BUM!
Dinding yang dipasangi bom peledak itu rontok bagaikan remah roti.
“ serius ? apa kita tak bisa masuk diam diam ? “ tanyaku gemas saat melangkah masuk melewati lubang yang tercipta karena ledakan tadi. Key tertawa,
“ masuk diam diam ? kau bilang kita harus mengalihkan perhatian para penjaga dan menghabisinya agar Peter dan yang lain bisa menyusup mengambil ganja bukan ? inilah cara tercepat melakukan nya “ lelaki itu menyusulku. Dia mencabut pistol nya di pinggang, berjaga jaga atas segala kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Kami sengaja membagi kelompok menjadi dua, Peter dan beberapa bawahan Key yang lain bertugas untuk menyusup dan mengambil ganja di gudang penyimpanan, sementara aku dan Key yang akan mengalihkan perhatian para penjaga dan mengurus sisa nya. Benar kata Key tadi, karena tak sampai sepuluh menit sejak ledakan terjadi, sekitar lima belas penjaga pabrik itu segera datang menampakkan batang hidung nya. Salah satu dari mereka berseru marah,
“ hey, siapa disana ? “ penjaga itu menyorotkan senter yang dibawanya ke arah kami.
“ apa yang kalian lakukan disana heh ?! “ bentak nya galak, dia melangkah maju diikuti oleh rekan rekan nya. Sepertinya mereka hanya karyawan biasa,
" Ingat, sebisa mungkin untuk tidak melukai. Kita hanya perlu melumpuhkan mereka " bisik ku meningkatkan.
" Maaf pak, kami mencari seekor kucing. Apa bapak lihat kucing berwarna hitam di sekitar sini ? " Ujar ku memasang wajah polos tak tahu apa apa. Dialog itu awalnya kusiapkan sebagai alasan jika saat kami menyelinap dan ketahuan oleh penjaga, tapi Key justru menghancurkan semua persiapan ku dengan menghancurkan dinding pabrik. Lelaki itu tampak menepuk dahinya pelan, diikuti gelak tawa para penjaga. Salah seorang penjaga muda melangkah maju mendekat,
" Hey, nak. Kau pikir kami akan percaya kalau kau mengatakan hal seperti itu ? Sedangkan di belakangmu ada dinding yang hancur karena ledakan "
" Oh salah ya ? Lalu apa yang harus aku katakan ? " Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.
" Harusnya kau bilang begini, gadis cantik. Angka tangan kalian ! Aku akan merampok pabrik ini ! " Penjaga itu mempraktekkan gerakan menodongkan pistol seperti halnya seorang perampok bank yang dibalas gelak tawa teman teman nya. Aku mengangkat sebelah alisku,
" Oh ya ? Kalau begitu kurasa aku harus belajar banyak dari kalian " tanpa aba aba aku menyetrum petugas itu dengan pistol setrum yang kubawa. Aku menyeringai tipis menatap petugas yang lain saat petugas itu berdebam di tanah, jatuh tak sadarkan diri. Petugas yang lain saling pandang sejenak melihat temannya ambruk sebelum sedetik kemudian maju menyerang dengan tongkat tonfa yang mereka bawa. Ku sambut kedatangan mereka dengan pukulan, sedangkan Key mulai membidik dan menarik pelatuk pistol nya.
DOR!
Peluru yang di muntah kan oleh pistol Key bersarang di jantung salah satu petugas, tapi matanya segera membulat sempurna saat melihat apa yang di muntah kan oleh pistol nya itu.
" A- apa ?! " Lelaki bersurai biru itu menatap tak berdaya penjaga yang ambruk di depannya, bukan peluru tajam yang keluar dari pistol nya, melainkan sebuah peluru bius yang sudah kusiapkan. Dia melirik ku kesal,
" Ini ulah mu kan ?! kapan kau menggantinya ?! " Ujarnya kesal yang ku balas dengan tawa.
" Hahaha, aku sudah menduga kalau kau akan mencoba membunuh, tuan pembuat kunci. Jadi aku menukar nya sebelum kau sempat melakukan itu "
" Jangan panggil aku dengan sebutan itu ! " Ujar Key semakin kesal, dia menghadiahi seorang petugas dengan pukulan keras. Aku tertawa sekilas, tangan ku bergerak memberikan sebuah sengatan listrik pada seorang penjaga yang masih bisa bangkit setelah ku pukul beberapa kali. Membuat nya tersungkur, satu persatu petugas itu berguguran, jatuh tak sadarkan diri di tanah.
" Selesai " lelaki bermanik hijau emerald itu menepuk nepuk kemeja nya yang sedikit kotor. Aku mengangguk sekilas, " mereka seharusnya sudah hampir selesai " kutatap gudang penyimpanan pabrik yang di kejauhan yang hanya terlihat atap nya saja.
" Kuharap begitu " Key terlihat mengangguk tipis.
" Meong " aku menoleh ke arah sumber suara. Sebastian terlihat melangkah mendekati dari arah belakang sebuah bangunan, aku memang sempat memintanya untuk mencari bensin atau sesuatu yang mudah terbakar sebelum para petugas muncul tadi. Kucing itu menatapku,
" Aku menemukannya " ujarnya lewat telepati. Aku mengangguk mengerti, kucing hitam itu melangkah lebih dulu memimpin jalan, sedangkan aku dan Key mengekor di belakangnya. Sebuah senyum terlukis di wajahku saat Sebastian menunjukkan sekitar empat tong dengan simbol api yang berhasil ditemukan, itu lebih dari cukup untuk menciptakan api yang bisa memanggil pemadam kebakaran dan polisi setempat. Ku tatap Key yang juga bales menatapku, lelaki itu mengangguk. Dia sekolah ingin bilang, " Mari kita mulai pestanya ". Kami membagi tugas agar lebih cepat, Key yang akan melubangi tong tong itu sedangkan aku yang akan menyebarkan cairan di dalamnya.
" Sebenarnya cairan apa ini ? " Tanyaku memecah hening, mencoba mencairkan suasana tegang yang menyelimuti.
" Entahlah. Bau nya juga sedikit aneh " timpal Key.
" Lagipula kenapa tong dengan simbol ini ada di sini ? Bukankah tong yang seharusnya berada di lingkungan pabrik pada umumnya adalah tong dengan simbol limbah beracun ? "
Key tertawa mendengar pertanyaan ku,
" Tanyakan saja pada kucing mu itu, dia yang menemukannya bukan ? "
" Minyak tanah " di kepalaku menggema suara khas milik Sebastian yang terdengar..
Umm.. bagaimana menjelaskannya ya ? Berat ? Tidak juga. Suara khas Sebastian lebih mirip suara seorang bangsawan yang berwibawa dan arogan.
Ah ! Benar juga, bangsawan.
Kalau dipikir pikir. Mulai dari dirinya, sikap, cara bicara, bahkan mungkin caranya berjalan, semuanya sangat mirip dengan seorang bangsawan.
" Fokus lah nona " ujar Sebastian menyadarkan ku. Aku mengangguk tipis, kulihat Key sudah selesai melubangi tong terakhir dan membantuku menyebarkan isinya.
" Ini yang terakhir " lelaki beriris hijau emerald itu melangkah mendekat ke arahku. Dia mengeluarkan pemantik api nya dari saku celana,
" Kita mulai sekarang ? "
Kulirik jam tangan ku sekilas yang telah menunjukkan pukul satu dini hari, lantas menatap atap gudang penyimpanan yang terlihat sekali lagi, meyakinkan diriku bahwa tugas Peter telah selesai. Aku mengangguk, can persis di ujung anggukan kepala ku, Key melemparkan pemantik api nya yang sudah menyala ke arah dia tanah yang sudah disebar. Api dengan cepat tersulut, awalnya kecil tapi dengan cepat merambat membakar belakang gedung tempat kami menemukan tong tong itu. Kobaran api yang menyala di tengah kegelapan malam itu menghangatkan udara malam yang dingin menusuk tulang, api merah yang menyala membakar segalanya sampai tak tersisa apapun.
Tunggu, apa ?
Api merah menyala yang membakar segalanya tanpa sisa ?
Splash!
Sebuah ingatan kelam tiba tiba merasuk ke dalam kepalaku.
Kobaran api merah.. ada sesuatu yang hangus terbakar di dalamnya. Apa itu ?
Potongan ingatan itu sedikit kabur. Samar samar terlihat seorang gadis yang menangis, mata indahnya memang mengeluarkan air mata, tapi tatapan kebencian dan kemarahan terpancar jelas dari sana.
Gadis itu... Kurasa ku mengenalnya.
Siapa ?
Aku berusaha mengingat ingat, perlahan lahan wajahnya mulai terlihat jelas.
Itu.. itu aku !
Deg!
Rasa sesak tiba tiba menyergap, disusul kaki ku yang ikut melemas.
" Ugh.. " aku meremas kemeja ku pada bagian dada. Tubuh ku terhuyung jatuh, tapi Key lebih dulu menangkap ku sebelum tubuh ku menyentuh tanah.
" Maxi ! " Lelaki itu berseru panik.
" Hey, ada apa ? " Manik hijau emerald nya memancarkan sebuah kekhawatiran. Aku mencoba bangkit, tapi itu buku seolah mati rasa. Key seolah tahu, dia memutuskan untuk menggendongku dan berlari keluar dari area pabrik diikuti Sebastian.
" Kau baik baik saja nona ? " Suara Sebastian terdengar.
" Ya.. hanya- "
" Rasa nya sakit ya ? " Potong Sebastian seolah tahu aku tak bisa bicara banyak untuk menjelaskan.
" Akan ku pastikan mereka juga merasakan rasa sakit yang kau rasakan, nona " ujar Sebastian tanpa ragu.
" Terima kasih " balasku setelah diam sesaat.
" Tidak perlu berterima kasih. Itu sudah tugasku, nona "
aku menatap langit malam yang entah sejak kapan berubah amat suram, padahal saat kami berangkat tadi langit terlihat indah. Seindah hidupku sebelum hari itu tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments