Nyai Latifah berjalan tergupuh gupuh hanya ingin menanyakan tentang neng kembar yang tiba tiba menjadi santrinya, eliau berjalan menyusuri lorong yang ada satu tempat pada ujung lorong tersebut, tempat kerja Kyai Nawawi.
"Abah, umi masuk," teriak Nyai Latifah pada sang suami.
"Ada apa sih mi? Umi gak kaya biasanya, khawatir masalah apa?." Tanya Kyai Nawawi pada istri pertamanya.
"Abi tau neng kembar kan? Yang mondok di pesantren kita kemarin sore?." Tanya Nyai Latifah pada Kyai Nawawi.
"Iya mi, saya juga kenal ibu juga bapaknya," jelas Kyai Nawawi santai.
"Tapi kepindahan mereka setelah Albab melamar Salsa bahkan Salsa tidak pernah mengenal mereka berdua, juga Sabinna merasa ketakutan di pelototi habis habisan dengan Jahwa," ucap Nyai Latifah dengan khawatir.
"Bukankah aneh bah? Tolong abah selidiki," imbuh Nyai Latifah merasa tak enak.
"Sudah lah mi jangan ganggu abah, abah sedang kerja, hal sepele jangan di khawatirkan berlebihan," jawab Kyai Nawawi dengan santai. Mendengar jawaban dari sang suami yang seolah olah tak percaya dengan batinnya dan malah menyepelekan, Nyai Latifah tiba tiba terdiam dari rasa risaunya.
"Ingat bah, pernikahan gus Albab dan Salsa sebentar lagi," ucap Nyai Latifah memberi peringatan Kyai Nawawi.
Beliau langsung enyah dari hadapan sang suami tanpa mengucapkan sepatah salam dari bibir tipisnya.
Setiap apa perkataan yang keluar dari bibir Sabinna abah sekalu mengerti namun jika itu dariku di anggap remeh, batin Nyai Latifah yang terluka.
Dari jauh Sabinna yang melihat Nyai Latifah berjalan dengan langkah yang keras langsung menyapanya, akn tetapi tak ada jawaban dan malah dengusan kesal yang terdengar dari saudaranya itu.
"Nyai Latifah kenapa lagi?." Gumam Sabinna heran.
Karena ingin tau apa yang Kyai Nawawi dan Nyai Latifah bicarakan, akhirnya Sabinna memutuskan mengunjungi ruang kerja Kyai Nawawi yang sunyi, terlihat dari jendela bahwa Kyai Nawawi membolak balik kitab yang ada di meja belajarnya tanpa sepenggal kata yang beliau baca, Sabinna yang tingkat keingintahuannya sngatlah tinggi langsung menuju ke arah pintu dan membuka kenopnya. Cklek, di lihat Kyai Nawawi yang berdiri tepat di depannya membuat ia sangatlah kaget.
"Mas Awi, kenapa tiba tiba di sini?." Tanya Sabinna dengan mengelus dadanya yang serasa di hantam batu besar.
"Mas sedang kepikiran dengan Nyai Latifah, tiba tiba beliau sangatlah risau tentang dua santri kembar itu, membuat mas juga ikut risau walau sudah berusaha tenang," jawab Kyai Nawawi dengan mimik wajh cemas.
"Ya sudah kita lihat dulu apa yang di inginkan kedua kembar itu, Sabinna juga khawatir mas makanya ikut ke sini menyusul mas Awi, tapi kelihatannya Nyai Latifah sangat marah sama mas Awi," ucap Sabinna sedikit khawatir.
"Mas Awi sudah punya rencana untuk itu dek," jawab Kyai Nawawi singkat dengan tambah cemas.
...***...
"Umiii... Tolong Salsa mii..." Salsa berteriak kencang dan membuat seisi rumah risau akan keadaan Salsa saat ini. Dari kejauhan terdengar suara teriakan risau dari kamar Salsa, Nyai Iffah dan Nyai Fatma segera berlari menemui anak sambungnya itu.
"Ada apa nduk? Salsa?." Tanya Nyai Fatma pada Salsa dengan khawatir.
"Umi, lihat ini," ucap Salsa gemetaran dengan memberikan secarik kertas yang ia pegang. Nyai Iffah dan Nyai Fatma heran mengapa bisa Salsa menangis hanya dengan secari kertas kecil yang ia gengam. Di ambillah kertas kecil itu dari tangan Salsa oleh Nyai Iffah dan lalu membacakannya dengan keras.
"Salsa, pelakor tetaplah pelakor. Kamu merebut cintaku maka aku akan merebut kebahagiaanmu, kita impas," baca Nyai Iffah dengan lantang membuat Nyai Fatma dan Nyai Latifah, Sabinna juga Kyai Nawawi baru saja datang di TKP langsung syok.
Setelah mendengar bacaan secarik kertas dari Nyai Iffah, Nyai Latifpun langsung membuka laptop Salsa dan membuka isi kamera kecil yang ada di slempitan bunga kaktus. Semua keluarga ndalem langsung mengikuti Nyai Latifah menonton video cctv tersebut.
"Bukannya itu anak baru Najwa? Padahal yang terlihat mencurigakan itu kan Jahwa, kenapa malah adinya yang mencurigakan," ungkap Sabinna yang merasa heran. Sabinna dan Nyai Latifah langsung menghafap ke arah Kyai Nawawi dengan sedikit mencurigai.
"Mas Awi membiarkan seperti ini saja? Apakah sampean tidak ambil pusing walaupun Salsa yang di ancam?." Tanya Sabinna pada suaminya.
"Mas juga masih ndak nyangka Binna, jangan memojokkan mas dulu dan akan mas pikirkan matang matang," jawab Kyai Nawawi dengan sedikit gelagapan.
"Lalu Salsa apa kamu merebut kekasihnya Najwa?." Tanya Nyai Latifah pada anak sulungnya.
"Bahkan Salsa aja gak kenal dia," jawab Salsa dengan sedikit syok.
"Yang jujur nduk klo sampean ndak jujur gimana keluarga kita bisa menyelesaikan masalah ini!." Seru Nyai Latifah.
"Saya jujur umi, saya punya hubungan hanya dengan mas Albab saja dan itu pun karena abah sama umi mengizinkan," jawab Salsa dengan menangis merasa ibunya kasar bersikap kasar..
"Jangan jangan Najwa menyukai Albab dan karena mendengar Albab melamar Salsa makanya si kembar itu pindah ke sini," ucap Nyi Fatma merogoh rogoh sesuatu yang mengganjal dipikirannya.
"Lalu bersikap aneh pada Sabinna karena di anggapnya Sabinna adalah Salsa," imbuh Nyai Latifah dengan cekatan.
"Hemm bisa jadi umi, semua kronologi tersusun rapi sekarang," ucap Nyai Iffah pada keluarga besarnya. Semua orang berusaha menyimpulkan kepingan kepingan kejadian menjadi satu.
"Bagaimana kalau asrama putri di kumpulkan, soalnya masalah lagi lagi datang dari asrama putri. Bahkan asrama putra saja tak pernah melampaui batasnya," ucap Nyai Iffah memberi ide keluarga ndalem.
Semua orang menyetujui dan langsung bergegas bersiap siap mengumpulkan santri putri. Ba'da sholat dzuhur semua santri putri terkumpulkan menjadi satu di dalam masjid yang sangat agung itu, entah kata apa yang pantas di sebutkan untuk masjid yang bisa mencakup puluhan ribu manusia di dalamnya.
"Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Kyai Nawawi dengan Nyai Latifah bersamaan dengan jawaban yang serempak bak paduan suara dari santri putri.
"Wa 'alaikum salam warahmatullah wabarakatuh," jawab serempak santri putri.
"Langsung saja ya, jika ada hal yang tak di senangi dari santri untuk keluarga ndalem, pertama tama jika tidak suka dengan sikap keluarga ndalem atau menurut para santri tak enak maka sampean semua bisa menitip pesan pada mbak Salma selaku kepribadatan. Tapi yang sedang di permasalahkan keluarga ndalem adalah ada santri yang berani mrngancam krluarga ndalem secara terang terangan, bisakah mengaku mbak?." Nyai Latifah berkata sembari menahan amarah yang sudah membelenggu di hatinya itu.
Semua santri putri yang mendengarpun langsung kaget tak terbayang bahkan ada santri se lancang itu pada keluarga gurunya. Was wes wos sana sini menjadi pergunjingan hangat antara bibir ke bibir, satu persatu ikut menggunjing dan terus mencela sang pelaku.
"Sudah sudah mbak jangan menggunjing, ayo mengaku siapa yang melakukan gitu saja," ucap Nyai Iffah membuyarkan semua santri yang sedang berdiskusi.
"Kalo ndak mau ngaku bacakan yaasin satu pondok saja Nyai biar kapok," ucap mbak Salsa memberi ide.
"Jangan mbak kalau dia sakit kita juga yang akan repot," sahut mbak Annisa. Setelah lama anggota pengurus berdiskusi dengan keluarga ndalem, akhirnya seorang gadis berkulit pucat maju di depan keluarga ndalem dengan menunduk.
"Saya pelakunya Nyai," ucap Jahwa pada Nyai Latifah. Semua orang yang berkumpul kaget Karena pengungkapan Jahwa pada Nyai Latif, bahkan keluarga ndalem ikut bingung akan pernyataan dari Jahwa.
"Bukannya Najwa ya mi?." Salsa membisiki suatu pertanyaan pada telinga Nyai Fatma.
"Dia hanya ingin menggantikan hukuman dari sang adik," jawab Nyai Fatma dengan terus memandangi Jahwa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Zhaafbrynn
pelakor dimana-mana. tukang iri kemana-mana (ikut).
2022-04-30
1
Desiree Van
Aku mampir lagi kak, yuk feedback.
Salam dari "Pacaran Setelah Menikah "Halal)"
Terima kasih. 🤗
2020-08-24
2
Nienol
Datang dengan meninggalkan like 2 termanisku untukmu Tor yg baik hati
Tidak lupa kami mendukung mu Tor dari kami takdir cahaya cinta dan The differents
2020-08-23
1