chapter 3

      Oi Kiyomasa!

  Aku hampir terlompat kaget saat sedang tidur. Buru buru ku cari sumber suara yang ternyata berasal dari ponsel ku yang sedang berdering,

    " sialan. Siapa yang menelpon ku malam malam begini ?! dasar tidak tahu sopan santun ! " gerutu ku kesal saat menatap layar ponsel. Aku mengangkat nya setelah melihat nama Leonard tertera di layar, jika itu Leonard berarti ada hal penting yang akan ia katakan sampai harus menelpon ku malam malam begini.

    " apa ? " tanyaku dingin.

    " eh, a- anu Maxi. Maaf mengganggu mu mal- " Leonard berkata patah patah saat mendengar intonasi dingin ku, dia tahu persis aku tak suka di ganggu saat jam istirahat.

    " langsung saja pada intinya " potongku, aku tak ingin mengulur waktu lagi.

    " eh, aku menemukan nya Maxi. Data yang kau minta " Leonard menjelaskan maksudnya menelpon ku. Aku menguap, ku lirik jam tangan ku yang menunjukkan pukul dua dini hari. Apa pentingnya sih data itu sampai Leonard menelpon ku malam malam ?

    " memangnya data apa ? apa sepenting itu ? "

    Leonard di seberang sana tertawa kecil,

    " apa yang lucu ? " gerutuku sedikit kesal.

    " maaf maaf. Kau masih mengantuk ya ? itu loh, data anak anak yang satu sekolah dengan mu saat kau sekolah menengah pertama. Kau bilang, segera hubungi aku jika kau dapat informasi nya, tak peduli walau aku sedang berada dalam pertarungan hidup dan mati sekalipun . Jadi aku langsung menghubungi mu " jelas Leonard panjang lebar. Mataku membulat sempurna,

    " k- kau mendapatkan nya ? "tanyaku memastikan aku tak salah dengar.

    " ya, lengkap dengan informasi terkini mereka. Aku sudah mengirimkannya padamu "

    " terima kasih banyak Leo, kau memang bisa diandalkan " pujiku. Suara tawa Leonard kembali terdengar,

    " apa aku perlu menangkap mereka ? " tanya Leonard setelah tawanya hilang.

    " tidak, tidak perlu. Itu urusan ku "

    " baiklah. Kau selalu bisa minta bantuan ku kapanpun kau butuh. Maaf mengganggu waktu tidur mu, silahkan lanjutkan mimpi indah mu putri Maximus " lelaki itu sudah menutup telpon.

    Kembali tidur ? jangan bercanda. Setelah sekian lama aku mencari keberadaan tikus tikus itu akhirnya Leonard berhasil menemukan sarang mereka, kurasa para tikus itu ketakutan dan mulai bersembunyi. Jadi mereka sangat berhati hati terhadap informasi apapun yang bersangkutan dengan mereka. Tapi yang membuatku sedikit repot adalah saat terakhir kali aku datang ke bangunan sekolah itu dua tahun yang lalu, bangunan itu sudah tertutup ilalang setinggi pinggang, yang artinya sudah tak tersentuh dalam waktu yang lama. Lelah mencari, aku akhirnya meminta bantuan Leonard yang baru berhasil melacak mereka. Aku membuka laptop, melihat lihat data yang sudah dikumpulkan Leonard. Lelaki yang satu itu memang dapat diandalkan, lihat lah, saat aku membuka data yang dikirimkan nya yang ku temukan tak hanya nama angkatan ku yang muncul. Tapi seluruh sejarah dan seluk beluk sekolah itu sejak awal berdiri, mulai dari murid pertama sampai lulusan terakhir nya. Semuanya lengkap dengan alamat rumah, sekolah lanjutan, bahkan profesi mereka sekarang.

    " kerja bagus Leonard, dengan begini aku harus mencari data orang orang itu diantara data ribuan orang ini " aku memijit kening ku pelan saat melihat ribuan data itu. Tapi rupanya aku tak perlu khawatir, karena dalam beberapa kali sentuhan aku sudah bisa memisahkan data yang kucari dan data yang tidak ku butuhkan. Aku menemukan beberapa nama dalam data angkatan ku yang ku cari, tepatnya lima nama. Seringai tipis segera terukir di wajah ku,

    " ketemu " memang tak ada yang tahu, tapi perlahan api dendam kembali tersulut dalam diriku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!