***
~ Ruang tahta Kerajaan ~
Raja Han Zhou berdiri dengan kedua tangannya yang ditaruh ke belakang. Matanya terus menatap ke arah jendela. Tidak bergeming sedikitpun. Tatapannya yang sayu dan helaan nafasnya yang seringkali terdengar berat menandakan bahwa dia sedang gelisah dan khawatir. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Raja Han Zhou sering menghabiskan waktunya di ruang tahta kerajaan sendirian sambil larut dalam lamunan.
Tiba-tiba kali ini sebuah suara membuyarkan lamunannya.
"Yang Mulia, apakah anda memanggilku? " Ujar Han Sa yang baru sampai sambil menunduk memberi hormat. Raja Han Zhou melirik pelan ke arah putranya itu. Tampak wajahnya yang yang terlihat sedih menyembunyikan banyak kegelisahan. Tanpa berkata, Raja Han Zhou berjalan mendekati Pangeran Han Sa kemudian menghela nafas panjang.
"Tidak bisakah kau memanggilku ayah?!! " Terdengar suaranya yang agak tersendat membuat hati Pangeran Han Sa tersentak.
Pangeran Han Sa mengangkat kepalanya dan otomatis wajah mereka bertatapan. Pangeran Han Sa melihat sepasang mata yang penuh dengan kasih sayang orang tua. Mata yang penuh dengan rasa cinta. Mata yang biasanya memancarkan aura seorang pemimpin, kini berkaca-kaca menahan air mata kesedihan. Pangeran Han Sa hanya tertegun tanpa berkata apapun. Raja Han Zhou mengulurkan tangannya dan memegang pundak Pangeran Han Sa dengan lembut.
"Putraku, kemarilah. Ayah akan menunjukan sesuatu padamu. "
Mereka berjalan ke arah balkon dan berdiri sambil mengamati Kerajaan. Pemandangan dari balkon atas memang terlihat sangat indah. Dari sana mereka bisa melihat keseluruhan negeri. Negeri yang sangat indah dan kaya akan sumber daya alam. Membuat semua orang merasa nyaman dengan menatap hamparan bukit dan padang rumputnya yang terbentang di semua sisi Kerajaan.
Raja Han Zhou menarik tangan putranya. Membuat jarak di antara mereka dekat berdampingan. Pangeran Han Sa yang mendapat perlakuan seperti itu merasa tersentuh dan menatap kagum pada ayahnya yang kini berdiri persis di sampingnya.
"Kau itu putraku. Kenapa kau selalu menciptakan jarak ketika kita bertemu?. Kau bahkan tidak memanggilku 'ayah'. Anak durhaka, apa kau tidak menganggapku lagi sebagai ayahmu? Kau ingin membuat pria tua ini bersedih sepanjang waktu? " Ujar Raja Han Zhou sambil menunjukkan ekspresi kecewa.
Pangeran Han Sa yang kaget mendengar kata-kata ayahnya itu langsung menyangkal sambil menghela nafas karena gugup.
"Maafkan aku Yang... Ah maksudku ayah... Aku tidak bermaksud membuat ayah bersedih. Aku hanya merasa heran. Sudah sejak lama aku tidak melihat ayah seperti ini. Sebenarnya ada masalah apa? apakah ada yang mengganggu hati ayah? "
Raja Han Zhou hanya tersenyum: "Aku terlalu sibuk dengan urusan kerajaan. Dan tanpa kusadari semua putra dan putriku sudah tumbuh besar. Kalian adalah harapanku, penerus ku, dan alasanku masih hidup sampai saat ini. " Raja Han Zhou menghela nafas sebentar dan melanjutkan kata-kata nya lagi. "Kau lihatlah negeri dan Kerajaan ini. membuat semua musuh iri dan tergiur ingin menguasai sumber daya yang kita miliki. Berdiri kokoh dengan empat pilar yang menopang nya. Yaitu kau dan ketiga adikmu. Putraku Han Sa, ayah yakin kau bisa menjadi seorang Raja yang bijaksana, lagipula ayah sudah tua dan waktu ayah mungkin sudah hampir habis. Putraku, ayah ingin meminta sesuatu darimu. Bisakah kau menjaga kerajaan, negeri dan semua orang yang ku sayangi setelah aku pergi dari dunia ini? "
Kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Raja Han zhou membuat Pangeran Han Sa merasa sedih. Dengan berat hati, Pangeran Han Sa mengangguk pelan sambil menghela nafas panjang. "Aku berjanji padamu ayah. Aku akan... "
Belum selesai Pangeran Han Sa mengucapakan kalimatnya, tiba-tiba Pangeran Han Byu muncul dan berteriak dari belakang. "Jangan pernah menjanjikan sesuatu yang belum pasti bisa kau tepati kakak." Sela Han Byu sambil berjalan mendekat untuk memberi hormat, di susul dengan Pangeran Han Su yang dari tadi berjalan masuk bersama adiknya itu.
