Pukul 19.20
Rumah Kayla...
Kayla sendirian, hanya ada dua pembantu di rumah yang akan meninggalkannya saat jam 9 nanti, juga satpam yang berjaga di depan. Mamanya sedang pergi ke kantor papanya.
Kayla baru saja melaksanakan ibadah shalat isya. Ia mengambil buku yang berada ditasnya lalu membawanya kemeja belajar. Kayla terduduk sambil membaca prnya.
Kayla mengambil pulpen kemudian mengerjakan soal pr bahasa inggris yang pak yono berikan pagi tadi.
Kurang lebih setengah jam kayla bergulat dengan buku, akhirnya selesai.
Kayla menutup buku. Sudah tidak ada PR lagi.
Ting!
Suara pesan masuk dari hp kayla.
Kayla mengambilnya dan membuka wa. Pesan dari mamanya.
Mama
Sayang, mama gak pulang ya. Malam nanti mama sama papa akan pergi keluar kota ada urusan bisnis. Baju mama sedang disiapkan bi sri.
^^^Kayla^^^
^^^Berapa hari mah?^^^
Mama
5 harian deh kayanya. Kamu tenang aja nanti ada cowok. Anak teman mama yang akan temani kamu. Sementara dia akan tinggal bersama kamu. Mungkin besok sore atau malam dia akan temani kamu.
Dia juga seumuran dan teman sekelas kamu.
"Hah, anak cowok?. Sekelas lagi, siapa ya?. Tapi seriusan mama percaya sama dia. Kalo dia ngapa ngapain gue gimana?"
^^^Kayla^^^
^^^Gak usah mah, kan ada bibi. Dan juga dia cowok, kalo nanti kayla diapa apain gimana?^^^
Mama
Gak kok. Mama kenal dia. Dia baik gak mungkin macam macamin kamu. Dan 5 hari ini bi sri sama bi inah akan menginap bergantian
^^^Kayla^^^
^^^Yaudah deh. Gak papa^^^
Mama
ok
Kayla menghela napas. Tiba-tiba teringat jaket Vano. Jaket Vano sudah ia cuci dan sedang di keringkan mengunakan kipas angin. Mungkin besok pagi sudah kering dan sebelumnya akan kayla setrika agar rapih.
"Tidur aja kali ya. Udah gak ada kerjaan, nasib banget jadi jomblo. Udah gitu cuma punya temen satu lagi." kata Kayla meratapi nasibnya.
Sedangkan di lain tempat...
Vano, Alvan, Naqa, dan Rafa sedang berkumpul di dalam kamar Alvan yang bercat warna abu abu.
Kegiatan unfaedah karena memang sedang gabut. Mereka bermain permaianan pak polisi. Dengan ogah-ogahan karena memang sedang malas juga, seorang Naqa ikut bermain.
Ini adalah putaran ke tujuhkalinya dengan menyebutkan nama yang berbeda. Yang kalah di colek memghunakan bedak bayi yang sudah di sediakan. Hanya Naqa yang belum kalah sekalipun.
Mereka sama-sama bernyanyi di ikuti dengan tangan yang menepuk berurutan.
"Pak polisi numpang tanya sebentar atas nama misalnya nama negara,"
"Indonesia,"
"Malaysia,"
"Singapura,"
"Vietnam,"
"Jerman,"
"Tainaqa--eh,"
Permainan mendadak berhenti karena perkataan Alvan yang terakhir. Naqa sudah memandang tajam kearah Alvan.
Alvan sama seperti Vano dan Rafa. Bahkan bisa dibilang lebih parah. Bukan sifat badboynya. Tapi karena suka bercanda. Dan kadang lupa kalau bercandaannya itu sudah melaupaui batas. Tapi sama saja sih.
"Thailand maksud gue. Sorry," ralat Alvan.
"Singapura," kata Vano melanjutkan sekaligus menengahi.
"Tadi udah disebutin itu!" kata Rafa.
"Emang iya ya? Eh iya sih. Yah..." Vano memajukan wajahnya siap untuk mendapat hukuman.
Rafa, Naqa, dan Alvan mencolek bedak, lalu mencoret wajah tampan Vano.
"Untung bukan gue yang kalah lagi. Lanjut lagi skuy!" Seru Alvan.
Naqa menggeleng. "Gue gak mau. Kalian aja," kata Naqa.
"Gue juga gak mau. Udah bosen." Sahut Rafa.
"Terus main apa ya, No?" Tanya Alvan pada Vano.
"Udahlah. Mending nonton upin ipin," saran Vano.
"Emang jam segini masih ada?" tanya Rafa dan Alvan, kompak.
Rafa dan Alvan saling tatap sebentar, lalu mengalihkan pandangannya lagi.
"Kalo gak ada. Bisa lewat YT. Gimana?" Tanya Vano antusias.
Vano memang suka terhadap kartun upin ipin. Menutrut Vano, dua bocah botak itu keren. Karena sedari ia kecil sudah menonton, dan sekarang sudah besar tapi upin ipin masih saja kecil. Alasan yang kurang masuk akal, bukan?.
Gak heran sih.
Vano, Alvan, dan Rafa bangkit, hendak pergi menuju ruang keluarga di rumah Alvan yang sudah ada TV besar.
"Dasar bocah." Gumam Naqa yang masih berada di dalam kamar Alvan.
•••
Pukul 06.00
Rumah Kayla...
Kayla sedang menyetrika jaket Alvan yang berwarna hijau tua yang berpadu dengan warna hitam.
Kayla sudah memakai seragam sekolahnya, sepatunya. Hanya tinggal sarapan saja yang belum.
Setelah beberapa menit akhirnya selesai. Kayla menaruhnya di dalam tas yang sebelumnya ia taruh di atas bangku.
Kemudian Kayla berjalan menuju meja makan. Tentu saja untuk sarapan.
•••
Triiing... Triiing...
Bel istirahat pertama berbunyi. Semua siswa maupun siswi berhambur keluar kelas. Sebagian besar pergi ke kantin, ada juga yang ke perpustakaan, toilet, dan lain lain.
Sedangkan saat ini kayla sedang menulis catatan di papan tulis karen tertinggal.
"Kayla," panggil Lili sahabat sekaligus teman sebangku kayla.
"Apa?" jawab kayla.
"Masih lama gak?" Tanya Lili.
"Kalo lo udah laper, ke kantin aja duluan. Entar gue nyusul" kata kayla.
Lili tersenyum. "Tau aja nih gue udah laper. Yaudah gue tunggu. Jangan lama lama lho!"
"Iya yaudah sana!" Usir kayla.
"Yaudahdeh. Bhayy"
Lili melangkah pergi keluar kelas menuju kantin sekolah.
3 menit kemudian...
"Selesai." Kata kayla yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya.
Kayla menutup bukunya, membereskannya, dan menaruhnya ke dalam tas.
"O iya lupa balikin " kata kayla yang melihat jaket Vano.
Kayla mengambil jaket itu. Lalu menekuknya.
"Gue balikin langsung di ruangannya Alvan aja deh. Sekalian ke kantin, kan searah" kata kayla.
Masih ingatkan kalau Alvan itu anak pemilik sekolah? Alvan memiliki ruangan sendiri di sekolah. Tadi kayla sempat mendengar perkataan Vano dkk setelah bel berbunyi bahwa mereka akan ke ruangan itu.
Kayla berdiri dari duduknya. Berjalan dan melangkah keluar kelas.
Kayla mengetuk pintu dua kali.
Tok tok tok...
Tidak ada sautan.
Tok tok tok...
Masih saja tidak ada sahutan. Tanpa menunggu lama, Kayla langsung saja masuk.
Damn!
Kayla melihat Vano dan Naqa sedang merokok. Sedangkan Rafa dan Alvan tidak ada. Mungkin sedang memesan makanan.
Mata Vano melotot melihat kayla dihadapannya. "Yah ketahuan," kata Vano.
'Mungkin dari perkataan Vano itu bijak. Jiwa penolongnya juga ada. Tapi kenapa dia perokok? Sama aja buruk'
"Lo ngapain di sini?" Tanya Naqa yang membuat keduanya tersadar dan mengalihkan perhatiannya ke Naqa.
"Oh gue mau balikin jaket Vano. Nih," kata Kayla, lalu Kayla menyodorkan jaket Vano kepada pemiliknya.
"Makasih" Balas Vano sambil tersenyum kikuk, dan langsung mengambil jaketnya.
"Yaudah gue balik. Mau ke kantin." Pamit kayla dan diangguki oleh Vano dan Naqa.
Setelah kayla pergi.
"Yah gimana nih Naq? Imej gue di depan kayla udah ancur," kata Vano.
"Sejak kapan lo pikirin imej segala. Lagian lo juga kan terkenal badboy, jadi wajarlah, dia juga pasti udah tau." Balas Naqa.
"Iya juga sih. Tapi tetep aja".
Kayla itu sangat tidak suka dengan perokok. Menurutnya merokok itu suatu hal yang buruk dan bodoh. Sudah tau dibungkusannya dijelaskan bisa mengakibatkan penyakit atau bahkan kematian, tapi malah dibeli. Sudah begitu sayang uang juga kan? Begitulah pikiran Kayla.
•••
Tolong bantu Vote, like, komen, dan follow author ya readers...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Nurwana
lnjut ...
2021-06-13
0
Nurha Lisa
suka banget cerita nya,,, semangat
2021-01-21
2
Darni Ati
ceritanya bagus
2021-01-19
2