Salma menghabiskan sorenya dengan menonton drama Korea dari laptopnya. Itu dilakukannya sebagai bentuk pelariannya karena kecewa terhadap Adit.
Ting...
Ponsel Salma berdering, Adit baru saja mengirimkan pesan kepada Salma.
📩 : Jam 7 aku jemput di rumah, kita makan diluar sebentar.
Salma membulatkan matanya, entah kenapa rasa bahagianya begitu luar biasa hingga dia tak menyadarinya senyum lebarnya sudah terkembang dibibirnya.
📨 : Oke.
Dia berteriak kesenangan, entah sebab apa dia melakukannya. Atau jangan-jangan Salma sudah memiliki rasa cinta kepada Adit?
🎎🎎🎎🎎🎎
"Sal... Adit udah datang!" teriak Tari dari ruang tamu.
"Beneran enggak mau minum, Dit?" tanya Bagas.
"Enggak usah, Pa. Ini... mau langsung jalan kok, takut kemaleman."
"Iya, Dit. Jangan pulang malem-malem, nanti aja kalo udah sah gapapa hehehehe...," canda Tari.
"Hehehehe... iya, Ma."
Akhirnya Salma muncul juga, dan mereka berdua pun segera pergi menuju sebuah tempat yang dirahasiakan Adit.
"Kamu enggak punya rok atau dress gitu?" tanya Adit membuka obrolan diperjalanan dengan matanya yang tetap fokus menatap jalan
"Punya, cuma beberapa doang."
"Kenapa? Padahal kemarin pas foto prewed cantik kalo pake itu."
Entah kenapa Salma merasa malu dengan perkataan Adit barusan, mungkin sekarang wajahnya sudah kelihatan memerah.
"Enggak nyaman, Mas. Enggak bebas geraknya, takut dalemannya kelihatan."
"Emang kamu mau gerak ngapain aja?"
"Hehehehe... pokoknya nyaman pake celana. Mau ngapain aja nyaman."
"Besok kalo udah nikah, banyakin beli dress. Enggak mungkin kan kamu ikutan aku ketemu orang penting atau acara apa pake celana?"
"Celana kain kan bisa, Mas. Formal juga kan?"
"Mulai deh ngebantah mulu!" dengus Adit kesal.
"Hehehehe... maaf, Mas."
Tak berapa lama, mobilnya berhenti di sebuah parkiran basement.
"Kita kemana, Mas?", tanya Salma sambil melepas seatbelt-nya dan melihat sekeliling.
"Turun aja, nanti juga tahu." jawab Adit santai.
Keduanya berjalan beriringan menuju lift dan bergerak menuju sebuah restoran yang berada di rooftop sebuah gedung.
"Sebelah sini," ucap Adit menarik tangan Salma untuk menunjukkan letak meja yang telah ia pesan sebelumnya.
"Whoaaaaaa...!" seru Salma lirih dengan mata yang berbinar melihat keindahan restoran dan pemandangan kota dari atas gedung.
Salma meletakkan tasnya di kursi dan berdiri di pinggir pagar untuk melihat keindahan pemandangan lampu malam di kota itu. Sementara Adit memberikan kode kepada pelayan untuk segera mengeluarkan makanan yang telah dipesannya
"Suka?" tanya Adit yang telah berdiri di sebelah Salma.
Salma mengangguk dengan mantap dengan senyuman yang lebar.
"Anggap aja ini kado untuk wisuda kamu."
Salma menoleh menatap Adit. "Maksudnya, Mas?"
"Tadi aku enggak bisa dateng ke acara wisuda kamu karena aku banyak kerjaan, ya itung-itung ini sebagai gantinya."
"Ohhhh... aku kira lupa."
Adit tersenyum tipis. "Ya kan kamu ngeposting foto wisuda, jadinya aku inget."
"Tuhh kan beneran lupa," Salma mengerucutkan bibirnya.
"Iya, Sal. Maaf aku beneran lupa karena di kantor lagi banyak banget kerjaan. Aku cuma inget tanggal kita nikah doang. Kamu tahukan cowok ga bisa inget setiap detilnya."
"Alasan doang, orang tanggalnya cuma selisih dua hari juga." jawab Salma kesal.
"Kamu marah?" tanya Adit dengan menatap Salma.
Salma mengangguk dengan perlahan. "Mas Adit sendiri kan yang bilang untuk nerima perjodohan ini dan harus sama-sama berjuang. Aku pikir Mas Adit bakal ngedeketin aku, atau kita bakal sering kirim pesan gitu biar saling kenal. Tapi nyatanya malah 2 minggu lebih aku didiemin. Mas Adit cuma lihat statusku doang. Pas aku mau wisuda juga mas Adit ga ngomong jadi mau dateng atau enggak, sampai tadi aku posting foto wisuda tadi siang juga cuma dilihat doang. Aku kan ngerasa dicuekin, Mas", jawab Salma lirih.
"Kamu kenapa enggak nge-chat aku duluan?"
"Ya kan gengsi, Mas. Masa cewek ngechat cowok duluan."
"Emang kenapa? Cewek juga banyak kok yang ngejar-ngejar cowok, kenapa kamu gengsi?" canda Adit.
"Ya kan aku beda, Mas. Enggak kayak cewek-cewek yang lain."
Adit tersenyum mendengar perkataan Salma. "Polos banget sih jadi orang." ujar Adit sambil mengelus rambut Salma.
Salma menatap Adit penuh tanda tanya. Entah karena tidak mengerti dengan maksud perkataan Adit, atau karena kaget rambutnya dielus Adit.
"Biasanya cewek akan jaim kalo lagi ngambek gitu, bilangnya gapapa tapi ada apa-apa. Ternyata kamu ngomong terang-terangan. Sekarang masih ngambek?"
Salma menggelengkan kepalanya. "Enggak, kan udah diajakin dinner." jawabnya sambil tersenyum ke arah Adit.
Adit mengulurkan paper bag yang sedari tadi ia tenteng. "Ini kado tambahannya."
"Apaan, Mas?"
"Buka aja."
Salma membuka kotak panjang yang berisi dompet itu, matanya yang berbinar menatap Adit dengan senyuman manisnya.
"Aku enggak tahu kamu sukanya model yang kayak gimana, aku pilih itu karena menurutku bagus. Harganya emang enggak seberapa, tapi aku pikir itu cocok buat kamu."
Salma menautkan alisnya seakan bingung dengan maksud Adit.
Adit kembali tersenyum tipis. "Nantinya kamu akan jadi istri aku, kamu juga bilang pengen kerja juga kan? Aku kasih dompet ini biar kamu lebih semangat lagi untuk ngatur keuangan, karena nanti kamu enggak cuma pake uang untuk kebutuhanmu aja."
Salma mengangguk dan tersenyum menatap dompet itu. "Makasih ya, Mas."
"Ponselmu mana?"
"Ada Mas, di tas." jawab Salma sambil memasukkan kotak itu ke dalam paper bag.
"Emang dari sore tadi enggak mainin ponsel lagi?"
Salma menggelengkan kepalanya. "Aku cas, Mas. Trus siap-siap buat jalan sama Mas Adit. Kenapa?"
"Ambil ponselmu!" pinta Adit sambil memberikan kode dengan dagunya.
Salma meletakkan paper bag itu di meja dan mengambil ponselnya di dalam tas, kemudian berbalik badan dan menunjukkan ponselnya kepada Adit.
"Buka whatsapp, liat status sama profile pictureku."
Salma semakin kebingungan dengan maksud Adit. Begitu terkejutnya dia saat melihat foto whatsapp Adit yang telah berubah menjadi foto pre-wedding mereka dan memposting foto wisuda Salma dengan caption "🖤"
"Mas...," ucap Salma dengan mata berkaca-kaca menatap Adit.
Adit merogoh ponselnya disaku celananya, membuka sebuah aplikasi dan menunjukkan beberapa foto yang Salma posting tadi siang.
"Aku emang enggak dateng ke wisuda kamu, tapi aku nyimpen foto wisudamu sama foto bareng Mama Papamu", jawab Adit sembari menunjukkan foto-foto tersebut. "Mama juga ngirimin beberapa fotomu pas wisuda, katanya Mama sengaja minta ke Mamamu." sambungnya lagi.
Salma tak menyangka jika Adit melakukan itu sama. Bahkan hal itu pun tak terlintas dibenak Salma. Bagaimana mau terlintas wong dari awal ketemu Adit bersikap dingin seperti menolak Salma.
"Kamu juga harus ganti foto whatsapp-mu, biar pada tahu kalo kamu udah ada yang punya dan akan segera nikah. Aku enggak mau kamu foto dan posting foto berdua sama cowok lain kayak tadi siang. Kan aku udah bilang kamu harus jaga jarak dengan cowok lain."
"Tadi itu kan sengaja Mas, biar Mas Adit whatsapp aku hehehehe...."
"Pokoknya aku enggak suka, besok-besok jangan diulangi lagi."
"Maaf, Mas." ucap Salma sambil mengangguk dan tersenyum menatap Adit.
Salma segera mengganti foto profilnya dengan foto yang sama dengan Adit. Dia menunjukkan ponselnya kepada Adit dengan senyuman yang sangat manis. Adit melangkah mendekati Salma dan memeluk erat gadis itu.
"Ini baru permulaan, Sal. Jalan kita masih panjang," ucapnya sambil mengecup puncak kepala Salma.
Salma melingkarkan tangannya dengan erat dipinggang Adit. Ini adalah kali pertama dia memeluk seorang laki-laki, selain Papanya. Detak jantungnya begitu kuat seperti orang yang baru selesai lari marathon, begitu pula dengan Adit. Salma bisa merasakan degup jantung Adit yang terasa kencang.
"Ayo duduk, sebentar lagi makanannya datang." ucap Adit sambil melepaskan pelukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Salma ngebantah mulu,sok2 polos lagi padahalkan udah lulus kuliah juga,
2023-03-06
0
Qaisaa Nazarudin
cepet banget luluh nya,,dengan di ajak makan doang,Jual mahal dikit napa..🙇🏻♀️
2023-03-06
0
Sri Sri
melelehhhh
2022-09-24
0