Di dalam kamar hotel nya Frans baru saja
menyelesaikan mandi nya dengan cepat saat dia meponsel nya berulang kali mengeluarkan suara deringan tanpa henti, segera keluar hanya dengan berbalut handuk di pinggang nya, meraih benda pipih dk atas ranjang sekilas melihat dan segera mengangkat nya.
"Hallo Julian, bagaimana?
"Hallo Frans, wanita yang kau cari sudah 8 bulan tinggal di Hdb Flat"
"With that man?"
"NO, that man lives in the appartment around the Oakwood..."
"Are you sure?"
"Ya tentu, selama 8 bulan juga wanita itu bekerja di sebuah caffe, dan sudah tiga malam ini dia ada di klub malam di hotel tempat kau menginap..."
"What?...Oke thanks Julian, kabari aku apapun perkembangan nya, maaf merepotkan mu..."
"Segera, It was nothing...
-End off call-
Penjelasan Julian teman lama sekaligus anak buah nya itu semakin membuat nya penasaran, masih terus mengenakan pakaian nya Frans terus berfikir.
"Mereka tinggal di tempat yang berbeda?, lalu wanita itu kenapa bekerja di caffe apa pria itu tidak memberikan nya uang?, dan beberapa malam ini ada di klub malam untuk apa?"
Frans enggerser ponsel nya, melirik pada sekretaris nya."Ferdian, saya akan pergi ke suatu tempat siapakan mobil!"
-End off call-
10 menit kemudian.
Frans buru-buru turun dari kamar hotel nya, masih terus menggulung kemeja nya, rambut nya suda tertata rapi, wajah tampan dan sangat manly melangkah gontai sampai ke lobby dan keluar, seorang dorrman membukakan pintu, Ferdian sudah di dalam mobil bersama seorang supir menunggu nya.
"Hantarkan saya ke tempat ini..." tunjuk nya alamat sebuah pesan pada sekretaris nya dan sekretaris nya mengarahkan.
Mobil mewah itu melaju normal di negara disiplin itu, jalanan tidak terlalu ramai dan tidak padat, 20 menit berlalu mereka sudah tiba di sebuah pusat perbelanjaan barang branded yang terkenal sana.
"Cari caffe ini Ferdian!"
"Baik Bos..."
Dengan mudah nya Ferdian sudah menemukan nya, Frans berjalan sendiri ke dalam mencari tempat yang sudah di temukan Ferdian.
Sebuah caffe yang cukup ramai apa lagi di jam makan siang seperti ini, Frans mencoba masuk ke dalam nya, mengedarkan pandangan keseluruh ruangan,
"Tidak terlalu buruk...
Pria tampan berperawakan blasteran itu mencari tempat duduk dia sangat risih di keramaiana, bagi nya ini terlalu ramai,
terlihat orang-orang kantor segerombolan duduk di setiap sudut, akhirnya dia menemukan sebuah tempat kosong lebih dekat ke arah bartender.
Tempat yang bagus fikir nya, bisa melihat jelas ke dalam karyawan yang bekerja, seorang waiter pria mendatangi nya,
"Do you want to order now, sir?"
"Yah....Caffè Americano.."
Waiter itu segera menulis pesanan nya dan pergi dari sana, Frans terus saja mengedarkan pandangan nya tanpa henti ke dalam dan ke arah bartender.
keluar Nancy keluar...jika benar kau di sini perlihatkan lagi aku wajah mu..."
"Excus me..."waiter tadi sudah membawa pesanan milik Frans ke meja dan segera akan beranjak dari sana, namun Frans memanggil nya lagi sedikit menggerser layar ponsel nya.
"Sorry, Apa kau mengenal nya?
Pria itu menatap lekat-lekat visual di foto itu.
"This is Emilly, now she is off day...."
"Emilly..."Frans mengerutkan dahi nya
"Oke thanks"...
Waiter itu pun pergi sangat cepat karena caffe sangat ramai, Frans menyeruput minuman nya dan meletakan uang di atas bill nya untuk segera pergi dari tempat itu.
"Emilly....."
"Nancy Amellia sokha, Ouh Emilly..." Seringai Frans sambil berjalan kembali ke mobil.
Tidak masalah kita tidak mendapatkan nya sekarang, masih ada kesempatan nanti malam di klub malam, aku berharap dia tidak di sana, lebih baik dia di Caffe tadi, entah lah sesuatu yang buruk ada di kepala ku.
Jadwal Frans selanjut nya adalah kembali pergi untuk bekerja menemui rekan bisnis tujuan utamab nya ke Negara itu, ini adalah meeting terakhir nya di sana, selepas ini dia mungkin fokus mencari Nancy.
Di sebuah perusahaan.
Terus menyentuh dahi nya menatap ke layar lebar dan orang-orang yang mempersentasekan segala hal di depan nya,
Sesekali dia berbicara kepada sekretaris dan client nya.
Hingga terciptalah sebuah kesepakatan dan kerja sama , saling tersenyum dan bersalaman sebelum mengakhiri meeting nya.
"Thanks, Mr.Rovendi wong senang bekerja sama dengan anda..."
"Ya, saya juga, terimakasih..."
***
Malam yang di tunggu-tunggu pun tiba Frans baru saja menyelesaikan makan malam nya, dan sudah mengganti pakaian nya, ya dia sengaja berpenampilan casual tapi elegant,
Frans sudah janjian dengan Julian bertemu klub malam itu Julian sangat tau betul seluk beluk di dalam sana.
Jullian sudah mereservasi sebuah tempat yang lebih privacy untuk Frans, dia tau Frans tidak suka tempat ramai seperti ini, masuklah Frans ke dalam tempat yang sudah sangat berisik itu, Frans sedikit bergidik malas.
Jullian menyambut nya.
"Hay bro, ayo kita ke dalam..."triak nya mengajak juga melihat ekspresi Frans yang tampak tidak senang berada di sana
"Aku di sini saja" pekik nya di suara keramaian
"bukan kah tujuan ku ingin mencari seseorang,..." .
"Aku sudah memesan tempat Frans..."
"Iya, ajak saja Ferdian dan rekan mu, aku tetap di sini..."
"Baiklah, jika kau butuh bantuan segera hubungi aku..."triak Jullian lagi..
Frans mengangguk dan mulai menduduki kursi tinggi di depan meja bartender, menatap ke arah-arah para barista dan ahli cocktail yang sedang sibuk meracik minuman,
Di dalam ruangan yang gemerlap dan suara-suara musik yang membuat nya sakit kepala Frans tidak henti nya berfikir.
"Apa mungkin Nancy bekerja seperti itu?
"Lalu apa yang di lakukan nya di sini?"
"Menjual-- Tidak! tidak mungkin, atau pria itu yang menjual nya?"
Frans mencengkram gelas minuman yang baru di pesan nya, Tidak....Nancy tidak seperti itu.
Mata nya terus memandangi pintu masuk yang di jaga ketat, memandangi orang-orang yang baru datang yang semakin malam semakin ramai, beberapa kali wanita mendatangi nya, beberapa kali pria aneh menyapa nya membuat nya bergidik, aku suka minum tapi tidak suka tempat memuakkan ini
-Jullian Anderson-
/Pergilah ke ruang VIP sebelah sana, mereka sedang melelang para gadis, siapa tau ada wanita mu di sana..
Frans segera turun dari kursi nya, mencari tempat yang di maksud jullian di pesan yang di kirim nya barusan, ya tempat yang di maksud Jullian ada di lantai dua, melangkah gontai menaiki anak tangga satu persatu.
Ketika Frans hendak melangkah masuk ke ruangan besar itu, beberapa orang kekar berpakaian serba hitam menghalau nya,
"Pergi dari sini!"
Ini tidak untuk umum, this is "Private Area" tempat khusus khusus para billioner dan pengusaha-pengusaha kaya raya berbagai negara...
"Shit...kalian fikir siapa aku, tempat ini bisa ku miliki jika aku mau.."bathin nya.
Frans tidak ingin memancing keributan, tidak semua orang mengenal nya, tetap tenang sambil mencari cara , Jullian ya Jullian bisa membuat nya masuk fikir nya,...
Frans meraih ponsel nya...
Tiba-tiba melihat Pintu private area itu terbuka, Frans membulatkan mata nya...
"Nancy'... Ya itu wanita yang sangat mirip dengan Nancy, wanita itu berjalan ke arah luar Frans mengikuti nya dan ternyata wanita itu pergi ke Toilet...
Kesempatan bagus fikir nya,
Shit... Salah!" Seorang pria yang sama sedang yang kemarin mengikuti nya, Frans memundurkan langkah nya melihat dari jauh pria itu masuk ke toilet laki-laki.
Ya aku tidak perduli, Frans memberanikan diri nya masuk ke dalam toilet yang jelas tulisan nya 'women', apapun resiko nya fikirkan nanti, melangkah gontai ke toilet berpintu hitam itu.
Seketika masuk langsung terlihat, Wanita yang mirip Nancy dengan rambut kuning itu sedang mentouch up wajah nya, Frans mendekat.
"Nancy..." panggil nya dengan mata yang berkaca-kaca.
Wanita itu menoleh sedikit terkesiap,tapi dia menetralkan diri nya.
"Sorry...?" ucap nya menatap Frans..
Frans semakin mendekat sedikit ragu.
"Nancy..." panggil nya lagi coba menyentuh tangan wanita itu.
Wanita itu menghempas nya.
"I'm Emilly....,No...Nancy...who is Nancy?" ucap nya menolak sedikit panik.
Manik wanita itu tidak bisa berbohong netra nya sudah di penuhi kubangan bening, Frans tidak perduli penolakan nya, menarik tangan nya.
"Kau berbohong... Kau Nancy... " tukas nya lagi menatap manik Nancy.
Nancy seperti ketakutan terus melihat ke arah pintu.
"Lepaskan saya tuan, lepaskan!saya mohon..."
Kali ini wanita itu menangis, seseorang di luar menggedor kuat pintu.
"Emilly.... pekik pria itu,
Seketika wanita itu menghempaskan kuat tangan Frans, dan terlepas berlari cepat seraya menyeka air mata nya.
Frans menangakap sebuah memar di lengan wanita yang mirip Nancy itu, menjadi tertegun, meraup wajah nya kasar,
pun keluar seketika ingat dia berada di tempat wanita.
Sesampai nya di luar Frans sudah tidak mendapatkan Nancy di sana, di lihat nya juga pintu Area khusus itu sudah terbuka lebar, orang-orang di dalam nya sudah keluar.
"Apakah ada yang terjual, apakah setelah terjual akan menjadi budak-- istri atau pemuas.., tidak!" semoga tidak di alami Nancy..."
Frans melangkah gontai turun ke bawah, mencoba mencari wanita tadi, menatap keseluruh ruangan yang tamaram...walaupun percuma tidak terlihat apapun , berlari lagi ke arah luar... Hingga ke luar hotel seperti orang linglung sama sekali tidak ada...!"
Frans mengusap wajah nya kasar, mengatur nafas nya yang ngos-ngosan...
"Kau tidak bisa berbohong itu benar kau Nancy, manik sendu yang sama walaupun tampilan mu berubah!,"
"Ya, sesuatu yang tidak baik sedang terjadi, aku melihat nya di tangan mu"
***
Keesokan hari nya.
Frans datang lagi ke Caffe tempat Nancy bekerja itu , sengaja datang sepagi mungkin di waktu yang tidak ramai, Frans masuk dan tidak di sangka langsung di sapa pria kemarin.
Pria itu cukup ramah, sedikit menceritakan tentang Emilly yang cukup terlihat bahagia, dan normal-normal saja, Namun dalam seminggu ini Emilly memang jarang masuk dia juga tidak tahu alasan nya, shit bahkan hari ini Nancy tidak masuk...
Kemana Nancy...
Lagi-lagi tidak ada hasil, namun dia tidak menyerah Frans keluar dari Caffe, kembali ke mobil nya, seperti yang di katakan Ferdian berkas perkara kasus yang mereka berikan kepada jasa lawyer milik Mariano Zubier Aditya sudah di terima, dan mereka sedang mempros nya.
Ya...aku akan menemui pria itu, ini bisa jadi alasan fikir nya,
Mobil pun melaju membelah jalanan ke kantor milik keluarga Mariano itu, tidak begitu lama sampai lah mereka di sebuh kantor yang berada di dalam sebuat Appartemen sekaligus pusat perbelanjaan.
Seorang wanita berparas oriental dengan rambut sebahu mempersilahkan Frans dan Ferdian masuk, kedua nya duduk di sebuah sofa sudut berbahan kulit.
Lagi-lagi mata Frans memutar ke kiri dan kekanan mencari sosok Nancy, berharap ada di sana.
Ehemmm...
Suara deheman menyentakkan nya.
Pria tubuh tegap, berkulit putih dengan dua lesung di pipi nya seringai tersenyum.
"Selamat datang ke kantor saya tuan Frans Brian, saya merasa terhormat di datangkan Pebisnis sukses yang nama nya sudah banyak di mana-mana"
haha. Keberuntungan datang sendiri tanpa di undang pria ini bisa menjadi penambah uang buat ku, selain wanita itu, Bathin nya
Frans menyambut uluran tangan nya.
"Terimakasih, tidak perlu memuji itu hal biasa...."
Kedua nya pun membicarakan hal tengang permasalahan itu panjang lebar, hal yang bukan tujuan Frans sebenar nya, hingga wanita tadi menghantarkan minuman,
Mariano Aditya mempersilahkan minum, Frans meraih gelas nya dan meminum nya, sengaja untuk bisa mebahas hal di luar permasalahan perkara.
"Ehem... Itu istri anda?" tanya Frans basa-basi.
Aditya tersenyum.
"Saya belum menikah..."
"Oh Sorry!"
"It's oke, bagaimana dengan anda? balik Mariano Aditya bertanya..
"Sama..."
Kedua nya mulai tertawa walaupun sebenarnya muak sekali melihat wajah pria iblis di depan nya ini, sial sejauh ini tidak ada informasi yang bisa di raih tentang Nancy, tidak mungkin juga to do poin bertanya.
Bisa-bisa Nancy akan dalam bahaya fikir nya.
Frans mulai bosan berbasa-basi dan juga di tempat itu seperti nya tidak ada Nancy, sebaik nya kembali ke Hotel atau mencari alamat Flathouse tempat tinggal Nancy,
Frans pun keluar dari sana setelah berpamitan.
Jullian calling ...
"Frans... wanita bernama Emilly sudah dibayar oleh pria bernama Shimphson chen pengusaha dari Hongkong.."
"APA!" Frans terkesiap berati tadi malam Nancy menjadi bahan transaksi.
"Pria itu membayar kepada Mariano Zubier Aditya sebesr 1 juta dollar..."
"Sialan!" Frans mengepal kedua tangan nya.
Ingin kembali ke atas menghujam pria itu.
"Cepat lah ke Airport !, Emilly akan di bawa nya ke Hongkong, aku sedang menuju ke Airport juga..."
"Iya..iya aku akan segera ke sana..."
-End off call-
"Go to the Airport now !.."
Frans segera masuk ke dalam, persekian detik mobil langsung melaju kencang , dada nya terasa panas, nafas nya putus-putus tangan nya mengepal kuat, mata nya mengkilap menatap tajam jalanan di depan mobil yang melaju sangat kencang,.
Di dalam perjalanan Ferdian sekilas melihat ponsel nya dan membaca sesuatu.
"Bos, lihat ini..,
Ferdian memberikan sebuah bacaan Artikel di ponsel nya 'Tuan Zubier seorang pengacara di ibu kota melakukan kasus suap dalam scandal besar sebuah perusahaan dan sekarang sedang di tahan di penjara dan di denda 17 milyar..
"Shit...dan Nancy menjadi korban nya, .." ucap nya melemas.
Pantas saja satu minggu ini Nancy tidak ke Caffe padahal semua nya awal nya biasa saja, pantas aku menemui Nancy saat itu di hotel, apakah itu dia mulai menawarkan nya, apa yang Nancy fikirkan, kenapa dia tidak lari....
Frans mengacak rambut nya menyentuh kepala nya, rasa nya dia ingin menjatuhkan air mata nya mengingat Nancy...
Kembali lagi jika bukan karena dia mungkin Nancy tidak pernah berakhir seperti ini.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nonna Mel
yah nancy udh kebuka segelnya kasian frans
2023-12-25
0
Nindi Silvana
ternyata Aditya jahat,ohh yaampun nancy knpa kamu jdi bgini🥺
2022-09-16
0
Angun Elok
brati dulu aditiya modus deketin nenci jahat modusx
2022-03-25
0