chapter 5

Saatnya menemui potongan masa laluku dan mulai membersihkan nya satu persatu, sampah harus segera dibersihkan sebelum menjadi sumber penyakit bukan ?

Entah kenapa aku tak bisa mengendalikan detak jantungku yang mulai berdetak cepat, apa aku takut ? aku menggeleng kuat kuat, menyingkirkan semua pikiran buruk yang merasuki kepalaku. Ku bulatkan tekad lantas memasang tudung Hoodie di kepala, sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam minimarket.

" selamat siang, selamat berbelanja " sambut seorang pegawai ramah. Seharusnya aku tak perlu memperdulikan pegawai itu sama seperti pengunjung pada umumnya, tapi suara pegawai itu yang sangat familiar justru terang yang di kepalaku, bersatu dengan kenangan masa laluku. Aku mengepalkan tangan untuk menutupi tanganku yang mulai gemetar,

" nona ? " panggil Sebastian. Tapi aku tak terlalu mempedulikan nya, aku segera melangkah menjauh dari kasir, bersembunyi di balik rak rak yang tersusun.

" hey tenangkan dirimu, bersikap lah normal atau kau akan ketahuan " aku mengangguk tipis saat mendengar suara Sebastian menggema di telingaku. Mengatakan nya saja memang mudah, tapi melakukannya tak semudah yang terlihat. Bagaimana rasanya jika kau harus menghadapi ketakutan terbesar mu yang selama ini justru kau hindari ? rasanya kau ingin segera pergi menjauh agar tak lagi berhadapan dengan ketakutan mu itu bukan ? sama halnya dengan diriku saat ini, aku ingin segera menjauh dari tempat ini. Tapi jika menurut kan keinginanku, belenggu kutukan abadi ini tak akan pernah lepas dari ku selamanya, untuk itu aku akan melakukan yang terbaik walau harus menghalalkan segala cara, termasuk membunuh mereka yang terlibat masa lalu kelam ku. Aku mengambil beberapa makanan kucing sembari memperhatikan sekitar, memastikan minimarket itu sepi pengunjung. Akan gawat kalau ada yang melihat aksi ku nanti,

" yang benar saja ? untuk apa kau mengambil itu ? " tanya Sebastian tak mengerti.

" cerewet ! jangan ganggu konsentrasi ku " batinku, kurasa aku mulai terbiasa dengan telepati ini. Iris ku kembali menyapu sekitar, sejauh ini aman, minimarket itu benar benar sepi. Aku menyakinkan diri sekali lagi sebelum melangkah ke meja kasir, Tapi semuanya tak berjalan sesuai yang ku harapkan. Saat aku meletakkan makanan kucing yang ku ambil, pegawai itu menyapa dan dengan cepat mengenali ku.

" wahh wahh, lihat siapa ini ? bukankah ini si Carry kecil ? kemana saja kau selama ini ? sudah lama aku tidak melihatmu, tak kusangka akan melihatmu di sini " sapa pegawai itu. Harus nya aku hanya perlu membalas ucapannya, tapi mulutku terlalu keluar untuk sekedar di gerakkan.

" hahaha, kurasa kau masih sama pengecut nya Carry " ujar pegawai itu mengejek. Aku menunduk, tak berani menatap gadis itu.

" nona ? ada apa ? " Sebastian yang berada dalam dekapan ku menatap ku tak mengerti, tapi aku hanya diam tak menjawab. Bahkan dalam hati pun aku tak berani mengucapkan sepatah katapun, seolah takut lawan bicara ku akan dapat membaca pikiran ku.

" hey ada apa pengecut ? kau ketakutan hah ? " gadis bersurai pirang itu menoyor kepalaku kasar. Aku merapatkan dekapan ku pada Sebastian, baru kusadari kalau tubuhku sedikit gemetar.

" nona jangan diam saja ! lakukanlah sesuatu ! " Sebastian kembali melakukan telepati, berusaha memanggil keberanian ku. Aku menggeleng pelan,

" aku takut.. " batinku.

" hey apa kau bisu ? ayo bicara ! jangan membuat ku seolah sedang bicara dengan orang bisu " si gadis mendorong bahu ku kasar, membuat ku sedikit terhuyung.

" nona.. " kurasakan Sebastian menatapku iba. Entah apa yang dilakukan oleh kucing kecil itu, tapi dapat kurasakan tengkukku menghangat dan secara tiba tiba ketakutan ku menghilang begitu saja, seolah aku tak pernah punya rasa takut. Aku terkekeh kecil,

" oh Clara ya ? maaf aku baru ingat. Habisnya kau terlihat seperti badut dengan seragam minimarket mu itu, jadi aku tak mengenali mu. Tak kusangka kau bekerja di tempat kumuh rendahan seperti ini " aku menyeringai tipis.

" apa ? jangan bertingkah seolah kau lebih baik dariku dasar pengecut, kau juga tak lebih dari makhluk rendahan " kulihat tangan si gadis hendak bergerak memukul ku. Tapi gerakan ku lebih cepat, aku lebih dulu menyerang gadis itu dengan pistol setrum, membuat nya terjatuh pingsan di lantai.

" kau seharusnya bisa lebih sopan sebagai pegawai rendahan Clara " ujarku dingin. Aku merogoh saku Hoodie, mengambil ponsel dan menghubungi Leonard agar segera kemari. Leonard sampai tak lama. Kemudian dengan langkah tergesa, aku meminta nya datang diluar perjanjian. Harus nya masih sekitar 7 menit lagi dia baru datang, tapi karena aku yang memintanya jadi dia buru buru datang lebih awal.

" maaf meminta mu tiba tiba datang " aku melirik jam tangan ku. Leonard mengangguk sekilas, dia tak keberatan. Iris hitam nya menangkap sosok Clara yang terbaring pingsan,

" jadi dia target mu ? " tanya nya. Aku mengangguk sekilas,

" bantu aku membawanya ke mobil " perintah ku. Tanpa banyak tanya Leonard membantuku memapah Clara yang pingsan, diikuti Sebastian yang mengekor di belakang kami.

Satu tikus berhasil di tangkap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!