Cahaya Cinta Naura
Matahari mulai condong ke arah barat. Sinarnya terhalang barisan awan hitam yang nampak berat menampung beban, Aku bergegas mengayunkan kaki dengan ransel hitam berisi buku-buku pelajaran les private anak2 asuhanku yang masih setia nemplok di punggungku. Semilir angin mengibas-ngibaskan jilbab membuat kulitku berdesir merasakan dinginnya sore yang hampir hujan.
Namaku Naura Fina Mudya, tinggal di satu perkampungan daerah Tasikmalaya Jawa Barat. Baru 3 bulan yang lalu lulus SMA dan pulang dari pesantren. Selama waktu 3 bulan ini kuisi hari-hariku dengan memberikan les private untuk anak-anak disekitar rumah yang terdiri dari 5 orang anak SD, rata-rata mereka kesulitan dengan pelajaran Matematika.
Matematika??? Oh...Matematika yang selalu menjadi Momok bagi para siswa. Tapi entah mengapa aku justru sangat menyukainya. Berkutat dengan deretan angka dan hitungan plus, minus, kali, bagi dan sebagainya. Aku akan memegang pencil dan kertas seharian jika jawaban dari satu soal matematika tak juga kutemukan. hmmm...
Awalnya aku iseng membantu salah satu tetangga yang anaknya kesulitan belajar, dan ternyata mereka membagikan pengalamannya kepada tetangga yang lain. Akhirnya seperti sekarang ini, setiap pukul dua siang aku akan bertemu dengan mereka disebuah ruangan kecil disamping pos ronda untuk belajar, sampai saat adzan ashar hampir tiba.
Hari ini, bibirku lebih merekah dari biasanya, karena baru saja orang tua mereka memberiku amplop kecil berisi uang 250ribu untuk kerja kerasku mengajari anak mereka. Meski sebenarnya aku sama sekali tidak pernah meminta imbalan apapun, karena ini adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagiku.
Hmmm... bagi gadis seusiaku, uang 250ribu, yaaaa... lumayan lah buat jajan hehe...
Aku terus melangkah menyusuri jalan kampung yang sedikit berbatu, sesekali kakiku menendang batu kerikil yang kebetulan mampir diujung sandal jepitku, sampai aku tiba didepan sebuah rumah besar dua lantai yang tepat berada disamping rumahku yang sederhana. (Tetanggaku maksudnya hehe..). Tetangga yang bisa dibilang cukup kaya, karena hanya ada 3 rumah saja di kampungku yang berukuran besar dan berlantai dua.
"Olla...! Olla...! Sini...!" panggil teman kecilku bernama Rahayu, dan aku biasa memanggilnya Ayu, namun kami hanya bersama sampai SD saja, karena aku mengenyam pendidikanku mulai dari SMP sampai SMA di pesantren.
Dan untuk panggilan Olla? Hmmm... jangan heran, semua teman kecilku, keluarga, tetangga bahkan orang sekampung selalu memanggilku dengan sebutan Olla.
Nama itu kudapat dari Teh Rifa, Kakakku yang hanya berjarak 1,5 tahun saja denganku. Waktu kecil dia kesulitan menyebut kata Naura, jadi dia memanggilku Olla, dan sampai sekarang nama itu terus tercetak pada jati diriku, hehe...
Aku menatap Ayu dari kejauhan. Ia berdiri tepat di pintu gerbang rumah besar itu seraya melambaikan tangan. Aku pun melangkah menuju ke arahnya.
"Ada apa?" tanyaku penasaran. Jiwa kepoku datang, sementara kepalaku mulai celingukan untuk mencari tahu, peristiwa apa yang sedang terjadi di dalam.
"Hayuk sini...!" Ayu menarik lenganku menuju pintu gerbang.
"Eh... eh! Tunggu! Mau ngapain Yu?" Aku yang sedang berdiri tak siap, mengikuti langkahnya sambil berusaha meminta penjelasan.
"Itu ... Si Galih panggil-panggil namamu," ucap Ayu sambil menghentikan langkahnya karena ditahan olehku.
"Galih? emang kenapa?" tanyaku heran.
"Gak tau...lagi kumat kali", ucapnya asal, membuat keningku semakin berkerut.
"Teruuuus... apa hubungannya denganku?" tanyaku lagi.
"Eh... bukannya kamu pacar dia, ya?" tanyanya lagi.
"Apa? siapa bilang?" Aku semakin bingung mendengar ucapan Ayu.
"Terus kenapa dia manggil namamu terus? dari tadi dia uring-uringan gak bisa ditanya, dan cuman nama kamu yang keluar dari mulutnya".
"Masa sih?" Lagi-lagi aku tak percaya dengan ucapannya, Aku memang cukup dekat dengan Kak Galih, selain karena kami bertetangga dan dia sering main kerumahku, akhir-akhir ini dia juga sering memintaku untuk mengajarinya mengaji dan tak jarang dia juga ikut ngaji di surau tempat kubelajar.
Perdebatan kami terus berlangsung, hingga satu suara memanggilku. "Olla...! sini...!" ucap suara itu, membuatku menoleh ke arahnya, ternyata Ceu Nani tetanggaku yang memanggil dari pintu samping rumah besar itu. Dia adalah orang yang ditugaskan mengurus Kak Galih disini, selama orang tuanya di perantauan. Orang tuanya memang sudah bercerai, dan ku dengar dari Kak Galih, Ayahnya sudah menikah lagi, sedangkan ibunya bekerja di Ibukota. Jadi dia hanya tinggal sendiri disini, dan sesekali ditemani Ceu Nani.
"Iya Ceu?" tanyaku, sambil menatap kearahnya yang memberi kode dengan tangannya. Akupun berlari kecil meninggalkan Ayu dan menghampiri Ceu Nani lewat pintu samping, yang hanya dibatasi pagar saja dengan halaman rumahku. "Ada apa?" tanyaku lagi.
Ceu Nani menarik tanganku, "Itu Den Galih kenapa, La? Euceu teh bingung, enggak biasanya Den Galih kayak gitu, Kamu teh deket kan sama dia, dia juga manggil-manggil nama kamu dari tadi," ucap Ceu Nani dengan logat campur sundanya yang terdengar lucu, tapi wajahnya nampak begitu khawatir.
"Kenapa atuh Ceu? Ola juga enggak tau," jawabku.
"Tuh! lihat dulu deh ke sana! Duh gimana atuh ini teh, mana orang tuanya gak ada", ucapnya lagi bertanya pada dirinya sendiri, tangannya diremas-remas menunjukan rasa khawatirnya.
"Ya udah, Olla lihat dulu ya, Ceu!"
"Hayuk...!" Ucap Ceu Nani dan segera menarik tanganku menuju ruang tengah.
Kulihat seseorang meringkuk diatas kasur lantai beludru dengan tubuh menggigil, wajahnya nampak pucat dan berkeringat, matanya terpejam, dengan bibir membiru. Aku hanya melongo, berdiri dihadapan orang-orang yang mengelilinginya yang kini sedang menatap kearahku dengan berbagai pandangan berbeda yang entah mengandung arti apa.
Mereka ada 5 orang, tiga diantaranya seorang pria paruh baya dan 2 lagi seorang perempuan paruh baya dan gadis cantik, mungkin putrinya. Juga ada beberapa tetangga yang hanya berdiri didepan pintu. Aku terdiam, mengartikan semua tatapan orang-orang dihadapanku, mungkin kedatanganku yang tak berpunya ini telah mengganggu kenyamanan mereka, mereka adalah sodara-sodara dari Ibunya Kak Galih yang rata-rata semuanya orang berada dikampungku.
"Ayo, La!", panggil Ceu Nani sambil menarik tanganku mendekat ke arah Kak Galih.
"Siapa ini, Ceu?" tanya salah seorang pria yang berambut agak putih karena uban kepada Ceu Nani.
"Ini Olla...temennya Den Galih, Pak!" jelas Ceu Nani.
"Oh...jadi kamu yang namanya Olla?", ucapnya lagi dengan tatapan sinis ke arahku, atau mungkin hanya perasaanku saja.
Aku mengangguk sopan kearahnya. Lalu Ceu Nani kembali menarik tanganku. "Duduk sini!" pintanya dan tanpa mendengar persetujuanku, dia sudah menarik tanganku kebawah sehingga aku langsung terduduk tepat didepan wajah Kak Galih.
"Den...! Den Galih, Ini ada Olla," Ceu nani mengguncang pelan bahu Kak Galih. tapi dia tidak bereaksi dan terus saja menggigil. "Sok atuh bicara geura, La! siapa tahu Den Galih denger suara kamu," pintanya ke arahku.
Aku hanya memandang Ceu Nani, lalu kuputar pandanganku pada semua orang yang ada disana dan ternyata merekapun sedang menunggu reaksiku. Mataku kembali kualihkan pada wajah pria dihadapanku, dengan gugup kubuka mulutku untuk memanggil namanya. "Kak... Kak Galih... Kamu... kamu kenapa?", ragu-ragu kupegang pundaknya dan sedikit menggoyangnya. Tiba-tiba, tanganku secepat kilat ditangkup dan dipeluk di depan dadanya dengan erat sambil tetap memejamkan mata. Aku yang kaget dengan reaksi Kak Galih, langsung pucat, dan kembali memutar pandanganku ke arah orang-orang di sekelilingku. Aku bingung harus berbuat apa, ku coba untuk menarik tanganku, namun sulit sekali, karena pegangannya sangat kuat.
Aku tertunduk karena malu, namun entah mengapa, hatiku berdebar sangat kencang, Ah...! Bagaimana tidak, seumur hidupku, baru kali ini aku merasakan ada seorang pria yang menggenggam erat tanganku, meski aku tau mungkin ini dilakukan diluar kesadarannya. Tapi, untuk ukuran Pria seperti Kak Galih, yang menurutku lumayan tampan dilihat dari sisi manapun, rasanya tidak mungkin kalau tidak ada sedikit pun debaran di dadaku jika diperlakukan seperti ini.
"Olla...," gumamnya pelan.
Aku kembali tersentak, ternyata benar apa yang diucapkan Ayu dan Ceu Nani tadi, Dia menyebut namaku.
"Olla...", panggilnya kembali.
"Eu... i... iya Kak... Aku Olla," jawabku gugup.
Tak kusangka, perlahan dia membuka matanya, matanya sayu menatapku, aku balik menatapnya, bola mata kami bertemu, saling memandang cukup lama, sampai aku kembali pada kesadaranku saat melihatnya tersenyum manis kearahku. "Astaghfirullohal Adzim," ucapku dalam hati. Aku tertunduk malu, dan pastinya saat ini orang-orang di sekelilingku sedang memperhatikanku. Mulai kudengar bisikan demi bisikan dari mulut tetanggaku Ah...! Mau disimpan dimana mukaku saat ini? perasaanku campur aduk, antara malu, senang sekaligus takut kalau hal ini akan sampai ke telinga orang tuaku.
kira-kira seperti inilah visual Olla yang ada di bayangan Author, gadis periang yang selalu berpenampilan sederhana, dengan semangat hidupnya yang tak pernah kendor ditengah-tengan kehidupan orang tuanya yang pas-pasan 😊.
*************
Bersambung...❤❤❤⚘⚘⚘
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Assalamualaikum Readers...🙏😊
Selamat datang di karya ketigaku, semoga kalian juga suka dengan alur cerita ini seperti kalian suka dengan karya-karya saya sebelumnya.
O ya..., sebelumnya Author mau memperkenalkan beberapa tokoh yang akan hadir didalam cerita ini.
Naura Fina Mudhya (Olla), seorang gadis berusia 19 tahun baru keluar SMA, putri dari seorang ayah yang berprofesi sebagai guru PNS disebuah sekolah SMP negri
Galih Taufiq Ismail, Seorang pemuda korban broken home yang bertekad untuk merubah dirinya menjadi lebih baik.
Faiz Khoirul Azzam, 🤔🤔🤔
Rifa Lathifah Hasna, Kakak perempun Olla.
Sulis Khoirun Mahmudah, Adik dari Olla kelas 1 SMU.
Dikdik Munawwir siddik, teman SMA Olla
Untuk sementara, itulah tokoh-tokoh yang akan hadir dalam cerita ini.
Jangan lupa like, Vote dan Komentarnya 😉
I LOVE YOU ALL...❤❤❤😚😚😚⚘⚘⚘
By : Rahma Husnul
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Mardia QIno Suaib
suka dgn novelnya
2021-09-05
1
❦𝓜𝓲𝓼𝓼⋆P࿐u࿐t࿐r࿐i࿐
aku mampir ka
2021-07-04
1
Maria Ulfa
syuka dari mulai seikhlas cinta afifa best..
2021-06-24
1