EPS 19

Alvan menaruh ponselnya di atas kasur, ia kemudian berjalan keluar kamarnya, untuk melihat siapa yang menekan bel.

Rahang Alvan mengeras, matanya menatap tajam ke depan. Ia melihat papanya yang sedang duduk di ruang tamu, dengan wanita yang tidak ia kenal, juga anak kecil umur 5 tahunan.

Alvan langsung berjalan mendekat.

"Eh, Alvan. Sini, Van!" Kata papanya Alvan sambil menatap dan tersenyum ke arah Alvan.

Alvan berdecih. "Lama ninggalin anak, pulang-pulang bawa perempuan sama anak kecil?.." sindiran pedas keluar dari mulut Alvan.

"Sini duduk dulu!" perintah papa Alvan. Alvan tidak bergerak sedikitpun.

"Papa bilang Sini!!" Akhirnya Alvan berjalan mendekat, dan duduk di hadapan papanya.

"Nanti malam jam delapan, papa tunggu kamu di ruang kerja papa. Nggak ada bantahan! Sekarang papa cape, baru pulang" Alvan menatap tak suka ke arah perempuan yang duduk di samping papanya itu, dan beralih menatap tajam bocah kecil yang sedang bermain robot.

"Dasar wanita murahan" gumam Alvan, kemudian Alvan memilih pergi. Untungnya kunci motornya sudah ada di kantong celananya.

Alvan menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalanan sepi di sore hari.

Ia berhenti di sebuah taman. Taman yang sering sepi, dan sering ia datangi saat sedang marah, emosi, dan sedih itu berjarak tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Ia menepikan motornya, dan duduk di kursi panjang yang ada di taman itu. Ia memandang kosong ke depan.

Air mata Alvan menetes.

'Kenapa hidup gue gini?! Gue benci kalian! Lebih baik gue yatim piatu daripada punya orang tua lengkap ,tapi gue nggak pernah ngerasain kasih sayang sedikitpun! GUE BENCI KALIAN!!'

"Alvan" Alvan mengahapus air matanya yang ada di ke dua pipinya, setelah mendengar ada suara yang memanggil namanya.

Alvan kenal dengan suara itu. Riska, gadis yang ia cintai. Alvan mulai tertarik dengan Riska setelah melihat Riska mengobati kaki kucing liar di jalan.

Alvan berdehem. Riska duduk di samping Alvan, dan menoleh ke cowok itu.

"Gue nggak tau lo lagi sedih tentang apa, tapi lo boleh kok, pake bahu gue, nih" Riska menggerakan satu bahunya.

Alvan menoleh. "Nggak usah" Alvan sok nolak, padahal di dalam hati mah seneng banget. 'Aduh Riskaaa. Lo baik banget deh. Jadi cinta. Eh, gue kan lagi sedih'

Tanpa terpikir oleh Alvan, tiba-tiba Riska menarik pelan kepala Alvan, dan menaruhnya di bahunya. Alvan pun menurut, dan menjadikan bahu Riska sebagai senderan.

"Gue broken home, Ris" Alvan mulai bercerita, Riska diam mendengarkan.

"Gue sedih karena keluarga gue gini. Tadi, papa gue pulang, dia bawa satu perempuan seumuranlah sama dia, terus bawa anak kecil" Alvan mengangkat kepalanya, dan kembali duduk dengan tegap.

"Ya gue syok lah! Lama nggak pulang, sekalinya pulang malah bawa orang yang nggak gue kenal! Dasar orang tua nggak tanggung jawab!" Alvan terbawa emosi, ia berkata dengan nada kesal.

"Kalau menurut gue... Lebih baik lo terima realitanya aja, Van. Toh juga lo kan sering di tinggal. Buktinya lo masih bisa bertahan kan?," kata Riska, "dan menurut gue, mungkin ke dua orang tua lo nggak cocok lagi, kayak bukan jodoh gitu. Kalau kayak gitu kita bisa apa? Semua udah terjadi" lanjutnya.

Alvan mengangguk paham. "Makasih ya, kata-kata lo menyentuh"

Riska tersenyum manis menghadap Alvan. Membuat jantung Alvan berdegup dua kali lebih cepat. 'Ambyar. Manis banget senyumnya'

"Eh iya, udah sore banget nih, Van. Gue pulang dulu ya" pamit Riska sambil beranjak berdiri.

Alvan mencekal pergelangan tangan Riska. "Biar gue anter"

Riska mengangguk. "Iya udah, yuk. Entar gue di marahin kalo kelamaan"

"Siapa yang marahin?"

"Nyokap"

"Ooh. Yaudah ayuk" Alvan beranjak berdiri, kemudian berjalan menuju motornya, di ikuti oleh Riska di belakangnya.

Riska pun pulang di antar Alvan. Kira-kira hari ini Alvan sad or happy ya...

•••

Setelah keluar dari halaman rumah Riska, Alvan kembali menjalankan motornya, kali ini tujuannya adalah rumah Rafa.

Walaupun Rafa dan Alvan itu sering berantem. Tapi mereka ingat keadaan dan suasana.

Alvan sebenarnya lebih dekat kepada Vano. Tetapi karena ia tahu Vano sedang tinggal bersama Kayla, jadi hanya di rumah Rafa lah tempat yang memungkinkan.

Sedangkan di rumah Naqa.. Alvan tidak mau! Menurut Alvan, rumah Naqa itu seram, karena di depan rumah Naqa itu banyak pohonnya, ia sangat yakin, pasti kalau malam kuntilanak bergelantungan di sana.

Akhinya Alvan sampai di rumah Rafa.

Alvan menekan bel rumah Rafa. Pintu terbuka, dan nampaklah Rafa.

"Udah gue duga pasti yang datang elo, yaudah sini masuk!" Alvan berjalan masuk ke dalam rumah Rafa.

Saat di ruang keluarga, ada ayah, bunda, dan adiknya Rafa yang bernama Ciko.

"Assalamualaikum bunda" kata Alvan, kemudian salim ke bundanya Rafa.

Alvan sudah biasa memanggil bundanya Rafa dengan sebutan bunda, begitu juga dengan Vano, dan Naqa. Karena bundanya Rafa sudah menganggap mereka seperti anak sendiri. Mereka juga biasa memanggil Ayahnya Rafa dengan sebutan Ayah.

"Eh, Alvan. Baru datang?" tanya bunda Rafa.

"Iya, bun. Ayah.." Alvan salim kepada ayahnya Rafa.

"Sering sering main ke sini, Van. Ajak juga Vano sama Naqa, biar si Rafa nggak bisa pacaran" kata Ayah Rafa.

Rafa yang mendengar perkataan Ayahnya menatap tak terima ke arah Ayahnya.

"Siap, Yah" jawab Alvan.

"Ih Ayah, gitu amat sih. Rafa juga play boy pasti nurun dari Ayah kan?" tuduh Rafa.

"Benar tuh, Raf. Ayah kamu dulu play boy, sama persis kayak kamu." jawab Bunda Rafa.

Rafa tertawa, Alvan terkekeh. "Hahaha bener kan?, Hmm yaudah Rafa sama Alvan mau ke kamar dulu"

"Shalat maghribnya ke masjid bareng sama Ayah!"

"Iyaaa." jawab Alvan dan Rafa kompak sambil berjalan menjauh.

Jangan lupa LIKE...

Terpopuler

Comments

Nurwana

Nurwana

ksian alvan... korban kegoisan org tuanya.

2021-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 EPS 1
2 EPS 2
3 EPS 3
4 EPS 4
5 EPS 5
6 EPS 6
7 EPS 7
8 EPS 8
9 EPS 9
10 EPS 10
11 EPS 11
12 EPS 12
13 EPS 13
14 EPS 14
15 EPS 15
16 EPS 16
17 EPS 17
18 EPS 18
19 EPS 19
20 EPS 20
21 EPS 21
22 EPS 22
23 EPS 23
24 EPS 24
25 EPS 25
26 EPS 26
27 EPS 27
28 EPS 28
29 EPS 29
30 EPS 30
31 EPS 31
32 32. Jawaban | DIVANO
33 33. Mal | DIVANO
34 34. Memilih Dress | DIVANO
35 35. Alvan & Riska | DIVANO
36 36. Kayla Pingsan | DIVANO
37 37. Kepulangan Naila | DIVANO
38 38. Dasar Perusak Keluarga Orang | DIVANO
39 39. Modus | DIVANO
40 40. Kayla Berbeda | DIVANO
41 41. Kotak Misterius | DIVANO
42 42. Surat Ancaman | DIVANO
43 43. Putus | DIVANO
44 44. Galau | DIVANO
45 45. Alasan | DIVANO
46 46. Alasan Yang Sesungguhnya | DIVANO
47 47. Jadi Cowo Pemaksa | DIVANO
48 48. Kejujuran Kayla | DIVANO
49 49. Cemburu? | DIVANO
50 50. Rencana Vano | DIVANO
51 51. Kecurigaan | DIVANO
52 52. Kelakuan Alvan dan Rafa | DIVANO
53 53. Tentang Lili | DIVANO
54 54. Kejadian Tak Terduga | DIVANO
55 55. Rencana Yang Gagal | DIVANO
56 56. Vano Galaknya Kumat | DIVANO
57 57. Demi Kayla | DIVANO
58 58. Topi Dan Surat Cinta Dari Susan | DIVANO
59 59. Tidak Sebaik Kelihatannya | DIVANO
60 60. Siapa Alka? | DIVANO
61 61. Drama Rafa | DIVANO
62 62. Ada Apa Dengan Vano? | DIVANO
63 63. Bentakan Vano | DIVANO
64 64. Menjauh | DIVANO
65 65. Pergi Sulit Bertahan Sakit | DIVANO
66 66. Berakhir? | DIVANO
67 67. Hai, Queennya Alka! | DIVANO
68 68. Alvan Patah Hati | DIVANO
69 69. Ending | DIVANO
Episodes

Updated 69 Episodes

1
EPS 1
2
EPS 2
3
EPS 3
4
EPS 4
5
EPS 5
6
EPS 6
7
EPS 7
8
EPS 8
9
EPS 9
10
EPS 10
11
EPS 11
12
EPS 12
13
EPS 13
14
EPS 14
15
EPS 15
16
EPS 16
17
EPS 17
18
EPS 18
19
EPS 19
20
EPS 20
21
EPS 21
22
EPS 22
23
EPS 23
24
EPS 24
25
EPS 25
26
EPS 26
27
EPS 27
28
EPS 28
29
EPS 29
30
EPS 30
31
EPS 31
32
32. Jawaban | DIVANO
33
33. Mal | DIVANO
34
34. Memilih Dress | DIVANO
35
35. Alvan & Riska | DIVANO
36
36. Kayla Pingsan | DIVANO
37
37. Kepulangan Naila | DIVANO
38
38. Dasar Perusak Keluarga Orang | DIVANO
39
39. Modus | DIVANO
40
40. Kayla Berbeda | DIVANO
41
41. Kotak Misterius | DIVANO
42
42. Surat Ancaman | DIVANO
43
43. Putus | DIVANO
44
44. Galau | DIVANO
45
45. Alasan | DIVANO
46
46. Alasan Yang Sesungguhnya | DIVANO
47
47. Jadi Cowo Pemaksa | DIVANO
48
48. Kejujuran Kayla | DIVANO
49
49. Cemburu? | DIVANO
50
50. Rencana Vano | DIVANO
51
51. Kecurigaan | DIVANO
52
52. Kelakuan Alvan dan Rafa | DIVANO
53
53. Tentang Lili | DIVANO
54
54. Kejadian Tak Terduga | DIVANO
55
55. Rencana Yang Gagal | DIVANO
56
56. Vano Galaknya Kumat | DIVANO
57
57. Demi Kayla | DIVANO
58
58. Topi Dan Surat Cinta Dari Susan | DIVANO
59
59. Tidak Sebaik Kelihatannya | DIVANO
60
60. Siapa Alka? | DIVANO
61
61. Drama Rafa | DIVANO
62
62. Ada Apa Dengan Vano? | DIVANO
63
63. Bentakan Vano | DIVANO
64
64. Menjauh | DIVANO
65
65. Pergi Sulit Bertahan Sakit | DIVANO
66
66. Berakhir? | DIVANO
67
67. Hai, Queennya Alka! | DIVANO
68
68. Alvan Patah Hati | DIVANO
69
69. Ending | DIVANO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!