Perasaan Wajar...

HAPPY READING...🌹🌹🌹

Aktivitasku di pagi hari adalah membantu Ibu mengerjakan pekerjaan rumah. Kami selalu bekerja sama dan membagi tugas sejak kami bangun tidur, sampai satu persatu dari keluargaku meninggalkanku sendiri di rumah.

Bapak, Ibu, Teh Riva dan Sulis sudah berangkat melakukan rutinitas mereka sehari-hari. Bapak berangkat ngajar, Ibu pergi berjualan di kantin, Sulis pergi Sekolah, dan Teh Riva pergi ke Kampus. Tinggallah aku sendiri yang sedang menjemur pakaian pada kawat-kawat yang terbentang di samping rumahku.

Sambil melantunkan Sholawat Maulana Ya Maulana kesukaanku milik Nisa Sabyan, tanganku sibuk memeras pakaian milik semua keluargaku dan menjemurnya di atas kawat jemuran.

Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu menimpa kepalaku, aku mengambilnya, ternyata sebuah kulit kacang tanah, dan bukan hanya satu, kulit kacang itu terus berjatuhan membuatku segera menoleh ke atas.

Mataku terbengong saat melihat seseorang yang sedang duduk di mulut jendela sambil mengunyah dan nyengir cengengesan. Aku menatapnya dengan kesal. Bagai mana tidak, halaman rumahku yang baru saja selesai aku sapu kembali kotor karena ulahnya membuang kulit kacang seenaknya.

"Hei...! Kalau mau makan ya makan, jangan pake ngotorin halaman rumah orang!" ucapku kesal sambil berkacak pinggang ke arahnya membuat bajuku sedikit basah karena tanganku yang baru saja memeras pakaian.

Tapi sepertinya dia tidak peduli dengan ucapanku, dia malah tertawa semakin lebar dan terus saja melempari ku dengan kulit kacang tanah yang isinya baru saja dimakannya.

"Galiiiiiiiiiih...!!!!" Teriakku yang tak sanggup lagi menahan kekesalanku.

"Apa Ola Oleeee...!" Jawabnya tak kalah berteriak.

"Sini! turun kamu! bersihkan lagi halaman rumahku!" Ucapku kesal.

"Ogah...!" Jawabnya semakin membuatku kesal. Aku Pun tak mau lagi melihatnya, bibirku maju beberapa senti, lalu melanjutkan pekerjaanku menjemur pakaian.

Aku semakin mempercepat pergerakan tanganku agar pekerjaanku cepat selesai dan tak perlu lagi mendengar ocehannya yang terus saja menggodaku bahkan sesekali mengejek cara berpakaian ku.

"Hei Ola...! Naura...! Norak...! Ukh... pantes kali ya, kalau aku memanggilmu Norak? cara berpakaian mu pun Norak, selalu saja pake rok hitam dan kemeja panjang kayak gitu, huwahaha...," Ucapnya sengaja membuatku semakin kesal.

Aku terdiam, ingin rasanya aku menyiram wajahnya dengan sisa air jemuran pakaianku yang masih tersimpan di dalam baskom ini. Aku kembali melihat ke arahnya dengan kesal, sambil mengira-ngira seandainya aku melempar air ini ke atas, bukannya dia yang basah, tapi air ini akan berbalik ke arahku. Aku pun hanya menggelengkan kepalaku, lalu melempar air itu ke sisi tembok pembatas antara halaman rumahku dengan rumahnya.

Aku kembali masuk ke dalam rumah, dan menyimpan baskom bekas tempat jemuran tadi ke dapur. Masih dengan kekesalanku, aku mendongakkan kepalaku lagi dari kaca jendela rumahku ke arah dimana dia duduk tadi. Tapi rupanya dia sudah tidak ada di sana. Aku mengelus dada karena lega, ku pikir ini saatnya aku menyapu kembali halaman rumahku dari sampah-sampah kulit kacang yang berserakan akibat ulah pemuda menyebalkan itu.

Aku bergegas mengambil sapu lidi di samping rumahku, lalu kembali mengayunkannya untuk mengumpulkan satu persatu kulit kacang di sana.

"Pagi Norak...!" Ku dengar lagi suara menyebalkan itu dari tembok pagar pembatas rumah kami, dan tubuhnya tiba-tiba muncul di sana sambil melompati tembok yang tingginya sekitar satu meter itu.

"Eh...! mau ngapain loncat pagar, nerobos rumah orang? kayak maling!" Ucapku ke arahnya dengan lagak menginterogasi.

"Mau main aja sama tetangga, emang gak boleh?" tanyanya asal.

"Gaaaak... Booo...Leh!!!" Ucapku menekankan sambil melebarkan mataku dan berkacak pinggang ke arahnya dengan sapu lidi masih di tanganku.

"Idih...! galak banget, jadi takut kalau mau di jadiin istri," gerutunya sedikit pelan, namun aku bisa mendengarnya.

"Apa kamu bilang? Istri???... Oweeeek..., gak bakalan!" Ucapku sambil mendelik.

"Jangan terlalu galak! nanti cinta beneran baru tau rasa ha ha ha..." ucapnya asal.

"Isst...! mit amit dah...!" jawabku sambil membuang muka ke arah lain. "Sana pergi! di rumah gak da orang," Usir Ku padanya.

"Terus kalau gak ada orang, yang di depanku ini apa namanya, hantu? ha ha ha..." Dia tertawa dengan sangat puas.

Aku yang semakin kesal, berlalu meninggalkannya dan masuk ke dalam rumah lewat pintu samping. Tapi rupanya dia mengikuti ku, aku pun berhenti dan berbalik ke arahnya. "Eh! mau kemana? Jangan masuk! Aku hanya sendirian di rumah," cegahku sambil mengacungkan tanganku untuk memperingatkannya.

"Yeee..., memangnya kamu pikir aku mau apa-apain kamu? Sorry ya, gak selera," ucapnya asal, dan entah mengapa mendengar ucapannya, hatiku justru semakin kesal.

"Terus mau ngapain masuk rumah orang?" tanyaku lagi.

"Mau pinjem buku bacaan sholat yang kemarin, Noraaaak...! yang warna merah, yang kamu ajarkan sama anak-anak itu," jelasnya.

"Kenapa gak bilang dari tadi?"

"Abisnya kamu galak amat, nyerocos mulu, kayak ibu tiri, Wuahahaha..."

"Isst...! nyebelin!" ucapku sambil berlalu menuju ke kamarku, sedangkan dia menunggu di dekat pintu. Aku segera mengambil buku yang di maksud Kak Galih, lantas kembali menghampirinya dan menyerahkan buku itu ke tangannya.

"Ini?" tanyaku sambil menatap ke arahnya.

"Iyyeessss," Jawabnya sambil tersenyum manis ke arahku. Untuk sesaat aku menikmati pemandangan di hadapanku, MasyaAlloh... kenapa dia manis sekali?

"Hei! kenapa bengong?" dia mengibaskan tangannya tepat di depan wajahku. "terpesona ya dengan wajahku?" tanyanya lagi sambil tertawa membuat aku tersadar dan segera memalingkan wajahku.

"Astaghfirullah," Ucapku dalam hati, saat aku tersadar dan teringat dengan ucapan Bapak kemarin.

"Aku pinjam dulu ya bukunya!" Ucapnya kemudian sambil mengacungkan buku itu ke hadapanku.

"Oh..., iya, ambillah!" Ucapku sedikit tersentak dari lamunanku. "Eh...! baca yang bener! kalau gak bisa membaca tulisan arabnya, baca aja tulisan latinnya, sudah lengkap di bawahnya."

"Oke, makasih ya..., Norak... ha ha ha...," Ucapnya lagi sambil berlalu dari hadapanku, dan kembali melompati tembok pembatas antara rumah kami.

"Isst..., dasar menyebalkan...!" teriakku agak kencang agar dia bisa mendengarnya.

************

Bersambung...❤❤❤⚘⚘⚘

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Perasaan yang wajar bagi setiap remaja, begitupun denganmu Ola, tapi tetep ingat pesan Bapak ya 😉🤗.

Hmmm..., nasib novel baru, pengunjungnya masih sedikit, Anak2 bantu bunda promoin Olla ya...😄😄😄😉😉✌.

Tetap vote, like dan komen 😉✌✌✌

I LOVE YOU ALL...😘😘😘❤❤❤⚘⚘⚘

By : Rahma Husnul 🤗

Terpopuler

Comments

Dwi desi Pratiwi

Dwi desi Pratiwi

visual galih kk

2021-06-22

1

nuri nurdianti🐊🐊☪️

nuri nurdianti🐊🐊☪️

Galih lucu

2021-03-14

1

Yusriyyah Abidah♥

Yusriyyah Abidah♥

Galih jail bngt yaa sm Olla😂

2021-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog...
2 Mau Sholat...
3 Harapan Bapak...
4 Perasaan Wajar...
5 Diary...
6 Cari Kesempatan...
7 Tentang Rasa...
8 Manusia Tak Berhak Menghakimi...
9 Bisikan Syetan...
10 Maaf...
11 Olla???...
12 Bapak...
13 Kehilangan...
14 Rencana Kuliah...
15 Isi Hati Ibu...
16 Selamat Tinggal Kenangan...
17 Apapun Kulakukan Untukmu...
18 Kenangan Manis...
19 Takut dengan Rasaku...
20 Galih POV...
21 Selamat Datang di Yogyakarta...
22 Kampus Baru...
23 Faiz Khoirul Azzam...
24 Kehidupanku di Kota Gudeg...
25 PENGUMUMAN
26 Perjuanganku...
27 Kebaikan Seorang Teman...
28 Wisuda Mas Azzam...
29 Hadiah Untuk Mas Azzam...
30 Cukuplah Jaga Hatimu Untukku...
31 Hadiah dari Mas Azzam...
32 Aku Tau Siapa Diriku...
33 Bimbang...
34 Mencoba Untuk Membuka Hati...
35 Olimpiade Matematika...
36 Kekasihku Hebat...
37 Saat Mendebarkan...
38 Bersyukur...
39 Siapa Dia???...
40 Galih POV...
41 Keahlian Terpendam...
42 Pulang ke Kampung Halaman...
43 Kehangatan Keluarga...
44 Berangkat Umroh...
45 Jabal Rahmah...
46 Aku Tetap Menunggumu...
47 Galih POV...
48 Candu Bagiku...
49 Diary Galih...
50 Seandainya Aku Bisa Memilih...
51 Mencarinya...
52 Seminar...
53 Seminar part 2...
54 Isi Hatiku...
55 Wisuda...
56 Cincin...
57 Pertemuan (Part 1)...
58 Pertemuan (Part 2)...
59 Pulang Kampung...
60 Perjalanan Panjang...
61 Suasana Rumah...
62 Pesan...
63 Khitbah...
64 Bukan Untuk Menikungnya di Sepertiga Malam...
65 Menjaga Kesucian Hubungan Kita...
66 Melangkah Menyongsong Masa Depan...
67 Perjuangan di Negri Kincir Angin...
68 Tesis...
69 Tiba di Tanah Air ...
70 Menjelang Pernikahan ...
71 Hari Terakhir Masa Lajangku...
72 Aqad (Part 1)...
73 POV Azzam...
74 Aqad (part 2) ...
75 Resepsi...
76 Suasana yang Berbeda...
77 Kamar Pengantin Kedua...
78 Ibadah Terindah...
79 Hakikat Cinta... (Musim ke-1 End)...
80 Musim Ke-Dua...
81 Kejutan...
82 Istri Manjaku...
83 Mas Azzam-Keysha?...
84 Oll-Ga ...
85 Siapa Mereka? ...
86 Sampai di Ibukota...
87 Gang Panjang ...
88 Demi Keselamatanmu...
89 Parangtritis...
90 Memahami Makna Sunset....
91 Kepergian Dia...
92 PENGUMUMAN ...
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Prolog...
2
Mau Sholat...
3
Harapan Bapak...
4
Perasaan Wajar...
5
Diary...
6
Cari Kesempatan...
7
Tentang Rasa...
8
Manusia Tak Berhak Menghakimi...
9
Bisikan Syetan...
10
Maaf...
11
Olla???...
12
Bapak...
13
Kehilangan...
14
Rencana Kuliah...
15
Isi Hati Ibu...
16
Selamat Tinggal Kenangan...
17
Apapun Kulakukan Untukmu...
18
Kenangan Manis...
19
Takut dengan Rasaku...
20
Galih POV...
21
Selamat Datang di Yogyakarta...
22
Kampus Baru...
23
Faiz Khoirul Azzam...
24
Kehidupanku di Kota Gudeg...
25
PENGUMUMAN
26
Perjuanganku...
27
Kebaikan Seorang Teman...
28
Wisuda Mas Azzam...
29
Hadiah Untuk Mas Azzam...
30
Cukuplah Jaga Hatimu Untukku...
31
Hadiah dari Mas Azzam...
32
Aku Tau Siapa Diriku...
33
Bimbang...
34
Mencoba Untuk Membuka Hati...
35
Olimpiade Matematika...
36
Kekasihku Hebat...
37
Saat Mendebarkan...
38
Bersyukur...
39
Siapa Dia???...
40
Galih POV...
41
Keahlian Terpendam...
42
Pulang ke Kampung Halaman...
43
Kehangatan Keluarga...
44
Berangkat Umroh...
45
Jabal Rahmah...
46
Aku Tetap Menunggumu...
47
Galih POV...
48
Candu Bagiku...
49
Diary Galih...
50
Seandainya Aku Bisa Memilih...
51
Mencarinya...
52
Seminar...
53
Seminar part 2...
54
Isi Hatiku...
55
Wisuda...
56
Cincin...
57
Pertemuan (Part 1)...
58
Pertemuan (Part 2)...
59
Pulang Kampung...
60
Perjalanan Panjang...
61
Suasana Rumah...
62
Pesan...
63
Khitbah...
64
Bukan Untuk Menikungnya di Sepertiga Malam...
65
Menjaga Kesucian Hubungan Kita...
66
Melangkah Menyongsong Masa Depan...
67
Perjuangan di Negri Kincir Angin...
68
Tesis...
69
Tiba di Tanah Air ...
70
Menjelang Pernikahan ...
71
Hari Terakhir Masa Lajangku...
72
Aqad (Part 1)...
73
POV Azzam...
74
Aqad (part 2) ...
75
Resepsi...
76
Suasana yang Berbeda...
77
Kamar Pengantin Kedua...
78
Ibadah Terindah...
79
Hakikat Cinta... (Musim ke-1 End)...
80
Musim Ke-Dua...
81
Kejutan...
82
Istri Manjaku...
83
Mas Azzam-Keysha?...
84
Oll-Ga ...
85
Siapa Mereka? ...
86
Sampai di Ibukota...
87
Gang Panjang ...
88
Demi Keselamatanmu...
89
Parangtritis...
90
Memahami Makna Sunset....
91
Kepergian Dia...
92
PENGUMUMAN ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!