Menjemput mu

Pagi yang indah di rumah keluarga Eddison,

Seperti hujan lebat di gurun pasir yang tandus, Tuan Eddison tak berhenti mengembangkan senyuman di meja makan saat melihat kelengkapan kedua putra nya.

Begitu pun istri nya tidak mampu menahan perassan bahagia setelah lama mereka tidak pernah satu meja bersama dengan anggota yang lengkap.

Frans tampak menikmati roti berselai nya, memotong dan memakan nya satu demi satu potongan nya, pun Armand dan Caroll duduk berdampingan di depan Frans, namun hanya hening Frans bahkan tak ingin menatap kedua nya.

Berbeda dengan Carrol yang tidak begeming menatap visual Frans yang menjadi daya tarik untuk nya, sial... bagaimana kau menjadi setampan dan semenggairahkan ini.

"Eehemm....bagaimana kabar mu Frans.."tegur Armand memecah keheningan.

Frans bersikap santai meletakan pisau potong nya lalu melihat Armand seraya mengendik kan bahu nya.

"Kau lihat aku baik-baik saja..."

Kedua orang tua itu saling beradu pandang dan tersenyum melihat anak nya mulai bertegur sapa, walau terilhat dingin, berharap menjadi awal yang lebih baik.

"Ku dengar perusahaan mu mendapat banyak penghargaan dan tumbuh berkembang sangat pesat..."

"Hemmm..." Frans hanya mendehem..

"Lain kali ajak lah perusahaan milik Papa untuk bekerja sama..."

Frans melemparkan senyuman sinis..

"Kau ingin melakukan kerja sama dengan ku..."

"Ada yang salah?"

"Ah tidak..." ucap nya datar tangan nya meraih selembar tissu dan melihat ke arah luar ruang makan supir nya sudah datang.

"Baiklah Ma, Pa aku akan ke kantor ...." ucap Frans bangkit dan mencium Mama yang dekat dengan jangkauan nya..

"Hati-hati Frans..."ucap Tuan Eddison dan Mama melemparkan senyuman.

Frans menarik kursi nya dan berjalan pelan.

"Malam ini jangan tunggu aku pulang Ma...,aku akan ke Bandung dan---

Berjalan lebih dekat mendekatkan mulut nya ketelinga Mama.

"Aku akan kembali ke Appartemen.."timpal nya lagi.

"Hemmmm.. "Mama pun mengiyakan pasrah sedikit kecewa, ya Mama tau semua karena kepulangan Armand dan Carollina.

Frans pun berlalu meninggalkan ruangan makan itu, Carrol menundukan pandangan nya tatkala Mertua nya itu menyadari Caroll terus mandangi Frans...

"Ehemmmm... Mama mertua nya mendadak menatap tajam dan tidak suka, langsung mengerti sikap licik Carollina menantu nya itu..

"Armand, sudah lima tahun kalian menikah, tidak bisakah kalian serius untuk mendapatkan seorang keturunan.."

Ucap Mama ketus sukses memecah keheningan di meja makan, membuat Caroll mendadak tersedak dan terbatuk.

Uhukk...uhukkk..

Dengan cepat Armand mengambilkan air untuk Carollian istri nya dan meminumkan nya..

Glek...glekk..

Tuan Eddison menyentuk pundak istri nya mengisyratkan tidak baik seperti itu, sikap nya membuat Carrolina tidak nyaman.

"Kenapa ucapan mama ada yang salah...?"

Armand terus mengelus punggung istri nya, lalu menatap Mama nya,"Ma...sudah lah jangan bahas itu sekarang..."

Mama mencebikkan bibir nya, segera bangkit dari sana."Hem... terserah kalian saja..."ucap Mama pergi berlalu meninggalkan semua nya pun Papa mengikuti langkah istri nya pergi dari sana.

"Sialan, wanita sialan ...gerutu Caroll dalam hati.."

***

Di dalam sebuah ruangan meeting di Perusahaan nya, Frans tampak gagah, meminpin meeting nya memberikan penjelasan yang singkat namun sangat mudah di mengerti semua karyawan menatap kagum dengan kecerdasan Frans di setiap gagasan yang di berikan nya.

Hingga dua jam berlalu semua karyawan meninggalkan ruangan itu, Frans tampak masih di sana dengan wajah yang tampak serius memandang sesuatu di layar nya.

"Ada masalah Pak....?" tegur Ferdian kepada Frans yang melihat penuh ke layar di depan nya

"Arrange meeting dengan perusahaan pengiklan, ada kesalahan di product kita yang mereka terbitkan!"

"Hari ini Pak Frans?"

Frans berfikir sejenak, menimang kembali rencana nya, jika meeting di lakukan sore ini akan selesai hingga menjelang malam, lalu dia akan kemalaman berangkat ke Bandung.

"Pak Bos....bagaimana?

"Iya lakukan sore nanti.."tidak masalah fikir nya besok bisa libur seharian penuh, sekalian mengajak keluarga Nancy berlibur.

Menjelang sore, Frans kembali ke ruang Meeting, pertemuan di lakukan dengan lebih banyak orang, suasa nya lebih meneganggangkan, Frans tampak kesal banyak sekali pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang di harapkan, dan kesalahan dari bagian staff nya saat di tinggal beberapa hari ke Singapura.

"Seperti ini kualitas pekerjaa kalian!" para karyawan tampak tertunduk mendapat sorot mata nya yang tajam.

"Jika tidak bisa bekerja, setidak nya jangan buat kekacauan!"

"Maaf pak ..." terdengar sesekali suara di tengah ketegangan.

"Saya potong insentif kalian,Meeting selesai!"

ucap nya di akhir kalimat dan menutup forum metting dan meninggalkan semua nya.

*

Langit merah tampak mulai menghitam, senja telah kembali keperaduan, berganti dengan hitam kelabu dan sedikit terang...

Frans tampak baru keluar dari sebuah toko roti terkenal membeli begitu banyak makanan untuk di bawa nya sebagai buah tangan kesana.

Memasukan semua yang di beli nya lalu kemudian melajukan mobil nya lagi sendiri untuk segera pergi ke kota Bandung setelah menolak tawaran Ferdian untuk menghantarkan nya dari sebuah telepon seluler nya.

Menatap lurus ke depan sesekali berhenti di padat nya jalanan, perjalanan terasa sangat panjang di waktu akhir pekan seperti ini.

Rasa nya sudah lama sekali di jalan, dan dia pun mulai jengah dengan semua suara-suara yang nyaris sudah terputar semua di audio mobil nya.

Beberapa jam berlalu, rintik-rintik halus mulai menjatuhi kaca mobil menatap sesekali wiper yang berseliweran menyapu tetesan hujan.

Frans mulai mengulas senyuman tatkala sudah sampai di perbatasan kota itu, tujuan nya hampir sampai, terus melaju di jalanan malam yang pasti nya sangat ramai di sabtu malam seperti ini.

Hingga mobil nya mulai berbelok arah ke sebuah jalan tikus jalan potong untuk lebih cepat kerumah wanita sebagai tujuan utama nya itu.

Hanya hitungan menit mobil mewah nya pun sampai di sebuah rumah besar berdesign classic tempo dulu itu.

Rumah tampak sepi, Frans sedikit mengurungkan niat nya untuk masuk mengingat sudah malam, tidak ingin menggangu, apa dia ke hotel saja fikir nya besok pagi baru kembali lagi.

Namun tidak di sangka seorang wanita tua keluar dari rumah nya mengangkat sebuah kantung plastik besar ke luar gerbang rumah nya.

Wanita itu membuka pintu pagar dan menarik kantung hitam besar itu memasukan nya ke bak sampah di seberang rumah nya, wanita yang tidak lain Ibu Nancy itu melihat sekilas ke arah mobil mewah yang asing bagi nya.

Tanpa ragu Frans turun dari mobil nya, melemparkan sedikit senyuman.

"Frans. .." sebut wanita itu terbelalak melihat sosok Frans keluar dari mobil itu.

"Tante..." sapa Frans sedikit mengangguk memberi hormat.

Frans berjalan ke arah ibu Rowina dan meraih tangan wanita itu dan mencium punggung tangan nya, Ibu Rowina mengelus pundak kiri nya.

"Kau datang Nak.... Ayo masuk di sini gerimis!"

"Terimakasih tante, saya akan ke hotel besok akan kembali lagi...."tolak nya..

"Eh, sebentar---

Frans berjalan cepat membuka pintu kemudi mobil, mengambil semua yang di bawa nya tadi, beberapa kotak dalam bungkusan kemudian memberikan nya ke pada wanita itu.

"Eh apa...ini.." Ibu Rowina meraih bungkusan-bungkusan yang di ulurkan Frans kepada nya.

Frans tidak menjawab hanya tersenyum dari ambang pintu tampak Adinda mengahmpiri ibu nya..

"Mama....siapa yang dat---- eh...kak Frans!" tidak menyelesaikan ucapan nya gadis remaja itu segera berhambur memeluk seorang pria yang akhir-akhir ini menjadi panutan dan sudah sepertu kakak kandung nya sendiri.

Frans mengelus kepala gadis 15 tahun yang mendekap nya itu.

"Kakak...,kakak datang sama siapa?"tanya Adinda setelah menjarak kan tubuh nya.

"Sendirian..." jawab Frans tersenyum tulus.

"Ayoo...masuk Nak Frans , Dinda ajakin Kak Frans masuk!" ucap Ibu Rowina berlalu masuk lebih dulu kedalam rumah nya.

Frans pun mengangguk untuk masuk,

Adinda masih terus menempel di lengan Frans menunggu pria itu membuka sepatu nya dan kedua nya berjalan masuk ke dalam rumah.

Ini kali ke tiga nya Frans datang ke rumah itu setelah memberitahu kabar menghilang nya Nancy, dan saat kepergian ayah nya Nancy.

Ibu Rowina tampak di dapur membuatkan minuman dan menyalin makanan yang di bawa Frans ke rumah nya, Adinda tampak membawa Frans ke arah ruang tengah untuk duduk di sana.

Tidak tampak Nancy di sana, tangan kecil Adinda meraih sebuah remot dan menyalakan televisi nya.

"Kakak duduk di sini dulu ya, Dinda mau panggil kak Nancy..."pinta gadis remaja itu berlalu meninggalkan Frans di sana.

Kali ini kedatang Frans lebih santai, setelah dua kali sebelum nya bahkan dia tidak sempat melihat ke sekeliling isi rumah ,kali ini mata nya bisa lebih tengan mengedarkan jangkauan pandangan nya melihat figura di dinding-dinding rumah, beberapa foto kenangan keluarga lengkap Nancy.

Memberdirikan tubuh nya melihat lebih dekat ke arah atas sofa, beberapa potret masa kecil Nancy, gadis bulat pipi pink chubby tersenyum menampakkan gigi kelinci, Frans nyaris tersenyum lebar melihat potret menggemaskan Nancy.

"Jika aku dan kau menikah ,mungkin anak kita akan semenggemaskan ini...." fikiran itu lolos begitu saja membuat nya tersenyum di ujung kalimat nya terasa teduh di hati nya.

Ibu Rowina melihat senyuman Frans dari kejauhan sebelum datang membawa nampan.

"Ehemmm.. Itu Nancy, waktu kecil dia sangat bulat dan menggemaskan..."

Frans membalikan tubuh nya dan tersenyum.

"Duduk lah Nak Frans..."tawar ibu yang sudah lebih dulu duduk setelah meletakan nampan berisi minuman dan beberapa makanan yang di bawa Frans.

"Ma, kak Nacy beneran tidur!" teriak Dinda dari ambang pintu kamar Nancy.

"Iya Nancy tu kalau tidur susah di banguni..."

"Biarkan saja tante, mungkin dia butuh istirahat..."

"Seharian mah kakak tidur mulu.."timpal Dinda lagi mendaratkan bokong nya di sebelah Mama nya.

Ibu Rowina mengulas senyum..

"Seperti itu lah Nancy kalau di rumah.."

Sangat berbeda fikir Frans Nancy bahkan jarang tidur hidup nya keras kerja...kerja...kerja.

"Minum Nak Frans..." tawar Ibu Rowina.

kemudian Frans mengambil secangkir teh dan minuman nya.

"Kakak mau jemput kak Nancy ya?" tanya Adinda seketika membuat Frans menghentikan mengesap minumanan nya.

"Mau jemput Nancy?"timpal Ibu Rowina terkesiap "Nancy tidak ada cerita akan kembali ke Jakarta..."

"Iya, saya mau jemput Nancy..."

"Malam ini?"tanya Ibi Rowina lagi.

"Tidak tante, mungkin hemmmm...

lusa, Nancy akan bekerja lagi..."

Ibu Rowina menelan saliva nya yang seakan membeku,"Tante rasa nya takut melepaskan Nancy lagi..." ucap nya lirih menundukkan pandangan.

Frans mendadak tidak enak hati mendapatkan tatapan khawatir ibu Rowina, yang membuang wajah ke tempat lain.

"Maafkan saya....mungkin tante khawatir karena hal-hal yang terjadi belakangan kemarin..."

"Tidak Nak Frans,Nancy yang salah tidak bisa bersikap dan berfikir, harus nya ketika jatuh dia segera pulang tidak membuat masalah baru...."

Deggh....

Frans merasa tertampar, Nancy memang ingin kembali tetapi dia yang menahan nya..

Frans tertunduk tidak tau harus berbicara apa lagi.

"Nak Frans!"

Frans menaikan kepala nya menatap Ibu Rowina,kedua nya saling berpandangan.

"Apa Nak Frans menyukai Nancy?"

Degh....Frans terkesiap lagi-lagi perkataan Ibu Rowina menyentakan jiwa nya, entah lah...

dia tidak pernah mengakui perasaan nya menyikuai atau tidak.

Yang pasti sudah jelas semua yang di lalukan nya untuk Nancy selama ini, menjelaskan dia sangat menginginkan wanita itu.

Frans menyeringai, sedikit tersenyum di ujung bibir nya.

"Tapi Nancy sangat membenci saya tante..."ucapan pengelakan yang jelas menjawab iya dia menyukai Nancy.

Ibu dan Adinda sontak tersenyum seolah mengerti,"Menikah lah dengan nya, ibu yakin dia juga menyukai mu, setidak nya ibu tidak akan khawatir melepaskan nya..."

Prak...mimpi apa semalam bathin Frans, seorang Ibu meminta nya menikahi anak gadis nya, yang memang di inginkan nya.

Frans tetap bersikap tenang, mengulas sedikit senyuman "Berikan Nancy waktu tante, saya tidak ingin dia melakukan nya karena terpaksa..."

"Iya tante tau dia pasti akan menolak nya, padahal dia juga mengharapkan mu..."

"Berikan waktu untuk saya dalam satu tahun ini, untuk meyakinkan Nancy..."

Ibu menghela nafas panjang.

"Jaga Nancy baik-baik, jangan kecewakan tante..." ucap Ibu Rowina sedikit tegas mencoba mengikhlas jika Nancy memang harus pergi.

"Saya berjanji kali ini tidak akan mengecewakan tante, saya janji..."

"Ibu mempercayai mu Nak Frans, baiklah istirahat lah, kamu pasti lelah..."

"Iya saya akan kembali ke Hotel..."

Ibu Rowina mendelik.

"Kok ke Hotel?itu kamar Nancy kosong kok! tidur gih sana!" printah wanita itu tegas

"Sa-saya...."Frans menggaruk dahi nya merasa kikuk.

"Iya, jika kamu anggap saya sama kaya Mama kamu, tidur lah di rumah ini!"

Frans hanya diam, menatap tidak fokus ke keduan orang di hadapan nya.

"Kakak! tidur gih sana, kak Nancy tidur di kamar Dinda kok, kak Nancy kalo sudah tidur mah susah bangun apalagi mau pindah..."gerutu Dinda mencebik kan bibir nya..."

"Ya sudah, tante ke kamar duluan ya,selamat malam..."ucap Ibu Rowina bangkit dan berlalu meninggalkan Frans.

"Selamat malam kak..."ucap Adinda pun berlalu sebelum kemudian mematikan lampu di ruangan itu.

Frans pun menggaruk pelipis nya, tidak menyangaka dia akan tidur di rumah itu terlebih lagi di kamar Nancy.

Frans pun pasrah melangkah gontai mencari kamar mandi, berjalan ke arah dapur membersihkan diri, kemudian beranjak masuk ke kamar Nancy yang tadi di tunjuk Ibu Rowina dan Dinda.

Memutar knop bulat di pintu mendorong nya pelan, kamar tampak gelap Frans sedikit meraba di kegelapan mencari keberadaan saklar lampu.

plekk...menekan di sebalik pintu dan tampak lah kamar dengan warna pink dan tempelan-tempelan poster, Frans mengedarkan pandangan nya,kamar yang rapi dengan sebuah single bad berseprei pink di lantai dan sebuah lemari beserta sebuah meja berwana putih.

Frans melangkah lebih dekat ke meja yang mungkin dulu di gunakan sebagai meja belajar, terlihat beberapa tumpukan rapi album-album dvd yang bergambar sama dengan poster,

Frans tersenyum, ternyata Nancy penggemar berat nya Avril lavigne seorang penyanyi pop papan atas luar negri.

Dengan tidak sopan nya Frans juga membuka-buka laci di meja itu, beberapa buku baca'an best seller dunia juga tampak rapi di sana seperti William Shakespeare, dan berbagai macam buku milik Jk Rowling.

Frans semakin mengerti sedikit lebih banyak hal-hal yang di sukai Nancy.

Setelah puas melihat-lihat pria tampan blasteran indo-jerman itu mematikan lampu dan mendaratkan tubuh nya berbaring di single bad yang lumayan tebal milik Nancy di lantai itu.

Tidak terlalu lama untuk nya terpejam, kelelahan menyetir selama hampir dua jam lebih, cukup membuat nya lelah dan memejam sempurna seketika mendarat di ranjang, terlebih lagi di kamar yang penuh dengan aroma pafrum Nancy pun selimut nya membuat nya terasa nyaman seolah wanita itu menemani nya tidur di sana.

Pukul 04.05

Nancy terjaga, tidur puas seharian kemarin membuat nya terbangun pagi sekali, apa lagi tubuh nya terasa berat terhimpit oleh tubuh Adinda adik nya, Nancy pun memutuskan pindah kembali ke kamar nya, meraih ponsel di ujung tempat tidur dan melangkah gontai keluar dari kamar Dinda.

Dengan santai nya Nancy masuk ke kamar nya yang masih tampak gelap mendaratkan tubuh nya tanpa mengkhwatirkan apapun ke ujung ranjang, serasa ada guling yang mengganjal Nancy tetap berfikir biasa saja, suasana gelap dan dingin membuat nya kembali memejamkan mata tak mengidahkan ada apa di sebelah nya.

Kedua nya pun tidur berdempetan, membuat Frans semakin nyaman menempel tanpa memeluk tubuh Nancy bak guling, terbawa ke dalam mimpi indah dia sedang memeluk wanita itu di sebuah taman yang begitu luas nya.

Tidak lama wajah Frans melekat ke telinga Nancy, Nancy mengerjap ini jelas bukan guling helaan napas hangat menyapu telinga nya.

Nancy seketika melompat berdiri sempurna, satu tangan nya meraih saklar lampu dan----

"Astaga!

apa yang kau lakukan di kamar ku!"pekik nya kuat namun Frans terlihat tidak merespon teriakan Nancy saking lelap dan indah nya mimpi.

Nancy membulatkan mata nya, melangkah besar meraih sebuah bantal dan memukul kuat Frans.

"Bangun!. Bangun, apa yang kau lakukan di kamar ku...."

Frans memicingkan mata nya,

"Apa! Kau berisik sekali, kau menggu mimpi ku..." ucap nya dengan suara parau khas bangun tidur.

"Keluar dari kamar ku, apa yang kau lakukan di sini!"

Frans masih memicingkan mata nya

Entah kenapa Nancy merasa terpukau memandang wajah kusut bangun tidur namun tetap sangat tampan.

"Kenapa kau di kamar ku, kau ingin MEMPERKOSA ku?" tanya nya lagi menekankan kalimat nya namun lebih memelankan suara nya.

Frans menaikan tubuh nya untuk duduk.

"Iya, tapi kau keburu bangun..."

"APA!"

Frans menutup telinga nya.

"Pelankan suara mu, orang akan berfikir aku benar memperkosa mu...,aku tidur di sini di suruh Ibu mu, karena kau sudah tidur di kamar Dinda"

"Lalu kenapa kau kerumah ku?"

"Buat apa lagi, menjemput mu, menagih hutang ku!"

Jika aku bilang aku merindukan mu, kau akan apa...

"Aku akan datang sendiri, kau tidak perlu menjemput ku..."

"Kau datang sendiri kepada ku? Ha.. Aku tidak percaya itu, tidak membawa hutang saja kau bisa lari jauh apa lagi dengan keadan banyak hutang begini..."

Nancy memutar bola mata nya jengah,

"Terserah lah!" ucap nya pergi keluar dari kamar nya.

Frans mengembangkan senyuman nya menatap punggung Nancy yang berlalu.

I miss you.... Andai kau tau hanya melihat wajah jutek mu saja cukup membuat hati ku bahagia..

...

TBC

.

.

Yeay, 2691 kata...

harus nya untuk dua bab ini.

Like, Comment 😍

Vote.. duh takut ngecewain, seikhlas nya aja deh...Remahan kerupuk mah takut ngecewain, nama nya juga sekedar hobby...

Terpopuler

Comments

Marsya Imout

Marsya Imout

udah 2 kali baca cerita ini
suka 🥰

2025-02-07

0

Nindi Silvana

Nindi Silvana

yaampun mereka ini kocak juga ya hahaa🤭🤭🤣 sama2 dpt lampu hijau dari camer🤭

2022-09-16

0

Yuni MamaRizky

Yuni MamaRizky

nan.. nan udah ditolong jg hrysnya kmu khn sm bandot tua knrinnnnn.. pling gk frans lbih baek.. mkany dengrin pnjelasanny dulu

2022-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 FRANS PLOT
2 NANCY PLOT
3 IKUTI AKU
4 Jangan ceritakan!
5 Aku akan cepat kembali
6 Mama Frans datang
7 Patah hati
8 Cemburu
9 Cemburu 2
10 1 tahun berlalu
11 Pencarian Nancy
12 Ketika harga diri tidak ada arti
13 Menemukan Nancy
14 Pembantu satu tahun
15 Kembali
16 Menjemput mu
17 Aku akan membuktikan nya
18 Kau dan Aku
19 Sah..
20 Godaan
21 Penyesalan Armand
22 Sayang
23 Aku tidak membunuh
24 Our honeymoon
25 Aku juga mencintai mu
26 Kejadian sebenar nya
27 Titik
28 Kau menggunakan ini
29 pelaku nya
30 Kepergian selama nya
31 Kepergian selama nya [II]
32 Akhir scenario hitam
33 Aku datang
34 Terserah
35 Gadis Halu
36 AWAS SAJA!
37 Tidak beralasan
38 Berisik Mama!
39 Rasa di tempat yang sama
40 Bersemi
41 Klub malam
42 Milik ku
43 (PENGUMUMAN) (BUKAN UP !!!)
44 Bukan selera mu!
45 Rada-rada
46 Mas
47 Mama Rowina ?
48 Mama Rowina 2
49 Mood buruk
50 Oleng
51 Aku ingin tidur...
52 Kembali pulang
53 Serius
54 Sang pemilik kekuasaan
55 memanfaatkan anak
56 Euforia kehamilan
57 Jullian
58 Bahagia
59 Dilvina
60 Berbanding terbalik
61 Kesabaran tak berujung
62 Say no papa
63 Menghitung waktu
64 Perputaran kehidupan
65 Tempat kembali
66 Sebuah keputusan
67 Say bye, Jullian Dilvina
68 Kau yang di nanti
69 Menghilang
70 Kesialan dua lelaki
71 Epilog
72 EXTRA BAB 1
73 EXTRA BAB II
74 TAMAT
75 PENGUMUMAN [Jullian&Dilvi]
76 After 41 days Marriage (Release)
77 ONLY PROMO
78 KARYA BARU
79 SAYA PUNYA CERITA BARU
Episodes

Updated 79 Episodes

1
FRANS PLOT
2
NANCY PLOT
3
IKUTI AKU
4
Jangan ceritakan!
5
Aku akan cepat kembali
6
Mama Frans datang
7
Patah hati
8
Cemburu
9
Cemburu 2
10
1 tahun berlalu
11
Pencarian Nancy
12
Ketika harga diri tidak ada arti
13
Menemukan Nancy
14
Pembantu satu tahun
15
Kembali
16
Menjemput mu
17
Aku akan membuktikan nya
18
Kau dan Aku
19
Sah..
20
Godaan
21
Penyesalan Armand
22
Sayang
23
Aku tidak membunuh
24
Our honeymoon
25
Aku juga mencintai mu
26
Kejadian sebenar nya
27
Titik
28
Kau menggunakan ini
29
pelaku nya
30
Kepergian selama nya
31
Kepergian selama nya [II]
32
Akhir scenario hitam
33
Aku datang
34
Terserah
35
Gadis Halu
36
AWAS SAJA!
37
Tidak beralasan
38
Berisik Mama!
39
Rasa di tempat yang sama
40
Bersemi
41
Klub malam
42
Milik ku
43
(PENGUMUMAN) (BUKAN UP !!!)
44
Bukan selera mu!
45
Rada-rada
46
Mas
47
Mama Rowina ?
48
Mama Rowina 2
49
Mood buruk
50
Oleng
51
Aku ingin tidur...
52
Kembali pulang
53
Serius
54
Sang pemilik kekuasaan
55
memanfaatkan anak
56
Euforia kehamilan
57
Jullian
58
Bahagia
59
Dilvina
60
Berbanding terbalik
61
Kesabaran tak berujung
62
Say no papa
63
Menghitung waktu
64
Perputaran kehidupan
65
Tempat kembali
66
Sebuah keputusan
67
Say bye, Jullian Dilvina
68
Kau yang di nanti
69
Menghilang
70
Kesialan dua lelaki
71
Epilog
72
EXTRA BAB 1
73
EXTRA BAB II
74
TAMAT
75
PENGUMUMAN [Jullian&Dilvi]
76
After 41 days Marriage (Release)
77
ONLY PROMO
78
KARYA BARU
79
SAYA PUNYA CERITA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!