Pagi ini Vano bangun terlambat. Mamanya Fera, sedang menginap di rumah neneknya karena neneknya sedang sakit, dan sedari kemarin papanya ~ Angga, sedang bekerja ke luar kota.
Pukul 07.05 Vano masih mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata rata menuju sekolah.
Ia menyalip-nyalip kendaraan di depannya dengan lihai.
Sampai sekolah. Tepat seperti dugaan, gerbang sudah di tutup tanpa ada celah dirinya untuk masuk.
'Sial.' Umpat Vano dalam hati.
Vano turun dari motor setelah menepikannya. Ia melihat 2 siswa kelas 11 berdiri menyamping dan 1 siswi membelakanginya.
1 siswi itu memohon pada satpam agar membukakan pintu.
"Heh, percuma lo mohon-mohon. Sampe lebaran monyet juga nggak akan di bukain." Ucap Vano.
Siswi itu berbalik dan menatap Vano sinis. 'Kayla?' -Batin Vano.
Yah itu kayla. Cewek yang selalu judes kepada Vano.
"Tumben telat," kata Vano.
"Gue telat bangun," balas kayla.
"Siapa?" tanya Vano.
"Gue." Jawab kayla.
"Yang nanya. Wlee" Vano memeletkan lidahnya, mengejek Kayla dan Kayla membalas dengan memeletkan lidahnya juga. "Wlee."
"Kalian ini, sudah telat. Malah berantem di depan gerbang." Kata Pak Rifki yang baru saja datang.
Pak Rifki adalah guru BK. Di SMA Trisakti, siswa-siswi yang telat tidak akan di bukakan gerbang sebelum Pak Rifki datang. Setelah itu, pasti akan ada hukuman yang menanti.
Vano nyengir. "Eh Bapak," sapa Vano.
"Kamu lagi, kamu lagi Vano." Pak Rifki geleng-geleng kepala. Vano adalah langganan BK. Hampir setiap minggunya pasti Vano masuk keruang BK. Entah itu karena bolos, telat, atau karena ketahuan merokok.
Pantas saja terkenal badboy.
"Kenapa pak? Bapak bosen sama saya? Saya juga bosen lihat Bapak terus. Eh tapi gak mungkin, secara saya kan ganteng, jadi mustahil ngebosenin," kata Vano sambil tersenyum tengil.
"Dih, narsis amat!" Sengit Kayla yang di balas dengan tatapan tak suka oleh Vano.
"Sudah! Kalian ini berantem saja dari tadi. Sekarang kalian berdua membersihkan toilet guru sana!" Perintah Pak Rifki.
"Pak, kok toilet guru sih! Toilet murid aja. Nanti imej saya jelek lagi!" Tolak Kayla.
"Tidak ada penolakan! Sekarang laksanakan tugas kalian atau saya hukum lari keliling lapangan 30 kali?!" Ancam Pak Rifki.
"Jangan!" jawab Vano dan Kayla bersamaan. Kemudian mereka berdua saling menatap satu sama lain. "Ngapain lo ngikut-ngikut!?" kata mereka bersamaan lagi.
"Lo jangan ngikutin gue!!" kata Vano dan Kayla masih kompak.
"3 detik saya hitung kalian belum menuju toilet guru. Maka kalian harus lari. 1, 2--"
Baru hitungan kedua, Vano dan Kayla langsung melangkah masuk ke dalam sekolah dengan gerbang yang sudah di buka sedari Pak Rifki keluar tadi.
Tba-tiba Vano berbalik, dan berjalan keluar gerbang. "Motor saya ketinggalan, Pak."
•••
Saat ini Vano sedang menyiram lantai, dan Kayla memegang alat untuk mengepel lantai.
"Males banget gue di hukum bareng lo," kata Kayla.
"Dih, gue juga males kali." Balas Vano.
Mereka diam beberapa saat.
"Tuh, dipel sana!" Perintah Vano.
"Ogah. Lo aja, nih!" Kayla menyodorkan alat pelan di depan Vano.
"Itu tugas lo. Gue udah siram ini semua. Enak aja lo gak ngapa-ngapain!" Bantah Vano.
"Gue nggak mau!" Tolak Kayla.
Vano tersenyum miring. "Nggak mau, apa nggak bisa?" Ejek Vano.
"Enak aja lo bilang gue gak bisa. Gue bisa kali!" Sahut kayla.
"Yaudah buktiin."
"Oke" kata kayla pada akhirnya.
Kayla mulai mengepel lantai dari pojok ruangan. Sedangkan Vano sedang memperhatikan kayla dari belakang.
"Eh yang di situ tuh, belum bersih" Vano menunjuk tempat yang menurutnya kurang bersih dan langsung di pel oleh kayla.
Vano tersenyum simpul. 'Gue kerjain aja kayla.' -Batin Vano.
"kayla!" Panggil Vano.
"Apa?" Tanya Kayla.
"Itu di belakang rambut lo ada yang gerak-gerak," kata Vano yang membuat Kayla menegang dan berteriak.
"AAaaa. Apaan, Apaan?" Kayla bergidik takut, lalu mendekati Vano.
Vano hanya menahan tawa. 'Lucu banget ekspresinya. Kok gue malah gemes sendiri ya?'
"Vano! Ada apaan?!" Tanya Kayla geram.
"Bentar. Sini-sini deketan lagi!" kayla semakin mendekat pada Vano sampai jarak mereka hanya berkisar satu meter.
"Lo lucu. Bikin gemes," kata Vano sambil tersenyu manis.
blush
Pipi kayla berubah menjadi kemerahan. Kayla blushing!
"A-apaan sih lo," kata Kayla terbata.
"Ciee blushing," ejek Vano.
"Ih apaansih! Udah lah gue mau lanjutin. Sana pergi!"
"Malu ni yee,"
"Vano!"
"Iya sayang. Yaudah gue pergi." Kata Vano sambil tersenyum jail.
"Sayang pala lo botak!"
Vano melangkah menjauh dan tiba-tiba berbalik. "Katanya toilet ini serem, Kay. Ada hantu muka rata lho! Ati-ati ketemu.." kata Vano yang kemudian langsung berlari pergi.
"DIVANO!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Asrofah Saiful
Aq suka critanya ,bagus...😍😍😍
2020-12-17
1
intan amalia
bagus banget ceritanya...😊😍❤
2020-08-17
8