EPS 3

Kayla menjadi sedikit takut setelah ucapan Vano yang katanya di toilet guru ada hantu muka rata. Ia mengepel dengan cepat. Tak perduli jika tidak bersih.

Setelah selesai, kayla melangkah berjalan menuju kelas.

Kelas kayla dan Vano itu sama. Mereka satu kelas, yaitu 11 Mipa 3.

Kayla memberi salam sebelum masuk.

"Kenapa kamu baru masuk, kayla?" tanya Bu Susi, guru matematika.

Kayla tersenyum kikuk. "Tadi terlambat Bu, terus di hukum hehe." Jawab kayla.

"Oh, ya sudah silahkan duduk!" Kata Bu Susi mempersilahkan.

"Iya Bu." Balas Kayla. Kemudian Kayla berjalan menuju tempat duduknya. Ia menatap sinis Vano sebelum duduk.

Kayla duduk di larik ke dua, baris ke tiga. Sedangkan Vano di depannya.

Bu Susi kembali mengajar.

Tiiiiiiing

Bel berbunyi. Saatnya berganti pelajaran, dan Bu Susi berdiri hendak keluar.

"Oke hari ini cukup. Saya akhiri Wassalamualaikum." Pamit Bu Susi.

"Waalaikumsalam." Jawab semua murid kelas.

Setelah Bu Susi keluar, Vano berbalik ke belakang menghadap Kayla.

"Gimana tadi? Ketemu sama hantunya?" Tanya Vano kepada Kayla yang sedang menatapnya.

"Iya gue ketemu hantunya," jawab kayla dengan wajah serius.

Vano tertarik, ia memasang ekspresi terkejut. "Hah, beneran ada?" Tanya Vano memastikan.

Kayla mengangguk. "Iya, ada."

"Dimana? Di sebelah mana lo ketemunya? Terus mukannya rata? Laki apa co-- eh, laki apa perempuan maksudnya?" Tanya Vano bertubi-tubi dengan ralatan di akhir.

"Hantunya cowok. Jelek banget lagi,"

"Terus-terus?" Tanya Vano antusias. Untung gurunya belum datang.

"Gue tahu namanya,"

Vano mengerjap. 'Gue gak salah denger kayla ngomong kan? Tahu namanya, emang bisa ya kenalan sama hantu?'

"Lo kenalan sama hantunya?" Tanya Vano.

"Gue udah kenal malahan. Namanya..." Kayla menggantung perkataannya. Membuat rasa penasaran Vano bertambah.

"Siapa?"

"Divano Alka Ferangga" jawab kayla.

"Ye.. dasar. Gue kira beneran," kata Vano sambil memasang ekspresi wajah kecewa dengan bibir yang melengkung kebawah.

"Gak usah di gituin bibirnya. Gak imut! Malah tambah jelek," kata Kayla yang melihat.

Vano hanya menghela nafas. Ia tidak lagi melengkungkan bibirnya kebawah, lalu berbalik menghadap depan.

Tak lama Pak Yono, guru bahasa inggris masuk ke dalam kelas, dan mengajar.

•••

Pukul 16.30

Kayla baru mau pulang, karena hari ini jadwal ekskul.

Setelah keluar sekolah, ia berjalan menuju halte yang berada tidak jauh dari sekolah.

Setelah sampai, Kayla duduk di kursi panjang di sana. Kayla mengangkat tangan kirinya guna melihat pukul berapa sekarang.

Tatapannya teralihkan ke arah jalan yang sudah sepi.

Tadi kayla di beri tugas untuk memebereskan bola. Kayla mengikuti ekskul voli. Dan yah, ia membereskan bola voli terlebih dahulu dan menaruhnya ke gudang.

Hanya ada beberapa siswa-siswi.

"Udah nggak ada bus deh jam segini. Gue pulang pake apa ya?" Tanya Kayla pada diri sendiri.

Kayla berfikir,

"Taksi sama ojek gak ada yang lewat,"

"Mau pesen ojol HP lowbet. Nasib banget hari ini. Kalau nebeng juga sama siapa?"

"Gue juga sih! Pake nolak di jemput sama Pak jajang!"

Beberapa menit kayla masih berada di posisi sama. Ia sempat menengok dan menatap mengamati siapa murid sekolah yang sekiranya mau mengantarnya untuk pulang.

Dan...

Tidak ada yang memungkinkan.

Lili sahabatnya sudah pulang. Dan memang Kayla itu tipe anak yang tidak terlalu pandai bergaul, tapi bukannya pendiam lho.

Kayla menatap kosong jalan di depannya. Sudah setengah jam lebih ia disini.

Tin.. Tin..

Tiba-tiba suara klakson motor berbunyi yang membuat Kayla terlonjak kaget. Itu Vano. Vano menaiki motor sport berwarna merah dengan sedikit warna hitam yang merupakan motor kesayangannya.

Vano memakai helm fullface. Kayla masih bisa mengenali Vano karena ia pernah melihat Vano duduk di atas motornya sebelumnya.

"Ngagetin aja si!" Kesal Kayla.

"Sorry-sorry. Lo belum pulang?" Tanya Vano.

"Keliatannya?" jawab Kayla balik bertanya.

Vano tersenyum bodoh. "Iya juga ya." kata Vano.

"Mumpung gue baik. Pulang bareng yuk!" Ajak Vano pada Kayla.

"Nggak deh makasih." Jawab Kayla.

"Nggak usah sok jual mahal! Gue tahu lo dari tadi nengok-nengok ke sekolah buat cari tebengan. Dan kayanya cuma tersisa gue aja. Atau lo mau jalan kaki dan pulang udah gak perawan lagi?" jelas Vano.

Kayla bergidik ngeri mendengar perkataan terakhir Vano. Pulang dengan keadaan tidak prawan? Yang benar saja! Bahkan bisa langsung di bunuh atau sebelum itu di ambil organ tubuhnya.

"Heh, kok malah bengong." kata Vano yang membuat Kayla tersadar.

"Eh, i-iya deh gue ikut sama lo." Kata kayla.

Vano mengangguk. Kayla mendekat ke motor Vano.

Karena tinggi badan kayla yang tidak seberapa. Ia hanya menatap boncengan motor Vano itu.

Vano menoleh menatap kayla yang masih belum duduk di boncengan motornya.

2 detik masih pada posisi sama.

"Kayla, kalau lo mau minta tolong bilang. Jangan diem aja!" Ujar Vano pada akhirnya.

"Iya sorry. Gimana naiknya?" Tanya kayla.

Vano mengulurkan tangan kirinya. "Pegangan aja,"

Kayla mengangguk paham.

Saat ia hendak memegang tangan Vano, Vano malah menurunkan tangannya. "Kenapa?" tanya kayla, bingung.

"Rok lo kependekan gue gak suka. Bentar," Vano menjeda perkataannya dan malah membuka jaket dan langsung menyodorkan jaketnya di depan Kayla. "Nih, pake dipinggang lo!" lanjutnya.

"Oke." Kayla menuruti perkataan Vano. Ia memakai jaket Vano di pinggangnya.

Vano mengulurkan tangannya yang di terima oleh Kayla. Kayla berhasil duduk di atas boncengan motor Vano dengan bantuan tangan Vano dan bahu Vano.

Setelah di rasa Kayla sudah aman, Vano mulai menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Di perjalanan...

"Rumah lo dimana?" Tanya Vano.

"Di jalan *****, nomer 6." Jawab Kayla yang di jawab dengan anggukan oleh Vano.

Setelah menempuh waktu beberapa menit, mereka sampai di depan rumah keluarga Kayla.

Rumah kayla berada di perumahan besar. Rumahnya sangat bagus dan besar.

Vano mengulurkan tangannya kembali untuk membantu kayla turun dari motornya. Kayla berhasil turun.

"Makasih Vano." Kata kayla.

"Sama-sama. Udah kewajiban gue buat nolong orang lain kalau emang gue bisa," jawab Vano, bijak.

Kayla mengangguk. 'Kayaknya Vano nggak seburuk yang gue pikirin.'

"Mau mampir?" Tawar Kayla.

"Nggak usah deh. Gue langsung balik aja," jawab Vano

"Oh yaudah, hati hati di jalan!" Kata kayla yang di jawab dengan anggukan oleh Vano.

Vano menyalakan mesin motornya, lalu menjalankannya dan pergi dari rumah kayla. Sedangkan kayla berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Episodes
1 EPS 1
2 EPS 2
3 EPS 3
4 EPS 4
5 EPS 5
6 EPS 6
7 EPS 7
8 EPS 8
9 EPS 9
10 EPS 10
11 EPS 11
12 EPS 12
13 EPS 13
14 EPS 14
15 EPS 15
16 EPS 16
17 EPS 17
18 EPS 18
19 EPS 19
20 EPS 20
21 EPS 21
22 EPS 22
23 EPS 23
24 EPS 24
25 EPS 25
26 EPS 26
27 EPS 27
28 EPS 28
29 EPS 29
30 EPS 30
31 EPS 31
32 32. Jawaban | DIVANO
33 33. Mal | DIVANO
34 34. Memilih Dress | DIVANO
35 35. Alvan & Riska | DIVANO
36 36. Kayla Pingsan | DIVANO
37 37. Kepulangan Naila | DIVANO
38 38. Dasar Perusak Keluarga Orang | DIVANO
39 39. Modus | DIVANO
40 40. Kayla Berbeda | DIVANO
41 41. Kotak Misterius | DIVANO
42 42. Surat Ancaman | DIVANO
43 43. Putus | DIVANO
44 44. Galau | DIVANO
45 45. Alasan | DIVANO
46 46. Alasan Yang Sesungguhnya | DIVANO
47 47. Jadi Cowo Pemaksa | DIVANO
48 48. Kejujuran Kayla | DIVANO
49 49. Cemburu? | DIVANO
50 50. Rencana Vano | DIVANO
51 51. Kecurigaan | DIVANO
52 52. Kelakuan Alvan dan Rafa | DIVANO
53 53. Tentang Lili | DIVANO
54 54. Kejadian Tak Terduga | DIVANO
55 55. Rencana Yang Gagal | DIVANO
56 56. Vano Galaknya Kumat | DIVANO
57 57. Demi Kayla | DIVANO
58 58. Topi Dan Surat Cinta Dari Susan | DIVANO
59 59. Tidak Sebaik Kelihatannya | DIVANO
60 60. Siapa Alka? | DIVANO
61 61. Drama Rafa | DIVANO
62 62. Ada Apa Dengan Vano? | DIVANO
63 63. Bentakan Vano | DIVANO
64 64. Menjauh | DIVANO
65 65. Pergi Sulit Bertahan Sakit | DIVANO
66 66. Berakhir? | DIVANO
67 67. Hai, Queennya Alka! | DIVANO
68 68. Alvan Patah Hati | DIVANO
69 69. Ending | DIVANO
Episodes

Updated 69 Episodes

1
EPS 1
2
EPS 2
3
EPS 3
4
EPS 4
5
EPS 5
6
EPS 6
7
EPS 7
8
EPS 8
9
EPS 9
10
EPS 10
11
EPS 11
12
EPS 12
13
EPS 13
14
EPS 14
15
EPS 15
16
EPS 16
17
EPS 17
18
EPS 18
19
EPS 19
20
EPS 20
21
EPS 21
22
EPS 22
23
EPS 23
24
EPS 24
25
EPS 25
26
EPS 26
27
EPS 27
28
EPS 28
29
EPS 29
30
EPS 30
31
EPS 31
32
32. Jawaban | DIVANO
33
33. Mal | DIVANO
34
34. Memilih Dress | DIVANO
35
35. Alvan & Riska | DIVANO
36
36. Kayla Pingsan | DIVANO
37
37. Kepulangan Naila | DIVANO
38
38. Dasar Perusak Keluarga Orang | DIVANO
39
39. Modus | DIVANO
40
40. Kayla Berbeda | DIVANO
41
41. Kotak Misterius | DIVANO
42
42. Surat Ancaman | DIVANO
43
43. Putus | DIVANO
44
44. Galau | DIVANO
45
45. Alasan | DIVANO
46
46. Alasan Yang Sesungguhnya | DIVANO
47
47. Jadi Cowo Pemaksa | DIVANO
48
48. Kejujuran Kayla | DIVANO
49
49. Cemburu? | DIVANO
50
50. Rencana Vano | DIVANO
51
51. Kecurigaan | DIVANO
52
52. Kelakuan Alvan dan Rafa | DIVANO
53
53. Tentang Lili | DIVANO
54
54. Kejadian Tak Terduga | DIVANO
55
55. Rencana Yang Gagal | DIVANO
56
56. Vano Galaknya Kumat | DIVANO
57
57. Demi Kayla | DIVANO
58
58. Topi Dan Surat Cinta Dari Susan | DIVANO
59
59. Tidak Sebaik Kelihatannya | DIVANO
60
60. Siapa Alka? | DIVANO
61
61. Drama Rafa | DIVANO
62
62. Ada Apa Dengan Vano? | DIVANO
63
63. Bentakan Vano | DIVANO
64
64. Menjauh | DIVANO
65
65. Pergi Sulit Bertahan Sakit | DIVANO
66
66. Berakhir? | DIVANO
67
67. Hai, Queennya Alka! | DIVANO
68
68. Alvan Patah Hati | DIVANO
69
69. Ending | DIVANO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!