Perlahan aku membuka mataku, mengerjap ngerjap pelan untuk memperjelas penglihatan ku. Kutemukan diriku sudah berada di pesawat sama seperti sebelumnya ketika Sebastian menidurkan ku,
Dan mengejutkan nya, semua ingatan saat Sebastian meminjam tubuhku kini berhamburan masuk ke dalam memori otak ku.
Pertemuan itu berjalan lancar, Leonard yang kesal dengan sikap Xiu Ming, jamuan makan di kediaman ketua mafia itu, dan beberapa hal lain yang kurasa tak begitu penting.
Yah kurasa semuanya berjalan baik sejauh ini, begitu pikir ku. Tapi sebuah ingatan lain masuk ke dalam kepalaku, aku yang mabuk setelah disuruh menemani Xiu Ming minum minum, lali merengek meminta es krim pada Leonard sebelum pulang.
Ah sial, ingatan apa ini ? Itu memalukan.
" Sialan kau Sebastian ! " Teriak ku lewat telepati yang dibalas tawa oleh nya. Apa sih yang kucing itu pikir kan ?!
Tapi rasa kesal ku harus ku tunda sebentar karena Leonard menyadari kalau aku sudah bangun.
" Ah, kau sudah sadar putri ? " Tanya Leonard yang ku bales dengan anggukan tipis.
" Kau baik baik saja ? Apa kepalamu terasa sakit atau sesuatu ? " Lanjut lelaki itu terlihat sedikit khawatir.
" Um.. aku baik baik saja kok " aku memperbaiki posisi duduk ku agar lebih nyaman. Tapi meski aku bilang begitu, leonard tetap menuju ke kabin belakang trend kembali dengan membawa minuman isotonik untukku.
" Trims " aku menerima botol minuman itu sebelum menegak nya habis.
" Kakek tua itu, dia benar benar keterlaluan sampai sampai membuatmu mabuk berat seperti itu " gerutu Leonard dengan nada sedikit kesal. Aku tertawa pelan,
" Sudahlah, itu bukan masalah besar. Lupakan saja " ujar aku berusaha santai.
" Ah ya, ngomong ngomong kalau aku boleh tahu, apa karena itu kau selalu menolak setiap yang lain mengajakmu minum minum ? " Tanya lelaki itu yang sontak saja membuat wajahku memerah.
" Um.. yah, begitulah " jawab ku singkat sembari menggaruk tengkuk. Dasar Sebastian ! Bisa bisa nya dia membiarkan ku sampai se mabuk itu saat bersama dengan Xiu Ming, ditambah lagi lelaki yang satu ini melihat ku bertingkah kekanakan. Itu memalukan !
" Haha, maafkan aku nona. Aku tak bermaksud begitu " ucap Sebastian lewat telepati. Aku membiarkannya tetap dalam mode menghilang, karena ku rasa dia lebih praktis ikut denganku jika dia tidak terlihat.
" Lalu apa yang sebenarnya kau inginkan darimu yang jam tubuhku hah ? " Tanyaku tak santai.
" Pertemuan itu, hanya itu kok " jawab kucing itu santai.
" Lihatin hanya itu, iblis kecil ? " Tanyaku sedikit mengintimidasi.
" Yah, aku hanya.. sedikit memberi tahunya agar tak terlalu mengusik mu. Kau tahu ? aku juga tak suka dengan si tua bangka itu " ungkap Sebastian pada akhirnya. Aku menghela napas pelan, ah sudahlah, lupakan saja.
" Hey, Leo ? " Panggilku. Gerak itu menoleh, dia sedang melihat keluar jendela saat aku memanggilnya tadi.
" Hm ? "
" Tolong lupakan kejadian semalam " cintaku sembari memijit kening ku pelan. Leonard tertawa,
" Haha, tentu saja putri. Tenang saja, aku tak akan memberitahu siapa pun " Leonard tersenyum lebar setelah mengatakannya, lalu ia kembali asyik menatap gumpalan awan di luar jendela. Aku menyandarkan tubuhku di kursi pesawat, kepalaku saat ini dipenuhi oleh banyak rencana yang sedang ku susun sesampainya aku di negara seribu bahasa. Target ku selanjutnya adalah Nicholas Dulunya dia seorang ketua OSIS di sekolah,Tapi kini dia bekerja sebagai seorang pelayan di salah satu restoran terkenal di ibukota. Entah kenapa, tapi perasaanku sedikit tidak enak saat memikirkan rencana apa yang akan ku gunakan untuk menumbangkan pelayan yang satu itu. Kurasa " sesuatu " sudah menungguku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments