Pukul 18.30
Vano sedang makan malam dengan Mama dan Papanya. Hanya ada suara sendok yang bergesekan dengan piring disana.
Mamanya Vano bernama Fera, masih ingat 'kan? Dan papanya Vano bernama Angga.
Beberapa menit kemudian, semua sudah selesai makan.
Vano berdiri hendak pergi, tapi sebelum itu..
"Vano," panggil Fera.
"Iya. Kenapa mah?" Tanya Vano.
"Duduk dulu!" Perintah Fera yang langsung di lakukan Vano. Vano pun duduk di hadapan Fera.
"5 harian ini kamu harus tinggal di rumahnya tante Sinta ya?" Pinta Fera.
"Kok, kenapa harus? Emang ada apa?" Tanya Vano lagi.
"Itu lho. Tante Sinta sama om Bima keluar kota. Terus karena pembatunya juga katanya nggak bisa nginep. Sekarang tolong kamu siap-siap. Bawa baju dan perlengkapan sekolah, sana!" Jelas Fera.
"Tapi anaknya tante Sinta kan cewek mah. Gak boleh dong cowok sama cewek yang bukan muhrim tidur satu rumah tanpa ada orang ketiga," tolak Vano.
"Ih ada tau orang ketiganya!" Sahut Angga.
Sontak Vano dan Fera kompak menatap Angga dengan alis berkerut.
"Hantu. Hahaha." kata Angga dengan tawa di akhir.
Vano memutar bola matanya malas. "Nggak lucu pah, garing."
"Bentar deh. Mama telfon dulu jadi apa nggak. Sekalian speaker biar kamu denger" kaya Fera.
"Oke" jawab Vano.
Fera meraih ponselnya yang berada di atas meja makan. Ia mulai menelfon Sinta, temannya.
"Halo, fer," kata Sinta membuka pembicaraan di telfon.
"Iya, Ta. Ini jadi gak anak aku ke rumah kamu?" Tanya Fera.
"Oh yaiya dong harus itu. Anak aku juga udah aku kasih tau kok"
"Tapi masalahnya mereka kan belum muhrim. Jadi gimana ya..?"
"Oh itu. Tenang, nanti dua pembatu rumah bergantian nginap. Jadi gak papa kok,"
"Oh yaudah kalo gitu. Aku cuma mau tanya itu aja. Aku tutup ya telfonnya?"
"Makasih lho, Fer"
"Iya sama-sama. Sesama teman harus saling bantu. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam."
Sambungan telfon terputus. Fera menatap Vano, begitupula sebaliknya.
"Go!" perintah Fera.
"Alamat?" tanya Vano.
"Kamu siap-siap bawa beberapa baju aja. Nanti bisa pulang juga. Alamatnya nanti mamah kirim." Jawab Fera.
"Iya deh." kata Vano, lalu segera berjalan menuju kamarnya.
•••
Saat ini Vano sedang berada di depan rumahnya. Ia membawa tas berisikan seragam sekolah dan dua stel baju juga perlengkapan sekolah untuk besok.
Vano duduk di atas motornya. Ia mengambil ponselnya yang ada di saku celana jeansnya, guna untuk melihat alamat rumah tante Sinta.
Vano membuka pesan dari mamanya.
"Hah, alamat ini? Ini kan rumahnya Kayla,"
"Apa kayla itu anaknya tante Sinta ya?"
"Iya mungkin sih. Yaudah deh langsung berangkat aja."
Vano menggunakan helm fullfacenya. Menyalakan mesin motor dan menjalankan motor itu menuju rumah kayla.
Sedangkan di lain tempat...
Rumah Kayla
"Tu cowok mana si? Lama amat datengnya!" Gerutu Kayla yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan buku novel yang terbuka di kedua tangannya.
Beberapa menit kemudian
Brumm... brumm..
