Salma mengemudikan mobilnya menuju rumah Widya dengan kecepatan sedang. Dia ikut menyanyi seiring lagu yang ia putar selama perjalanan. Ya, itu cukup membuatnya lupa bahwa dia akan pergi untuk perawatan persiapan menjadi seorang pengantin.
"Salmaaaaaaaa... lama banget sih! Katanya 30 menit, gue nungguin di depan teras sampai lumutan!" Seru Widya begitu mobil Salma berhenti di halaman rumahnya.
"Hahahaha... lagian orang di rumah sendiri ngapain nunggu di teras? Kayak numpang di rumah orang aja."
"Mama Papa pergi, Sal. Aku enggak mau bawa kunci, takut ilang lagi. Jadi disuruh nunggu di luar. Ehh tapi... dalam rangka apa nih Mama lu bayarin gue spa? Tumbenan banget hahahaha...."
"Gue disuruh perawatan, tapi males karena enggak ada temen. Makanya gue ngajak lu, diokein sama Mama. Ya daripada gue enggak mau jalan kan, mending mama bayarin elu."
"Lu disuruh perawatan? Dalam rangka apaan?"
"Eeee... itu..."
Ponsel Salma berdering saat ia berusaha mencari alasan untuk Widya.
Nomer baru? Siapa?
"Ha... Halo...." Ucap Salma ragu.
"Kaku amat ngomong sama calon suami." Kata Adit sambil terkekeh.
"Ada perlu apa?"
"Sore nanti aku jemput di rumah, kata Mama kita harus photoshoot. Prewed gitu."
"Harus banget?"
"Katanya iya, buat dipajang di gedung. Kamu enggak bisa?"
"Aku... aku lagi mau pergi. Disuruh Mama untuk... perawatan"
"Kabarin aja kalo udah selesai. Mau ketemu dilokasi atau minta jemput gapapa."
Baru saja Salma ingin membuka mulutnya untuk menjawab, tapi sambungan telponnya sudah terputus.
"Iiihhh... dasar nyebelin!"
"Siapa sih?"
"Udahlah, kita jalan aja. Waktu gue mepet," ucap Salma sambil melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah Widya.
🎎🎎🎎🎎🎎
"Kata Mama lu pilih aja mau perawatan apaan," ucap Salma ketika memasuki tempat spa.
"Oke deh." Jawab Widya dengan girang.
"Mbak, kalo paket perawatan pengantin ada apa aja?" bisik Salma pada pegawai spa.
"Untuk paket perawatan peng...."
"Jangan keras-keras, Mbak. Nanti temen saya denger," bisik Salma memotong penjelasan pegawai spa.
Salma menarik katalog perawatan di spa tersebut. "Aduuuhhhh... yang mana ini bagusnya? Pusing deh gue!" Gumam Salma dalam hati.
"Yang paling komplit aja ya, Mbak. Pusing saya, ga ngerti," bisik Salma sambil nyengir.
"Baik, tunggu sebentar ya Mbak. Biar kami siapkan dulu."
Salma mengangguk dan berjalan menghampiri Widya.
"Udah?" Tanya Salma pada Widya.
Widya mengangguk. Salma segera menyelesaikan pembayarannya.
"Lu perawatan apaan sih, Sal? Kok habisnya banyak banget?"
"Eeee... Wid, ntar gue bakal lama. Kalo lu capek nungguin, nanti lu pulang duluan aja gapapa. Nanti uang taksi juga gue kasih"
"Lu lama kayak mau perawatan pengantin aja," ucap Widya sambil menepuk lengan Salma.
Salma hanya tersenyum tipis dan menggigit bibir bawahnya.
"Ehhh... jangan bilang lu beneran ambil paket perawatan pengantin. Lu mau nikah, Sal?" Seru Widya.
Salma hanya tersenyum kaku mendengar perkataan Widya. Entah bagaimana lagi ia harus merespon Widya.
"Beneran Sal lu mau nikah?" Tanya Widya penasaran dan hanya dijawab Salma dengan anggukan.
"Salmaaaaaa... lu nikah sama siapa? Selama ini kok enggak pernah cerita sama gue? Lu bilang enggak lagi deket sama cowok, tapi sekarang tahunya abis sidang skripsi udah siap mau nikah. Sama siapa, Sal?"
"Lu enggak kenal pokoknya."
"Yaelah nih bocah main rahasia-rahasiaan sekarang. Yaudah deh, gue ganti pertanyaannya. Lu kapan nikahnya?" Tanya Widya sambil menyilangkan tangannya di dada.
"Eee... bulan depan, habis wisuda."
"Seriusan, Sal? Secepat itu? Trus gue dapet baju buat bridesmaid enggak? Hahahaha...."
"Gue enggak pake kayak begituan, Wid. Ini emang dadakan banget, jadi yang ngatur semuanya Mama. Paling keluarga doang yang bajunya samaan, sorry ya Wid."
"Hahahaha... gue bercanda, Sal. Lu ngajakin gue perawatan aja gue udah seneng banget kok. Yukk ah masuk."
Ting...
Ponsel Salma berdering saat mereka berjalan masuk ke dalam ruang spa. Adit?
📩 : Kirimin nomer rekening, aku transfer uang untuk bayar perawatanmu.
Ehhh... belum jadi suami dia udah mau kasih duit aja gitu?
📨 : Enggak usah, Mama udah kasih uang. Lagian aku juga bayarin temenku.
📩 : Kirim aja, uang dari Mama simpan aja buat kamu.
Ehhh... beneran nih orang sebaik ini?
Salma pun mengirimkan nomer rekeningnya kepada Adit.
📩 : Udah aku transfer.
Secepat ini?
Mata Salma membelalak ketika ia mengecek mutasi rekeningnya melalui internet banking.
"Ini orang enggak salah kirim apa ngasih duit sebanyak ini? Padahal belum jadi suami," gumam Salma dalam hati.
📨 : Terimakasih.
"Waahhhh... mimpi apa gue semalem? Seharian ini pada ngasih gue duit banyak banget. Alhamdulillah...," ucapnya lirih dibarengi dengan senyum lebarnya.
🎎🎎🎎🎎🎎
"Mbak, maaf. Temen saya udah pulang belum ya?" Tanya Salma pada pegawai spa ketika ia sudah selesai perawatan.
"Belum, Mbak. Itu ada di depan."
"Oohh... Makasih ya, Mbak"
Salma segera mengambil ponselnya untuk memberi kabar kepada Adit bahwa dia sudah selesai perawatan. Lalu ia berjalan menghampiri Widya yang terlihat mengantuk itu.
"Sorry ya Wid, kalo kelamaan."
"Gapapa, gue ikhlas kok. Apalagi buat temen baik gue yang mau nikah ini. Ehh...Sal, ntar gue turunin di toko buku aja ya. Gue disuruh Mama cari buku masakan, ntar mereka jemput gue disitu."
"Oohhh yaudah, yukk jalan sekarang."
"Buseetttt dah... capeng wanginya luar biasa," goda Widya saat berjalan menuju parkiran mobil.
🎎🎎🎎🎎🎎
Salma mengemudikan mobilnya menuju sebuah studio foto yang lokasinya telah dikirimkan Adit. Salma keluar dari mobil dan masuk dengan ragu-ragu ke dalam studio foto tersebut.
"Mbak Salma ya?" Ucap seorang pegawai studio.
Salma tersenyum dan mengangguk.
"Mari saya antar ke dalam, Mbak. Mas Adit udah datang, lagi nunggu Mbak Salma di dalam"
Ehhh... cepet banget Adit udah sampai? Atau Salma yang nyetirnya terlalu pelan?
Salma berjalan mengikuti pegawai studio itu, terlihat Adit tengah duduk di sofa dan mengobrol santai dengan fotografernya.
"Oohhh ini mempelai wanitanya? Aduuhhhh... pantes Adit cinta, orang cantik banget kayak gini bro," seru fotografer tersebut.
Cinta? Hah... Cinta dari belahan bumi bagian mana? Hadeeuuuhhhh...
"Oiya, aku Ryan. Aku yang bakal jadi fotografer hari ini sama pas nikahan kalian nanti," ucap Ryan seraya mengulurkan tangannya.
"Salma," jawab Salma singkat sambil menyalami Ryan.
"Santi... ajak Salma pilih bajunya disana ya, sama nanti dimake up sekalian," ujar fotografer itu.
"Ehhh... harus banget ya mas dimake up?" Tanya Salma dengan cepat.
"Iyalah, biar ga kelihatan pucat. Aku tahu kamu udah cantik pake banget, tapi harus dipoles sedikit. Make up-nya natural kok, karena kan nanti tema fotonya juga santai. Kata Adit kan kamu pengennya model candid sama black and white gitu kan? Jadi dandan natural aja udah cakep kok."
Mulai lagi dah aktingnya, datang kesini juga dia yang nyuruh. Bisa-bisanya aku yang jadi tumbal.
"Udah sana, itu Adit udah bawain banyak baju bagus-bagus. Pilih aja mau pake yang mana dulu, mau foto pake semua bajunya juga gapapa. Iya kan, bro?"
Adit hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi pernyataan Ryan.
"Sebenarnya dia pengusaha atau pemain sinetron sih? Pinter banget aktingnya," gumam Salma kesal dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Fida Bunda Nino
kayak2ny Adit mank dah suka y ma Salma?
Pi g mo nunjukin k Salma dulu
kyk ngtes Salma gitu
😆😆bener g y perasaan q
2020-06-26
3
chayo
lanjut
2020-05-03
2
Qtha
sukakkkk
2020-05-01
4