Han Sa bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah jendela. Matanya tertuju pada paviliun barat, tempat Han Shi tinggal.
"Aku tahu, hal ini akan menyakiti Han shi. Tapi apa kau punya cara lain untuk melindunginya? Kumohon, bantu aku mengalahkan Perdana Menteri Dalam dua bulan ke depan. " Han Sa menghela nafas panjang. Pandangannya masih terasa hampa.
Han Byu terdiam dan memijit keningnya.
'kesalahan apa yang kubuat di kehidupan sebelumnya, sampai-sampai di usia muda seperti ini harus menghadapi masalah yang penuh dilema seperti ini. 'keluh nya dalam hati.
"Aargh, jadi Kak... Kau ingin aku menjauhi Kak Han Shi dan membantunya secara diam-diam?! Baiklah, ayo kita lakukan. " Ujar Han Byu penuh semangat.
Han Sa berbalik dan mengangguk penuh yakin.
"Terimakasih, ayo kita lindungi kerajaan dan orang-orang yang kita cintai bersama-sama".
Ujarnya sambil menepuk pundak Han Byu.
" Tapi, ngomong- ngomong... apa kau sudah mendengar kabar dari Han Su? Dia belum pulang sampai sekarang. "
"Belum, aku belum mendapat kabar apapun lagi. Terakhir kali aku mendapat pesan dari Kai, Dia ada di perbatasan. Entah apa yang Kak Han Su lakukan disana. Kai juga masih mencari tahu. "Jawab Han Byu sambil menyilangkan tangan di depan dada.
" Lalu, apa yang pertama akan kita lakukan? "Lanjutnya.
" Kita harus mencari tahu jadwal Perdana Menteri di luar istana dan menyuruh orang untuk memata-matai nya. "Jelas Han Sa.
" Tidakkah sebaiknya kita sendiri yang pergi untuk memata-matai Perdana Menteri?! Dalam situasi sekarang, kita tidak bisa mempercayai siapapun. Perdana Menteri pasti menaruh orang di sekitar kita untuk mengawasi pergerakan kita. "Tukas Han Byu yang selalu berpikir selangkah lebih maju.
" Em... Kakak bersiap-siaplah malam ini. Pakai baju penyamaran terbaikmu. Kita akan pergi ke luar istana malam ini untuk mendapat informasi. "
"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Han Sa sedikit curiga.
"Haha... Tentu saja kita akan pergi ke tempat para serigala tua berkumpul. Baiklah kak, aku pergi dulu. Ada urusan yang harus ku selesaikan. Oh ya, lakukan tugasmu sebagai Raja dengan baik. Kita bertemu lagi nanti malam di belakang pavilunku. Sampai nanti. "
Han Byu beranjak pergi meninggalkan Han Sa di paviliun nya. Tak lama kemudian, Kasim Lin datang dan menjemput Han Sa ke aula utama untuk menggantikan posisi dan pekerjaan ayahnya.
***
Malamnya, Han Sa dan Han Byu bertemu di belakang paviliun utara. Mereka memakai pakaian untuk menyamar, seperti bangsawan biasa. Mereka pergi ke pusat kota.
Suasana ibu kota di Kerajaan Khun sangat ramai. Semua orang dari berbagai kalangan berbaur menjadi satu. Han Sa dan Han Byu berjalan di antara kerumunan orang-orang dan berjalan ke arah gang sempit menuju pinggiran kota. Mereka sampai di sebuah tempat hiburan malam yang letaknya cukup jauh dari keramaian ibu kota. Tempat itu punya daya tarik sendiri, selain para wanita penghibur yang lalu lalang, banyak juga pengembara asing yang terlihat di sana.
"Tempat apa ini? " Tanya Han Sa dengan wajah polosnya.
"ckck.Kau sudah dewasa Kak, tapi pengetahuanmu masih polos seperti kertas putih. Akan kuberi tahu, tempat ini dinamakan pondok teratai putih. Biasanya para serigala tua itu berkumpul disini dan menyewa ruangan khusus untuk 'mengobrol'. Berdasarkan informasi yang kudapat, malam ini perdana Menteri dan para pengikutnya akan mengadakan pertemuan disini. "
"Tapi, sepertinya tempat ini sangat khusus. Bagaimana cara kita bisa masuk? " Sela Han Sa di tengah penjelasan adiknya.
Han Byu memasang wajah bingung karena dia tidak mempersiapkan dengan teliti. Dia lupa mencari cara untuk masuk ke dalam tempat itu tanpa di curigai siapapun. Ditambah lagi, usianya terlalu muda. Dia tidak akan diizinkan masuk ke dalam tempat "orang dewasa" itu.
Kedua kakak beradik itu berdiri mematung sambil memasang wajah bingung. Tiba-tiba...
"Apa aku bermimpi?! Yang Mulia Putra Mahkota? Apakah itu kau?! " Teriak seorang pria dari arah lorong yang gelap.
Insting bertarung Han Sa dan Han Byu langsung muncul. Mereka sigap memasang kuda-kuda dan bersikap waspada. Saat Han Sa akan mencabut pedangnya, pria itu bergegas menampakkan diri. Dia berdiri dibawah lampu tiang yang tidak jauh dari tempat Han Sa dan Han Byu berdiri.
"Tunggu tunggu... Maafkan nada bicara ku yang tidak formal pada kalian. Bisakah kalian bersikap biasa saja dan berbicara baik-baik denganku? " Ujar pria itu sambil mengangkat tangannya.
Han Sa dan Han Byu saling berpandangan. Mereka melonggarkan sikap waspada dan mulai bertanya.
"Siapa kau? Kenapa kau mengetahui identitas ku? " Tanya Han Sa memandang tajam pria itu.
"Ah maafkan ketidaksopananku Yang Mulia, hamba lupa untuk memperkenalkan diri. Nama hamba Yun Maru. Anda bisa memanggil saya Maru. "
"Tunggu, cara bicaramu terlalu formal. Terlalu menarik perhatian. Ubah lagi cara bicaramu seperti tadi agar orang-orang tidak curiga. " Sahut Han Sa menyela.
"Aah baikah, sebenarnya aku bisa mengenalimu karena aku adalah teman Han Su. Tadi aku kebetulan lewat dan melihat kalian seperti sedang kebingungan dan butuh bantuan. Apa ada yang bisa kubantu? " Ujar pemuda bernama Maru itu.
'sepertinya dia berkata jujur'.Gumam Han Sa dalam hatinya.
"Ya, bisakah kau membawa kami masuk kesana dan mengeluarkan kami dari tempat itu dengan selamat? " Han Sa menunjuk bangunan yang dikenal dengan pondok teratai putih itu.
"Hmmm hanya itu? baiklah, serahkan padaku. Tapi Yang Mulia, sebaiknya anda memakai topi ini dulu untuk menyempurnakan penyamaranmu." Maru menyerahkan topinya dan berjalan di depan.
Han Sa memakai topi itu tanpa banyak protes. Dia memutuskan untuk percaya pada Maru dan menerima bantuannya. Han Sa dan Han Byu mengikuti Maru dengan tenang.
Mereka berhasil masuk dan duduk di sebuah ruang makan tertutup.
"Jadi, katakan padaku sekarang. Apa yang kalian berdua lakukan di tempat seperti ini? Apa persis seperti yang aku pikirkan? " Goda Maru dengan seringai jahil di bibirnya.
"Jika kau berpikir kami datang kesini untuk bermain-main, kau salah. Kami datang kesini untuk mendapatkan informasi. " Jawab Han Sa dengan tegas.
"Aah begitu rupanya. Tapi, kenapa harus kalian yang turun langsung ke lapangan? Apa kalian sudah kehabisan anak buah? Atau jangan-jangan, rumor yang beredar itu benar adanya. " Sahut Maru dengan pandangan penuh menyelidik.
"Rumor apa maksudmu? " Sahut Han Sa penasaran.
Maru mencondongkan badannya dan berbicara pelan.
"Kudengar, sekarang di istana dalam sudah tidak aman lagi. Banyak penyusup yang berkeliaran disana dan para penghianat yang bersiap-siap ingin melawan Raja Han Zhou. Jadi menurutku, itulah alasan kenapa kalian turun tangan langsung. Kalian tidak percaya pada siapapun sekarang. "
Pernyataan Maru membuat Han Sa dan Han Byu diam seribu bahasa. Ruangan menjadi hening.
"Aah baiklah. Maafkan semua perkataanku tadi. Kenapa suasana jadi canggung begini? Haha baiklah, kalian datang kemari untuk mendapatkan informasi bukan? Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan membawa seseorang yang bisa membantu kalian. "
Han Sa dan Han Byu bisa menghela nafas lega setelah Maru meninggalkan ruangan. Tak sampai lima menit, Maru kembali dengan membawa seorang wanita cantik. Pakaiannya sedikit terbuka dan riasan wajahnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang wanita penghibur di tempat itu.
"Apa ini, Yun Maru? Sudah kubilang aku tidak ingin bermain, aku ingin informasi. Kenapa kau membawa wanita ini kemari? " Ujar Han Sa setengah berteriak.
"Ssuut... Tuan, mohon tenanglah. Biarkan aku menemanimu oke? " Wanita itu duduk di samping Han Sa dan menyentuh pundak Han Sa dengan jari telunjuknya.
"Singkirkan tanganmu, wanita. Asal kau tahu, aku bisa berbuat kasar. " Han Sa mengancam dengan tatapannya yang tajam.
"Jaga sikapmu, Miko. Dia Putra Mahkota. " Maru menarik tangan Miko dengan segera.
Miko tersentak kaget. Dia merapikan bajunya dan mundur dengar segera. Miko membungkuk penuh hormat.
"Maafkan ketidaktahuan hamba, Yang Mulia. Hamba pantas di hukum. "
Han Sa menatap tajam Maru, seolah ingin sebuah penjelasan. Maru menelan ludahnya, dia merasa ngeri dengan pandangan Han Sa.
"Ekhem, begini Yang Mulia. Perkenalkan dia adalah Miko, informan terbaik di tempat ini. Dia juga kenalan Han Su. Han Su sering datang kesini dan mendapat informasi darinya. "
'Ya ampun Han Su, kenapa kau bisa bergaul di tempat seperti ini? orang-orang macam apa yang ada di sekitarmu? Dasar bocah tengik. ' Umpat Han Sa dalam hatinya. Han Sa menghela nafasnya.
"Apa itu benar? Kau bisa membantuku? " Ujar Han Sa, memandang datar dengan ujung matanya.
"Miko dengan senang hati bersedia membantu sesuai kemampuan Miko, Yang Mulia. " Jawab wanita yang bernama Miko itu dengan sikap patuh.
"Kalau begitu, aku ingin infomasi tentang Perdana Menteri. Bisakah kau mendapatkannya?! " Sambung Han Sa.
"Akan Miko usahakan. Malam ini Perdana Menteri dan para pengikutnya mengadakan pertemuan di ruangan khusus di ujung pondok ini. Miko akan berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan melaporkannya pada Yang Mulia. Kalau begitu, Miko mohon pamit untuk melaksanakan tugas. "
Belum sempurna Miko berdiri, tiba-tiba Han Sa menyela.
"Tunggu! Kau bilang Perdana Menteri ada di ruangan lain di pondok ini? Kalau begitu, bisakah kau membawaku ke tempat yang berdekatan dengan ruangan Perdana Menteri? "
"Miko mohon maaf, Yang Mulia. Sepertinya hal itu di luar kemampuan Miko. Tempat ini punya peraturan sendiri. Hanya orang yang memiliki kartu spesial saja yang bisa masuk ke area dimana Perdana Menteri berada. Tapi, Miko punya ide lain. Sepertinya, pria imut disamping Yang Mulia bisa masuk. " Ujar Miko dengan senyuman penuh arti.
Han Byu yang dari tadi diam, mendengarkan para orang dewasa berbincang, mendadak merinding dengan perkataan Miko. Ketiga pria di ruangan itu saling memandang tidak mengerti. Han Byu melihat Miko dengan pandangan menyelidik.
"Sepertinya kau punya ide yang cukup gila, nyonya. Baiklah kalau begitu aku ikut bersamamu. " Han Byu bangkit dari tempat duduknya dan berjalan dengan percaya diri mengikuti Miko di belakang.
"Han Byu tunggu, kau yakin akan ikut dengannya? " Sahut Han Sa yang dibuat bertanya-tanya.
"Ya, aku yakin. Kakak tunggu saja disini. Aku pergi dulu. "
***
Han Byu dan Miko berjalan menyusuri koridor yang cukup panjang.
"Anda cukup santai untuk seseorang yang baru datang kemari. Apa anda pernah datang kemari sebelumnya, Yang Mulia? " Tanya Miko membuka percakapan.
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Kau juga tidak terlihat seperti orang biasa. Aah apa kau seorang agen ganda? " Tukas Han Byu sambil melihat sekeliling.
"Menjadi agen ganda terlalu beresiko untuk seorang wanita rendahan sepertiku. Kesetiaanku selalu milik Pangeran Han Su. Karena itu aku di percaya sebagai informan nya disini. "
"Oh, kenapa kau mengabdi pada Kak Han Su? Apa kau jatuh cinta padanya? " Tanya Han Byu datar.
"Hahaha kau sangat lucu, Yang Mulia. Pertanyaan apa itu? Pangeran Han Su memang orang yang ramah dan rendah hati. Tapi aku bukan wanita serakah, aku tahu siapa diriku. Aku juga tidak suka daun muda. Aku tidak berhak jatuh cinta padanya. Aku hanya ingin membalas jasa. Aku punya hutang budi yang tidak pernah bisa ku bayar seumur hidupku. "
"Lalu apa itu? apa yang sudah Kak Han Su lakukan untukmu?".
Miko tiba-tiba menghentikan langkahnya. Raut wajahnya yang ramah dan elegan berubah drastis.
" Ceritanya panjang. Singkatnya, tiga tahun lalu Pangeran Han Su sudah mengobati rasa haus balas dendam dalam hatiku. Dia membunuh orang yang membantai keluargaku. Dia menyeret mayat orang itu ke hadapanku dan membakarnya tepat di depan mata kepalaku sendiri. Aku menyaksikan semua kesadisannya saat itu. Tapi entah kenapa, aku tidak merasa takut padanya. Saat itu umurku 19 tahun dan umur Pangeran Han Su baru 15 tahun. Dia masih sangat muda, tapi rasa kepeduliannya pada rakyat lemah sangat tinggi. Dia seperti punya magnet tersendiri. "Miko mengakhiri ceritanya dan tersenyum tipis.
'Jadi, kak Han Su sudah membunuh orang di usianya yang masih 15 tahun. Entah berapa nyawa yang sudah dia renggut selama ini. Kedepannya aku tidak boleh terlalu bermain-main dengannya. ' Han Byu menelan ludahnya setelah memikirkan kesadisan Han Su.
" Tapi nyonya Miko, Ngomong-ngomong kau akan membawaku kemana? "
"Berhentilah memanggilku nyonya. Aku belum setua itu. Bukankah anda ingin pergi ke ruangan perdana Menteri? Aku akan membawamu kesana. Tapi, setelah anda berganti baju. " Miko merapatkan bibirnya seperti menahan tawa, melihat Han Byu yang memasang wajah bingung seakan tidak tahu apa-apa.
***
bersambung....
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments