Happy Reading💙
.
.
"Kayla" panggil Vano.
Kayla menoleh, "Apa?"
"Mau coklat nggak?" tawar Vano sambil menyodorkan sebuah coklat ke arah Kayla.
Mata Kayla berbinar. "Mau" jawab Kayla.
"Nih, di makan ya!" Kayla mengambil coklat yang di sodorkan oleh Vano.
"Terimakasih" kata Kayla sambil tersenyum manis.
Vano ikut tersenyum."Sama sama"
Setelah itu Vano kembali duduk ke tempat di mana ke tiga temannya berada. Saat ini sedang jam istirahat...
Tanpa di sadari, ada sepasang mata yang melihatnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Gaes, bolos kuy" ajak Alvan.
"Kuy" jawab Rafa cepat.
Rafa menoleh ke arah Vano, dan menyenggol tangan Vano. "Lo ikut 'kan?"tanya Rafa kepada Vano.
"Ikutlah udah jarang lho kita bolos" ujar Vano.
"Lo, Naq. Ikut kagak?" tanya Alvan.
Naqa menganggukkan kepalanya, pertanda setuju.
"Wih tumben lo mau di ajak bolos. Biasanya kebanyakan alasan" ujar Rafa.
"Karena habis istirahat jamnya bu Nisa." balas Naqa.
Vano, Rafa, Alvan terkekkeh mendengarnya.
Bu Nisa, bu guru yang cantik, tapi kalau mengajar, suaranya pelan, sangat pelan. Sehingga membuat murid murid mengantuk. Naqa sangat tidak suka dengan bu Nisa.
"Pantesan. Ternyata ada udang di balik bakwan" Rafa menjitak kepala Alvan membuat Alvan meringis.
"Di balik batu dodol" ralat Rafa.
Alvan menatap Rafa dengan pandangan tak suka. "Itu bagi lo. Realitanya.. udang di balik bakwan, jadinya bakwan udang" ujar Alvan.
"Serah lo deh, Van" balas Rafa.
•••
Bel berbunyi, pertanda berakhirnya jam istirahat. Saatnya Vano, Alvan, Rafa, dan Naqa menjalankan aksinya.
Mereka tidak membawa tas, karena nanti, teman sekelas mereka yang bernama Kenzo akan membawakannya.
Vano jalan mengendap endap, di sampingnya Naqa. Dan di belakang Alvan dan Rafa.
Sesekali Alvan dan Rafa menoleh ke belakang, untuk berjaga jika ada guru lewat.
"Bssst" bisik Alvan.
"Ada pak samsul tuh, di depan" lanjut Alvan.
Seketika Vano, Rafa, dan Naqa menatap ke depan. Vano berhenti berjalan, di ikuti oleh ke tiga sahabatnya. Vano berbalik.
"Pilihannya cuma dua. Lanjutin niat bolos tapi entar di hukum, atau balik ke kelas tapi entar dengerin dongeng tiga jam pelajaran?" tanya Vano, berbisik.
Rafa menggeleng pelan. "Pilihan yang menakutkan" kata Rafa.
"Serem" sambar Alvan.
"Balik aja deh" usul Naqa.
Alvan menatap Naqa. "Enggak mau gue. Lo aja sana! Tapi... ah au lah, pusing gue mikir"
"Gimana kalo kita ke perpus, tidur atau main ML" saran Vano.
"Kalo itu gue juga nggak setuju. Gue laper pengen makan. Tapi entar kalo ke kantin pasti ketauan." ujar Alvan.
Naqa melirik Alvan sinis. 'Si Alvan maunya apa seh!? Suruh balik kelas nggak mau, ke perpus nggak mau, ke kantin juga nggak. Pengen gue tampol nih anak!!'
"Yaudahlah terserah, gue balik ke kelas aja" kata Naqa.
"Yaudah sana! Gue mau ke perpus" ujar Vano.
"Gue ikut lo, no" sahut Rafa.
'Lah, terus gue ikut siapa?'
"Gue.. Gue ikut Naqa aja deh" kata Alvan pada akhirnya.
Kemudian mereka ber empat berpisah. Pergi ke tempat tujuan masing masing.
•••
"Kenapa bolos?" tanya Kayla dingin.
'Baru pulang langsung di tanyain'
"Cuma tiga jam pelajaran doang. Lagi-pula gue masuk kelas lagi setelah pelajarannya bu Nisa" jawab Vano.
"Gue nanyanya kenapa, bukan berapa lama" kata Kayla.
Saat ini, Kayla dan Vano tengah beraa di ruang tamu rumah keluarga Kayla. Kayla duduk di sofa, sedangkan Vano masih berdiri. Mereka beru saja pulang sekolah.
"Males. Udahlah, gue cape. Bye" ujar Vano, kemudian Vano langsung berlenggang pergi, dengan senyum tipisnya.
'Cieee Kayla perhatian sama Vanoo'
Kayla menatap tak suka kepergian Vano. 'Vano nggak mikir ya!? Bokapnya kerja banting tulang demi nyekolahin dia, eh Vanonya malah jadi bad boy. Hanya pelajar bodoh yang berperilaku nakal'
Kayla beranjak dari duduknya, melangkah dan berjalan pergi menuju kamarnya untuk berganti baju.
Setelah selesai, Kayla keluar dari kamarnya. Ia bersenandung pelan sambil tersenyum. Vano menatap Kayla heran.
"Kenapa lo senyum senyum?" tanya Vano.
Kayla menggeleng. "Enggak. Gak kenapa-napa" jawab Kayla.
Kayla duduk di hadapan Vano. Mereka berdua sedang berada di meja makan.
Vano menggidikkan bahunya acuh.
Kemudian mereka berdua makan dengan diam.
Beberapa menit, Kayla selesai makan. Ia beranjak berdiri.
Sedangkan Vano masih makan sambil bermain ponsel.
Beberapa menit kemudian, masih dengan keadaan Vano bermain ponsel di meja makan, tapi sudah tidak makan karena makanannya habis.
Vano menatap Kayla tanpa kedip. 'Kayla cantik banget'
Tiga detik berikutnya Vano tersadar dan menggeleng pelan. "Mau kemana lo?" tanya Vano ketika Kayla hendak melewatinya.
Kayla berhenti berjalan, dan menatap Vano. "Mau pergi dong" jawab Kayla.
"Pergi kemana? Mau apa?" tanya Vano.
"Ke rumah temen, mau main kerumah temen SMP yang waktu itu pindah. Sekarang dia udah balik" jawab Kayla dengan wajah ceria.
"Seneng banget keliatannya" sindir Vano.
"Yaiyalah seneng. Yaudah gue pergi dulu bye" pamit Kayla, kemudian kayla melangkah dan berjalan menjauhi Vano.
"MAU GUE ANTERIN NGGAK?" tanya Vano berteriak.
"NGGAK USAH NGGAK-PAPA!" jawab Kayla ikut berteriak.
'Sepi... Ke rumah Alvan ajalah. Mungkin di sana lebih bersuara'
Akhirnya Vano memutuskan pergi ke rumah Alvan.
Vano beranjak dari duduknya, melangkah, dan berjalan pergi. Kemudian Vano pergi ke rumah Alvan menggunakan motornya.
Sesampainya di rumah Alvan.
"HELOO EVERYBADIII I'M COMEBAAACK" teriak Vano sambil memasuki rumah Alvan.
"Heh curut! Ngagetin aja lu" ujar Rafa.
Alvan terkekeh. "Hehehe sorry"
Alvan duduk di samping Alvan, di ruang keluarga rumah Alvan.
"Si Alvan mana?" tanya Vano.
"Di kamarnya. eh, kayaknya kita harus sering sering main ke sini deh" kata Rafa.
"Naon?" balas Vano.
"Ya biar nemenin Alvan. Udah enam bulanan bokap nyokapnya Alvan nggak pernah pulang" ujar Rafa, membuat Vano ikut sedih.
'Untung bonyok gue nggak gila kerja. Hm iya sih, lebih baik gue sering sering main ke sini'
"Iya, itu mah wajib" balas Vano.
1 menit kemudian....
"Weh dah pada di sini aja. Sorry tadi gue lagi chatingan" Alvan baru saja datang, dan duduk di sofa, di haapan Rafa.
"Chatingan sama siapa tuh? cewek apa cowok?" tanya Vano.
Alvan tersenyum. "Cewek dong" jawab Alvan.
"Ciee udah gede. dah tau cinta cintaan" ledek Rafa.
"Cie cie bang Alvaaan" sahut Vano.
Alvan tersenyum menanggapinya.
"Eh bentar ya, gue mau nelfon nyokap dulu" ujar Vano.
"Iya" balas Rafa dan Alvan kompak.
Vano beranjak dari duduknya, melangkah, dan berjalan pergi menjauhi ke dua sahabatnya.
Vano mengangkat ponselnya dan di taruh di samping telinga. Ia sedang mencoba menghubungi mamanya.
"Halo mah. Mamaaa Vano kengeen"
"............"
"Mama kok gitu sih sama anak sendiri?"
"............"
"Mama udah nggak sayang sama Alka lagi yah?"
Alka, panggilan Vano waktu masih kecil.
"............."
"Jahat banget sih. Masa Alka nggak boleh pulang. Kalo Alka mati mama nyesel lho"
"............."
"Mama mah gitu. Udahlah, Alka matiin."
Pip
Vano langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak. Ia sebal. Sebal karena mamanya yang malah bilang, 'Yaudah sana mati aja, nggak inget sama dosa kamu yang udah banyak, nanti kalo masuk neraka tanggung sendiri yah'.
'Maksudnya apa? Mama nyumpahin gue biar cepet mati gitu?!! Semua ini gara gara Kayla! Nyusahin aja tu anak!'
I like your eyes you look away when you ~~
Suara panggilan masuk. Vano menggeser tombol hijau ponselnya. Ia menempelkan kembali ponselnya di dekat telinganya.
Kayla yang menelfon Vano.
"Halo"
"............."
"Apaan?"
"............"
"APA?!! TIGA HARI LAGI"
"............"
"Cuma tiga hari lagi pala lu. Gue enek tinggal sama lo"
"............."
"Gue nggak di bolehin pulang ke rumah, karena di suruh buat jagain lo"
"............."
"An -"
Belum sempat menyelesaikan umpatannya, sambungan telepon sudah di putus secara sepihak oleh Kayla.
"Anjim" umpat Vano.
Jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Komen yang banyak, biar author semangat up okh😉.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments