"Cepetan keluar, kasian dia nunggu kelamaan", Salma menggandeng tangan Adit untuk keluar kamar.
Adit berjalan ke ruang tamu beriringan dengan Salma.
"Hei Dit, sorry banget ya kemarin aku ga bisa dateng ke nikahanmu. Aku baru bisa balik kemarin malam", ucap Michelle sembari berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Selamat ya atas pernikahannya, semoga selalu bahagia. Oiya, ini ada hadiah kecil dariku", sambung Michelle sambil menyerahkan paper bag kepada Salma.
"Terimakasih banyak", ucap Salma. "Kak Michelle mau minum apa?", imbuh Salma.
"Hmm... apa aja boleh, asal jangan minuman bersoda aja"
"Oke, tunggu sebentar kak", Salma berjalan menuju dapur dan menyiapkan minuman.
Mereka bertiga mengobrol santai di ruang tamu. Salma mencoba bersikap tenang, terlebih Michelle memang terlihat biasa saja terhadap Adit. Tangan Salma juga beberapa kali digenggam oleh Adit ditengah-tengah obrolan mereka. Meskipun demikian, tetap saja Salma merasa cemburu. Mereka memang ngobrol bertiga, namun pandangan mata Michelle selalu mengarah ke arah Adit. Ia bahka terlihat sangat antusias menceritakan kesibukannya di Amerika itu kepada Adit.
🎎🎎🎎🎎🎎
Salma merebahkan tubuhnya di kasur dan langsung memunggungi Adit yang baru saja masuk ke dalam kamar.
"Jangan ngambek, sayang. Michelle kesini kan cuma untuk ngasih ucapan ke kita dan ngobrol", ucap Adit sambil memeluk Salma dari belakang.
"Tapi dia mandangin mas Adit mulu, padahal ada aku juga disana. Gitu juga mas Adit ngeliatin dia mulu"
Adit tersenyum mendengar penjelasan Salma. "Ya masak ngobrol sama orang enggak dilihatin wajahnya, Sal?"
"Tapi dia happy banget cerita-cerita sama mas Adit, nyesel banget aku tadi ikutan duduk disana. Tau gitu tadi di kamar aja nonton TV"
Adit mengeratkan pelukannya dan mencium kepala Salma. "Demi Allah aku ga ada rasa apa-apa sama dia, Sal. Aku ga keberatan kamu cemburuin aku kayak gini, itu tandanya kamu sayang banget sama aku. Tapi aku ga mau kamu berpikiran kalo aku masih ada rasa sama Michelle, aku cuma sayang sama kamu Sal"
Salma membalikkan tubuhnya dan menatap Adit dalam-dalam.
"Mas... soal tawaran mas Adit tadi... eee... aku... ga mau pindah ke apartemen atau rumah yang baru, aku mau tetep disini aja. Tapi... boleh ga kalo kita tata ulang apartemennya?"
Adit tersenyum dan mencium kening Salma. "Apapun, sayang. Aku ga masalah, yang penting kamu ga marah lagi sama aku"
"Mas ga tanya alasannya kenapa?"
Adit menggelengkan kepalanya. "Aku cuma pengen kamu happy jadi istriku, Sal. Kenapa harus banyak alasan"
"Semua perabot ini pasti udah ada sejak awal mas Adit beli unit ini dan pacaran sama Michelle, aku ga mau ada sisa kenangan jaman pacaran mas disini"
Adit terkekeh. " Yaa Allah, Sal. Kamu sampai segitunya sih, aku aja ga pernah ngerasa kayak gitu. Kasur ini juga mau diganti?"
"Kenapa? Mas Adit ga suka?"
"Bukan gitu, Sal. Ini kan ada kenangan malam pertama kita", goda Adit sambil menggesekkan hidungnya pada hidung Salma.
"Terserah mas Aditlah, pokoknya aku mau barang-barang sama penataannya ganti aja", ucap Salma sambil mengerucutkan bibirnya.
"Oke, sayangku. Weekend ini kita atur ya", jawab Adit lalu mulai melumat bibir Salma.
"Olahraga lagi yuk, Sal. Sebelum aku harus puasa karena kamu mens", bisik Adit ditelinga Salma.
Salma menggigit bibir bawahnya dan menganggukkan kepalanya. Mereka berdua pun langsung memulai aktifitas malamnya yang bergairah itu.
🎎🎎🎎🎎🎎
Salma menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11.20 am, mereka baru saja menyudahi pergumulannya.
"Mas, makan yuk. Aku laper, tadi kan belum makan malam"
"Iya, Sal. Saking asiknya jadi lupa kalo kita belum makan malam ya. Maaf sayang hehehehe...", jawab Adit lalu mencium kening Salma.
Keduanya segera memunguti pakaiannya yang tersebar dilantai kamar didekat kasur, lalu bersama membersihkan diri di kamar mandi. Salma berjalan ke dapur terlebih dulu dengan handuk yang membungkus rambutnya yang basah, ia menghangatkan makanan yang dibawakan oleh mama mertuanya.
"Besok ga usah masak gapapa, Sal. Aku udah sering bilang kamu ga harus selalu masakin aku, kita bisa makan diluar bersama", ucap Adit sambil menuang air dingin dari kulkas.
"Iya mas, pokoknya selama aku masih bisa masakin mas Adit pasti aku masakin", jawabnya sembari menghidangkan makan malamnya.
Makan malam yang sangat telat itu berlangsung cukup lama. Setelah selesai makan, keduanya melanjutkan mengobrol bersama di dapur untuk membahas konsep ruangan baru apartemen mereka.
"Tidur yuk, mas. Besok kita udah harus kerja"
"Ciiieeeee... yang besok udah mulai kerja", seru Adit sembari menjepit hidung Salma.
Salma melingkarkan tangannya dilengan Adit dan menyandarkan kepalanya pada lengan Adit.
"Doain ya mas biar semuanya lancar, aku dapet ngajar anak SD sih. Tapi deg-degan juga hehehehe"
"Anggap aja kayak ngajarin anak kita sendiri, Sal. Mereka pasti nurut sama gurunya yang cantik ini"
"Anak kita? Yakali anak kita sampai 20 mas hahahaha"
"Perumpamaan, sayang. Aku juga ga akanlah minta anak dari kamu sebanyak itu, nanti kamu ga ada waktu buatku. Ayo tidur sekarang, udah mau jam 1 tuh"
Suami istri itu berjalan menuju kamar, dan mengecek alarm pada ponsel mereka masing-masing. Adit mengecup kening Salma, menariknya dalam pelukannya dan mulai untuk tidur. Mengakhiri lelahnya aktifitas yang telah mereka lakukan seharian kemarin.
🎎🎎🎎🎎🎎
Salma bangun ketika alarm pertama dari ponsel Adit berdering.
"Pagi amat sih alarmnya, perasaan aku baru aja tidur", gumam Salma.
"Maaf Sal, biasanya jam segini aku mulai ngecekin laporan yang ga kepegang pas malem. Sini tidur lagi", ucap Adit dengan suara seraknya dan menarik Salma untuk kembali tertidur dalam dekapannya.
"Nanggung, mas. Bentar lagi kan subuh"
"Iya tapi sekarang tidur dulu sebentar ya, aku masih pengen peluk kamu kayak gini", jawab Adit dengan mata yang masih terpejam.
Salma mencoba kembali memejamkan matanya, tangannya dengan erat melingkar pada pinggang Adit. Dua insan itu kembali berkelana ke alam mimpi, sebelum akhirnya bunyi alarm kembali membangunkan keduanya tepat saat memasuki waktu subuh.
🎎🎎🎎🎎🎎
Adit melongo ketika Salma menyodorkan sebuah tas kain yang berisi beberapa kotak berisi bekal makan siang.
"Serius, Sal? Aku kerja loh, bukan mau sekolah", ucap Adit.
"Ya serius, mas. Emang kalo kerja ga boleh bawa bekal? Ini aku aja bawa"
"Iya sih, soalnya selama aku kerja ga pernah dibawain bekal sama mama. Papa juga ga pernah bawa bekal"
"Tapi mas Adit harus bawa, kan aku udah siapin. Biar ga makan diluar mulu, mas. Nanti kalo mas Adit acara makan siang sama rekan bisnisnya baru ga aku bawain"
Adit melangkah mendekati Salma dan memeluknya dari samping. "Terimakasih sayang", ucapnya sambil mengecup pipi Salma.
"Oiya, nanti mas Adit ngabarin ya malam bakal pulang jam berapa. Biar aku bisa siapin makan malam"
"Iya, nanti aku kabarin", ucap Adit sambil memainkan ponselnya. "Itu aku kirimin kontaknya pak Hendra, kalo kamu butuh minta tolong atau tanya apa-apa ke dia aja. Aku udah bilang pak Hendra kok"
"Oohhh... Oke mas"
"Udah siap berangkat sekarang?"
Salma mengangguk sambil mengecek barang ditasnya. "Ayo, mas!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Fida Bunda Nino
puasa sebelum mens
2020-06-26
3