Happy Reading💙
Vano menatap tak suka ke arah Kenan. Entah kenapa, tapi Vano merasa Kenan bukan orang yang baik.
'Duh, kenapa gue malah jadi negatif thinking gini sih?! Apa karena ada cogan baru di kelas ini...? Tapi nggak lah, Divano tetap paling, teramat, amat, sangat, ganteng di sini, haha'
•••
"Kantin yok" ajak Alvan kepada Vano.
"Ayo lah" jawab Vano.
Vano dkk keluar kelas, mereka berjalan di koridor, dan menjadi pusat perhatian.
"Duh, pusing nih gue" ujar Rafa.
"Pusing kenapa?" tanya Vano, Alvan, dan Naqa kompak.
"Muka gue tambah ganteng setiap harinya" jawab Rafa sambil tersenyum.
Vano, Alvan, dan Naqa yang mendengar langsung berlagak ingin muntah.
"Iuuuuh" kata Alvan sambil bergidik.
"Sirik aja lu" Rafa memeletkan lidahnya ke arah Alvan, yang di balas acungan jari tengah 🖕 oleh Alvan.
Tak lama, mereka sampai, mereka ber empat duduk di meja yang biasa mereka tempati.
"Mau pesen apa nih?" tanya Rafa.
"Baso sama es teh manis" jawab Vano.
"Gue samain aja sama Vano" sahut Naqa, dan di angguki Rafa.
Alvan dan Rafa pergi memesankan makanan dan minuman.
Vano menatap seluruh isi kantin, dan berhenti saat melihat Kayla sedang tertawa bersama Lili dan Karin.
'Punya senyum manis, tapi jarang di tunjukin kalo lagi sama gue, dasar Kayla. Baru kali ini gue lihat tawa lo, hm padahal hobi gue pengen buat semua orang tertawa, walaupun itu konyol, tapi gue senang kalo semua orang bahagia karena gue. Entah kenapa lo nggak pernah ketawa karena gue, nggak pernah ketawa saat lo lagi sama gue'
"Vano, ngelamun aja lo dari tadi" Vano kembali tersadar.
Naqa menatap Vano. "Lo suka ya sama Kayla?" tanya Naqa sambil menatap menyelidik ke arah Vano.
Vano mengerjapkan matanya. "Eng --enggak kok. Siapa bilang?"
Naqa tersenyum simpul. "Keliatan sih" Vano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
'Emang keliatan banget ya... Sampe sampe Naqa tau?'
"Sans kali, no. Gue lebih berpengalaman tentang percintaan dari-pada lo" kata Naqa.
Vano tersenyum menanggapi.
Walaupun Naqa orangnya dingin, tapi Naqa juga punya mantan lho, walau hanya 5 mantan. Seenggaknya pernah, nggak seperti Vano yang malah sekalipun tidak pernah berpacaran. Seenggaknya juga nggak kayak Rafa yang mempunyai puluhan mantan.
Rafa, dan Alvan datang dengan nampan di kedua tangan masing masing.
"Makanan datang~" kata Alvan.
Alvan dan Rafa memindahkan makanan yang tadinya di atas nampan ke atas meja. Setelah itu ibu kantin datang, mengambil dua nampan, dan sekalian mereka ber empat membayar makanan yang di beli.
Vano, Alvan, Rafa, dan Naqa mulai makan. Rafa berdehem, "Ehem ada yang lagi pdkt tapi nggak jadian jadian nih"
Alvan menaikan satu alisnya, dan menatap ke arah Rafa. "Apa urusan lo?" tanya Alvan.
"Hm gitu, iya gitu, sama sahabat gitu.. Kalo lagi sama si Riska aja ngomongnya lembut banget kayak pantat bayi" jawab Rafa.
"Rasanya, seperti anda di gigit bagong, hahahaha" sahut Vano diakhiri dengan tawa.
Naqa hanya tersenyum.
Tiba tiba ada suara seperti hantu kuntilanak tertawa, suasanya berubah. Alvan merinding juga Vano ikut merinding.
"Kok ada suara mbah kunti ketawa di sini? Jangan jangan -"
"Itu suara hp gue bunyi" Rafa memotong perkataan Alvan.
"Ooh" balas Alvan.
"Heem" Rafa menagangkat telfon itu.
"Halo"
".............."
"Lagi di kantin sayang"
'Geli banget gue denger Rafa ngomong sayang' -batin Vano, dan Alvan.
"............."
"Nanti ketemuannya sore aja, hari inikan pulangnya cepet"
"............."
"Nanti aku kabarin lagi ya. Aku mau lanjut makan nih"
".............."
"Love you too sayang, muach"
Vano dan Rafa berlagak ingin muntah mendengar nya.
Rafa selesai bertelfonan, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
"Jyjyk aku dengernya" kata Alvan dramatis.
"Gue lebih lebih jijik, Van" sahut Vano.
Rafa menatap Vano dan Alvan secara bergantian. "Buodo amuat!"
•••
Saat ini, Vano, Alvan, dan Naqa tengah berada di rumah Alvan.
Di temani dengan banyak snack, dan minuman di depannya, mereka ber tiga asik menonton kartun upin ipin.
"GAEEES" Tiba tiba suara keras terdengar, memebuat ke tiganya terlonjak kaget.
Rafa datang, dan langsung duduk di samping Naqa.
"Pipi lo kenapa merah sebelah, Raf?" tanya Alvan.
"Pasti habis di tampar" tebak Vano yang diangguki oleh Rafa. "Iya, gue kena tampar sama bella"
Seketika, Vano, Alvan, dan Naqa pun tertawa terbahak. "HAHAHAHA"
Rafa menunduk.
"Makanya punya pacar satu aja" kata Naqa yang sudah berhasil memberhentikan tawanya.
"Hahaha ngakak gue liat muka lo kusut sama pipi lo yang warnanya merah gitu. Harusnya tadi gue ikutin aja, kan lumayan, bisa liat tontonan gratis, ya nggak?" tanya Alvan.
"Ya betul" jawab Vano.
Rafa menggerucutkan bibirnya sambil menatap ke tiga sahabatnya itu. "Sahabat lagi susah malah di gituin, dasar sahabat laknat"
Jangan lupa LIKE...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments