Adit mengantar Salma pulang setelah makan malam bersama. Tidak ada obrolan sepanjang perjalanan mereka, keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Aku langsung balik aja ya, bilang sama Mama Papamu kalo aku lagi banyak kerjaan." Ucap Adit ketika sampai di rumah Salma.
"Iya Mas," jawab Salma sambil membuka pintu mobil.
Salma segera masuk ke dalam tanpa mempedulikan Adit yang belum beranjak pergi sebelum Salma masuk ke dalam rumahnya.
"Gimana foto-fotonya, Sal? Bagus ga hasilnya?" Tanya Tari setelah melihat Salma merebahkan tubuhnya disofa depannya.
"Iya Ma," jawab Salma singkat.
"Mana Mama lihat! Kamu ngopy foto-fotonya kan?"
Salma segera merogoh flashdisk ditasnya dan menyerahkannya pada Mamanya.
"Tolong Pa, colokin di TV." Pinta Tari pada suaminya.
Tak lama setelah Bagas mencolokkan flashdisk di TV, kedua orangtua Salma itu berseru melihat hasil foto prewedding anaknya.
"Itu anak Papa atau model dari studionya, Sal? Kok cantik banget," goda Bagas.
"Tau ah, Pa." Jawab Salma kesal.
"Hahahaha... gitu aja ngambek, Papa kan pangling Sal kamu jadi cantik banget gitu. Gimana besok kalo pas nikah? Kan dandanannya bakal lebih heboh dari itu, Sal." Kata Bagas.
"Salma enggak mau dandan menor, Pa. Kayak badut ntar."
"Hahahaha... enggaklah, Sal. Dandanan nikah kan emang bold gitu, tapi kan bikin tambah cantik. Trus fotonya yang dicetak yang mana, Sal?" Tanya Tari.
Salma mengambil remote TV dan memberitahukan dua foto yang akan dicetak dan dipajang pada gedung resepsi nanti.
"Trus, tadi habis foto kalian pergi kemana? Mama kaget tadi pas mobilmu dianterin pulang sama aspri-nya Adit"
"Cuma pergi makan kok, terus pulang"
"Adit romantis enggak? Hahaha...," goda Tari.
"Mama mulai deh, udah ah Salma mau mandi dulu terus tidur." Salma beranjak dari sofa dan pergi ke kamarnya.
"Enggak berasa bentar lagi Salma nikah ya, Ma. Bakalan makin sepi deh rumah," ucap Bagas.
"Iya, Pa. Nanti Mama bakal sering ngerumpi deh Mbok Jum hahahahaha...."
🎎🎎🎎🎎🎎
Keesokan harinya, Salma masih bermalas-malasan seperti sebelumnya. Tari membiarkan Salma karena dia pikir ini adalah kesempatan terakhir Salma untuk bermalas-malasan sebelum akhirnya nanti harus disibukkan dengan status barunya.
Ting...
Ponsel Salma berdering, Adit mengirim pesan kepada Salma.
📩 : Sejam lagi ketemuan di butik Alissha, kita harus fitting baju.
"Heran deh, kalo ngajakin pasti dadakan mulu. Lagi mager pula, hufftttt...," gumam Sarah kesal.
📨 : Oke, aku siap-siap dulu.
📩 : Aku udah otw.
Salma bergegas menuju kamarnya untuk bersiap-siap. Tak berapa lama, Adit sampai di rumah Salma.
"Ehhh... Adit! Duduk dulu, Dit. Kok Salma ga kasih tahu Mama kalo kamu mau datang?" Ucap Tari.
"Eee... mungkin karena buru-buru, Ma. Tadi Adit ngabarinnya pas udah di deket sini."
"Oohhh... bentar ya, biar Mama susul Salma dulu di kamar. Kalo enggak mama kasih tahu takut dandannya kelamaan. Oiya, kamu mau minum apa?"
"Ga usah, Ma. Adit sebentar doang kok"
"Yaudah, Mama ke atas dulu ya"
Adit mengangguk dan tersenyum. Tari berjalan menuju kamar Salma di lantai dua dan membuka pintu kamar Salma.
"Masih lama enggak, Sal? Itu Adit udah nungguin dibawah."
"Cepet banget tuh orang," ucap Salma sambil menyisir rambutnya.
"Cepetan, kasian Adit nanti nunggu kelamaan."
"Iyaaaa...."
🎎🎎🎎🎎🎎
Lagi-lagi keduanya saling membisu dalam perjalanan menuju tempat fitting baju. Namun akhirnya, Salma memberanikan diri untuk angkat bicara lebih dulu.
"Lain kali kalo ngajakin keluar jangan dadakan, Mas. Kalo aku pas lagi ada urusan kan ribet."
"Ini juga Mama ngasih taunya dadakan, nanyain udah fitting baju belum. Harusnya kan kamu yang ngeh, yang belum apa aja. Bukan orangtua kita."
"Yaelah Mas, ya aku mana ngerti apa aja. Disuruh nikah aja mendadak gitu"
"Yaudah habis fitting nanti kita list yang harus kita kerjain apa aja, nanti kita tanya orangtua kita masing-masing udah ngurusin apa aja. Biar enggak dobel."
Salma hanya menjawabnya dengan anggukan.
Sesampainya di butik, keduanya langsung menemui pemilik butik dan berdiskusi mengenai gaun pernikahan. Setelah menemukan model yang cocok, Salma segera melakukan fitting baju terlebih dulu.
"Mas, aku keluar bentar ya. Mau lihat kebaya untuk wisuda," ucap Salma pada Adit yang sedang bersiap untuk fitting.
Adit hanya mengangguk. Salma berjalan keluar dan memilih kebaya yang cocok untuk dipakainya saat wisuda nanti.
"Salma!" Terdengar suara seorang pria yang memanggilnya saat Salma sedang melakukan pembayaran.
Salma menoleh ke arah sumber suara. "Arga!" Seru Salma.
Arga adalah teman SMA Salma. Keduanya berkuliah di tempat yang sama dan jurusan yang sama. Salma pun menaruh hati pada sosok Arga yang selama ini sangat baik dan perhatian kepadanya.
"Lu cari kebaya buat wisuda ya?" Tanya Arga.
"Iya, Ga. Kamu... ngapain disini?"
"Aku nganterin Mama, itu Mama lagi nyobain baju disana. Kamu sendirian?"
"Aku sama..."
"Salma!" Panggil Adit yang entah sejak kapan memperhatikan interaksi antara Salma dan Arga.
"Eee... Ga, aku tinggal dulu ya. Bye...," ucap Salma yang kemudian berlari kecil menuju ruangan tempat Adit sedang fitting baju.
"Siapa dia?" Tanya Adit sambil membenarkan dasi kupu-kupunya di depan cermin.
"Itu Arga, temen kuliah."
"Kayaknya kalian deket," selidik Adit sambil membalikkan badan menatap Salma.
"Kan kita temenan dari SMA, Mas."
Adit mendekatkan wajahnya pada Salma. "Kamu suka sama dia? Atau kalian saling suka?"
Mendengar pertanyaan itu, Salma menjadi gelagapan.
"Apaan sih, Mas! Lagian kan kemarin perjanjiannya enggak akan ganggu urusan pribadi masing-masing"
"Aku cuma tanya doang, kalo kalian saling suka ya terserah. Cuma aku peringatin, kamu harus mulai jaga jarak sama dia. Aku enggak mau ngurusin masalahmu nanti karena ketahuan orangtua atau gimana. Inget aja kalo kamu punya suami, Sal. Enggak usah terlalu deket gitu sama cowok lain."
"Tanpa kamu kasih tahu pun aku juga ngerti, Mas." Dengus Salma kesal.
"Aku selesaiin pembayaran dulu, abis ini kita pergi makan." Kata Adit yang langsung berjalan keluar ruangan diikutin Salma.
"Sama kebaya wisudanya ya, Mbak." Kata Adit sambil mengulurkan kartu debitnya.
"Kebaya wisudanya udah dibayar tadi, Mas." Ucap pegawai butik tersebut.
Adit menoleh ke arah Salma yang sedang menatapnya. "Nanti aku transfer uang kebaya wisudanya ke rekeningmu, ini semua aku yang bayar."
"Enggak usah, Mas. Udah dikasih uang kok sama Papa."
Namun Adit tak mempedulikan jawaban Salma, ia fokus pada mesin EDC untuk menyelesaikan pembayarannya.
"Nantinya semua kebutuhanmu aku yang nanggung, uangmu simpan aja. Enggak usah banyak ngebantah," ucap Adit tegas.
Salma mengangguk perlahan. "Terimakasih banyak, Mas." Ucap Salma lirih.
Dia lalu dia mengambil paper bag yang berisi kebaya wisudanya dan keduanya berjalan menuju parkiran mobil. Dengan sengaja, Arga memperhatikan Salma dari dalam butik.
"Jadi Salma udah punya pacar?" Gumam Arga lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Giliran istrinya gak dibolehin deket2 sama cowok lain,ntar dia nya enak2kan datting sama cewek lain,biasanya kan gitu..
2023-03-06
0
Risma Agustien
semoga tdk saling menyakiti,,,bagus thoorrr karyamu👍bedaaaa
2020-07-21
3
Cubungbung
ceritanya bagus
2020-05-26
2