusing tubuhnya panas juga lidahnya terasa pahit.
Tengah malam Kevin menyirammya dengan air dingin pantas saja jika tubuhnya sekarang menjadi demam. El mencari kotak obat agar panasnya mereda tapi obat demam sudah kedarluwarsa. El mencoba menelpon Kevin tapi Kevin selalu mematikan telpon darinya.
Elena keluar dari apartemen dengan menahan pusing di kepalanya. Elena berniat memesan ojek online untuk mengantarnya ke apotik terdekat.
Sebuah motor Sport merah berhenti di depan El. Pria itu membuka helm lalu tersenyum menatap El.
"Kak Dika disini?" tanya El.
Dika mengangguk. "Iya... Kakak kebetulan lewat lalu lihat kamu berdiri di depan jalan."
Dika menatap wajah El yang pucat. "Elena kamu sakit?"
El mengangguk. "Iya Kak... kepala El pusing, sekarang El mau ke apotik beli obat."
Dika menempelkan tangannya ke kening El. "Panas sekali El... lebih baik kita kerumah sakit," ujar Dika.
"Gak usah Kak, minum obat sembuh koq."
Mata El berkunang-kunang pandanganya gelap lalu.
Bruukkkk... !
Tbc
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Bundane Sinta
aku smpai😭😭😭baca y torr kasian elena
2022-12-14
0
Neyza Shashee OlshopPemenang
coba aja ini diperankan anak kuliahan klu gak bisa org dewasa....
iyaa Thor..si Kevin kpan ngurusin kantornya katnya dia yg ngurus prushaan??????
2022-11-14
1
Maria Ulfa
padahal elena banyak yg menyayangi nya loh,kok si kepin tega gitu
2022-06-13
1