Kayla menjadi sedikit takut setelah ucapan Vano yang katanya di toilet guru ada hantu muka rata. Ia mengepel dengan cepat. Tak perduli jika tidak bersih.
Setelah selesai, kayla melangkah berjalan menuju kelas.
Kelas kayla dan Vano itu sama. Mereka satu kelas, yaitu 11 Mipa 3.
Kayla memberi salam sebelum masuk.
"Kenapa kamu baru masuk, kayla?" tanya Bu Susi, guru matematika.
Kayla tersenyum kikuk. "Tadi terlambat Bu, terus di hukum hehe." Jawab kayla.
"Oh, ya sudah silahkan duduk!" Kata Bu Susi mempersilahkan.
"Iya Bu." Balas Kayla. Kemudian Kayla berjalan menuju tempat duduknya. Ia menatap sinis Vano sebelum duduk.
Kayla duduk di larik ke dua, baris ke tiga. Sedangkan Vano di depannya.
Bu Susi kembali mengajar.
Tiiiiiiing
Bel berbunyi. Saatnya berganti pelajaran, dan Bu Susi berdiri hendak keluar.
"Oke hari ini cukup. Saya akhiri Wassalamualaikum." Pamit Bu Susi.
"Waalaikumsalam." Jawab semua murid kelas.
Setelah Bu Susi keluar, Vano berbalik ke belakang menghadap Kayla.
"Gimana tadi? Ketemu sama hantunya?" Tanya Vano kepada Kayla yang sedang menatapnya.
"Iya gue ketemu hantunya," jawab kayla dengan wajah serius.
Vano tertarik, ia memasang ekspresi terkejut. "Hah, beneran ada?" Tanya Vano memastikan.
Kayla mengangguk. "Iya, ada."
"Dimana? Di sebelah mana lo ketemunya? Terus mukannya rata? Laki apa co-- eh, laki apa perempuan maksudnya?" Tanya Vano bertubi-tubi dengan ralatan di akhir.
"Hantunya cowok. Jelek banget lagi,"
"Terus-terus?" Tanya Vano antusias. Untung gurunya belum datang.
"Gue tahu namanya,"
Vano mengerjap. 'Gue gak salah denger kayla ngomong kan? Tahu namanya, emang bisa ya kenalan sama hantu?'
"Lo kenalan sama hantunya?" Tanya Vano.
"Gue udah kenal malahan. Namanya..." Kayla menggantung perkataannya. Membuat rasa penasaran Vano bertambah.
"Siapa?"
"Divano Alka Ferangga" jawab kayla.
"Ye.. dasar. Gue kira beneran," kata Vano sambil memasang ekspresi wajah kecewa dengan bibir yang melengkung kebawah.
"Gak usah di gituin bibirnya. Gak imut! Malah tambah jelek," kata Kayla yang melihat.
Vano hanya menghela nafas. Ia tidak lagi melengkungkan bibirnya kebawah, lalu berbalik menghadap depan.
Tak lama Pak Yono, guru bahasa inggris masuk ke dalam kelas, dan mengajar.
•••
Pukul 16.30
Kayla baru mau pulang, karena hari ini jadwal ekskul.
Setelah keluar sekolah, ia berjalan menuju halte yang berada tidak jauh dari sekolah.
Setelah sampai, Kayla duduk di kursi panjang di sana. Kayla mengangkat tangan kirinya guna melihat pukul berapa sekarang.
Tatapannya teralihkan ke arah jalan yang sudah sepi.
Tadi kayla di beri tugas untuk memebereskan bola. Kayla mengikuti ekskul voli. Dan yah, ia membereskan bola voli terlebih dahulu dan menaruhnya ke gudang.
Hanya ada beberapa siswa-siswi.
"Udah nggak ada bus deh jam segini. Gue pulang pake apa ya?" Tanya Kayla pada diri sendiri.
Kayla berfikir,
"Taksi sama ojek gak ada yang lewat,"
"Mau pesen ojol HP lowbet. Nasib banget hari ini. Kalau nebeng juga sama siapa?"
"Gue juga sih! Pake nolak di jemput sama Pak jajang!"
Beberapa menit kayla masih berada di posisi sama. Ia sempat menengok dan menatap mengamati siapa murid sekolah yang sekiranya mau mengantarnya untuk pulang.
Dan...
Tidak ada yang memungkinkan.
Lili sahabatnya sudah pulang. Dan memang Kayla itu tipe anak yang tidak terlalu pandai bergaul, tapi bukannya pendiam lho.
Kayla menatap kosong jalan di depannya. Sudah setengah jam lebih ia disini.
Tin.. Tin..
Tiba-tiba suara klakson motor berbunyi yang membuat Kayla terlonjak kaget. Itu Vano. Vano menaiki motor sport berwarna merah dengan sedikit warna hitam yang merupakan motor kesayangannya.
Vano memakai helm fullface. Kayla masih bisa mengenali Vano karena ia pernah melihat Vano duduk di atas motornya sebelumnya.
"Ngagetin aja si!" Kesal Kayla.
"Sorry-sorry. Lo belum pulang?" Tanya Vano.
"Keliatannya?" jawab Kayla balik bertanya.
Vano tersenyum bodoh. "Iya juga ya." kata Vano.
"Mumpung gue baik. Pulang bareng yuk!" Ajak Vano pada Kayla.
"Nggak deh makasih." Jawab Kayla.
"Nggak usah sok jual mahal! Gue tahu lo dari tadi nengok-nengok ke sekolah buat cari tebengan. Dan kayanya cuma tersisa gue aja. Atau lo mau jalan kaki dan pulang udah gak perawan lagi?" jelas Vano.
Kayla bergidik ngeri mendengar perkataan terakhir Vano. Pulang dengan keadaan tidak prawan? Yang benar saja! Bahkan bisa langsung di bunuh atau sebelum itu di ambil organ tubuhnya.
"Heh, kok malah bengong." kata Vano yang membuat Kayla tersadar.
"Eh, i-iya deh gue ikut sama lo." Kata kayla.
Vano mengangguk. Kayla mendekat ke motor Vano.
Karena tinggi badan kayla yang tidak seberapa. Ia hanya menatap boncengan motor Vano itu.
Vano menoleh menatap kayla yang masih belum duduk di boncengan motornya.
2 detik masih pada posisi sama.
"Kayla, kalau lo mau minta tolong bilang. Jangan diem aja!" Ujar Vano pada akhirnya.
"Iya sorry. Gimana naiknya?" Tanya kayla.
Vano mengulurkan tangan kirinya. "Pegangan aja,"
Kayla mengangguk paham.
Saat ia hendak memegang tangan Vano, Vano malah menurunkan tangannya. "Kenapa?" tanya kayla, bingung.
"Rok lo kependekan gue gak suka. Bentar," Vano menjeda perkataannya dan malah membuka jaket dan langsung menyodorkan jaketnya di depan Kayla. "Nih, pake dipinggang lo!" lanjutnya.
"Oke." Kayla menuruti perkataan Vano. Ia memakai jaket Vano di pinggangnya.
Vano mengulurkan tangannya yang di terima oleh Kayla. Kayla berhasil duduk di atas boncengan motor Vano dengan bantuan tangan Vano dan bahu Vano.
Setelah di rasa Kayla sudah aman, Vano mulai menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata.
Di perjalanan...
"Rumah lo dimana?" Tanya Vano.
"Di jalan *****, nomer 6." Jawab Kayla yang di jawab dengan anggukan oleh Vano.
Setelah menempuh waktu beberapa menit, mereka sampai di depan rumah keluarga Kayla.
Rumah kayla berada di perumahan besar. Rumahnya sangat bagus dan besar.
Vano mengulurkan tangannya kembali untuk membantu kayla turun dari motornya. Kayla berhasil turun.
"Makasih Vano." Kata kayla.
"Sama-sama. Udah kewajiban gue buat nolong orang lain kalau emang gue bisa," jawab Vano, bijak.
Kayla mengangguk. 'Kayaknya Vano nggak seburuk yang gue pikirin.'
"Mau mampir?" Tawar Kayla.
"Nggak usah deh. Gue langsung balik aja," jawab Vano
"Oh yaudah, hati hati di jalan!" Kata kayla yang di jawab dengan anggukan oleh Vano.
Vano menyalakan mesin motornya, lalu menjalankannya dan pergi dari rumah kayla. Sedangkan kayla berjalan masuk ke dalam rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments