CINTA SATU MALAM LUSIANA

Langkah kaki Lusi sejenak terhenti, Lusi masuk ke dalam ruangan dan menabrak Rian.

"Hei Lusi ada apa denganmu"Rian terheran - heran melihat Lusi yang masih menangis.

"Minggir Rian biarkan aku pergi, minggir" Rian hanya menatap kepergian Lusi dan membiarkan dia pergi dari rumah Kartika, Rian berlari ke arah taman dan dia melihat Leo dan Tika masih bermesraan disana, dan disitulah baru Rian bisa mengerti apa yang Lusi sedang alami.

Wanita, wanita Rian mengelengkan kepalanya, sambil terus melihat Lusi tiba - tiba masuk ke dalam mobilnya dan keluar dari pintu gerbang kediaman om Hendra dan Tante Sarah.

Leo dibalik kebahagiaan mu, engkau baru saja melukai hati seorang gadis.

Lalu segera Rian lari ke halaman, masuk ke dalam mobilnya dan segera mengejar Lusi yang sudah dulu keluar dari pintu gerbang.

Lusi - Lusi dimana keberadaanmu sekarang, sepertinya engkau melajukan mobil dengan sangat kencang.

Rian terus mencari keberadaan Lusi, sambil terus melajukan mobilnya entah kenapa saat ini dia begitu mengkhawatirkan Lusi.

"Sampai kapan kau buat aku berputar -putar dijalan demi mencari keberadaan mu Lusi"

Sambil mengelengkan kepalanya Rian mencoba untuk menghubungi ponsel milik Lusi namun tidak ada jawaban dari sang pemilik ponsel tersebut.

"Tunggu sepertinya aku tau dia ada dimana, dua tahun yang lalu aku pernah bertemu dengannya disana, semoga perkiraanku tidak meleset kalau tidak hampir tiga jam aku berputar - putar dijalan untuk mencarimu"

Seketika Rian kembali melajukan mobilnya dan sampailah pada sebuah tempat dan melihat Lusi duduk minum beberapa botol minuman beralkohol sambil menangis.

"Stop hentikan!! jangan melakukan hal-hal bodoh lagi hanya demi cinta,dua tahun yang lalu kamu juga pernah seperti ini karena Leo pernah menolakmu dan sekarang kamu melakukannya lagi hanya untuk pria yang sama yang juga tidak mencintai mu"

Rian terus melarang Lusi untuk minum, namun kondisi Lusi yang sudah mabuk hanya bisa marah -marah tak jelas sambil menangis, dan pada ahkirnya Rian menggendong paksa Lusi masuk ke mobil Rian untuk meninggalkan tempat itu.

"Lepaskan aku Rian, jangan urusi aku, lepaskan" Lusi terus berontak saat Rian menggendong Lusi untuk masuk ke dalam mobilnya, namun tetap saja tenaga Lusi akan kalah jika dibandingkan dengan tenaga Rian yang masih sadar bukan mabuk seperti dirinya.

Rian melajukan kembali mobilnya ke arah apartemen Lusi, dan sesampainya disana, kembali Rian menggendong Lusi masuk ke dalam kamarnya,lalu Rian merebahkan Lusi diatas tempat tidur dan mulai menyelimuti dirinya.

Lusi kejadian ini mirip dengan kejadian dua tahun yang lalu saat engkau mabuk karena patah hati oleh Leo dan aku mengantarkanmu kesini, maafkan aku pada waktu itu ahkirnya menyentuhmu, kondisi kita yang sama - sama tidak sadar akibat minuman beralkohol tersebut membuat kita pernah melakukan dosa tersebut disini, dan setelah semuanya selesai kita berjanji kita tidak akan mengungkitnya lagi, karena menurutmu itu hanyalah cinta satu malam dalam ketidak sadaran kita.

"seandainya kamu tahu lusi, buatku setelah kejadian itu aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan dirimu, karena aku bisa merasakan jika pada saat itu ini adalah hal yang pertama buatmu, aku akan tetap bertanggung jawab kepadamu meskipun kamu tidak pernah meminta hal itu, karena orang yang kamu cintai hanyalah Leo"

Rian membelai rambut Lusi dan mengecup keningnya setelah itu karena dia khawatir akan kondisi Lusi, Rian memutuskan untuk tetap berada di apartemen Lusi, dia tertidur di sofa yang berada dikamar Lusi.

"duakkk"Hei Rian apa yang kamu lakukan di kamarku? Sedang apa kita semalam kenapa sampai kamu ada disini?"Lusi melemparkan bantal - bantalnya ke arah sofa tempat Rian tertidur, dan seketika Rian terbangun dengan kaget.

"Hei nona sakit tau, jadi perempuan itu jangan kasar - kasar, katakan dulu apa yang terjadi semalam? kenapa aku dan kamu kembali berada dalam satu kamar seperti ini lagi"

Lusi hendak segera bersiap melempar bantal arah Rian lagi namun sebelum dia melempar tangan Rian sudah lebih cepat menyentuh tangan Lusi dan mencengkramnya.

"Cukup Lusi main lempar - lempar bantal ini, duduklah dengan tenang maka aku akan menjelaskannya, ahh sakit Rian kenapa kamu kasar pada perempuan"

Lusi kesakitan karena tanpa sadar Rian mencengkram tangan Lusi dengan kuat.

"Akh maafkan aku Lusi"lalu Rian mulai duduk di tempat tidur persis di samping Lusi dan dia mulai menceritakan awal mula kejadian sampai pada ahkir setiap kejadian yang terjadi pada malam tadi, dan Rian melihat Lusi mulai meneteskan air matanya.

"Hei Lusi sudahlah,kamu harus bisa merelakan Leo jika dia tidak mencintaimu, kamu tidak akan pernah bisa memaksa, itu semua akan membuatmu menderita, bersama dengan orang tak mencintai dirimu itu pasti akan sangat menyakitkan"

Rian mulai membelai rambut Lusi dan menenangkan nya.

"Rian pinjamkan aku bahumu untuk aku bisa menangis sepuasnya, kemarilah"Rian merentangkan ke dua tangannya, dan tanpa aba - aba lagi Lusi lansung menangis kencang didalam pelukan Rian, Lusi meluapkan segala kesedihannya,sampai ahkirnya dia kembali tenang dan melepaskan pelukan Rian.

"Lusi apakah kamu sudah merasa lebih baik untuk saat ini? "Lusi hanya anggukan kepalanya tanpa berkata - kata sedikitpun.

"Lusi dengarkan aku, terkadang tidak semua yang kita inginkan itu harus kita miliki, mencintai seseorang itu bukan berarti harus memilikinya, cukup membuat orang yang kita cintai bahagia kurasa semua itu sudah cukup dan kita harus percaya bahwa kita juga berhak untuk hidup bahagia dengan dirinya atau tanpa dirinya sekalipun,jangan kamu melakukan hal yang dapat menyakiti hatimu, ketika orang tersebut juga tidak akan pernah mempedulikan perasaanmu, karena kamu yang akan semakin tersakiti.

Lusi tertegun dengan semua yang Rian ucapkan, karena memang benar apa adanya.

"Rian terima kasih sudah menemani aku semalam, dan terima kasih untuk setiap kata - kata yang kamu ucapkan, semua benar dan aku harus mulai mantap untuk bisa melepaskan Leo dari hati ini"

"Lakukanlah Lusi jika itu dapat membuatmu lebih baik, yang bisa membuat kita merasa bahagia adalah diri kita sendiri" Rian menepuk - nepuk pundak Lusi untuk memberikan kekuatan kepadanya.

Lusi semua hal yang aku katakan kepadamu adalah yang selama ini terjadi padaku, aku mencintaimu Lusi, namun aku kamu tidak pernah mencintai diriku, sebagai seorang pria aku akan menjaga mu sampai kamu menemukan kebahagiaan mu entah pada nantinya itu bersama denganku atau kamu menemukan seseorang yang lainnya, namun saat ini aku hanya bisa berkata bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan kamu.

Setelah keadaan Lusi tenang Rian pamit pulang dari apartemen Lusi.

Rian kamu begitu baik padaku, maafkan aku yang belum bisa memiliki perasaan apapun terhadapmu.

Terpopuler

Comments

Vfone 123

Vfone 123

good kak

2023-07-16

1

Mumut Sah

Mumut Sah

lanjut

2020-11-07

1

Evi Taria

Evi Taria

Semangat kakak, aku membawa boom like .
jangan lupa feedbackny ya "kesabaran hati seorang wanita"

2020-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!