Salma melihat sekeliling ruang apartemen yang sudah berubah dengan tampilan barunya. Semua perabot dan wallpaper dinding diubah sesuai dengan keinginannya. Adit menyusul Salma yang sedang mengecek kondisi balkon itu langsung memeluk tubuh Salma dari belakang.
"Kamu suka, sayang?", tanya Adit sambil menopangkan dagunya pada bahu Salma.
Salma mengangguk. "Suka banget, mas. Begini keliatan lebih fresh"
"Harusnya kita lakuin ini dari sebelum menikah ya"
"Hahaha... ya gimana, mau nikah aja mas Adit cuekin aku dan baru bawa aku kesini setelah nikah, mana mas Adit ada waktu?"
"Maaf sayang kalo aku terlalu sibuk"
Salma membalikkan badannya, menatap Adit dengan dalam dan melingkarka tangannya pada leher Adit.
"Aku ga masalah mas Adit banyak kerjaan dan sering lembur, tapi aku ga suka kalo mas Adit sampai lupa atau sengaja ga ngabarin aku. Sekarang mas Adit udah punya istri yang selalu nunggu kabar dan kepulangan mas Adit dari kantor, ga ada salahnya kan sediain waktu beberapa menit untuk ngabarin aku?"
Adit menganggukkan kepalanya. "Aku akan selalu usahain itu, Sal", jawab Adit dengan mendekatkan wajahnya pada Salma dan mulai mencium bibir istrinya itu.
Adit mengangkat tubuh Salma sambil tetap menautkan bibirnya pada Salma. Direbahkannya tubuh Salma di atas sofa dan Adit melanjutkan ciumannya semakin dalam.
"Mas... aku masih mens", ucap Salma lirih saat tangan Adit mulai menelusup ke dalam baju yang ia kenakan.
"Aku tau, Sal. Aku cuma mau main dibagian atas aja", jawab Adit santai sambil terus mengecupi leher Salma.
Salma hanya diam, pasrah dengan kegiatan yang sedang Adit lakukan pada dirinya.
"Aku udah bilang kan waktu itu, kalo udah nikah banyakin beli rok?", ucap Adit sambil melepas kancing blouse Salma.
Salma mengangguk. "Harus banget mas pake rok?"
Adit mendongakkan kepalanya dan menatap Salma dengan senyuman. "Harus, Sal. Biar aku ga ribet ngelepasin kancing baju kayak gini. Tinggal buka atau turunin resleting langsung keliatan semua, Sal. Baju tidur juga ganti ya, kamu udah bersuami jadi ga melulu harus pake setelan baju tidurmu itu. Beli aja lingerie yang banyak", ucap Adit sembari membelai rambut Salma.
Wajah Salma merona ketika mendengar perkataan Adit. Apa iya dia harus membeli itu semua?
"Apaan sih, mas! Malu tau", jawab Salma sambil mencoba untuk menyembunyikan wajah malunya.
"Ngapain malu? Kamu kan ngelakuin itu untuk aku, besok kita pergi untuk belanja itu semua ya"
"Mas Adit ga mau istirahat? Besok kan kita juga harus mindahin baju-baju kita kesini, mas"
"Nanti aku minta bantuan mbak Tini untuk beresin baju sekalian bersih-bersih, kita berangkat dari rumah mama"
"Oke, mas", jawab Salma sambil mengangguk.
"Sal... ini kancing bajunya udah terlanjur kebuka semua", goda Adit sambil menunjuk baju Salma yang sudah tidak terkancing dan memperlihatkan payudaranya yang masih terbungkus bra hitam.
"Aku lanjutin ya", sambung Adit tanpa meminta persetujuan Salma yang langsung bermain di area dada Salma.
🎎🎎🎎🎎🎎
Adit dan Salma kembali ke rumah Adit menjelang waktu makan malam. Salma segera mencuci tangannya dan membantu Mei serta mbak Tini menyiapkan makan malam. Sementara Adit duduk dikursi meja makan sambil memainkan ponselnya.
"Udah selesai semuanya, Sal?", tanya Mei sembari memotong melon.
"Udah ma, besok kita balik ke apartemen lagi"
"Yaahhhh kenapa ga disini dulu sih? Jadi sepi lagi dong rumah mama"
"Hehehehe... Nanti kita juga bakal sering kesini kalo weekend, ma"
"iya deh, kalian disana aja. Pasti Adit kan yang minta buru-buru pindah kesana"
Merasa namanya disebut, Adit segera mendongakkan kepalanya menatap mamanya dan segera menjawab secepat kilat sebelum Salma menjawabnya.
