benar kata pepatah kuno, Butuh satu menit untuk sekedar menyukai. Butuh satu hari untuk mulai mencintai. Namun, terkadang butuh seumur hidup untuk bisa melupakan,
dulu kata2 itu begitu tak masuk akal menurut ja'far tapi kini ia seolah termakan omongan nya sendiri, dirinya sendiri bahkan tak mengerti apa yang membuat nya begitu menggilai wanita dlm dekapan nya ini,dia sudah tak ubahnya langit yang petir nya tengah menggelegar dimana2, awan nya sudah gelap dengan mendung yang tebal, sudah begitu siap menumpahkan air hujan untuk kembali menyuburkan ladang gersang hingga kembali menghijau.
aneh saja jika ketertarikan nya di bilang karna syahwat belaka, dikarenakan dirinya yg telah vakum dari aktifitas ranjang dlm kurun yang cukup lama, jika memang begitu sdh bisa dipastikan dia akan langsung menerkam wanitanya di malam pertama dia menghalalkan nya, kenyataan nya itu tak pernah terjadi,
ja'far tak ubah nya rahwana yang begitu menggilai shinta, dia berharap mendapatkan balasan setimpal tentang perasaan nya, bahkan rahwana berkata;"sungguh aku mencintaimu sebegitu hebat nya, hingga aku tak peduli kau bekas siapa, yang aku tau, aku begitu menginginkan mu hingga akhir,
tapi nyatanya rahwana harus menelan pil pahit,
karna sebesar apapun dia berusaha, shitanya tetap tk bisa berpaling padanya, tapi bukan ini ending yang ja'far inginkan, dia benar2 menginginkan ALUNA nya kali ini,
tak ubah nya QAIS yang mendambakan LAILA
bahkan debu yang menempel pada sepatu Laila pun jauh lebih indah dari semua dunia dan seisinya,
ja'far coba menyelami manik hitam pekat di bawah nya, di gendongan nya ini, hitam pekat yang menyiratkan sebuah ketenangan,
bahkan rasanya ia sudah tidak butuh warna lain di dunia ini, cukup warna hitam ini, yang tak mungkin tersentuh/terkontaminasi warna lain.
langkah nya mulai menapaki anak tangga satu persatu, jarak mereka membuat mereka mampu mendengar degub jantung satu sama lain, langkah itu terus melangkah menuju kamar utama lantai dua, dan kini bahkan sudah memasuki pintu yg berhasil dia buka,
ketika dia hendak menutup nya kembali aluna nya malah bergerak turun dg cepat hingga tubuh nya menyandar di pintu dg sempurna,
ja'far menatap lapar pemandangan indah di depan nya, rambut sebahu yang memamerkan leher jenjang hingga dadanya, terlihat sangat sexi dg jas yg ia kenakan, belum lagi dengan dadanya yang naik turun, ja'far mendaratkan sebelah tangan nya pada pintu mengurung tubuh luna ,dg berani sebelah tangan yg lain mulai ia angkat untuk menyentuh pipi halus yang terlihat mulai memerah, nafas nya yang memanas menerpa tulang selangka luna yang membuat tubuh luna meremang tak karuan, tidak taukah lelaki di depan nya ini jika luna sedang merasa DEJAVU!.
kejadian ini mengingat kan dirinya bagaimana dulu ilyas membopong tubuh nya untuk pertama kali menginjak kan kaki nya di tempat ini, ilyas juga membopongnya hingga kekamar dan menjatuhkan nya tepat di atas tempat tidur yang waktu itu penuh dengan kelopak bunga mawar merah, jangan ditanya lagi perasaan nya saat itu, kebahagiaan yang membuncah karena telah di miliki ilyas, sekelas presma di Fakultas ternama waktu itu, hingga dg pasrah nya dia menyerahkan segala yang ia miliki malam itu pada lelaki yang telah menghalalkan nya, tak ayal membuat ilyas benar2 menjamah nya hingga menjelang pagi,
dan kini, dia berusaha menekan segalanya, meski keadaan nya sdh berbeda, dia tau sebesar apa kewajiban nya sebagai wanita yang harus siap melayani suaminya, dia coba mendatangkan kembali momen2 nya bersama ja'far,
dia berusaha membuat dirinya kembali merasa nyaman, jari jemari ja'far sudah bermain di area pipi dan rahang nya, terpaan nafas ja'far yang hangat membuat darah nya berdesir memanas, ja'far mulai mendekat dan perlahan meraup bibir kenyal luna, luna pejamkan matanya mencoba mengalihkan fikiran nya yang berkelana dia juga berinisiatif mengalungkan tangan nya di leher ja'far, ciuman itu begitu lembut tapi entahlah, luna tak bisa menikmati nya, pikiran nya terlalu kalut,
tangan ja'far sdh mulai bergerilya di belakang tubuh nya hingga terus naik ke bahunya, tanpa diduga jas yang ia kenakan sdh terjatuh di lantai.
ja'far melepaskan tautan bibir nya, luna blm berani membuka matanya, ja'far mulai mendaratkan bibir nya di bahu luna, tulang selangka hingga ke leher, tiba2 setelah itu dia merasakan tubuh nya seakan melayang, sontak luna membuka matanya dengan keringat dingin yang mulai mengalir di bagian tubuh nya,
ja'far melangkah menuju ranjang dan membaringkan tubuh luna disana, setelah itu dia terlihat membuka kemeja yang ia kenakan,
luna memberanikan diri tetap menatap nya, dia ingin memerangi kekalutan nya,
tubuh itu jauh lbh terawat dari tubuh ilyas yang pernah dia lihat, ja'far mulai mendekat kembali meraup bibir istri nya yang seakan 2 melambai ingin di cumbu, tangan nya bergerak aktif melepas lilitan yang menahan sarung itu di dadanya, setelah itu dia kembali melepas tautan bibir nya, nafas nya sudah memburu, ia ingin menikmati kemolekan tubuh istri nya yang beberapa hari ini menjadi fantasi liar nya,
dan benar saja, dada luna yang naik turun menciptakan gambaran yang berbeda, terlihat begitu menantang, apalagi ukuran payudaranya yang terlihat lebih besar dr yang ia lihat selama ini yang selalu terbungkus gamis tak berbentuk,
sekali lagi payudara itu menjadi titik fokus ja'far,
terbungkus dg bra hitam yang terlihat kontras dg kulit cerah nya, tak tahan ja'far mulai menciumi tulang selangka luna naik ke leher dan meninggalkan beberapa jejak kemerahan di sana, dia mencoba berkelana mencari pengait bra di belakang tubuh luna dan berhasil, ja'far menarik nya dlm sekali hentak lalu melemparnya asal,
sungguh, dia benar2 bisa melihat nya kali ini, bukan sekedar membayang kan atau apapun itu.
hingga tangan nya tak lagi bisa di cegah untuk meraih kedua bongkahan sintal di depan nya,
baru saja tangan itu menyentuh benda selembut sekuisi itu, reaksi tubuh luna memuncak, getaran hebat itu terjadi begitu saja bersamaan dengan cengkraman kuat di lengan nya,
ja'far tercengang, perlahan dia lepas genggaman tangan nya pada payudara luna, dia merasa tertampar, tubuh dibawah nya ini, masih sedikit bergetar, nafas nya begitu memburu dengan dada yang naik turun,
kelopak matanya terpejam rapat, keringat dingin mulai bergulir dari pelipisnya, ja'far semakin tergugu, bodoh nya dia hingga tak bisa merasakan perubahan emosi yang terjadi pd istri nya, ada yang nyeri di uluh hatinya, kelopak mata itu mulai menitik kan air matanya, matanya kini ikut berembun perlahan dia hapus lelehan air mata itu, " HONEY....!!! " ucap nya lirih dg bibir bergetar, perlahan cengkraman di lengan nya mengendur dan dg cepat meraih ujung sarung untuk menutupi dadanya, bersamaan dg matanya yg mulai terbuka,
"ABI..... " mata sayu itu semakin meremas hati ja'far, tentu bukan ini yang dia ingin kan, dia berani bertindak sejauh ini karna dia merasa ALUNA nya sdh mndapatkan kenyamanan pd dirinya, tp ternyata ia salah, wanita ini terlalu pintar menyembunyikan perasaannya, juga pandai menahan emosinya,
" ada apa honey??? bukan kah aku selalu ingat kan agar kau tak memaksakan diri??? "
" luna gk pa2 abi, abi saja yang berpikir terlalu jauh"
pancaran mata itu kembali mencoba meyakin kan dg senyuman yang ia buat semanis mungkin, tapi ja'far tau jika istrinya tengah kembali pada mode awal nya,dg berubah nya panggilan yang luna sematkan, ja'far bisa menebak jika ALUNA nya berada di mode dimana ia tk lg dapat menemukan kenyamanan pada dirinya.
" jangan coba mengelabuhi ku ALUNA, aku bukan perjaka karatan yang tak tau reaksi orang dewasa, "
luna terkekeh mendengar ucapan suaminya,
"meski aku begitu menggebu menginginkan mu,
bukan berarti kau harus memaksakan diri begini, aku mohon honey, jangan membuat ku seolah2 akulah yg egois disini, jika saja aku tak lbh cpt tau keadaan mu tadi, mungkin saat ini aku sdh menikmati percintaan ini sendiri dan itu akan sangat melukai harga diriku honey, kau tau itu...?"
luna dibuat bungkam oleh penjelasan ja'far, matanya kembali berkaca kaca,
" tolong jangan lulai harga diriku dg perbuatan ku sendiri...! "
" maaf kan LUNA mas, luna tdk bermaksud melukai harga diri mas, luna hanya.... "
dia tak dapat meneruskan ucapan nya, kepalanya mulai menunduk mencoba menyembunyikan deraian airmata itu, tapi ja'far dg cepat mendongak kan dagu itu,
" sebenar nya ada apa honey,..??? apa yang membuat mu kembali mendirikan dinding penghalang itu lagi???
apa dari siang tadi kau tdk mendapat kan kenyamanan saat bersamamu" kepala luna menggeleng dg cepat, wanitanya mulai tampak gelisah,
" lalu, ada apa honey??? kau tak ingin membaginya padaku???
mata luna sdh menatap nya dalam,
" luna hanya blm bisa mas, semua yang ada disini kembali mengingatkan luna pada mas ilyas mas,
luna mulai merasa dejavu saat mas menggendong luna menuju kamar, meski luna sudah berusaha sekuat mungkin tp nyatanya begitu kentara dan mas mampu merasakan nya,
kamar ini, ranjang ini, semua yang ada disini, bagaimana mungkin luna lupa jika biasanya yang menyentuh luna hanya mas ilyas dan kini harus berganti dg orang lain, "
ya, ja'far mulai menangkap asal ketidak nyamanan istrinya,
" apa kau butuh suasana baru! " wanita itu mengangguk.
" maafkan luna masss!!!! " dia menyembunyikan wajah nya pada telapak tangan nya,ja'far merengkuh tubuh istrinya untuk dia peluk, tangis itu blm reda, ia tau seberat apa istrinya harus melawan ketrauma4aan,
" luna hanya tidak ingin membuat mas kecewa, disaat mata mas sudah penuh dg kabut gairah, sungguh luna tdk akan tega untuk mematahkan nya hanya karna mementingkan perasaan luna"
" tenang lah honey, cukup! , jangan lagi seperti ini,
kita tdk sedang di deadline, kita masih banyak waktu bukan, ???!! "
luna kembali mengangguk, airmata itu semakin deras membanjiri wajah nya,
oh Tuhan kenapa bukan dia saja yang engkau hadirkan pertama kali dalam hidup nya, pikir luna.
tapi perasaan itu segera luna tepis, luna percaya semua yang terjadi sudah pilihan terbaik untuk hambanya,
ja'far melerai pelukan nya, menatap wajah sang istri yang sudah acak2 kan dengan tangan yg masih setia menahan simbol sarung didada nya.
" kau tau honey, laki-laki sejati adalah laki-laki yang mampu menahan hawa nafsunya, dan mas ingin menjadi salah satunya, jadi kamu salah besar jika kamu mengira mas akan dg mudah dikalahkan hawa nafsu hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis mas...!!! "
ya, luna melupakan siapa suaminya, dosen Perguruan tinggi yang mungkin sdh melewati begitu banyak perjalanan hidup di luar sana. dan bertemu dengan berbagai macam karakter manusia.
" maafin luna mass, sungguh luna hanya blm bisa mencapai titik tulus seperti yang mas punya,
mas memiliki hati yang begitu luas, yang selalu tenang menghadapi setiap ujian yang mas temui
bukan kah ini keberuntungan tak terhingga yang patut luna syukuri! "
" aku tidak sebaik yang kau jabar kan honey,
aku hanya lelaki biasa yang tdk ingin memaksakan kehendak, karna mas sdh pernah merasakan bagaimana hidup dlm semua aturan dan tekanan! "
" maka dari itu bimbing luna mas, luna ingin mas menjadi imam untuk luna dan panutan bagi anak2 luna, "
sungguh hati ja'far begitu berbunga2, ja'far tau jika perasannya nya mulai disambut oleh sng istri, hanya saja dia hrs sedikit bersabar,
" kalau begitu mari kita sholat dulu honey, mungkin dg sholat kita bisa lebih menenangkan hati kita, "
" iya mas, "
"sekarang masuklah je kamar mandi lbh dahulu, berpakaian lah yang rapi, dan ber wudlu' lah"
luna hanya mengangguk sambil beranjak menuju kamar mandi, tapi kakinya kembali terhenti dan menoleh pd sang suami yang sdh ber baring diranjang nya dg posisi terlentang.
" mas beneran gak pa2? "
tanya luna melihat suaminya yang menaruh lengan nya diatas kepala,ja'far kembali duduk,
suaminya itu masih sempat tersenyum dan menyilang kan tangan didadanya,
" emang mas kenapa honey??? "
" hmm itu, tadi kan mas sempat..... "
luna tak tau harus mengistilahkan maksud perkataan nya,dia menggigit bibir bawah nya bingung.
" sempat apa???? "
ah, rasanya luna terjerembab dalam jebakan nya sendiri, dia tak tau harus bagaimana kini.
" sempat naik voltase nya gitu???? "
entah mengapa luna mengangguk setuju dengan istilah yang suaminya kias kan,
" mas baik2 saja kok honey, paling juga cuma sedikit pening! " terlihat ja'far memijat pelipis nya
" gimana kalau sehabis sholat nanti luna pijitin, kata ibu pijitan luna lumayan lo mas"
tawar luna antusias
"sepertinya ide yang bagus honey"
setelah itu luna berlari kecil menuju kamar mandi
entah mengapa seketika wajah kokoh itu meredup, sungguh ini tidaklah mudah, hidup bersama wanita yang masih berada di bawah bayang2 masa lalunya, kadang dia merasa iri dg mendiang sang adik , yang bisa memiliki hati wanitanya secara utuh, tapi menyerah bukan lah sifat nya, ja'far tipikal lelaki yang pendirian nya tak mudah di goyahkan,
betul kata rahwana,
tak peduli ALUNA nya bekas siapa,
yang ia tau, dia menginginkan wanita itu hingga akhir, ___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
jafar luar biasa sabary...udh jafar pindah kamar aja siapa tau bisa bikin luna rilexs di kala brdua sm kamu
2025-02-10
1
ALNAZTRA ILMU
menangis terus😌😌😌
2025-02-23
0