Elena dan Bela sampai di villa mewah milik Dean.
Elena mengedarkan pandangan ke sekitar wilayah Villa. Sudah lama Elena tidak menginjakkan kaki di villa yang penuh kenangan bersama ketiga sahabatnya.
Elena mengajak Bela untuk masuk ke dalam villa, El memencet bel villa.
Ting... tong... !
Pintu di buka oleh Raka dengan senyum manis saat melihat Elena dan Bela.
"El... akhirnya kamu sampai juga," ucap Raka.
"Gak di suruh masuk nih, diam di depan saja," ujar El.
Raka cengengesan lalu mempersilahkan El dan Bela masuk dalam villa. Dean melihat El datang segera memeluknya. "Lama banget sih datangnya," ujar Dean.
Elena menyengir kuda. "Tadi... singgah dulu ke tempat wisata dekat sini."
Dean mencubit hidung El. "Kebiasaan deh, pake acara singgah segala."
El mengosok hidungnya yang merah. "Ish... hidungku merah nih."
Dean tertawa. "Biarin."
Raka dan Bela tertawa kecil melihat keakraban Elena dan Dean.
Raka memang sudah tahu jika Dean punya perasaan pada El, jadi dia sudah terbiasa akan perlakuan mesra Dean pada El.
Dean mengajak El ke ruang makan karna disana sudah ada Kevin dan lainnya yang tengah makan. Mata El membulat melihat suaminya duduk manis di samping Amel.
Jadi dia sengaja kasih izin buat aku pergi Villa. Kevin kamu memang sudah merencanakan ini bukan, batin Elena.
Gimana kejutannya istriku, batin Kevin.
Dean menarik kursi lalu mempersilahkan El untuk duduk. Natalia yang melihat itu semakin geram dan benci melihat El.
El melirik Dean dan Raka seolah ingin penjelasan kenapa Kevin dan lainnya juga berada di villa.
Dean dan Raka lalu menjelaskan jika mereka sengaja mengajak Kevin, Amel dan Natalia ke Villa biar suasana menjadi semakin ramai. Elena menundukkan wajahnya tidak ingin menatap Kevin.
Dean menegur El yang terlihat melamun. "Elena... kenapa bengong?"
Elena tergagap seketika sadar akan lamunannya. "Gak koq... capek saja habis jalan."
Dean mengambilkan El makanan dan itu tidak lepas dari perhatian Kevin.
Kevin mencengkram kuat sendok di tangannya, dan secara tidak sengaja Kevin menumpahkan minuman ke lantai.
Craang... !
Gelas itu terjatuh dan pecah saat Kevin menyenggolnya. Mereka yang ada di meja makan kaget mendengar suara gelas pecah.
"Sorry banget nih, gue gak sengaja," ucap Kevin.
Elena bangkit dari kursi ingin memungut pecahan beling tapi Dean menghentikan niatnya. "Jangan di pungut!"
"Nanti tanganmu terluka biar pelayan saja yang pungut," ucap Dean.
Natalia mendelik kesal akan perhatian Dean pada El. "Kamu itu perhatian banget sama El, seperti bukan perhatian pada sahabat tapi pacar."
"Elena... memang pacar Dean," sahut Raka dengan mulut yang penuh makanan.
"Apa?" ucap mereka serempak.
Kevin menatap El tajam, sedangkan Natalia semakin menabuhkan genderang permusuhan dan Bela kesal karna El tidak jujur padanya.
Melihat berbagai tatapan yang menatapi dirinya El segera menjelaskan perkataan konyol Raka. "Aku dan Dean tidak ada hubungan apapun, hanya sahabat saja."
Dean kecewa saat El mengatakan jika dirinya hanya sahabat. Dean menginginkan lebih dari seorang sahabat. El melihat raut kecewa di wajah Dean. Apa yang bisa di lakukan, mereka saling mencintai tapi El sudah milik Kevin.
********
Elena menuruni anak tangga menuju dapur untuk mengambil minum. Suasana Villa sedikit sepi, Dean dan Raka izin pergi membeli bahan untuk acara barbeque. Natalia dan Bela di kamarnya masing-masing.
Mata Elena membulat melihat kelakuan Kevin dan Amel.
Kevin tengah bercumbu bersama Amel, bahkan bagian atas Amel sudah tanpa penghalang. Amel berbaring di atas meja makan dan Kevin di atasnya.
Elena berdehem keras hingga Kevin menghentikan kegiatan panasnya. "Ehem... maaf, aku tidak sengaja melihat."
Elena melewati Kevin dan Amel menuju kulkas mengambil minum.
Keterlaluan kamu Kevin, apakah kau juga tidur dengan Amel, batin Elena.
Elena pergi setelah mengambil minum. Tapi kedua insan yang masih di liputi gelora itu, masih melanjutkan kegiatan panasnya tanpa memperdulikan Elena.
Kevin masih melanjutkan mencumbu Amel, kali ini Amel sudah duduk di pangkuan Kevin.
Elena pergi dari hadapan dua insan yang tidak tahu malu itu. Elena masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu. Elena meremas dadanya, hatinya hancur melihat Kevin yang bermesraan bersama Amel tanpa memikirkan perasaannya.
Elena terisak menahan perih yang menghujam di dadanya. Rasanya dada itu panas dan ingin meledak. Elena masuk ke dalam kamar mandi mengguyur tubuhnya langsung dengan air shower dingin.
"Kevin... tega sekali kamu menyakiti hatiku," teriak Elena.
Elena menatap wajahnya yang sedikit sembab di depan cermin wastafel. "Ibu... apakah aku tidak bisa di cintai. Mereka semua membuangku, ayah dan keluarga dan sekarang suamiku sendiri tidak menganggapku."
Tok... tok... tok... !
Elena kaget pintu kamar mandinya di ketuk. Elena segera membasuh wajahnya lalu memakai handuk kimono. Elena keluar dari kamar mandi terlihat Bela sudah duduk di atas ranjang tempat tidur.
"Bela," sapa El.
Bela menoleh pada El lalu menyerahkan paper bag berwarna putih pada El. "Ini dari Dean, katanya kamu harus pakai baju ini. Tadi Dean ketuk-ketuk pintu kamar kamu tapi kamunya gak jawab. Makanya dia kasih ke aku."
El mengambil paper bag dari Bela lalu mengeluarkan isinya. Gaun berwarna putih dengan hiasan bunga dan juga sepatu flat yang sesuai dengan gaunnya. Bela dan El tampak takjub melihat gaun yang begitu indah.
"Gaunnya sangat indah, mungkin benar Dean sangat menyukai kamu El," ujar Bela. Menggoda El.
El tersenyum malu. "Ini memang sangat indah, apa aku pantas memakainya?"
"Tentu saja, kamu sangat cantik dan malam ini, aku akan merias dirimu agar semakin kelihatan cantik," ujar Bela.
Bela mulai melakukan aksinya merias wajah Elena. Riasan tipis dengan kesan manis. Rambut panjang Elena di curly dengan sangat cantik. Elena memakai gaun dan sepatu yang di berikan oleh Dean.
Bela membolak balikan tubuh El melihat penampilan El secara menyeluruh. "Perfect... kamu cantik El."
Elena tersenyum seraya bercermin. "Makasih yah Bela, sudah merias aku yang jelek ini jadi cantik."
"Kamu memang cantik El. Tanpa Make Up sudah cantik, apalagi pakai Make Up," ucap Bela.
"Kamu siap-siap juga, kita turun bareng ke bawah," ucap El.
"Oke," sahut Bela.
Dean dan lainnya sudah berada di taman belakang yang sudah di dekorasi. Dean dan Raka mulai acara barbeque di bantu oleh Kevin. Sedang Amel dan Natalia duduk manis di kursi seraya berbincang.
"Nat... Loe yakin masih naksir Dean?" tanya Amel.
Natalia berkerut kening. "Kenapa memangnya?"
"Sampai kapan pun Dean tetap jadi milik gue."
Amel berdecak. "Ck... loe gak lihat dekorasi ini buat Elena. Sudah terbukti kalau Dean cinta mati sama El."
Natalia mengepal tangan. "Aku bakal rebut Dean dari Elena itu."
Tunggu saja tanggal mainnya, Dean sampai kapanpun akan menjadi milikku, batin Natalia.
Tbc
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
mardiana sari
gw sebel sm elena lemah bgt jd cewek.knp pas kevin lg mesra2an sm pacarnya ga divideoin buat tanda bukti dia selingkuh trus kirim ke mamanya kevin.minta cerai dipersidangan kan ad bukti perselingkuhanya.yg kuat jd cewek elena si kevin ga pantes sm km.masa dpn km msh panjang.
2024-10-22
1
kalea rizuky
bejatt
2024-10-11
1
Melizz
gemes sama kelakuan si kevin, awas aja tar pas lo bucin & cinta mati sana el. el nya udah lelah perjuain cinta nya sama suaminya/Panic/
2024-09-18
1