Aku dan Leonard berpisah di bandara, aku langsung menuju lokasi target ku berikutnya di salah satu restoran ternama di ibukota, sedangkan leonard entah akan lebih dulu mendatangi keluarga siapa. Sebastian ? Aku meminta nya tetap dalam mode menghilang selama aku tak membutuhkan bantuan nya. Iya awalnya menolak, tapi setelah aku membujuk nya berkali kali kucing itu akhirnya menurut dengan syarat aku harus langsung memanggilnya saat aku butuh bantuan, karena dia bilang dia akan berada di " dimensi lain " jadi ia tak bisa melihat keadaanku dari sana. Aku hanya menanggapinya selintas lalu. Well, yah sejauh ini aku baik baik saja bukan ? Jadi seharusnya kali ini pun semuanya juga akan baik baik saja.
BRUK!
" Aww ! " Seorang lelaki tanpa sengaja menabrak ku yang sedang melamun saat aku baru saja berjalan beberapa langkah dari tempatku memarkir mobil.
" Ah maaf, maaf " lelaki itu buru buru meminta maaf sembari sedikit membungkuk kan badannya.
" Perhatikan langkahmu " ujarku dingin. Aku menatapnya dari atas sampai bawah, dengan cepat menganalisa dan mengingat setiap detail padanya sebelum lelaki itu berlalu pergi dan masuk ke dalam sebuah restoran yang juga aku tuju. Aku ikut melangkah masuk menyusul nya, entah kenapa aku merasa sangat familiar dengan nya. Aku sengaja memilih meja yang tak jauh dari tempat duduk yang dipilih oleh lelaki bersuara hitam itu, memperhatikan gerak gerik nya dari kejauhan sembari mengingat ingat gimana aku pernah bertemu dengannya. Tapi anehnya, setiap kali aku mencoba mengingat ingat, ingatan yang samar samar itu justru membuat kepalaku berdenyut nyeri. Seorang lelaki menggunakan seragam pelayan menghampiriku, dia awalnya hendak menyodorkan buku menu padaku, yang segera aku tolak secara halus. Aku belum lapar, aku akan memesan makanan nanti saja. Lima belas menit terus mengamati tanpa hasil yang memuaskan, aku menyerah dan akhirnya memilih untuk memotret sosok lelaki itu.
" Aku akan minta Leo untuk mencari data tentang nya nanti " begitu pikirku sebelum seseorang yang kutunggu kemunculannya benar benar datang ke hadapanku dengan sendirinya,
" Permisi nona, ada yang bisa saya bantu ? Sejak tadi nona hanya duduk disini tanpa memesan apapun. Jika tidak ada yang ingin nona lakukan di sini, sebaiknya nona mencari tempat lain karena banyak orang yang juga ingin menggunakan tempat ini " seorang gadis dengan seragam pelayan mencoba mengusir ku secara halus, dia terlihat seumuran denganku.
" Wah wah, lihat siapa ini ? " Aku tertawa sinis menyambut nya.
" Kau Nicholas bukan ? "
Gadis itu menatapku tak mengerti, rasanya ingin sekali aku menusuk tepat dimata nya yang berwarna coklat itu. Matanya itu, dulu sangat suka menatapku dengan tatapan jijik, seolah aku adalah seekor tikus got busuk di hadapan nya.
" Kau lupa ? Ini aku ! Si pecundang, Carry " ujar ku mengingat kan. Gadis itu terlihat mengingat ingat sesuatu,
" Ah, benar. Sudah lama sekali ya. Senang melihat mu nona Carry " ujarnya diikuti sebuah senyum tipis, aku yakin tidak benar benar mengingatku.
" Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihatmu, tak kusangka kan bertemu denganmu lagi di sini "
Gadis dengan seragam pelayan itu hanya tersenyum tipis menanggapi, dia menyodorkan buku menu di tangannya padaku. Baiklah, kalau itu maunya, aku akan memesan berapa camilan. Segelas coklat panas ditemani cheese cake, itu yang menjadi pilihan ku. Tak butuh waktu lama sampai Nicholas membawakan pesananku, aku memberinya uang tip yang sangat jauh lemparkan ke lantai. Melihatnya memungut uang itu di bawah kaki ku, membuatku sedikit mengerti kenapa dulu dia sangat menikmati saat saat dia bisa menindasku dan memerintah ku seenak jidatnya. Karena rasanya menyenangkan saat ada orang yang tunduk di bawah perintahmu dan kau bisa melakukan apapun yang kau mau padanya. Aku mulai menyantap camilan ku sembari sesekali memperhatikan lelaki yang tadi duduk berseberangan meja denganku. Lelaki bersurai hitam itu rupanya sedang menunggu seseorang, saat milk tea yang dipesan nya hampir habis, seberapa lelaki seumuran nya datang dan mengajaknya pergi entah kemana. Mungkin mereka itu adalah temannya ? Entahlah, aku juga tak terlalu peduli. Waktunya aku kembali fokus pada tujuan ku. Seperti biasa, aku memindai situasi di sekeliling ku. Dan saat merasa waktunya tepat,
BRAK !
Aku menggebrak meja makan tempat ku menikmati hidangan beberapa menit lalu, sengaja benar membuat keributan. Nicholas terlihat berlari lari kecil kearah ku dengan wajah pucat,
" A- apa ada yang salah nona ? " Tanya nya takut takut. Aku menyeringai tipis, sesuai dugaan ku, gadis itu yang akan bertanggung jawab penuh atas pelayanan ku karena aku memesan menu dari nya. Lalu dengan santai nya aku menyiram gadis itu dengan milkshake yang baru ku minum sedikit, membuat seragam pelayan yang dikenakan nya basah dan kotor. Nicholas tersentak kaget menerima perlakuan dari ku, wajahnya yang pucat berubah merah padam dalam sekejap.
" Apa ini ? " Tanyaku dingin tanpa memedulikan nya. Gadis dihadapan ku itu hanya diam membisu,
" Aku memesan milkshake, bukan air keruh berwarna coklat. Apa kau tidak pernah membuat milkshake sebelum nya huh ? " Lanjut ku ketus.
" Ma- maafkan aku, aku akan mengganti nya "
Dapat kulihat dengan jelas kalau Nicholas sudah kesal, aku kagum dia bisa menahan amarahnya. Padahal dulu dia pasti akan langsung menghajar ku ditempat,
" Tidak perlu. Panggil saja manajer mu, aku ingin bicara dengan nya " tapi mari kita lihat, sampai mana dia bisa bertahan jika aku terus memancing nya. Baru saja aku hendak bangkit dari tempat duduk ku, gadis itu sudah mencengkram kuat kerah kemeja yang ku kenakan.
" Apa apaan, kau benar benar mencari masalah ya ? " Gadis itu menatapku nyalang, membuatku refleks tertawa.
" Ada apa ? Kau takut gadis kecil ? Kau takut kehilangan pekerjaan mu ? Kalau begitu seharusnya kau bersikap baik pada pelanggan seperti ku " aku balas menatapnya sinis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments