***
Siang harinya, Han Byu tiba di Biro Pengawas dan bertemu dengan Ketua Nam tanpa sepengetahuan orang-orang. Han Byu berniat membebaskan Han Shi dari penjara dan menjadikannya seorang tahanan kamar. Namun setelah berdiskusi panjang dengan Ketua Nam, hal itu tidak dapat di lakukan. Mengingat keputusan Raja Han Zhou yang mutlak pada sidang di aula utama tempo hari benar-benar merenggut semua hak Han Shi sebagai putri kerajaan. Saat ini, Han Shi hanya harus bersabar di dalam penjara sebagai tahanan biasa dan mengikuti semua prosedur pengadilan istana. Han Byu mengepalkan tangannya, dia kembali harus memutar otak untuk menjauhkan Han Shi dari rencana Perdana Menteri.
Han Byu kembali ke aula utama dengan tangan kosong. Hatinya benar-benar gelisah karena dia tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik kali ini. Han Byu memandangi tahta di depannya dengan pandangan kesal.
"Hah, Hanya karena kursi ini... Semua orang terjebak dalam situasi sulit. Banyak yang berkorban ada juga yang menjadi korban untuk memperebutkan kursi ini. Sampai sulit untuk membedakan mana yang serakah dan mana yang punya hak untuk bertanggung jawab atas tahta ini. Keduanya sama saja, berani melakukan apapun untuk menjadi tuan dari kursi terkutuk ini. Hah, aku berharap semoga di kehidupanku yang selanjutnya aku dilahirkan menjadi rakyat biasa saja. Hidup dengan tenang, di sebuah tempat yang di sebut 'rumah'. "
Han Byu bergumam pelan, mengungkapkan rasa kesalnya. Tubuhnya kini berada di atas tahta, tempat yang paling dia tidak sukai. Bukan apa-apa, dia hanya ingin membuktikan kata-katanya untuk membantu Han Sa mengurus semua petisi yang menumpuk di atas meja.
Tangannya dengan sigap membuka petisi satu persatu. Membacanya dengan teliti, dan memberikan stempel kerajaan di atasnya.
Tanpa di sadari, Kasim Lin memperhatikan Han Byu dari pintu belakang aula. Matanya terlihat berkaca-kaca, seolah menahan air mata.
'mereka sudah besar, Yang Mulia. Mereka tahu apa yang mereka lakukan, dan mereka juga saling membantu satu sama lain. Sepertinya harapanmu akan segera tercapai, Raja Han Zhou. ' Lirihnya dalam hati.
Kasim Lin adalah Kasim senior di istana, dia menyaksikan langsung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak Raja Han Zhou sejak kecil. Jadi tidak heran jika perasaannya sudah seperti seorang ayah yang bangga melihat anak-anaknya tumbuh sesuai dengan yang di harapkan. Raja Han Zhou juga sering bercerita pada Kasim Lin. Jadi, Kasim Lin tahu banyak dengan keadaan keluarga kerajaan itu, dan memberikan seluruh hidupnya untuk mengabdi pada Raja Han Zhou dan keturunannya apapun yang terjadi.
***
~ Penjara, Biro Pengawas ~
Han Shi masih bertahan di dalam sel yang dingin itu. Namun kesehatannya mulai menurun, karena kualitas makanan yang tidak layak dan dia juga kurang beristirahat karena saat dia tertidur, mimpi aneh selalu datang di alam bawah sadarnya. Wajah cantiknya terlihat semakin pucat dan mentalnya juga mulai tertekan.
Kreeek...
Han Shi mengangkat wajahnya dan melihat ke arah pintu sel. Pandangannya agak buram karena terus berada di ruangan yang gelap setiap waktu.
"Nona Han Shi, seseorang datang kesini untukmu. Bangunlah dan ikuti aku. " Ujar seorang pengawal sambil membuka pintu sel.
Mendengar hal itu, Han Shi dengan semangat segera bangkit dan berpegangan pada dinding. Tubuhnya yang sedikit lemah tidak sebanding dengan semangat dan harapannya yang besar. Dengan susah payah, Han Shi menstabilkan tubuh dan kakinya agar bisa berdiri dengan tegak. Akhirnya, dia bisa berdiri dengan tegak dan berjalan keluar sel meskipun langkahnya agak tidak stabil.
Tangan dan tubuhnya diikat dengan tali rotan yang cukup kuat, membuat Han Shi agak kesulitan untuk bergerak. Han Shi berjalan dengan perlahan, karena kakinya agak sakit akibat akhir-akhir ini ia tidak berjalan.
Pengawal mengantar Han Shi ke sebuah ruangan di Biro Pengawas. Akhirnya, setelah berhari-hari Han Shi bisa merasakan hangatnya sinar matahari lagi. Han Shi dan pengawal berhenti di ruangan yang cukup kecil, disana hanya ada dua kursi dan satu meja lengkap dengan beberapa kertas dan alat tulis.
Han Shi duduk di salah satu kursi tersebut. Hatinya bertanya-tanya Siapakah yang datang untuk menemuinya hari ini. Apakah Han Sa, atau Han Byu.
Tak lama kemudian, seseorang masuk dan melemparkan senyuman pada Han Shi. Han Shi merasa kecewa, karena orang yang datang ini bukanlah saudaranya, tetapi orang lain.
"Kak Han Shi, bagaimana kabarmu? " Tanya orang itu mencoba basa basi terlebih dahulu.
Han Shi mengerutkan alisnya, mencoba mengingat siapa orang yang ada di hadapannya saat ini. "Kau siapa? ".Tanyanya.
Orang itu tertegun sejenak, dia segera duduk dan bertanya lagi.
" Kak Han Shi, kau sungguh tidak mengenaliku? Ini aku, Li On. "Ujar orang bernama Li On itu sambil memajukan kepalanya, berharap Han Shi mengenalinya.
"Li siapa? Namamu terdengar aneh, seperti nama seekor hewan di barat. " Han Shi memiringkan kepalanya, dia merasa tidak pernah kenal dengan orang yang bernama Li On ini.
"Ah baiklah. Aku tahu, kau sepertinya akan mengenaliku setelah mendengar julukan ku. Aku adalah Oni si hidung berdarah. " Sahut Li On dengan raut wajah yakinnya.
Han Shi mencoba mengingat kembali. beberapa detik kemudian...
"Aah, kau Oni si hidung berdarah yang selalu di tindas di sekolah bangsawan, yah. Aku ingat, dulu kau selalu mengikuti Han Byu kemanapun dia pergi. Sekarang kau benar-benar terlihat berbeda, membuatku tidak bisa mengenalimu. Apa yang kau lakukan di sini, adik Li On?"
Seingat Han Shi, Li On dulu bertubuh gemuk dan berkepala botak. Jadi, saat dia melihat Li On yang sekarang bertubuh kurus dan berwajah tampan, tentu saja bisa membuat orang merasa pangling dengan transformasi penampilannya.
"Aaah iya iya!!! Fiuuh, kau ternyata masih ingat Kak. Terima kasih. "
Li on menghela nafas sejenak dan membenarkan posisi duduknya.
"Oh ya, Kak. Aku turut bersimpati untuk kasusmu. Aku percaya kau tidak melakukannya, Kak. Kau di jebak ke dalam situasi yang sangat merugikan. Karena itu, aku disini sekarang. Han Byu mengirimku untuk menjadi pembelamu dalam sidang besok. Aku memang tidak sehebat dan sepintar Han Byu, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melepaskanmu dari jeratan kasus ini. " Jelasnya, berusaha untuk meyakinkan Han Shi.
Han Shi tertegun. Dia tidak menyangka kalau saudaranya mengirim orang untuk membelanya dan bukan mereka sendiri.
"Tunggu, kau bilang Han Byu yang mengirimmu? Jadi, itu berarti dia tidak akan hadir di sidang besok. Kenapa dia mengirimmu? Apa dia tidak ingin membelaku secara langsung? " ujarnya penuh tanya.
"Aah itu... Kau jangan salah paham dulu, Kak. Mungkin Han Byu punya alasan tersendiri. Tapi kau tenang saja, Kak. Kemampuanku cukup baik dalam bidang hukum. Kau tahu kan, kalau aku ini putra dari Menteri Hukum, dan juga aku baru saja lulus dari Perguruan tinggi Sung Kyun Kwan di negeri seberang dan meraih gelar sarjanaku sebulan yang lalu. meskipun pengalamanku masih minim, tapi dengan otak cerdas dan pelajaran yang ku Terima di perguruan tinggi, sepertinya aku bisa segera mengeluarkanmu dari sini. Oh ya aku juga... "
"Tunggu, kurasa penjelasanmu sudah cukup. Aku mengerti, mungkin mereka terlalu sibuk untuk mengurusi ku sekarang. Jadi, mereka mengirimmu padaku. Tak apa, aku percaya padamu. Mohon bantuannya, Li On. " Ujar Han Shi dengan senyuman yang di paksakan. Raut wajah Han Shi terlihat sedih dan kecewa.
Li On yang melihat hal itu, merasa serba salah dan kasihan dengan keadaan Han Shi saat ini.
"Tapi kak, apa kau baik-baik saja? apa kau bisa bertahan di dalam sel yang dingin itu beberapa waktu lagi? " Tanya Li On dengan nada khawatir.
"Ah tenang saja. Penjara tidak terlalu buruk, walaupun disana gelap, dingin, kotor, suasananya sepi, banyak tikus, makanannya buruk, udaranya berbau aneh, pengap, menguras mental dan berat badanku, tapi... " Han Shi berhenti sejenak.
"Tapi tidak apa-apa. Aku pasti bisa bertahan. Aku ini Han Shi. Hanya sebuah sel, tidak akan bisa membunuhku. " Ujarnya dengan senyuman yang seolah kuat.
Dari yang di katakan Han Shi, Li On tahu kalau Han Shi sangat menderita secara fisik dan batinnya. Tapi dia menghargai tekad Han Shi yang ingin terlihat kuat. Li On menyemangati Han Shi dan menghiburnya sesekali dengan candaan klasiknya.
Tak terasa, waktu yang di berikan pengawal untuk bertemu Han Shi pun habis. Han Shi segera dibawa kembali oleh pengawal ke dalam selnya. Dan Li On, hanya bisa melihat punggung Han Shi yang berbalik pergi.
"Percayalah padaku, Kau akan segera keluar dari sini. Bersabarlah, Kak Han Shi. " Gumam Li On sembari melihat kepergian Han Shi.
***
Bersambung...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments