KEANEHAN DIRI

Setelah kami sampai di makam mama ternyata sudah ada Dion dan Lusi,mereka berdua terlihat sudah berada di makam mama sambil menaburkan bunga.

Dion dan Lusi adalah sahabat aku dari kecil mereka berdua sudah seperti saudara kandung,kami kuliah pada satu kampus yang sama, meskipun kami berbeda jurusan Dion pada Jurusan Bisnis dan Lusi seorang calon dokter persahabatan kami tetap terjaga dengan sangat baik,jadi ketika kami memperingati hari kematian mama pasti mereka juga akan disana,kulihat Dion dan Lusi mulai mendatangi kami untuk saling berbicara.

"Hai om Hendra,hai tante Sarah dan hai my Princess Kartika"sambil tiba tiba Dion membelai rambutku yang aku rasa sudah semakin panjang, dan seketika itu juga aku kembali menghindar dengan ketakutan.

"Oke oke Tika aku tak akan menyentuh seujung jari dari dirimu lagi,aku minta maaf"

tidak Dion bukan kamu yang salah tapi aku yang aneh,ingin rasanya aku seperti gadis normal lainnya yang bisa menerima sentuhan dari lawan jenis,bukan malah ketakutan ketika mendapatkan sentuhan tersebut,seandainya peristiwa itu tidak terjadi mungkin aku tidak akan menjadi aneh seperti ini.

"Tika Tika hai hai apakah kamu mendengarkan suaraku?"seketika aku tersadar dari lamunan ketika aku merasakan Lusi sudah merangkulkan tangannya dipundak,dan entah kenapa rasanya jantung ini berdegup kencang serasa orang yang sedang jatuh cinta.

Tuhan apakah ini normal?apa yang aku rasakan Tuhan?rasa yang tak biasa ketika Lusi menyentuhku,tidak ada rasa takut namun rasa seperti seseorang yang menginginkan untuk sentuhan itu tak boleh dilepaskan

"Lusi aku sehat dan baik baik saja hari ini cuaca nya lumayan panas jadi itu mungkin yang membuatku sedikit agak pusing" sambil kupeluk Lusi dari samping.

" Oh oke Tika kita tau kamu memiliki darah rendah sehingga hal ini bisa terjadi pada dirimu,iya Lusi mungkin apa yang kamu katakan ada benarnya karena sejak didalam mobil Tika sudah mengeluhkan sakit kepala"

Terdengar suara tante Sarah yang datang menghampiri kita.

"Sudah mari kita selesaikan tabur bunga dan membersihkan makam mama Tika setelah itu kita pergi makan siang bersama,

siap tante,Lusi dan Dion pasti akan ikut dengan senang hati jika tante dan om menawarkan makan siang bersama apalagi gratis hahaha"

Terdengar suara tawa Dion yang sangat kencang,sedangkan Lusi hanya sesekali tertawa ketika mendengarkan Dion terus memberikan guyonan kepada tante Sarah dan om Hendra,ya Dion memang seorang yang sangat humoris banyak gadis gadis yang terpikat karena karakter dia yang seperti ini.

Setelah kami selesai dari makam,om dan tante mengajak kami semua makan di salah satu tempat makan favorit kami yaitu gudeg merecon mbak Gina masakan gudeg mbak Gina ini memang tiada yang bisa menandingi, kami semua makan dengan sangat lahap sesekali Dion membuat kita semuanya tertawa dengan guyonan dia yang khas, di sela waktu makan aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya satu hal kepada om Hendra dan Tante Sarah.

"Om,tante bolehkah Tika bertanya sesuatu? Ya tentu saja Tika om akan dengan menjawabnya jika om bisa menjawab pertanyaan kamu,om Tika sudah dewasa boleh Tika bertanya dimana makam papa Tika? karena setiap tahun yang kita kunjungi hanya makam mama saja,Tika bahkan tidak tau papa dikuburkan dimana,kenapa papa bisa meninggal?

om dan tante seakan menutupinya dari Tika"

Seketika suasana makan kami menjadi sangat hening karena baik om dan tante tidak ada satupun yang memulai pembicaraan atas pertanyaanku tadi, selama ini aku sudah cukup untuk bertanya tanya tentang papa tapi semua selalu aku simpan seorang diri dan saat ini sepertinya waktu yang tepat untuk bertanya.

"Tika maafkan tante dan om yang belum memberitahukan cerita tentang ayahmu, namun tante berjanji beberapa hari lagi tepat di saat ulang tahun mu yang ke 21 tahun, tante dan om akan memberitahukan segala kebenaran yang terjadi. Baik tante Tika tunggu janji om dan tante untuk Tika"

Jujur rasanya belum puas dengan jawaban tante Sarah, namun aku tidak mungkin berdebat dengan mereka ditengah suasana yang ramai terlebih disini ada Dion dan Lusi juga.

"Sudahlah Tika hari ini kita lupakan yang membuat hati sedih,hari ini mari kita bersenang senang"sambil Lusi menepuk- nepuk bahuku dan entah kenapa perasaan aneh ini kembali datang saat Lusi memberikan sentuhan lagi padaku.

"Hei benar apa yang dikatakan Lusi mari kita bersenang - senang sebelum esok hari kita kembali dengan skripsi kita yang melelahkan itu,minggu depan aku sudah sidang kalian bagaimana"?

suara Dion mengingatkanku bahwa aku juga akan sidang pada minggu depan.

"Aku sidang juga minggu depan semoga kita bisa melalui sidang dengan baik dan mendapat hasil yang sangat memuaskan yah, amin" Dion dan Lusi menjawabnya dengan bersamaan.

"Lusi bagaimana dengan koas mu? apa sudah bisa dimulai? ehem dua hari lagi aku sudah mulai menjalankannya doakanlah supaya aku bisa melalui sampai selesai dengan baik,amin Lusi pasti kamu bisa semangat yah,terima kasih Tika kamu memang salah satu sahabat terbaik aku"

Sambil memeluk dan sekali lagi aku merasakan perasaan yang berbeda ketika Lusi menyentuhku.

"sudah ayo kita pulang tante dan om masih ada pekerjaan yang harus sesegera diselesaikan"

kami bergegas keluar dari tempat Gudeg mbak Gina dan berjalan menuju mobil masing masing,kebetulan Dion dan Lusi searah jadi mereka pulang dengan hanya satu mobil.

Sepanjang perjalanan pulang aku terus bertanya ada apa denganku?ada apa dengan perasaanku terhadap Lusi?kenapa aku jadi begini?Sejak kapan?pertanyaan pertanyaan yang aku hanya bisa tanyakan dalam hati tanpa aku berani untuk menceritakan hal ini pada om ataupun tante.

Sesekali dalam perjalanan aku mengeluarkan cokelat yang selalu aku simpan di dalam tas untuk ku makan,aku sangat menyukai cokelat sehingga makanan ini selalu ada didalam tas kemanapun aku pergi,karena bagiku hanya cokelat yang bisa meredakan setiap kemarahan,kegelisahan yang mungkin aku sedang alami.

Apakah perasaan ini normal?apa aku jatuh cinta pada Lusi? apa yang terjadi denganku? kalau memang benar aku mulai jatuh cinta pada Lusi ini adalah perasaan terlarangku yang tidak akan mungkin aku ungkapkan, tapi apakah benar ini perasaan cinta?aku bingung, aku harus bagaimana?jika rasa ini terus tumbuh apa aku tidak normal?apa aku baik baik saja?apa aku harus mencari psikiater untuk masalah aku?tapi aku sendiri seorang mahasiswi psikologi. Arrh entahlah

Aku terus mengunyah cokelat ini banyak- banyak sampai mulutku penuh dengan isi coklat.

"Tika jangan seperti itu makan cokelatnya, seperti anak kecil saja"terdengar suara tante Sarah yang menegurku karena melihat mulutku penuh dengan cokelat, pada ahkirny sepanjang perjalanan aku memilih untuk tidur daripada mendengarkan tante Sarah berbicara kepada pak Udin yang membahas sinetron sinetron favoritnya.

Terpopuler

Comments

R_armylove ❤❤❤❤

R_armylove ❤❤❤❤

2 like ya ❤️❤️❤️

2021-03-08

0

Windye Indie Prakoso

Windye Indie Prakoso

Lanjut thor

2020-12-13

0

Mumut Sah

Mumut Sah

lanjut

2020-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!