Suara deru motor terdengar dari depan rumah kayla. Kayla langsung berdiri dan menaruh novel yang tadinya ia baca diatas meja.
"Akhirnya dateng juga," ucap kayla.
Kayla berjalan kearah pintu.
Suara bel berbunyi.
Ting..tong Ting..tong
Kayla membuka pintu dan nampaklah Vano yang sedang melambai dengan senyumnya.
Kayla cengo di buatnya.
"Ternyata elo yang nemenin gue 5 hari ini?" tanya kayla.
"Iya gue. Divano alka ferangga, anak papah Angga sama mamah Fera hehe," jawab Vano dengan kekehan di akhir.
"Ya-- yaudah masuk gih." kata Kayla mempersilahkan.
Vano masuk kedalam rumah kayla, diikuti oleh kayla di belakangnya. Tak lupa kayla menutup pintu.
"Gue tidur dimana?" Tanya Vano.
"Di kamar tamu. Tuh di sebelah sana," jawab kayla lalu menunjuk letak kamar tamu tsb.
"Oh itu." kata Vano yang diangguki oleh kayla.
Vano melangkah dan berjalan menuju kamar tamu dengan pintu yang berwarna putih itu.
Sedangkan kayla berbalik. Dan berteriak di dalam hati. 'Aaaaaa KENAPA MAMAH GAK BILANG ORANGNYA VANO SIH!' -Bayin Kayla.
Kayla kemudian duduk di ruang keluarga dan menonton tv.
4 menit kemudian...
Vano datang dan langsung merebut remot yang berada ditangan kayla. Membuat kayla menatapnya kesal.
Vano mengganti chanel yang sebelumnya menampilkan drama korea. Menjadi kartun upin ipin.
"Kok ganti upin ipin sih?!" kesal Kayla.
"Iya lah kan yang nonton gue," jawab Vano santai.
"Tapikan gue juga ikut nonton. Ganti nggak!"
"Nggak. Nggak mau!"
"Ganti!"
"Nggak!"
"Siniin remotnya," pinta kayla sambil mengulurkan tangannya di depan Vano.
"Ogah. Denger ya kayla sayang, gue ini mau jagain lo, jadi lo harus nurut sama gue." Kata Vano.
"Apa hubungannya?" Tanya Kayla bingung.
"Iya juga sih. Apa ya hubungannya, tiba tiba alesannya ada di otak aja. Terus langsung ngomong," jelas Vano.
"Bego!" Umpat kayla.
Vano menatap Kayla tak terima akan perkataannya barusan. "Apa lo bilang? Bego?"
"Iya. Lo bego!" Jawab kayla.
"Emang iya gue bego. Lo baru tau? Kudet amat!" Balas Vano dengan santai.
Kayla cengo. 'Baru kali ini gue denger orang bego ngaku bego.'
"Tutup tuh mulut lo!" kata Vano pada kayla.
Kayla tersadar. Ia mengatupkan mulutnya dan mengerjapkan mata dua kali.
"Ck. Au ah." kata kayla pada akhirnya mengalah dan menonton.
Vano melirik kayla sebentar. Lalu ikut menonton.
Beberapa menit mereka menonton upin ipin.
Sampai..
"Eh gue tau alesannya lo harus nurutin kemauan gue," kata Vano sambil menoleh dan menatap kayla.
"Apa?" tanya kayla, ikut menatap Vano.
"Karena gue yang jaga lo," jawab Vano.
"Perasaan tadi lo bilang gitu juga deh. Coba jelasin yang rinci!" pinta kayla.
Vano meggaruk kepala belakannya yang tak gatal. "Emang iya yah?" tanya Vano memastikan.
Kayla mengangguk sebagai jawaban.
"Gak tau ah. Gak usah bahas itu" kata Vano.
Kayla melirik Vano sinis. 'Nih orang gaje banget sih.'
•••
Tolong bantu Vote, like, komen, dan follow author ya readers...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments