HILANGNYA SABINNA

Akhirnya Kyai Nawawi mengikuti semua keluarga ndalem untuk memeriksakan keadaan Sabinna di rumah sakit.

"Bagaimana kondisi istri saya sekarang dok?." Tanya Kyai Nawawi.

"Istrinya njenengan kurang istirahat dan terlalu banyak yang di pikirkan. Banyak yang di pikirkan juga tidak baik untuk tubuh, lebih baik jika mbak Sabinna di perhatikan dengan teliti apa yang ia lakukan, apa yang di butuhkan," ucap dokter menyarankan ini itu untuk kesembuhan Sabinna.

"Nanti saya berikan resepnya Kyai," imbuh dokter tersebut.

Tak lama kemudian Sabinna terbangun, sadarkan diri di tengah kritisnya keadaan. Melihat dua sosok orang yang penting baginya sangatlah membuat hatinya senang, namun hatinya sedang di liputi kegundahan tentang lembaran itu. Nyai Latifah dan Kyai Nawawi menyebutkan puji syukur pada yang maha Kuasa, telah menyadarkan orang yang sedari sore semua keluarga ndalem tunggu. Melihat Kyai Nawawi membuat hati Sabinna semakin sakit, lebih lebih jika beliau tersenyum padanya.

"Haaahhh," suara helaan nafas Sabinna yang panjang, terdengar bahwa ia sedang bosan.

"Ada apa Sabinna?." Tanya Nyai Latifah padanya.

"Um, umi. Bisakah mas Awi meninggalkan tempat ini, saya hanya ingin bersama njenengan mi," ucap Sabinna dengan mengalihkan pandangan, membelakangi Kyai Nawawi dan juga saudaranya itu. Kedua orang terhormat itu saling bertukar pandangan, saling mengangguk satu sama lain.

"Baik mas Awi akan pergi dek," ucap Kyai Nawawi dengan mengelus betis Sabinna yang tertutup selimut rumah sakit. Setelah pintu ruangan milik Sabinna tertutup rapat rapat, barula Nyai Latifah berani menanyakan bagaimana dan apa yang sedang ia rasakan saat ini.

"Sabinna sebenarnya kamu ada masalah apa?." Tanya Nyai Latidah padanya. Sabinna heran dengan pertanyaan dari saudaranya tersebut, betapa khawatirnya Nyai Latifah pada Sabinna pun, Sabinna sudah tau.

"Ndak ada apa apa umi, hanya bosan saja melihat mas Awi," jawab Sabinna mengelak.

"Iya sudah ndak papa, jangan bertengkar ya. Suami istri harus harmonis," ucap Nyai Latifah mengingatkan madunya akan alasan mengapa ia di madu.

...***...

Hari sudah berganti, bulan berganti matahari. Kini Sabinna sudah boleh keluar dari rumah sakit, namun dokter menyarankan agar ia tak sering sering memikirkan sesuaru yang tidak penting.

Tidak penting? Benar. Tidaklah penting bagiku, ucap Sabinna dalam batin kecilnya.

Sabinna menepuk nepuk bantal miliknya yang sudah tiga hari tak di pakai, tetap bersih karena setiap hari ada hadam yang membersihkan, namun tak nyaman saja jika sudah lama tak memakainya. Sabinna duduk di bed covernya yang berukuran besar itu, merebahkan tubuhnya ke kasur yang lebih empuk dari kasur rumah sakit yang ia tempati beberapa hari yang lalu.

Berdiri dari tidurnya, Sabinna lalu berjalan dari sudut ke sudut, memperhatikan perubahan kamarnya selama tiga hari itu. Ia menemukan secarik kertas yang ada di atas meja belajarnya, ia berjalan untuk memeriksa apa isi lembaran yang terlipat rapi itu, membukanya dengan hati hati dan memeriksa kata yang ada pada atas bab.

...Assalamu 'alaikum mas Wawi, mas Wawi melupakan Fitri kah?...

...Mas Wawi sudah puas dengan adanya Sabinna di samping njenengan?...

^^^Mas Wawi, kalau njenengan memang sudah melupakan saya maka tak ada alasan lagi saya tetap bertahan di sini.^^^

...Jadikan alasan njenengan membalas surat ini sebagai tanda hati njenengan masih ada buat saya....

...Selalu Fitri terus yang mengirim tanpa ada mas Wawi membalas....

...Tak adakah kekhawatiran mas Wawi bagi Fitri?...

Fitri di lamar oleh santrinya mas Wawi, kang Fauzan.

...Tapi Fitri akan menunggu mas Wawi, bagaimana pendapat njenengan, menerima kang fauzan dan harus melupakan njenengan, atau njenengan menikahi saya?....

...Wa ssalamu 'alaikum mas Wawiku....

Sabinna membaca dengan jelas secarik kertas yang membuatnya gundah itu, lagi lagi mbak Fitri dan mbak Fitri. Sabinna meremas kertas tersebut dan melemparkannya ke arah tong sampah. Tiba tiba terbuka pintunya dengan lebar, Kyai Nawawi tersenyum melihat sosok istri tercintanya tengah berdiri tegap di atas meja belajar, mendatangi istri mudanya dan langsung memeluk erat erat.

"Ciyee habis belajar," goda mas Awi pada Sabinna.

"Endak kok!." Seru Sabinna ketus.

"Kenapa sampean makin berubah sih sayang?." Tanya mas Awi dengan mengelus punggung istrinya.

"Oh saya ya? Berarti saya yang salah," ucap Sabinna. Kyai Nawawi langsung melepaskan pelukannya yang tadinya erat, bingung dengan apa yang di maksut istrinya, kini beliau meraih kembali tubuh Sabinna dan melanjutkan mengelus rambut Sabinna dengan lembut.

"Maafin mas Awi ya kalo ada salah, adek jangan marah marah terus, nanti mas Awi nangis," ucap mas Awi dengan berlagak sok manja. Sabinna hanya nyengir dan melirik suaminya dengan pandangan tak senang, Sabinna merasa bahwa suaminya memanglah salah, Sabinna terbakar api cemburunya.

"Mas Awi sekarang ngajar kan? Saya mau bersih bersih kamar dulu," ucap Sabinna dengan mendorong dada Kyai Nawawi. Kyai Nawawi menerima perintah Sabinna dengan senang hati, Kyai Nawawi mencium kening istrinya dan berlalu meninggalkan Sabinna dari kamarnya.

Melihat suaminya pergi dengan segera, Sabinna langsung membereskan baju bajunya dan memasukkannya ke dalam koper, Sabinna beranjak pergi dari rumah saat sore hari, semua keluarga ndalem sedang sibuk mengajar kecuali dirinya.

"Nyai mau ke mana?." Tanya kang Rizal pada Sabinna.

"Mau pulang beberapa hari kang, sudah izin dengan Kyai," jawab Sabinna dengan terburu buru. Kang Rizal hanya kebingungan dengan tingkah Bu Nyainya itu, tanpa bisa mencegah kang Rizal membukakan pintu gerbang untuk Sabinna.

"Kenapa bawa koper Nyai?." Tanya kang Rizal bingung.

"Terserah saya toh Kang," jawab Sabinna sewot.

Akhirnya Kang Rizal hanya berani terdiam dan membukakan pintu gerbang saja, takut hukuman mendarat padanya hanya gara gara mencurigai istri sang Kyai membawa koper. Sabinna berjalan ke depan dan terus menjauh dari depan pondok pesantren.

Berjalan tanpa ada arah tujuan yang jelas, membuat Sabinna mau tak mau menuju rumah budenya yang ada jauh di lain kota. Menaiki bus MAKAN KENCANA, Sabinna hanya bisa melihati hijauhnya pemandangan dan meratapi betapa sakitnya hati di buat oleh suaminya. Sabinna menangis, tersedu sedu menghadap ke arah kaca jendela.

...***...

"Mi, umi Sabinna di mana mi?." Tanya Kyai Nawawi pada istri pertamanya.

"Bukannya tadi sama njenengan ya bah?." Tanya Nyai Latifah ikut kebingungan dengan adanya Sabinna yang tak kunjung keluar dari kamar utama ndalem.

"Siapa yang melihat Sabinna?." Tanya Kyai Nawawi dengan ekspresi kebingungan.

"Ndak Bah, coba njenengan tanya sama kang kang pondok, kalau keluar rumah pasti kan lewat depan rumah," saran Salsa pada abahnya. Akhirnya karena mendapat saran dari Salsa, Kyai Nawawi langsung bergegas mengumpulkan seluruh santri putra yang ada.

"Assalamu 'alaikum, ada yang melihat Nyai Sabinna?." Tanya Kyai Nawawi to the point.

"Endak Kyai," jawab salah seorang santri.

"Mboten Kyai (Tidak Kyai)," jawab santri lainnya secara bergantian.

"Saya melihat Kyai, tadi Nyai Sabinna membawa koper keluar dari gerbang, katanya pulang ke rumahnya untuk beberapa waktu dan sudah izin kepada njenengan," jawab kang Rizal dengan kebingungan.

"Aduh Rizal seharusnya kamu cegah, dia belum izin ke saya," ucap Kyai Nawawi dengan menitikkan air mata di depan semua santri putra.

Kebingungan meliputi hati sang Kyai besar itu, semua santri putra yang melihat hanya bisa ikut bersedih dan bingung apa yang harus mereka lakukan, pengaruh Nyai Sabinna begitu besar bagi Kyai Nawawi, terutama bayi yang ada dalam kandungannya.

Terpopuler

Comments

Syakila Syakila

Syakila Syakila

ko nga di terangin kenapa Kiai sampe beristri 4...biasa ya kan ada sebab musababnya....NYI Latifah sebagai istri pertama juga merelakan begitu saja suaminya meningkah

2020-10-21

4

Anggina AMS

Anggina AMS

Rasanya Anggi mau ngebogem si Fitri dah..........

2020-10-20

3

anna

anna

kok jdi kesel sama fitri y😌

2020-08-31

2

lihat semua
Episodes
1 SABINNA CAHAYA PESANTREN
2 MENIKAH DENGAN KYAI NAWAWI
3 MUNCUL FITNAH
4 MAS AWI BUKAN MAS WAWI
5 SABINNAKU
6 LATIFAH ISTRI TERCINTA
7 HARI UNTUK SALSA
8 FEELING IBU LEBIH TAJAM
9 PERKUMPULAN BA'DA DZUHUR
10 MAKNA DARI RASA PAHIT
11 TEGURAN UNTUK SABINNA
12 KELUARGA BARU
13 PERDEBATAN
14 DUA GAUN UNTUK SABINNA
15 FITRI PENGGUNDAH HATI
16 GARA GARA SURAT
17 HILANGNYA SABINNA
18 RENDANG MENYATU RINDU
19 MAAFKAN MAS AWI
20 KEMBALI HARMONIS
21 ILMU SOROF
22 REUNI MALAM
23 SEMOGA LANCAR
24 RUANG DI HATI
25 UDARA SEGAR
26 BEBEK GORENG
27 H-1
28 SUKA DENGAN SAMPEAN
29 ORANG TERSEBUT
30 USTADZ IMAM
31 RASA YANG PERNAH ADA
32 PENYESALAN TERDAHULU
33 MENGETAHUI KENYATAANNYA
34 BACA SEMUA, GAK BACA NYESEL.
35 HADIAH TERMANIS DAN JUGA KEKHAWATIRAN.
36 WANITA ADALAH TIANG NEGARA
37 KEBELET
38 BAN BOCOR.
39 BANTUAN ORANG ASING
40 BERPISAH
41 SANTRI BARU ITU MANIS BANG
42 ALASAN
43 KETUBAN PECAH
44 LIMA PULUH TUJUH DEL SAKITNYA
45 ALHAMDULILLAH
46 SALING MENGHARAP
47 MENJEMPUT
48 PELUKAN HANGAT
49 PERGI KE PASAR
50 FLASHBACK
51 KERINDUAN BAIT BAIT HATI
52 SIAPA MENGEJAR SIAPA
53 BISA JELASKAN
54 GARA GARA ANGKOT
55 FOKUS MANA
56 PENGUMUMAN EVENT BERHADIAH
57 SAYANG BUKAN BERARTI CINTA
58 BUKAN MAKSUM
59 KECURIGAAN NYAI LATIFAH
60 HADIAH DAN SANG JUARA
61 BERTEMU MALAM HARI
62 LEGOWO
63 KELUH KESAH MASING MASING
64 DARAH TINGGI
65 SELEDRI
66 BERBAGI TAWA
67 SIDANG
68 SIDANG II
69 UNGGAH UNGGUH
70 ES JERUK
71 MANJA
72 JALAN JALAN
73 SUDAH LAMA
74 DARAH
75 CEMBURU LAGI
76 SUNGGUH MENCINTAI
77 MAS AWI
78 CENGKRAMAN
79 FITNAH
80 SEMOGA LEKAS SEMBUH
81 KRITIS!
82 SOP DAGING UYEE
83 SUDAH KEMBALI
84 MEMANDIKAN MENDUNG
85 PENGUMUMAN
86 BERBAGI
87 MELUMAH APA MENGKUREP?
88 NGOMEL
89 NAJITA
90 PENOLAKAN
91 AKU ADALAH KOTORAN
92 PESAN
Episodes

Updated 92 Episodes

1
SABINNA CAHAYA PESANTREN
2
MENIKAH DENGAN KYAI NAWAWI
3
MUNCUL FITNAH
4
MAS AWI BUKAN MAS WAWI
5
SABINNAKU
6
LATIFAH ISTRI TERCINTA
7
HARI UNTUK SALSA
8
FEELING IBU LEBIH TAJAM
9
PERKUMPULAN BA'DA DZUHUR
10
MAKNA DARI RASA PAHIT
11
TEGURAN UNTUK SABINNA
12
KELUARGA BARU
13
PERDEBATAN
14
DUA GAUN UNTUK SABINNA
15
FITRI PENGGUNDAH HATI
16
GARA GARA SURAT
17
HILANGNYA SABINNA
18
RENDANG MENYATU RINDU
19
MAAFKAN MAS AWI
20
KEMBALI HARMONIS
21
ILMU SOROF
22
REUNI MALAM
23
SEMOGA LANCAR
24
RUANG DI HATI
25
UDARA SEGAR
26
BEBEK GORENG
27
H-1
28
SUKA DENGAN SAMPEAN
29
ORANG TERSEBUT
30
USTADZ IMAM
31
RASA YANG PERNAH ADA
32
PENYESALAN TERDAHULU
33
MENGETAHUI KENYATAANNYA
34
BACA SEMUA, GAK BACA NYESEL.
35
HADIAH TERMANIS DAN JUGA KEKHAWATIRAN.
36
WANITA ADALAH TIANG NEGARA
37
KEBELET
38
BAN BOCOR.
39
BANTUAN ORANG ASING
40
BERPISAH
41
SANTRI BARU ITU MANIS BANG
42
ALASAN
43
KETUBAN PECAH
44
LIMA PULUH TUJUH DEL SAKITNYA
45
ALHAMDULILLAH
46
SALING MENGHARAP
47
MENJEMPUT
48
PELUKAN HANGAT
49
PERGI KE PASAR
50
FLASHBACK
51
KERINDUAN BAIT BAIT HATI
52
SIAPA MENGEJAR SIAPA
53
BISA JELASKAN
54
GARA GARA ANGKOT
55
FOKUS MANA
56
PENGUMUMAN EVENT BERHADIAH
57
SAYANG BUKAN BERARTI CINTA
58
BUKAN MAKSUM
59
KECURIGAAN NYAI LATIFAH
60
HADIAH DAN SANG JUARA
61
BERTEMU MALAM HARI
62
LEGOWO
63
KELUH KESAH MASING MASING
64
DARAH TINGGI
65
SELEDRI
66
BERBAGI TAWA
67
SIDANG
68
SIDANG II
69
UNGGAH UNGGUH
70
ES JERUK
71
MANJA
72
JALAN JALAN
73
SUDAH LAMA
74
DARAH
75
CEMBURU LAGI
76
SUNGGUH MENCINTAI
77
MAS AWI
78
CENGKRAMAN
79
FITNAH
80
SEMOGA LEKAS SEMBUH
81
KRITIS!
82
SOP DAGING UYEE
83
SUDAH KEMBALI
84
MEMANDIKAN MENDUNG
85
PENGUMUMAN
86
BERBAGI
87
MELUMAH APA MENGKUREP?
88
NGOMEL
89
NAJITA
90
PENOLAKAN
91
AKU ADALAH KOTORAN
92
PESAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!