Di tengah padang rumput yang luas, beratapkan langit malam yang dipenuhi bintang gemintang. Tanpa gumpalan awan yang menutupi keindahan langit gelap itu, dan tanpa seorangpun yang menemani.
Ya, aku sendirian sekarang.
Sebastian ? ah, dia sedang meminjam tubuh ku dan entah sedang melakukan apa. Kuharap dia tak melakukan hal hal aneh atau semacamnya.
Padang rumput ini.. Jujur saja, terlihat sedikit menyeramkan saat malam. Hembusan angin yang berhembus pelan dan kadang menggerakkan rerumputan justru membuatku berpikir kalau ada sesuatu di balik rerumputan itu, benar benar menyebalkan terus berada di sini.
Iblis sialan itu... kapan dia kembali sihh ? sudah hampir delapan jam dia meminjam tubuh ku sejak dia pergi. Apa yang dilakukan nya diluar sana ?
Beberapa Dandelion yang tumbuh di bawah sebuah pohon menarik perhatianku, ada yang berbeda dari Dandelion Dandelion itu. Tumbuhan kecil itu tidak memiliki kelopak berwarna putih seperti pada umum nya, melainkan berwarna warni seolah ada yang sengaja mengecatnya. Ada yang berwarna kuning, putih, merah, tapi sebagian yang lain berwarna hitam atau abu abu. Sebenarnya Sebastian melarangku untuk mendekati pohon itu, tapi kurasa kalau aku mendekati Dandelion di bawahnya itu tak apa apa bukan ? semakin aku memperhatikan bunga aneh itu, aku semakin tertarik untuk mengulurkan tangan ku untuk memetik salah satu yang berwarna hitam kemerahan. Aku menatap lekat lekat bunga itu ditangan ku. Aku terlalu fokus memperhatikan detail aneh pada bunga itu, sampai tak sadar dengan kehadiran seseorang yang juga berada di padang rumput itu. Aku meniup kelopak Dandelion yang lembut itu, membuat kelopak itu beterbangan di udara, menemani angin yang berhembus lembut di angkasa.
“ nona !? apa yang kau lakukan disana ?!! “ Sebastian berseru, membuatku refleks menoleh ke arahnya. Tapi saat aku meniup nya, sesuatu yang tak ku duga sama sekali terjadi. Kelopak Dandelion yang baru saja kutiup itu berubah menjadi serpihan cahaya yang perlahan membentuk rentetan kejadian yang amat ku kenal. Potongan ingatan masa lalu kelam ku mulai tersusun dan berputar layaknya film dari serpihan serpihan cahaya itu. Jantung ku tiba tiba berpacu cepat, dan oksigen di sekitar ku seolah menghilang begitu saja, membuatku tak bisa bernapas. Aku terduduk di tanah saat kurasakan dada ku semakin sesak oleh rasa sakit yang kurasakan.
" Nona ! " Sebastian berlari mendekat demi melihat ku terduduk lemah. Dan entah kenapa, serpihan cahaya yang membentuk potongan potongan ingatan ku itu langsung menghilang saat kucing itu tiba di dekat ku.
" Kau baik baik saja, nona ? " Tanya Sebastian khawatir. Aku mengangguk lemas, aku hanya sedikit takut, selain itu aku baik baik saja.
" Apa yang kau lakukan ?! Bukankah sudah kubilang untuk menjauhi pohon ini ?! " Tanya Sebastian setengah membentak. Aku menunduk,
" Maaf.. tapi aku tak berniat mendekati pohon nya, aku hanya ingin melihat dandelion itu " aku memberi alasan untuk membela diri.
" Justru itu, nona. Aku tahu kau akan jadi begini kalau kau menyentuh dandelion itu, karena itulah aku melarang mu mendekati pohon ini. Agar kau tak menyentuh bunga bunga kecil itu " omel Sebastian membuatku tambah menunduk. Sebastian menghela napas pelan,
“ karena aku tahu, Dandelion yang akan kau ambil adalah Dandelion dengan warna hitam “ kucing itu melangkah mendekati kumpulan bunga warna warni itu,
“ itu akan berbeda jika kau memilih untuk mengambil yang berwarna kuning “ Sebastian memukul salah satu Dandelion berwarna kuning dengan cakar mungilnya, membuat kelopak bunga itu beterbangan dan kembali membentuk rangkaian sebuah ingatan masa laluku. Berbeda dari sebelumnya, ingatan pada kali ini terlihat adalah ingatanku saat aku bermain dengan seseorang, aku terlihat tertawa bersama lelaki dalam potongan ingatan itu. Aku tertegun, itu adalah kenangan bahagia ku dulu.
“ setiap bunga memiliki maksud dan isi yang berbeda beda tergantung pada warnanya. Bunga berwarna hitam berisi ingatan ingatan masa kelam mu, sedangkan kuning sebaliknya “ jelas Sebastian setelah butiran butiran cahaya itu menghilang.
“ jika aku tak boleh menyentuhnya, kenapa kau membuatnya berada di dimensi ini ? kau kan bisa saja tidak membuatnya disini “
Sebastian menggeleng,
“ bunga bunga ini adalah bagian dari dirimu, nona. Kau ingat ? dimensi ini bisa tercipta karena ada jiwa dan pikiranmu yang menjadi pondasi nya. Jika aku menghilangkan bunga bunga itu, secara otomatis aku juga akan menghilangkan ingatanmu. Lalu kau akan berubah menjadi selembar kertas kosong yang tak tahu apapun tentang masa lalu kelam mu, dan tentu saja aku tak ingin hal itu terjadi. Dirimu yang seperti kertas kosong itu adalah jiwa yang bersih tanpa dendam, aku tak butuh jiwa seperti itu untuk jadi milikku “ jelasnya panjang lebar. Andai saja kisahku ini di buat sebuah buku, pasti hampir seluruh isinya berisi tentang penjelasan kucing itu.
Hm ? Akhirnya ? Memangnya seperti apa akhir yang kalian inginkan ? Pasti semua orang ingin akhir yang bahagia bukan ? Tapi bukankah itu terlalu klise ? Si tokoh utama berhasil mengumpulkan teman temannya dari masa lalu, pantas dia memaafkan mereka. Salah satu lo lagi yang menjadi teman dari si tokoh utama melamar si tokoh utama, lalu mereka hidup bahagia selamanya. Bukan gak itu terlalu membosankan ?
Tapi tenang saja, akan ku buat kisah itu tak se membosankan itu. Karena kisah yang akan ku ceritakan selanjutnya akan lebih rumit dari kelihatannya. Well, kuharap kalian tidak akan bosan dengan kisahku.
" Jadi, ngomong ngomong apa yang kau lakukan saat meminjam tubuh ku tadi ? Kenapa kau baru selesai ? Aku bosan tahu " tanyaku mencoba mengalihkan pembicaraan.
" Lihat saja nanti " kucing itu menyeringai tipis, membuatku ragu kalau dia tak melakukan hal aneh saat meminjam tubuh ku.
" Nah sekarang kembali lah ke tubuhmu " tepat setelah Sebastian mengatakan itu, aku terseret keluar dari dimensi itu, kembali ke tubuh ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments