oh pengorbanan, jika engkau tak mampu dengan materi, maka jangan lah sesekali
engkau tinggalkan sinergi hati tuk selalu
menerangi , walau hingga senja bumi....
entah kenapa kali ini abi ja'far ingin sekali mempublikasikan isi hati nya di sosial media nya, sungguh dia biasanya bukan lah orang yang suka Mengupdate story di media sosial.
dia menghela nafas panjang, menghirup udara malam itu dalam-dalam hingga memenuhi seluruh rongga dadanya yang sedari tadi terasa sesak, balkon lantai dua rumah yg sekarang dia tempati menjadi tempat paling nyaman yang ia pilih, tangan nya perlahan memijat pelipis nya yang sedari tadi terasa pening.
sungguh, ini bukan hal mudah, menahan sebuah gejolak untuk tdk menyentuh wanita yang telah halal bagi nya, yang entah bagaimana bisa menjadi pusat perhatian nya kini, apalagi mereka akan berbagi kamar dan tempat tidur juga, dia terus berusaha meredam apa yang tiba-tiba bergejolak didalam sana, sebuah hasrat yang sedari dulu pernah terasa mati.
entah apa yang menarik dari aluna nya itu jika di hadapkan dg dunia nya selama ini, tentu dia sdh terbiasa berhadapan dg wanita2 cantik dan sexy di luar sana, tapi selama ini tak ada yang mampu membuat nya tertarik, lalu kenapa dg ALUNA istrinya???
bukankah dia hanya wanita biasa, dg penampilan yg terkesan tertutup, juga jauh dari kata modis, bahkan sebagai publik figur, ja'far sdh terbiasa di hadapkan dg wanita2 berpenampilan kurang bahan yang malah membuat nya risih.
setelah merasa lebih baik dia memutuskan untuk turun, baru di pertengahan tangga dia melihat kedatangan sang ayah yang entah dari mana.
"belum tidur bi...? " tanya sang ayah.
" belum yah, mau ke kamar si kembar dulu! "
sang ayah hanya manggut-manggut saja sambil melanjutkan langkah nya ke kamar gang ditempati sang ibu.
ja'far lgsg menuju tempat si kembar, ketika pintu berhasil di buka dia melihat kedua anak itu blm terlelap, si cantik sedang terlihat memegang alat tulis sambil berfikir, sedang si jagoan tengkurap dg memain kan mainan nya mereka sama2 menoleh ketika mendengar pintu terbuka.
" yeah... abi datang!!! "seru keyano sambil jingkrak2 di ranjang nya, sedang si cantik keysha lgsg membereskan alat-alat tulis nya.
" kalian menunggu abi????"
kedua anak itu terlihat mengangguk, dan lgsg mengambil posisi disamping sang abi,
" kenapa belum ada yg tidur hmmm??? "
" abi kan sdh janji mau cerita kisah nabi lagi, " kali ini si cantik yang antusias menjawab.
"bagaimana kalau malam ini kita temani mama tidur bersama?? " kedua anak itu saling pandang seakan saling bertanya.
"apa mama mengizinkan kan??? "
tanya keyano, terlihat sinar penuh harap yg dihiasi ketakutan di matanya,
" kenapa tidak??? abi juga akan tidur disana malam ini? yuk.... " anak2 lgsg beranjak mengikuti
uluran tangan abinya,sesampainya di kamar mama mereka ketika pintu terbuka kedua anak itu malah bersembunyi di belakang tubuh kokoh itu.
"abi dari mana? "
luna beranjak dr duduk nya, wajah nya terlihat resah, tapi ada yang menarik perhatian nya dr belakang tubuh suami nya itu, hingga membuat nya mendekat.
" kamu belum tidur?? " tanya ja'far
" luna nungguin abi, luna khawatir abi kemana? "
suara itu penuh gugup, sungguh wanita yang terlihat unik bukan??? pikir ja'far,
" tadi kan abi sudah janji sama si kembar kalau sehabis sholat mau temui mereka, "
" lalu kenapa sekarang mereka malah kemari??? "
" memang nya kenapa??? mereka akan tidur disini malam ini!!!" Anak-anak itu masih blm mau menunjukkan batang hidung nya,
"lalu??? " sambung luna,
" lalu apalagi aluna??? kita tidur bersama malam ini, " tegas ja'far, dia sampai tak habis pikir, apa sebenarnya yang wanita ini pikirkan.
" hey anak abi kenapa bersembunyi begini hm? "
ja'far pun berjongkok mensejajarkan tubuh nya,
mereka menunduk membuat ja'far tak mengerti mengapa mereka sebegitu takut nya di bawa kemari,
"naiklah sayang, bukan kah abi sdh mengajak kalian untuk tidur disini??? ayo kesini dekat mama??? " kedua anak itu pun mulai naik ke ranjang ketika mendengar namanya yang meminta, keysha mengambil posisi di dekat luna,
" apa kalian bingung kenapa abi di sini? di kamar mama? "
keyano menggeleng, sedang keysha lbh memilih diam dan memperhatikan, ja'far sudah duduk disisi keyano,
" oma bilang, setelah ini abi akan selalu disini untuk jagain kita, abi akan gantiin ayah buat key dan sasa, apa itu benar??? " selidik keyano
"apa keyano suka??? " tanya sang mama, ja'far hanya memperhatikan, tak ingin menyela.
" ya..,keyano suka mama, karna itu abi, abi orang nya baik, gk suka bentak-bentak, juga selalu mau di ajak main" luna tau jika anak lelaki nya ini menemukan sesuatu yg mungkin tak dia temukan dr ayah kandung nya sendiri.
" apa setelah ini kita bisa tidur disini lagi ma? seperti ini? " tanya keyano, spontan luna melirik sang suami, ja'far bingung ! ada apa sebenarnya? knp anak-anak begitu takut untuk ke kamar ini.
" sebelum nya maap abi, dulu mas ilyas melarang keras anak-anak tidur di kamar kita,mas ilyas ingin mereka mandiri tanpa hrs tidur bersama orang tua nya, mas ilyas tdk suka jika waktunya bersama ku terganggu oleh anak-anak"
luna sedikit berat menjelaskannya, sungguh, bagi ja'far pemikiran macam apa ini? Seorang ayah yang seakan berebut kasih sayang seorang ibu dg anak-anak nya.
ditambah ada yang nyeri di ulu hatinya, rasanya hawa panass mulai menjalar keseluruh tubuh nya, aluna nya dg lugas memanggil suami pertama nya dg begitu mesra dg panggilan mas, lalu dia bagaimana??? hahaha... lucu bukan, tk ada bedanya dg icha putri nya yang memanggil nya ABI.
" dan sekarang keputusan nya ada pada abi! " lanjut luna, kini pandangan nya mulai menunduk.
" kalian boleh tidur disini, abi tdk akan melarang nya, tapi itu tidak setiap hari atau selamanya, ada kalanya abi tengah lelah bekerja & ingin sendiri, atau abi sedang tdk enak badan, tentu kalian tak ingin kan mengganggu mama atau abi jika sedang seperti itu??? keyano yg mengerti mengangguk kan kepalanya,
" tapi abi gak akan rebut mama dari kita kan??? "
pertanyaan polos itu membuat ja'far tersenyum.
" mana ada yang seperti itu, mama akan tetap jadi mama kita semua gk akan ada yang berubah jagoan! " jawab ja'far sambil mengacak rambut keyano.
" Terima kasih abi, " pancaran mata anak laki-laki ini begitu tulus, membuat luna tersenyum lega.
" tapi bagaimana bisa ayah tergantikan?? "
deg,jantung luna terasa berhenti seketika dia lupa jika ada keysha yang perasaannya sama seperti dia begitu peka, matanya sdh mengembun luna tak tau harus kemana lagi arah perbincangan nya setelah mendengar suara keysha yg begitu lirih.
" keysha sayang sama ayah? " sahut ja'far,
gadis kecil itupun mengangguk.
" keysha tau..?! meski ayah ilyas sdh tdk ada di dunia ini, tapi ayah ilyas akan selalu ada disini! "
keysha mengikuti arah telunjuk ja'far yang menuju dada nya.
" abi tdk mungkin bisa menggantikan ayah di hati keysha, abi disini hanya ingin melanjutkan perjuangan ayah, jagain keysha, key, juga mama,dan memenuhi segala kebutuhan kalian semua, abi hanya tdk ingin kalian hidup tanpa sosok ayah di masa depan, keysha mengerti maksud abi??? "
gadis itu pun mengangguk, tatapan ja'far kini beralih pada luna yg sdh berderai air mata.
" terimakasih abi, " sahut luna lirih, sungguh, perasaan nya begitu menghangat, ya, kali ini ALLAH mengirimkan seseorang yang mereka butuhkan bukan yang sekedar mereka inginkan.
"sekarang marilah kita mulai tidur, ini juga sdh cukup malam." titah abi nya.
" NO abi, bukan kah abi sudah berjanji untuk membacakan kisah para nabi! "
" oh iya abi lupa! kalian ingin nya mendengar cerita nabi siapa??? "tawar ja'far
" Kira-kira adakah kisah nabi yg memiliki saudara yang jahat sama nabi itu abi???"si cantik mulai antusias, ja'far terlihat mulai berfikir .
" ada dong anak cantik, bagaimana kalau sekarang abi ceritakan kisah nabi yusuf as????"
keduanya mengangguk dg selimut yg sdh sampai dadanya, siap untuk tidur juga.
terdengar abi ja'far mulai bercerita, ceritanya begitu lugas dan mengalir, luna pun ikut menikmati nya,dia cukup menikmati pemandangan di hadapan nya ini,tak dapat ia pungkiri,ada kekaguman tersendiri di sana.
" jangan lama-lama mandangin nya, nanti jatuh cinta!"
tersentak luna dr lamunan itu, tanpa dia sadari si kembar sdh terlelap,terlihat ja'far melangkah menuju jendela dan menutup nya juga tirai-tirainya, luna tersenyum tipis, ternyata se asyik ini suami nya itu, pantas saja si kembar lgsg klop dan dekat dengan nya.
ja'far sudah kembali naik keranjang, luna malah menatap nya intens,
"abi, itu handphone nya dari tadi centang centung terus, takut nya ada yang penting, "
" biarkan saja, mungkin cuma notifikasi "
" tapi bunyi nya dari tadi abi, sejak abi mulai cerita tadi" akhir nya ja'far meraih gawai nya,
benar saja, hanya gara2 satu story sdh ribuan komen yang menyerbu, para penggemar fanatic yang ia miliki begitu gencar menelisik pergerakan hidup nya, tak tahan dia nonaktifkan benda itu kemudian kembali menaruh nya di atas nakas,
luna masih saja setia menatap sang suami disana.
" kenapa?? " tanya ja'far pd wanita yg sedari td tak melepaskan pandangan nya itu,luna hanya tersenyum sambil menggeleng.
" luna hanya penasaran, kenapa abi bisa membawa anak2 tidur disini??? padahal dulu mas ilyas paling tidak suka anak-anak nya kemari!"
kepala ja'far kembali berdenyut, oh Tuhan cobaan apalagi ini, bukan tentang pertanyaan itu,
tapi posisi tidur luna yang memiringkan tubuhnya dg kepala yg ia sanggah dg sebelah tangan nya, itu sudah terlihat begitu sexi di pandangan ja'far, nafas nya mulai berat, entah sejak kpn otak nya jadi gesrek seperti ini.
" aku hanya ingin menikmati malam pertama ku aluna, sebagai ayah sambung juga sebagai ayah pengganti, aku hanya ingin menikmati kehangatan keluarga baruku ini." jawab nya
entah apa yang salah dari ucapan itu, tapi rasanya begitu sakit di hati luna, seperti ada yg diremas kuat di sana, matanya sdh berkaca kaca menatap sang suami yg sdh memejamkan matanya sambil memeluk keyano.
"yatuhan, kehangatan malam pertama macam apa ini???" batin ja'far,dirinya tentu tau jika bukan ini yang ja'far maksud sebenar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
ternyata sebenary luna jg sdh menerima jafar tp msh ragu..luna ganti pangilan sm suamiy biar jafar ga cemburu
2025-02-09
1