Frans baru selesai dengan meeting nya dan berjalan bersama beberapa orang pria menuju ke ruangan milik nya, tiba-tiba Tania memanggil
"Frans.. ini.." ucap Tania memberikan paper bag nya "Dari seorang wanita dengan wajah nya sangat pucat mata nya membengkak seperti nya habis menangis..."
Frans terkesiap..
Membuka paper bag itu ternyata jaket milik nya, dengan sebuah catatan kecil.
'Terimaksih Frans, semoga suatu hari kita bisa bertemu lagi'
Wajah pucat, mata membengkak
Kenapa dengan wanita itu...
"Kapan dia memberikan nya, Tania?
"10 menit lalu.."
"Tolong letakan di meja ku ..." perintah Frans meninggalkan paper bag lalu berjalan cepat meninggalkan Tania.
Ada rasa yang aku tidak mengerti tapi entah kenapa ingin sekali melihat nya.
Frans berlari kecil ke luar dari lift, melewati lobby, tidak ada Nancy seperti nya sudah dia pergi dari sana.
Belum, Nancy masih menunggu sebuah taxi di luar gedung perkantoran, Frans keluar gedung memutar leher nya ke kiri ke kanan. 'Tidak ada', lalu bertanya kepada seorang security.
"Oh itu tuan...!"
tunjuk nya ke arah jalan keluar.
Frans segera berlari mengejar nya, seketika ia memberhentikan langkah dan berfikir.
Apa yang aku lakukan , kenapa aku mengejar nya...
Nancy memutar leher nya merasakan ada seseorang di belakang.
"Frans....kau..."
Frans menatap wajah Nancy, sangat pucat dengan mata yang membengkak nyaris menutupi mata nya.
Nancy melengkungkan senyuman nya. ,
"Terimakasih jaket nya, aku sudah mencuci nya, senang mengenal mu Frans, aku harus pergi..."
"Tunggu!" Frans menarik lengan nya.
Nancy menaikan wajah nya menatap Frans yang lebih tinggi dari nya.
"Ada apa?"
"Kau sakit, sesuatu menyakiti mu?" tanya frans penuh kekhawatiran.
Nancy tertegun,
"Dia bertanya whats aku tidak salah?"
Nancy hanya menggeleng,
"Tidak ada..."
Tanpa meminta izin Frans menarik tangan Nancy dan membawa nya pergi.
"Frans kau mau apa, aku harus pergi!"
Frans hanya diam, terus membawa Nancy masuk lagi ke halaman parkir perkantoran , memberhentikan langkah nya ke sebuah mobil hitam milik nya yang tidak jauh dari sana. Bip..bip..
"Masuk lah! aku akan menghantar mu lagi..."
Kau jangan seperti ini Frans , aku tidak ingin ada perasaan lain yang bisa saja tiba - tiba menyelimuti hati ku.
Nancy menggeleng,"Tidak Frans, aku akan pulang sendiri..."
"Masuk lah!, atau aku yang akan mengikuti mu.."
Kau bicara apa Frans,
Nancy mengerutkan dahi nya, tapi kaki nya membawa nya menurut masuk ke dalam mobil milik Frans.
***
Seperti biasa hanya hening hingga sampai ke pelantaran rumah kontrakan Nancy,
tidak di sangka seorang pria tua sudah berdiri memakai seperda motor tampak di kontrakan nya, Nancy segera turun dari mobil.
"Non Nancy... Akhir nya pulang juga.." sapa pria itu.
"Eh iya pak Agus ,sudah lama ya?
"Baru juga kok Non, kata istri saya mau pulang ke Bandung ya, kok buru - buru amat"
Nancy menghendus dan menyentuh dahi nya.
"Eh iya pak, saya sudah tidak ada kerjaan lagi di sini, enggak kuat lama-lama di Jakarta pak!" ucap Nancy.
Pria tua itu melihat ke arah Frans yang baru keluar dari mobil nya. "Eh saya kira mau nikah hehe..."
Wajah Nancy memerah,"E-engak kok pak, oh iya ini uang kontrakan nya!" ucap Nancy merogoh uang dalam tas nya dan memberikan nya.
"Ya sudah, hati-hati ya non, semoga selamat sampai tujuan, seneng kenal non Nancy apa lagi bayaran nya selalu tepat waktu.."
"Iya pak, Terimakasih ,salam buat ibu ya!"
"Iya , monggo non..ucap pria itu dan pergi melajukan motor nya.
Frans terus mencerna apa yang di dengar nya , Nancy sedikit bingung haruskan aku mengatakan aku akan pergi, lantas untuk apa? Siapa aku.
"Kau akan pergi?"Boritone menyentakan nya
Nancy terksiap namun tetap melangkah pelan masuk ke pintu rumah yang sudah di buka nya.
Nancy hanya diam, tak menjawab nya.
"Kau akan kemana?" tanya nya lagi.
"Pergilah Frans, terimakasih sudah menghantar ku, Aku rasa aku tidak harus menjelaskan apapun"
"NANCY!!"
What... 'Nancy'dia menyebut nama ku, tiba-tiba terasa bahagia padahal sangat kalut,
jika panggilan mu untuk ku saja mampu mengobati kesedihan ku, apa yang terjadi jika kau melakukan lebih dari ini ,ya apa aku akan mati...
Nancy tertegun diam terpatri di ambang pintu.
Menghela nafas nya."Aku akan pulang ke Bandung.." ucap nya sedih dan masuk ke dalam rumah nya.
Frans mencerna ucapan Nancy lalu sedikit maju ke depan pintu, menangkap jelas sebuah tas besar dan sebuah Travel bag sudah siap dan rapi.
"Berapa lama?lalu Toko pakaian mu---
Nancy terhelak menoleh,
Frans tau aku memiliki toko pakaian.
"Sudah tidak ada lagi, karena itu aku akan pergi, entah lah Frans....aku tidak tau sampai kapan, bisa jadi selama nya..."
Frans terkesiap membulatkan mata nya 'Selamanya' menatap Nancy yang berdiri menghadap nya menangkap raut kesedihan di wajah nya, wajah sendu, mata panda yang memperlihatkan jelas wanita itu pasti bar saja menangis dengan sangat lama.
Selama nya? Entah kenapa Frans rasa nya seperti tidak rela mendengar nya.
"Apa yang telah terjadi" tanya nya dengan nada datar nya
Nancy menarik nafas nya dalam-dalam menahan air mata nya untuk tidak menangis lagi
Frans merasakan kesedihan wanita itu
melangkah lebar menarik Nancy masuk ke dalam dada nya dan mendekap nya. "Berceritalah!, kau bisa membagi nya dengan ku!"
Nancy tak kuat menahan kesedihan nya, dan akhirnya menumpahkan semua air mata nya ke dada kokoh Frans dan terisak lagi.
Hikss hikss...
Frans seolah merasakan kepedihan yang Nancy Alami, anak perantauan, sendirian, keluar dari pekerjaan, di tipu hingga tidak punya apa-apa lagi.
Setelah akhirnya Nancy menceritakan semua yang telah terjadi, menjelaskan panjang lebar tanpa sedikit pun yang tertinggal, Frans menyentuh lembut punggung Nancy sedikit mengelus berharap bisa menenangkan nya.
Tidak lama kemudian Nancy melepaskan dekapan Frans pada nya menjarakan tubuh nya lalu menyeka air mata nya.
"Baiklah Frans, terimasih... aku harus pergi sekarang..." Nancy meraih handle travel bag nya siap membawa nya, Tapi Frans mengambil nya.
"Kita akan mencari si penipu itu, tetap lah di sini sampai kita menemukan nya!"
Nancy terperanjat apa maksud pria ini kenapa dia jadi sangat memperdulikan ku.
"Jangan berfikir apapun, aku hanya ingin membantu mu!"
Nancy mengerutkan dahi nya, ini bukan seperti Frans yang dia kenal, yang biasa nya sangat kaku dan dingin.
Frans meraih tas, dan Travel bag milik Nancy.
Dan membawa nya pergi ke arah luar
"Kita pergi sekarang!"
Nancy terbelalak,
"Pergi kemana? kita akan kemana?"
"Frans! Tas ku..." Nancy mengejar Frans sampai di luar, Frans sudah membawa barang - barang milik Nancy hampir masuk ke mobil nya.
"Frans!!"
Nancy menghentikan langkah Frans.
"Masuk lah ke dalam mobil!"
"Kau akan membawa ku kemana?"
Frans terus melanjutkan aktivitas nya membuka bagasi mobil memasukan barang - barang milik Nancy.
"Frans!"...
"Cepat masuk, aku harus ke kantor lagi!"
"Pergi lah! tadi kau yang memaksa menghantarkan ku pulang.."
Frans lagi - lagi hanya diam, lalu memutup bagasi mobil nya, berjalan ke arah pintu penumpang di depan dan membukakan pintu.
"Masuk lah cepat!" ucap nya masih dengan wajah datar nya yang susah di pahami maksud nya.
"Kau akan kembali kantor, kembali lah, kenapa kau harus memaksa ku ikut dengan mu...!
Aku semakin tidak mengerti dengan pria ini,
Nancy menghela nafas nya..
Frans akhir nya menarik tangan Nancy membawa nya paksa ke arah pintu yang sudah terbuka,"Masuk!"
"Aku tidak mau..." Nancy menahan diri nya memegang sisi mobil.
Frans menatap tajam Nancy lalu menarik tubuh Nancy tanpa menyakiti membuat nya masuk tanpa perlawanan, Nancy terduduk pasrah di bangku penumpang di sebelah kemudi, kemudian Frans dengan cepat menutup pintu nya dan berjalan cepat ke arah kemudi.
Persekian detik menutup pintu dan menyalakan mobil nya, Nancy menoleh bodoh, menatap Frans penuh tanda tanya.
"Frans, kau akan membawa ku kemana?"
Frans tidak mengidahkan Nancy, meluruskan pandangan nya ke dapan fokus melajukan mobil nya.
Mobil membelah jalanan keluar dari kawasan kontrakan Nancy, melaju sangat kencang hingga hanya terdengar sayup-sayup suara kendaraan ,dan klakson saling bersahutan di jalanan.
Nancy menatap gusar , entah akan kemana Frans membawa nya, tanpa sepatah kata pun dari pria itu dia hanya diam dan terus membisu, bahkan Nancy sudah terang-terangan menoleh ke arah nya, menatap garis rahang nya, menatap garis hidung yang menjulang tinggi, tubuh atletis yang sangat menarik perhatian.
Nancy menyadar lelah tubuh nya ke sandaran kursi, menarik nafas pasrah.
15 menit perjalanan, Mobil Frans berbelok di kawasan Appartement mewah, di antara sederetan gedung-gedung tinggi.
Nancy menegakkan tubuh nya, membulatkan mata nya, "Frans! Kenapa kita ke sini!"
"Frans.."
"Frans, jawab aku!"
Dasar pria batu, dia hanya diam dan terus diam.
Tidak terlalu lama mobil Frans sudah terparkir di sebuah slot parkiran di antara mobil - mobil lain.
Frans segera turun dari mobil nya, Nancy dengan cepat mengikuti nya,
membuka bagasi menurunkan barang - barang milik wanita itu.
"Ikuti aku!" ucap nya sambil berjalan cepat.
Nancy sejenak berhenti berfikir lama, sebelum akhirnya mengikuti Frans yang sudah sedikit menjauh.
Frans masuk dalam lift , di ikuti Nancy masuk dengan cepat tapi sedikit melangkah ragu, menatap punggung Frans yang berdiri di depan nya.
Hingga lift berhenti di lantai 23 kedua nya keluar, Nancy memutar leher nya celingak celinguk kebingungan.
Frans memberhentikan langkah didepan sebuah kamar , menempelkan card access nya lalu pintu terbuka.
"Masuk!" perintah nya berjalan dan lampu menyala sempurna, meletakan barang milik Nancy di sebelah buffet minimalis nya.
Nancy melangkah pelan masuk, mencium aroma maskulin yang menyeruak, aroma yang sama persis dengan jaket milik Frans,
"Kenapa kita kesini!" menatap tajam Frans dengan menyilangkan tangan nya ke dada nya.
"Istirahat lah, aku akan ke kantor!"
"Frans... " Nancy memberanikan diri menarik tangan Frans.
Frans memutar tubuh nya.
"Untuk sementara kau akan tinggal di sini!"
"APA!" Nancy terkesiap.
"Sampai kita menemukan orang yang kau cari..."
"Ta-tapi---
"Di sini ada dua kamar, kau tempati kamar sebelah sana!" ucap nya menunjuk sebuah kamar dengan pintu coklat di ujung ruangan.
"ha.... mengangakan mulut nya, terus mencerana ucapan lawan bicara nya.
"Baiklah, aku akan ke kantor sekarang,
jika kau lapar tekan tombol telepon di atas meja sana, mereka akan mengantarkan makanan untuk mu"
ucap nya lalu berlalu begitu saja meninggalkan Nancy yang masih penuh dengan sejuta kebingungan nya.
Nancy terus menatap punggung Frans yang berlalu meninggalkan kamar appartement itu lalu menghilang lalu menampar wajah nya sendiri.
Plakk
"Aku tidak bermimpi...ahh tidak..." menggelengkan kepala nya.
Frans sudah menghilang keluar dari sana,
Nancy mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan.
ruangan dengan interior yang mewah, warna crem mendominasi setiap ruangan, beberapa furniture tertata rapi, sebuah rooftop di ujung menghadap ke arah kota, Nancy paham ini kawasan apartement mahal pasti nya.
"Apa ini tempat tinggal nya, kenapa dia membawa ku kesini..."
Setelah puas melihat sekeliling ruangan Nancy melangkah masuk ke arah kamar yang di tunjuk Frans untuk nya, meraba ke dinding lalu menyalakan lampu nya.
Menjatuhkan pasrah bokong nya ke ranjang, mata nya masih mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut di sana.
Pukul 22.10
Nancy masih di depan televisi, setelah merapikan beberapa barang milik nya dan sudah bosan berbaring seharian di kamar,
Lagi-lagi menatap ke arah jam di dinding.
"Apa pria itu masih di kantor?"
"Apa pria itu tidak pulang kesini ya?, lalu pulang kemana dia?"
Lama bergelut dengan pertanyan - pertanyaan di otak nya, Nancy memutuskan untuk masuk ke dalam kamar nya.
Merangkak naik ke tempat tidur, membaringkan diri menatap langit - langit kamar mata mulai terpejam.
Terdengar dari jauh suara derap dan grasak grusuk seseorang di luar kamar.
Mungkin pria itu pulang bathin nya.
Lalu aku harus apa? Menyapa nya, menemui nya.. Tidak! Aku siapa? Memalukan!"
Nancy memutuskan untuk memejamkan mata nya dan tidak akan keluar melihat nya.
Sementara Frans yang baru saja pulang berjalan ke arah kamar nya, menatap ke arah pintu kamar Nancy tepat di sebelah nya sebelum akhir nya masuk ke dalam kamar nya.
Melepaskan jas, dan kemeja nya, sedikit membersihkan diri lalu mengganti pakaian nya, hanya sebuah kaus berwarna putih dan celana boxer.
Tak lama kemudian Frans keluar lagi menuju ke arah dapur mengeluarkan 2 kaleng bir lalu berjalan ke arah ruangan televisi,
Nancy membolak balikan tubuh nya ke kiri ,lalu ke kanan, terus berlanjut tidak mendapatkan posisi yang nyaman, entah lah mungkin karena tidak terbiasa tidur di tempat orang lain, rasa nya ingin ke toilet ,Nancy turun dari ranjang nya pergi keluar kamar.
Kamar nya berbeda dengan kamar milik Frans di kamar nya tidak ada toilet, satu - satu toilet yang di gunakan nya adalah toilet di dekat dapur.
Melangkah gontai ke arah dapur lalu masuk ke dalam toilet, Frans tampak fokus menatap televisi nya , Nancy keluar dari sana melihat ke arah ruang televisi gelap tapi televisi masih menyala.
Nancy memutuskan untuk pergi ke sana,
Ya... Dia menangkap sosok Frans di sana, sungguh berbeda jauh dari kata formal, cukup memakai kaus dan celana pendek saja Frans sudah terlihat sangat tampan.
Frans melihat kehadiran Nancy yang berdiri di sudut buffet, persekian detik saling beradu pandang.
"Kau sudah pulang?" tanya Nancy memecah keheningan
"20 menit lalu, kenapa tidak tidur?"
"Aku enggak bisa tidur..."
"Sudah makan?"
Nancy hanya mengangguk mengiyakan
"Baiklah, aku rasa aku mengantuk"
ucap Frans dan bangkit "Selamat malam".. dan berlalu pergi.
Nancy memutar bola mata nya.
"Malam....."
Meraih remot dan mematikan televisi juga beranjak meninggalkan ruangan itu.
"Pria datar aneh, berkepribadian ganda, .........
TBC
.
.
.
.
.
😁 Like,vote,comment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Andriani
😎😎😎😎
2025-01-27
0
Dewi Nurmalasari
hati mu melangkah lebih cepat dri otakmu,, jd belum sadar
2024-01-12
0
~ к!ℵ✺ʏʏᾰԻᾰ ~
dududu lm" nnti suka loh 🤭
2023-02-02
0