Keindahan pagi yang sangatlah nikmat untuk di pandang masih tak bisa menandingi keindahan wajah Sabinna dari pandangan Kyai Nawawi. Tanpa membangunkan Sabinna yang tengah tidur, Kyai Mawawi terus memantengi istrinya dengan tatapan lembut dan sesekali ingin memakannya. Usai Kyai Nawawi memencet mencet hidung sang istri muda, menutupi lubang hidung dengan jari jarinya yang nakal. Membuat Sabinna ngos ngosan tak bisa bernafas dengan bebas karena jari suaminya.
"Ih mas Awi ya, aduh ngagetin Binna saja njenengan ini mas," ucap Sabinna mengomel dan segera melanjutkan tidurnya lagi.
"Dek bangun dek, temenin mas dulu sebentar," ucap mas Awi pada Sabinna.
"Aduh mas, Sabinna capek," omel Sabinna pada mas Awi dengan memaksa kedua kelopak matanya untuk terbuka lebar.
"Mas juga terbangun dek, tapi ndak bisa tidur lagi liat wajah sampean," ungkap suaminya itu dengan cengar cengir.
"Mas Awi jangan bilang liat Binna tidur sambil menganga ya?." Tanya Sabinna kesal.
"Endak kok dek, beneran," ucap Kyai Nawawi seperti orang yang tertangkap basah.
"Lalu kenapa cengengesan?." Tanya Sabinna pada Kyai Nawawi.
"Sampean membuatku menjadi orang yang manusiawi, he he he," ungkap Kyai Nawawi ada Sabinna.
"Maksudnya?." Tanya Sabinna pada suaminya, masih belum faham akan perkataan dari Kyai Nawawi.
"Sampean membuat aku seperti manusia pada umumnya. Mas Awi bisa merasakan marah, sedih, bingung dan gundah saat menghadapi Sabinna seorang," jawab Kyai Nawawi ada Sabinna yang masih melongo.
"Kenapa Sabinna?." Tanya Sabinna lagi.
"Sabinna masih muda dan selalu manja pada mas Awi, tidak seperti istri mas Awi yang lain yang malu malu. Sabinna bisa marah sesukanya, menangis sesukannya namun mereka harus menjaga wibawanya untuk mas Awi," jawab Kyai Nawawi dengan tersenyum lembut.
"Mas Awi merasa kasihan kepada mereka, mereka selalu menahan emosi dan meridhai setiap langkah mas Awi, semoga tetap menjadi bidadari bidadariku sampai di surga sekalipun," imbuh Kyai Nawawi lagi dan lagi
Sabinna melihat kebahagiaan yang tak tertandingi berada dalam pandangan seorang mas Awi, mas Awi milik berempat.
"Oh iya mas tadi waktu mau ke pengajian ibu bilang ke Binna, seneng banget," ucap Sabinna sembari mengingat apa yang di ucapkan ibu mertuanya.
"Bilang gimana dek?." Tanya Kyai Nawawi dengan penasaran.
"Ya bilang kalau Sabinna harus semangat dan jadi diri sendiri, di semangatin sama ibu," jawab Sabinna dengan girang dan membalikkan badan menghadap ke atas atap.
"Ibu Abibah?." Tanya Kyai Nawawi lagi.
"Iya mas Nyai Abibah yang cerita masa mudanya, ketika di lamar oleh abahnya sampean," ungkap Sabinna dengan kebahagiaannya. Hati Kyai Nawawi sedang bergemuruh cepat tak dapat berjalan normal seperti biasanya, senyuman dan canda tawa Sabinna telah mengontrol hati dari pengasuh pondok pesantren itu. Sabinna terus tersenyum manis tanpa adanya sedih karena saudara saudaranya lagi.
...***...
Pagi yang cerah menyambut hari hari Sabinna seperti biasanya. Sabinna memakai gamis warna abu abu yang di belikan Kyai Nawawi untuknya, dengan gembira memamerkan baju itu pada mbak Salma.
"Mbak, mbak. Sampean lihat ndak baju ini? bagus ndak? ini baju dari Kyai Nawawi," ucap Sabinna dengan memutarkan badan agar terlihat seluruh desain baju miliknya. Salma dan para pengurus putri lainnya terkagum kagum melihat Sabinna memakai gamis mewah miliknya.
"Bagus Nyai, alhamdulillah mungkin itu hadiah buat njenengan Nyai," ucap mbak Salma.
"Kata Nyai Abibah saya harus menjadi diri sendiri, Nyai Abibah sangat memperhatikan saya, senang sekali," imbuh Sabinna dengan tiduran dan mencoret coret buku pengurus pada lembaran yang kosong.
"Nyai Abibah memang sangat perhatian Nyai, dulu mbak Fitri pernah ingin di pinang oleh Kyai Nawawi namun Nyai Latif cemburu dan menangis tersedu sedu, Nyai Abibah berusaha keras tiga hari membujuk Nyai Latifah," ungkap salah seorang pengurus.
"Lalu kenapa ndak jadi menikah?." Tanya Sabinna heran.
"Nyai Abibah ngghodob pada Kyai Nawawi lalu Kyai membatalkan rencananya. Waktu itu Kyai Nawawi sebelum menikahi Nyai Fatma, masih memiliki Nyai Lafitah dan Nyai Iffah," jawab pengurus itu.
"Terus mbak Fitri gimana? Kecewa dong? Dan bagaimana bisa menikah dengan Nyai Fatma?." Tanya Sabinna lagi.
"Mbak Fitri marah besar pada Kyai Nawawi bahkan pernah menangis tersedu sedu di depan ndalem, Nyai," jawab mbak Salma yang tiba tiba ikut nimbrung.
"Kalau Kyai Nawawi menikahi Nyai Fatma itu karena pilihan dari Nyai Latifah sendiri, beliau ridha suaminya poligami tapi dengan syarat beliau sendiri yang mencarikan," imbuh mbk Salma pada Sabinna. Sabinna hanya mangut mangut mendengarnya, ingin menggali lebih dalam dari masa lalu sang suami.
"Dulu bagaimana bisa Kyai Nawawi ingin menikahi mbak Fitri?." Tanya Sabinna lagi dan lagi.
"Dulu ceritanya mah mbak Fitri itu ketua kepengurusan putri pondok pesantren, waktu semua santri mengaji mbak Fitri ngghoshob ( meminjam barang orang lain tanpa izin) sandal Kyai. Akhirnya waktu mengembalikan Sandal itu Kyai Nawawi melihat keelokan senyum mbk fitri," ucap mbak Annisa pada Sabinna.
"Alah kamu alay Nis, elok apanya!." Seru santri santri lain dengan canda tawanya.
"Lalu gimana kelanjutannya," tanya Sabinna lagi.
"Setiap buku ustadz maupun ustadzah di siapkan oleh pengurus, jadi waktu Kyai Nawawi mengajar Mbak Fitri menyelipkan surat cinta" ungkap mbak Salwa adik dari mbak Salma. Sabinna merasa sedih mendengar bahwa Suaminya di goda dengan santrinya sendiri.
"Mbak Fitri masih ada di pondok atau sudah boyong? (Berhenti)." Tanya Sabinna penasaran.
"Masih di pondok kok Nyai, mau saya antar ke sana?." Tanya mbak Salma pada Nyai Sabinna.
"Ndak usah sudah, berhenti ceritanya, ndak bagus gosipin keluarga ndalem," ucap Sabinna dengan beranjak dari duduknya. Membuka lemari data santriwati.
"Fitri kelas berapa sekarang?." Tanya Sabinna pada pengurus putri.
"kelas dua ulya Nyai," Jawab pengurus santri dengan serempak.
Sabinna membuka satu persatu dari lembaran lembaran kertas, hanya untuk mencari seperti apa kenampakan indah dari mbak Fitri hingga suaminya berani ingin meminang.
"Fitri Nurul?." Tanya Sabinna heran.
"Bukan Nyai, Fitriyah," jawab Annisa singkat.
"Ah ini ketemu," ucap Sabinna dengan senang.
Memang tak salah lagi jika Kyai Nawawi tergoda dengan keelokan dari Fitri, bukan tergoda namun tepatnya memberikan secuil hatinya untuk mbak Fitri. Alisnya yang rapih, hidungnya yang mancung bahkan dengan pipi tirusnya dan bibirnya yang ranum sangat terlihat jelas bahwa ia adalah primadona pondok pesantren. Hati Sabinna menciut seketika melihat secarik kertas yang tertempel foto berukuran 3 x 4 itu. Terlihat kecil namun dapat membuat hati seorang Sabinna menjadi gundah.
"Nanti sore kelas dua ulya bagian siapa yang mengajar?." Tanya Sabinna pada mbak Salma.
"Sebentar Nyai coba saya lihat dulu di daftar mengajar guru," jawab Salma dengan berjaln menuju jendela yang tertutup kertas kertas.
"Ba Bagian Kyai Nawawi Kyai," jawab mbak Salma dengan sedikit takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Zee
Lanjut kaa up.. episodenya 🙄
jngn lupa feedback punyaku juga ya :)
•Ombak Pemisah Jarak
•Kakakku Jodohku
Udah gitu aja ka kalau berminat si, sukses selalu ya😊
2020-08-29
3
Teba⏤͟͟͞R°Katok⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ
udah mampir 👌
2020-08-29
4
Nunuk Pujiati 👻
dah siapa itu fitri
2020-08-29
1