Salma meringis merasakaan organ intimnya masih terasa sakit saat terbangun dipagi hari. Dia berusaha untuk menahannya, memunguti pakaiannya yang bertebaran di lantai, dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Yaaahhhh... lupa ga bawa baju ganti", gumam Salma saat sedang mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
Salma mematikan alat pengering rambut itu dan berjalan mengendap keluar kamar mandi untuk mengambil baju ganti. Dia bergerak secepat mungkin agar tidak sampai membangunkan Adit dan melihatnya yang hanya berbalut handuk selutut itu.
Setelah selesai berganti pakaian, Salma berjalan keluar kamar mandi. Ia terkejut melihat Adit yang sedang memakai celana pendeknya dan bertelanjang dada.
"Maaf, mas", ucap Salma lirih sembari menundukkan kepalanya.
Adit terkekeh mendengar perkataan Salma, ia berjalan mendekati Salma dan mengecup keningnya.
"Sama suami sendiri kenapa minta maaf? Semalem kan udah lihat semuanya", goda Adit.
"Masih sakit ga itunya?", tanya Adit sembari memakai kaosnya.
"Sedikit, mas"
"Maaf ya Sal, aku ga tau kalo bakal sesakit itu. Kamu siapin sarapan aja, aku mau nyuci spreinya dulu", ucap Adit yang kemudian berjalan menuju kasur.
"Spreinya kenapa, mas? Kan baru aku pasang yang baru kemarin?"
Adit menyibakkan selimut dan menunjukkan noda darah pada Salma. "Ada bercak darah kamu, karena itu ulahku jadi ya biar aku yang cuci. OK?"
Salma memandangi bercak darah itu dan mengangguk.
"Sarapan roti aja ya mas? Biar kita bisa cepet makan, tadi aku... kesiangan bangunnya"
"Gapapa, apa aja yang kamu siapin pasti aku makan", jawab Adit sembari melepas sprei.
Salma segera menuju dapur untuk menyiapkan makanan pendamping rotinya.
🎎🎎🎎🎎🎎
"Mas Adit mau minum susu atau jus?", tanya Salma ketika Adit duduk dimeja makan.
"Adanya jus apa?"
"Kemarin cuma beli jus jambu sama jus jeruk, mas. Atau mau dibikinin jus yang lain? Ada apel sama alpukat"
"Enggak usah, aku mau jus jeruk aja"
Salma mengangguk dan menuangkan jus jeruk dalam gelas. Lalu menghidangkan roti panggang beserta sosis dan telur ceplok disebelahnya, dan tak lupa menyajikan selai cokelat dan stroberi untuk dimakan dengan roti panggangnya.
"Udah kayak bule aja ya kita sarapannya kayak gini", ucap Adit dengan tersenyum lebar menatap piring didepannya.
"Maaf, mas. Besok aku bangun lebih awal deh ya biar bisa masakin untuk sarapan"
"Ehhh... bukan begitu maksudku, sayang. Aku bukannya mau protes, aku kan udah bilang akan makan apa aja yang kamu masakin buatku. Ga perlu kamu capek-capek masak tiap hari, kalo males kan kita bisa makan di luar. OK?", jelas Adit sembari mengelus punggung tangan Salma.
"Senyumnya lebar amat, Sal", imbuh Adit.
"Soalnya tadi mas Adit manggil aku 'sayang' sih" hehehehe..."
"Kayaknya kita harus biasain manggil gitu, biar terbiasa. Bener kan, sayang?"
Salma menganggukkan kepalanya dan tersenyum dengan sangat manis. "Mas Adit mulai masuk kerja kapan?"
"Dua hari lagi, kenapa?"
"Gapapa kok, mas. Aku pengen tahu aja"
"Oiya Sal, aku lupa ngomongin ini sama kamu dari kemarin. Soal honeymoon, aku belum bisa ngajakin kamu pergi bulan ini. Tapi aku usahain untuk luangin waktu dibulan depan, gimana?"
"Aku ngikut mas Adit aja"
"Jangan gitu, kamu juga harus punya keputusan Sal. Kalo kamu mau bulan ini sih bisa, tapi cuma dua atau tiga hari, ga bisa ke luar negeri"
"Yaa Allah, mas. Emang aku minta kemana sih? Aku kemana aja ga masalah kok, ga honeymoon juga gapapa. Yang penting aku sama mas Adit terus", jawab Salma yang kemudian menunduk malu menyembunyikan wajah meronanya.
Adit tersenyum mendengar perkataan Salma. "Besok kalo aku udah mulai kerja jangan godain aku pake kata-kata kayak gitu ya, Sal. Bisa-bisa aku ga jadi berangkat kerja, jadinya malah ngerjain kamu di rumah", goda Adit.
🎎🎎🎎🎎🎎
Hari ini, Adit memutuskan untuk mengajak Salma jalan-jalan ke mall dan nonton film. Tangan Adit terus menggenggam jemari Salma dengan erat, pengantin baru ini benar-benar sedang menikmati indahnya jatuh cinta. Adit yang berpengalaman dalam hal percintaan pun dibuat mabuk kepayang terhadap Salma. Ditambah lagi dengan status suami istri yang kini melekat pada mereka, membuat Adit lebih leluasa untuk mengekspresikan cintanya pada Salma.
"Mas Adit ga seneng sama filmnya?", bisik Salma dipertengahan film diputar.
"Tadinya aku pengen film yang horor gitu, Sal. Biar aku bisa peluk-peluk kamu terus"
"Hahahaha... modus!", jawab Salma sambil mencubit lengan Adit.
Setelah selesai nonton film, keduanya berjalan berkeliling mall. Memasuki beberapa outlet yang menarik perhatian Salma hanya untuk melihat-lihat tanpa membeli satu buah barang pun. Kali ini mereka masuk ke sebuat tenant yang menjual berbagai macam barang dan aksesoris rumah.
"Kamu pengen beli apa, Sal?"
"Beli alat masak ya, mas. Boleh ga? Di rumah alat masaknya mas Adit ga lengkap ehehehehe..."
"Gapapa, beli aja sayang. Cari aja kamu butuhnya yang mana aja"
Adit tersenyum lebar melihat betapa senangnya Salma melihat dan memilih alat masak.
"Gampang banget bikin kamu happy ya, Sal. Cuma milih alat masak aja bisa seseneng ini", ucap Adit sembari mengelus rambut Salma.
"Ini pertama kalinya aku beli alat masak, mas. Sebelumnya kan mama mulu yang belanja, aku cuma tau jadi aja di rumah ada alat masak apaan aja", jawab Salma sambil memilih teflon yang berukuran cukup besar.
"Lengkapin aja alat masaknya, space untuk nyimpen alat-alat masaknya kan juga masih kosong banyak tuh. Ga usah mikirin harganya, itu kan barang yang ga dibeli tiap saat"
Salma menoleh ke arah Adit dan mengangguk.
Setelah puas berbelanja peralatan masak, keduanya memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran Korea di mall tersebut. Maklumlah, Salma kan pecinta drama Korea.
"Mas Adit pernah makan ini semua?", tanya Salma.
Adit menggelengkan kepalanya. "Selama ini aku ga pernah tertarik makan makanan Korea, Sal. Ini pertama kalinya, itu pun karena kamu"
"Kenapa? Enak tau, mas. Ini namanya tteokbokki, kue beras gitu. Kalo yang mas Adit makan ini namanya bibimbap, kayak nasi campur gitu mas. Terus ini ada kimbap serupa sushi gitu, japchae eee... kayak bihun goreng gitu, sama yang ini kimchi"
"Ini makanan berat semua bakalan habis, Sal?"
Salma mengangguk dengan mantap. "Tenang, mas. Hari ini mas Adit bakal tau kalo seberapa banyak porsi makanku sebenernya hehehehe..."
"Kalo masih kurang, bilang ya. Nanti aku beliin yang banyak", canda Adit.
"Hahahaha... enggak, mas. Ini udah cukup kok, kalo ga habis malah mubadzir"
"Kamu udah pernah ke Korea?"
"Belum, mas. Mama ga mau, ya sama kayak mas Adit, mama ga pernah tertarik makan makanan Korea. Jadi ga mau diajakin kesana"
"Nanti kalo kerjaanku udah beres semua, kita jalan-jalan ke Korea ya. Biar kamu bisa makan makanan ini semua langsung dari tempatnya"
"Serius mas?"
Adit mengangguk. "Iya. Apa sih yang enggak buat kamu"
"Yeeeee... mas Adit mulai deh", wajah Salma kembali memerah hanya dengan sedikit gombalan dari Adit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Nona Canbas
stay halal ... bikin candu nih couple
2022-08-26
2
Evi Aseh
pacar halal
2020-08-04
2
Risma Agustien
indahnyaaaaa
2020-07-21
1