HAPPY READING...🌹🌹🌹
Ku Langkahkan kakiku kembali menuju ke kamarku setelah tubuhnya hilang dibalik tembok pembatas rumah kami. Aku mendengus kesal mengingat kejadian barusan.
Sendiri di rumah, ku isi dengan duduk di depan meja belajarku sambil membuka buku-buku contoh soal untuk persiapan test masuk perguruan tinggi. Meski sebenarnya Aku sudah ikut beberapa test masuk masal ke beberapa perguruan tinggi yang di selenggarakan oleh sekolah SMU ku beberapa bulan yang lalu. Tapi sampai saat ini belum ada satu pun surat panggilan yang datang dari salah satu perguruan tinggi itu, entah karena nilaiku kurang, sehingga aku tidak lolos beasiswa atau juga belum tiba saatnya pengumuman kelulusan.
Yang pasti, Aku hanya berharap yang terbaik dan terus berusaha mendapat beasiswa agar Bapak tidak terlalu berat membiayai kuliahku nanti.
Kubuka lembar demi lembar buku-buku itu, dengan pensil yang tak lepas dari tanganku juga kertas kosong yang penuh dengan deretan angka hasil ku menulis beberapa rumus dan kotretan. Tiba-tiba saja mataku terbelalak saat melihat senyuman manis berkelebat di halaman bukuku. "Astaghfirullah!" Ucapku sambil mengusap wajahku dengan kedua tangan. "Apa yang kamu pikirkan Olla...? masa iya kamu memikirkan pemuda menyebalkan itu?" Tanya ku pada diriku sendiri sambil mendorong kepalaku ke samping dengan pensil yang masih aku pegang.
"Ah...! Fokus Olla...!" Ucapku lagi dan kembali mengalihkan pandanganku pada soal selanjutnya di dalam buku.
Selang 5 menit ternyata bayangan itu kembali hadir, bahkan kini lebih parah lagi. Wajah polosnya dengan mata terpejam tak berdaya kemarin sore, sambil menggenggam tanganku juga memanggil namaku, kini kembali menari di hadapanku, suaranya terngiang di telingaku dan terus saja mengganggu pikiranku.
"Ya Ampuuuun...! kenapa datang lagi si...?" Aku mulai kesal dan menutup buku soal-soal itu sambil menundukkan kepalaku ke atas meja belajar dengan kedua tangan sebagai tumpuannya.
Aku kembali mengangkat kepalaku, dan tiba-tiba saja mataku tertuju pada sebuah buku kecil tebal berwarna biru muda dengan gembok kecil bertengger di ujung sampulnya. "Diary Ku," ucapku pelan. Ku ulurkan tanganku untuk mengambilnya, lalu mengambil anak kunci berukuran kecil yang sengaja ku simpan di bawah lipatan bajuku agar tak seorang pun bisa membuka buku pribadiku ini termasuk Sulis Adikku.
Aku mulai membuka gembok kecil di sana dan ku buka halaman demi halaman hasil dari tulisanku sejak masuk bangku SMU 3 tahun yang lalu. Terdapat banyak kenangan di sana, aku mulai senyum-senyum sendiri, kadang tertawa, berkerut dan banyak lagi reaksiku mengingat beberapa kenangan itu bersama teman-temanku.
Mataku tertuju pada tulisanku 4 bulan yang lalu, di mana Kami mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi, "3 April 2012, Semoga hari ini sukses, semangat ujian masuk perguruan tinggi...💪💪💪!" Ku baca kembali isi tulisanku saat itu.
Pikiranku terlintas kepada salah satu dari Mahasiswa yang pernah menyapaku dengan ramah saat membagikan so'al ke hadapanku. "Semangat! semoga lolos beasiswa, saya tunggu di Universitas," Ucapnya sambil tersenyum manis ke arahku. Entah mengapa aku merasa Mahasiswa itu memberi pelayanan lebih terhadapku.
Untuk ukuran anak SMU sepertiku, tentunya mendapat perlakuan yang berbeda dari yang lainnya membuat hatiku berbunga-bunga, padahal jangankan mengenalnya, tahu namanya pun tidak 😀. Kenapa tidak bertanya? sesalku setelah kami berpisah. Ya mana aku berani? 😀😀😀.
"Zam...!" hanya nama panggilan itu yang aku tau saat salah satu dari teman sesama Mahasiswa memanggil dirinya.
Ku buka lagi lembaran baru dan kulihat foto perpisahan sekolah kami yang terselip di sana. Fotoku yang menggunakan kebaya panjang dengan selempang songket yang melingkar di leherku untuk menutupi bagian dadaku bersama dua sahabatku bernama Eka Lestari dan Dikdik Munawwir Siddik.
"Ah..., Aku kangen sekali dengan kekonyolan kalian berdua," ucapku sambil tersenyum membayangkan keakraban kami. Sejak kami keluar dari Pesantren, kami sama sekali tidak pernah berhubungan lagi, mengingat rumah mereka yang jauh dari tempat tinggal ku, lagi pula kami sama sekali tidak punya alat komunikasi untuk saling menghubungi.
Ku balikan foto itu, terdapat tanda tangan mereka berdua di sana dengan tanggal dan tahun serta jam tepat saat kami berpisah di penghujung jalan menuju asrama putra dan putri. "5 Mei 2012, pukul 13:17." Ucapku membaca tanggal yang tertulis di sana. Aku pun tersenyum membayangkan masa itu.
Kembali ku buka lembaran baru, yang ternyata tidak ada lagi tulisanku setelah itu. Aku baru sadar, kalau semenjak 3 bulan yang lalu, aku tidak pernah lagi menulis sesuatu di buku pribadiku ini. Aku tersenyum dan mencoba mengambil ballpoint di hadapanku, lantas menuliskan tanggal di ujung buku diary ku.
"3 Juli 2012, Hari ini...," Aku menghentikan gerakanku sejenak, berfikir ada kejadian apa hari ini? Dan pikiranku kembali hadir pada kejadian yang baru saja terjadi pagi tadi. Di mulai saat satu kulit kacang menimpa kepalaku, dan tiba- tiba saja tanganku bergerak dengan sendirinya.
"Diary..., Dia..., Pemuda konyol menyebalkan, hari ini telah membuat ulah dengan membuatku kesal. Berani-beraninya dia menertawakan penampilanku, aku memang seperti ini, rok hitamku yang selalu setia, ini kan seragam waktu di pesantren, meski sebenernya aku tidak punya banyak pakaian hehe...
Eh..., tunggu sebentar, kenapa hari ini senyumnya manis sekali? kenapa hatiku berdebar saat dekat dengannya? perasaan apa ini? padahal aku tau dia Pemuda konyol, slengean, usil, jahil dan...apalagi ya? ... hmmm...Menyebalkan! Ya...dia sangat menyebalkan.
Lalu... kenapa aku senang berada dekat dengannya? aku senang berbicara dengannya, aku senang melihat semua gerak-geriknya dan aku...
Ah..., Diary..., perasaan apa ini? Apa ini yang namanya Cinta? dimana mata kita buta melihat siapa dirinya?
Tidak! ini tidak boleh terjadi! Ya ampun Ollaaaaa... ingat pesan Bapak!"
"Deg!" jantungku berhenti sejenak saat ku tulis nama Bapak di ujung tulisanku. Aku Pun segera menutup Diary Ku dan kembali menundukkan kepalaku di atas meja belajar dengan kedua tangan menjadi tumpuanku. Aku memejamkan mataku, berusaha menghilangkan bayangan kemarahan Bapak saat tau aku punya perasaan sebodoh ini terhadapnya.
Cukup lama aku terpejam, pikiranku melayang semakin jauh memikirkan semua yang sudah terjadi dan kemungkinan yang akan terjadi nanti, Semakin lama pikiran itu kabur, berbaur dengan masuknya pikiranku pada alam bawah sadar dan terbang menjelajahi alam mimpi, aku pun terlelap tak mengingat apapun lagi.
**********************
Bersambung...❤❤❤⚘⚘⚘
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan terlalu banyak mikir ya, Olla...! kendalikan perasaanmu 😄😄😄
Tetap like, vote dan komentar ya Readers...😉. Sungguh! komentar kalian lah yang bikin saya tambah semangat 🤗
I LOVE YOU ALL...😘😘😘❤❤❤⚘⚘⚘
By : Rahma Husnul
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
❦𝓜𝓲𝓼𝓼⋆P࿐u࿐t࿐r࿐i࿐
jatuh cinta berjuta rasanya 😁😁😁
2021-07-04
1
Zaenab ali Said
suka
2021-03-19
2
nuri nurdianti🐊🐊☪️
semangat olla
2021-03-14
1