Sebuah private jet membawa Nancy kembali Negara tercinta nya, duduk sendiri di dalam armada yang menerbangkan nya itu, hanya ada seorang pramugari tampak di depan sesekali menyapa nya dan menyiapakan segala kebutuhan nya.
Menatap takjub ini kali pertama nya dia melakukan penerbangan dengan sebuah private jet sepeti anak kecil yang baru menemukan mainan baru, Nancy kegirangan berpindah-pindah cabin, sesekali berjalan melihat ke depan dan belakang menyentuh kursi dan barang-barang yang membuat nya kagum.
Degh.... Nancy mengingat Frans..
"Jika ada lelaki itu pasti dia akan mentertawakan ku dan mengatakan aku kampungan..."ucap nya mentertawakan diri nya sendiri.
Setelah menghantarkan Nancy ke bandara Frans pun pergi menemui Jullian untuk menyelesaikan masalah nya dengan Mariano sebelum nanti sore dia pun akan kembali ke Jakarta.
Memarkirkan mobil nya di slot parkiran sebuah gedung pencakar langit, Frans turun melepaskan kaca mata hitam milik nya.
Melangkah perlahan ke dalam gedung besar itu, Jullian si mata elang sudah menunggu nya, membawa langkah nya menaiki sebuah vip lift menuju ke lantai paling atas gedung itu.
Sampai lah mereka di ruangan besar nyaris tanpa sekat itu berdindingkan kaca menampakkan jelas pemandangan indah kota di negara itu, Frans memilih berdiri menikmati view indah yang tampak menyejukkan mata.
"Kau tidak akan berlama-lama bukan!, aku akan cepat menjelaskan..." ucap Jullian tepat di belakang nya.
Frans memegang dagu nya memberi anggukan, "Mariano akan aku kirim kembali ke Jakarta besok pagi, biarkan kepolisian di negera mu yang menangani nya..."ucap Jullian melemparkan beberapa lembaran berkas untuk kepulangan Mariano atas meja nya
"Kenapa tidak kau yang mengurus nya?"
"Kau mau aku menembak nya dan mati...selesai, lalu kau akan puas?" Jullian tertawa.
Frans sejenak berfikir ya ucapan Jullian selalu benar, lebih baik Mariano mendekam dalam penjara dan di adili seadil-adil nya, dari pada harus mati dan selesai.
"Baiklah, Aku serah kan semua pada mu.."
Jullian menjatuhkan bokong nya di kursi putar kebersaran nya, "Ya, kau tenang saja tunggulah hasil selanjutnya..."
"Baiklah...."
"Kau akan kembali hari ini,bukan
sampaikan salam ku untuk Armand..."
"Cih, minta lah yang lain, aku tidak akan melakukan itu walau karenamu...."
Haha Jullian tertawa, Haha...
"Ayolah Frans, banyak hal kita yang lewati bersama Armand sejak kecil aku merindukan nya...
"Katakan lah sendiri pada nya, kau membuat ku ingin muntah.."
Hahaha.
"Baiklah, pukul berapa keberangkatan mu?"
"Tiga jam lagi..."
Setelah berbincang lama membahas banyak hal dari yang penting hingga yang penting akhirnya Frans pun berpamitan pada sahabat nya itu untuk segera kembali pulang, Jullian kembali menghantarkan Frans sampai ke bawah sebelum akhirnya mobil nya pergi dan menghilang dari sana.
Beberapa jam kemudian Armada penerbangan yang Nancy naiki mendarat sempurna di sebuah Bandara kota yang sangat dia rindukan, pintu besar armada pribadi itu terbuka seorang peramugari mempersilahkan Nancy untuk segera turun mata nya berkaca-kaca tatkala melihat jelas tulisan nama bandara yang terpampang jelas di atas nya.
Nancy terbelalak tidak menyangka Frans akan membuat nya kembali ke rumah nya, tidak seperti apa yang di bayangkan nya, akan segera tersiksa kembali ke tempat tinggal lelaki itu menjadi seorang assisten pribadi alias pembantu dan bekerja di bawah tekanan nya.
Mama... Adinda, Aku kembali.."seru Nancy tak mampu menahan haru saat kaki-kaki nya mulai menapaki anak tangga untuk segera turun dari sana.
Nancy mengembangkan senyuman nya
"Hemm...kau tidak seburuk yang ku fikirkan,..."
Terlihat di bawah sebuah mobil mewah sudah menunggu nya, seorang berpakaian rapi berdiri di samping pintu kemudi menyebut nama nya memerintahkan untuk segera Nancy masuk.
Nancy sedikit menimang untuk masuk
Takut hal buruk akan terjadi lagi, hingga pria itu meyakinkan bahwa dia adalah bagian dari Frans Brian Enterprise. ya Nancy sempat baca nama itu dari beberapa tulisan yang sama di kertas-kertas yang tergeletak rapi di kamar penginapan, apakah itu nama sebuah perusahaan atau semacam nya yang berhubungan denga Frans fikir nya.
Mobil yang di naiki Nancy melaju kencang keluar dari bandara, membelah jalanan di kota yang indah itu, kota yang sangat dia rindukan, yang beberapa tahun belakangan dia bahkan tidak pernah pulang padahal jarak nya tidak lah jauh, lagi-lagi dia menitikkan air mata nya,kali ini kepulangan nya, dia tidak akan menemukan ayah nya.
Perlahan air mata itu lolos dan mengalir begitu saja, "Maafkan Nancy ayah,Nancy belum bisa menjadi anak yang membanggakan Ayah..."
Hikss hiksss...
Terlintas senyuman ayah, tawa ayah, dan petuah-petuah yang berulang-ulang dari mulut ayah yang terkadang membosankan untuk mendengar nya saat itu, tapi kali ini dia benar-benar merindukan nya.
35 menit berlalu padahal Nancy tidak memberitahukan alamat nya, tau-tau si penghantar sudah membelokkan jalan nya ke sebuah gang kecil di tengah kota tepat rumah nya berada, Nancy berdecak kagum.
"Kekuatan apa yang dia miliki, sampai alamat rumah beserta jalan tikus nya pun dia tau...."
Mobil pun berhenti tepat di depan rumah Nancy, rumah besar berwana putih di kawasan komplek perumahan lama, si penghantar secepat kilat membukakan pintu untuk Nancy.
Nancy segera keluar berlari kecil memegangi tas selempang nya, "Mama.....Dinda..."isak nya berlari ke arah pintu yang gerbang nya sudah terbuka, terlihat seorang wanita tua namun masih cantik berparas sama dengan Nancy keluar dari pintu itu.
"Nancy....." ucap wanita itu publn berkaca-kaca tidak menyangka kehadiran anak nya.
Nancy segera berhambur memeluk nya.
Wanita itu terperangah mendapatkan pelukan dari anak yang sangat dia rindukan.
"Mama.....Maafkan aku, Maafkan Nancy Ma...."tangisan kedua nya pun pecah tepat di ambang pintu Mama seakan tidak ingin melepaskan dekapan nya terus mendekap erat-erat putri sulung nya itu.
Seorang gadis remaja tampak berlari keluar tatkala mendengar suara-suara dari luar rumah nya, pun berteriak ketika melihat Nancy berada di sana.
"Kakak...."panggil Adinda adik kandung Nancy ikut memeluk kakak yang di rindukan nya itu, Nancy pun merangkul tubuh gadis kecil yang kini sudah beranjak remaja itu.
*
Malam hari Nancy, Mama dan Adinda berada di ruang keluarga di rumah nya,
Tempat favorit sedari dulu berkumpul bersama,
Nancy tampak menyandarkan kepala nya di badan ibu yang di panggil nya Mama itu.
Meresapi aroma dan hangat tubuh yang dia rindukan, bercengkraman dengan Adik nya yang juga ikut menyandar di sebelah nya.
Ketiga nya baru saja pulang sore tadi dari pemakaman laki-laki yang amat berarti di hidup mereka
Mengikhlaskan ya... itu cara terbaik saat ini untuk memudahkan kehidupan kedepan nya.
Mama terus mengucap syukur akhir nya Nancy kembali kepelukan nya. setelah melewatu bulan-bulan terberat bagi nya kehilangan teman hidup juga kehilangan anak sulung nya yang pergi menghilang entah kemana.
"Mama,Nancy rasa nya enggak mau pergi lagi dari sini....hemmm" ucap nya mendekap Mama nya...
"Memang nya apakah kau akan pergi lagi Nak?"
Nancy menunduk diam tak ingin untuk bercerita, rasa nya dia tidak ingin pergi lagi meninggalkan Mama nya.
"Nak ada yang ingin Mama tanyakan sama kan..." ucapan Mama menyadarkan diam nya.
"ih.... Mama mau nanya sama anak nya aja pake acara bilang dulu, nanya apa sih Ma?"
Nancy mulai menegakkam kepala nya.
"Hemm...apa kepergian kemarin ada hubungan nya dengan Frans?"
Pertanyaan Mama sontak membuat Nancy terkesiap
"Ha? Mama kok nanya nya gitu sih?"
"Enggak kamu tau kan Frans selama ini enggak putus-putus ngirimi uang untuk Mama sama Dinda...?"
"Ha? Seriusan ma?"
"Loh kakak gatau?"timpal Dinda
"Enggak, kok Mama mau sih di kasih uang sama dia...?"
"Mama sudah transfer balik, gaji Mama ngajar pun cukup untuk Mama sama Dinda, tau nya besok di kirimin lagi dua kali lipat nya..."
Nancy terbelalak..
"Seriusan Ma..."
"Dia bilang cuma mau gantikan kebiasaan dan tanggung jawab kamu, yang biasa kirimin Mama setiap gajian, lah Mama bisa apa cobak?"
"Frans memang seperti itu Ma, semau nya sendiri, hemmm-- aku sempat sih sedikit cerita tentang keluarga kita waktu itu aku terpukul merasa gak bisa bahagiain ayah dan Mama sangat kalut habis di tipu si Diana itu jadi keceplosan ceritain semua nya...."
"Kamu harus nya saat itu pulang kerumah...itu yang Mama sesal kan..."
"Maafkan Nancy Ma...."
Mama gak tau aja lelaki itu lah yang menahan Nancy enggak pulang, membuat aku terbawa perasaan kasih ini itu, ya termasuk ngirimi Mama uang gitu eh tau-tau bawa pulang pacar nya kerumah, eh tau-tau juga enggak seriusan ngurusin Kasus Diana, jadi nya aku minta tolong Aditya, kirain cuma pergi bentar trus di anterin pulang eh.....tau nya malah di tinggali lama trus di manfaati pula.., Mama enggak tau aja gara-gara Frans anak mu melewati banyak hal buruk.
"Kamu tau gak Nak...."
Nancy menoleh lagi
"Tau apa Ma...?"
"Frans yang mengurus semua proses pemakaman ayah, Adinda dan Mama enggak tau harus minta tolong ke siapa lagi...saat itu om dan tante-tante kamu seakan gak mau tau...." ucap Mama lirih mengingat semua nya menarik nafas nya susah payah menahan untuk tidak lolos nya air mata.
"Hemmmm iya kak, kita kaya enggak punya keluarga saat itu, hemm Dinda hubungi kak Frans dia langsung dateng..."
Huh kau bukan peduli kau hanya merasa bersalah pasti Frans....
Nancy memeluk dan mengelus punggung Mama dan Adinda,"Sudah lah, kita sudah melewati nya, sekarang Nancy akan terus jagain Mama dan Dinda eh--
Nancy lupa dia akan kembali lagi ke Jakarta, Hemm hanya setahun setelah itu selesai Nancy janji kita akan hidup lebih baik lagi Ma...bathin nya.
*
Frans baru saja tiba di ibu kota, supir nya baru saja menghantarkan nya kekediaman orang tua nya.
Ya...Frans sudah kembali tinggal di rumah keluarga nya 1 bulan ini, sejak Armand dan Caroll pergi ke Bali beberapa bulan lalu, Mama merasa kesepian ingin Frans di sana menemani nya, namun saat ini Frans tidak tau Armand dan Carollina sudah kembali ke rumah ketika kemarin Frans beberapa hari pergi ke Singapura.
Frans merebahkan tubuh lelah nya di sofa panjang rumah yang tampak sepi malam itu, seakan baru pertama kali merasakan nikmat nya berbaring.
Melepaskan semua kepenatan yang dia rasa tidak pernah selega ini, tersenyum menatap lampu hias dan ornamen di langit-langit rumah nya.
Frans membayangakan senyuman Nancy pasti saat ini Nancy dan keluarga nya sedang berbahagia melepaskan kerinduan mereka.
"Nikmati hari mu girl....tunggu aku datang menjemput mu, kita akan segera memulai permainan ini..."kekeh nya masih menatap langit-langit rumah nya.
Rumah kediaman keluarga Eddison tampak lengang malam ini, kedua orang tua Frans sudah masuk ke kamar, pun para pembantu mungkin sudah pergi beristirahat.
"Ehemmnnm....terdengar suara deheman tanpa suara langkah menyentakan Frans, suara yang tidak asing bagi nya Frans menoleh tanpa berniat bangkit, melihat dengan sorot mata nya yang tiba-tiba menajam.
"Caroll..."ucap nya pelan ,Frans segera bangkit mendengus tak sudi berlama-lama melihat si wanita penghianat ..
Carollina tersenyum menatap nya ,sedikit tertawa melihat respon yang di berikan Frans kepada nya yang tiba-tiba pergi meninggalkan nya.
Hahaha
"kau pergi karena melihat ku, aku yakin kau masih menyukaiku..."ucap nya mentertawakan Frans yang sudah pergi berlalu meninggalkan nya.
Frans mendengar ucapan nya namun bersikap biasa saja, tidak mengidahkan celotehan Carollina yang di rasa biasa saja dan tak penting bagi nya,
perasaan pun seakan sudah berubah tak ada lagi dendam terlebih lagi suka.
Carollina tersenyum penuh makna,
Sudah bertahun-tahun kita berpisah kau banyak berubah Frans, lebih tampan menggairahkan dan juga hahaha yang pasti kau lebih kaya dari kakak mu Armand...
"Aku yakin kau masih mencintai ku Frans, jangan salahkan aku karena melihat mu malam ini membuatku berkeinginan kembali bersama mu..."hahaah
"Ternyata aku salah memetik buah, ku fikir kau hanya akan selalu menjadi anak manja yang terus memeluk Mama mu yang menyebalkan itu, hahha ternyata aku salah kau tumbuh lebih berguna dari kakak mu yang hingga kini hanya bisa terus melingkar di kedua orang tua mu..."
"Sayang,Apa yang kau lakukan disini?" tegur seorang pria menyentakkan Caroll seorang pria yang tidak lain adalah Armand suami nya.
"Ti-tidak ada, ayo kembali ke kamar...." ucap Carollina berbohong pergi mendahului suami nya dari sana.
Frans sudah berada di kamar nya, berdecak kesal sambil membuka satu persatu kancing kemeja nya.
"Cih, kenapa sampah-sampah itu harus kembali lagi ke sini..." ucap nya sambil berjalan pelan meraih handuk dan memasuki kamar mandi nya.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
WANITA SPRTI CAROL BAGUSNYA KARUNGIN.. BUANG DI AFRIKA
2023-08-12
0
Sulaiman Efendy
BAGUS LO YG PENJARA SI ADIT, SIKSA DY HINGGA MINTA DIBUNUH,, KLEMAHAN CERITA OTHOR,, GK SPRTI CRITA OTHOR LAIN YG TEGAS DN KEJAM TRHADAP MUSUHNYA.. SDGKN OTHOR TRLALU MMANJANKN MUSUH TOKOH UTAMA..
SPRTI CRITA DIMAS, MERYSA KAKAKNYA DANIEL YG HAMPIR PERKOSA NADILLA BEBAS GK KETANGKAP
2023-08-12
0
Nindi Silvana
GK tau malu ya Caroll ini😡
2022-09-16
0