"Kemarin yang minta cepetan pengen punya cucu siapa?", canda Adit.
"Mama ga ngomong sama kamu!", ketus Mei. "Kamu panggil papa aja sana di ruang kerja", sambung Mei.
Adit beranjak dari duduknya, mendekati Mei dan mencium pipinya. "Jangan galak-galak, ma. Nanti cucunya takut dikira neneknya galak", canda Adit.
"Udah sana panggil, papa", jawab Mei sambil mendorong tubuh Adit.
Salma yang sedang menyendok sayur terkekeh melihat interaksi Adit dan mamanya.
"Ini ngapain senyum-senyum sendiri? Minta dicium juga ya?", goda Adit sembari mendaratkan ciuman dipipi Salma.
"Maaassss... malu ih ada mama sama mbak Tini nih"
"Gapapa ya mbak, orang udah sah", jawab Adit santai.
"Hehehehe... iya mas, kalo udah sah mah mau ngapa-ngapain juga ga ada yang ngelarang", kata mbak Tini yang sedang menyiapkan piring makan.
"Udah buruan panggil papa, mas. Aku udah laper", bisik Salma.
"Yaa Allah, Sal. Abis makan daging segitu banyak udah laper lagi?", ucap Adit sambil mengusap pucuk kepala Salma.
"Kan tadi ga pake nasi, mas. Ya kenyangnya bentar doang"
"Yaudah aku panggilin papa dulu ya", kata Adit lalu mendaratkan ciuman lagi di kening Salma.
Setelah selesai makan malam, Salma dan Adit mengemasi pakaian mereka.
"Pakaian kotor biar disini aja, Sal. Biar dicuci mbak Tini, buat ganti kalo kamu kesini"
"Iya, mas", jawabnya sambil menarik resleting koper. Adit mengangkat koper tersebut dan meletakkannya di depan almari.
"Oiya mas, Jumat depan aku balik malam ya? Guru-guru mau pada makan diluar, ga enak kalo ga ikutan"
Adit mengangguk. "Gapapa, asal ga cuma berdua aja sama temenmu itu"
"Kenapa? Cemburu ya mas?", canda Salma sambil duduk dipinggiran kasur.
Adit segera menatap Salma dengan tatapan tajam, lebih tepatnya seperti orang yang sedang melotot.
"Hahahaha... bercanda mas, ga usah sampai melotot gitu", Salma menarik tangan Adit dan memeluk pinggang Adit.
"Awas aja kalo jalan berdua sama dia ya"
"Meskipun karena urusan kerjaan, mas?"
"Nanti aku pertimbangin", jawab Adit sambil mengelus rambut Salma.
🎎🎎🎎🎎🎎
Keesokan harinya, Adit dan Salma pergi ke sebuah mall untuk berbelanja baju Salma. Mereka pergi bersama kedua orangtuanya sekalian untuk makan siang di luar.
"Sal... beli baju tidurnya setelah makan siang ya", ucap Adit saat selesai menyelesaikan pembayarannya.
"Ga usah sekaranglah, mas. Ada mama papa juga. Malu tau", bisik Salma.
"Malu kenapa? Mama papa juga ngertilah, kayak mereka ga pernah muda aja", jawab Adit menahan tawanya.
"Maaaasssss...", Salma mencubit perut Adit.
"Ehh... ini ada apa sih? KDRT didepan umum", canda Mei yang baru saja melihat Salma mencubit Adit.
"Salma tuh ma, mau Adit beliin baju habis makan siang tapi katanya malu"
"Kenapa malu, Sal? Adit kan suami kamu, wajar dong kalo dia beliin segala kebutuhan kamu", jawab Mei.
"Eeee... enggak gitu, ma. Bukan masalah beliin bajunya, tapi...", Salma ragu untuk menjawab mertuanya itu.
"Tapi?", Mei makin penasaran.
Salma menatap Adit, berharap Adit untuk membantunya keluar dari desakan mamanya itu.
"Adit mau beliin Salma lingerie ma, tapi Salma malu karena ada mama papa. Takut pilihannya terlalu sexy", jawab Adit santai sambil menahan tawanya.
Salma benar-benar malu dihadapan ibu mertuanya itu, ia tidak menyangka Adit akan berkata sejujur itu.
"Mama nyesel nanya kalo gitu", celetuk Mei sambil memukul lengan Adit lalu pergi menghampiri suaminya yang duduk di kursi depan toko.
"Pokoknya ga akan ada lingerie ya mas", dengus Salma kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Fida Bunda Nino
klu pake lingerie,bisa2 g berhenti2 olahraga malam ny
2020-06-26
4