"Kau terlalu naif jika mencoba memenuhi permintaan ayah sendirian. Pundakmu terlalu lemah untuk menopang nya. Apa kau lupa? Kau punya tiga adik yang luar biasa. Kami siap membantumu mewujudkan semua keinginan ayah. Kau setuju denganku kan, Kak Han Su? " Lanjut Pangeran Han Byu.
"Tentu saja aku setuju. Kak Han Sa, aku tahu memang kau yang akan di angkat menjadi Putra Mahkota dan nantinya menjadi Raja. Tapi kita punya tanggung jawab yang sama untuk menjaga kedamaian di Kerajaan Khun. Jangan menanggung beban yang berat seperti itu sendirian Kak. Berbagilah bersama kami, dan kita tanggung bersama agar lebih ringan. " Jelas Han Su dengan senyuman andalannya sambil merangkul pundak Pangeran Han Sa.
"Waah Kak Han Su, kau jadi lebih bijak dan pintar sekarang. Apa akhir-akhir ini kau sering makan almond? " Goda Han Byu pada kakak keduanya itu.
"Kau ini. Aku hanya berpikir ingin melakukan yang terbaik. Selama ini yang ku tahu hanyalah bertarung, membunuh, dan berperang. Pada akhirnya aku merasa kalau hidupku tidak akan ada artinya jika terus menerus berurusan dengan darah tanpa memperdulikan apapun. Jadi sekarang aku sudah memutuskan apa yang harus kulakukan. Aku akan memanfaatkan kemampuanku itu untuk sesuatu yang lebih berharga yaitu untuk melindungi semua orang yang kucintai. " Sambung Han Su lagi dengan tatapan yang lemah.
"Kau terlalu banyak bicara Kak Han Su. Dan tatapan apa itu? Sungguh tidak cocok dengan wajahmu. " cara bicara Han Byu yang blak-blakan itu membuat ayah dan kedua Kakaknya tertawa.
"Oh iya Kak Han Sa, apa pembicaraan antara kau dan Ayah sudah selesai.? Kalau sudah, ayo bergegas. Bukankah kita harus pergi bertemu kak Han Shi? " Ujar Han Byu yang terlihat memberi kode dengan mengedipkan mata.
"Aah kau benar Han byu. Baiklah Ayah, kalau begitu kami pamit pergi dulu. " Tukas Pangeran Han Sa sambil memberi hormat dengan segera.
"Kalian akan pergi menemui Han Shi? Kalau begitu Ayah pergi bersama kalian. Sudah tiga hari ayah tidak bertemu dengannya. "Ujar Raja Han Zhou.
Pernyataan Raja Han Zhou membuat ketiga Pangeran kaget dan langsung diam di tempat. Bagaimana tidak kaget, mereka ingin bertemu dengan Han Shi karena ingin membahas sesuatu yang ingin mereka rahasiakan dari ayahnya. Situasi yang amat canggung dan membingungkan pun harus mereka hadapi.
Mereka saling bertatapan memberi kode 'Apa yang harus kita lakukan? '.
Han Byu yang memang pintar membaca suasana, segera mengendalikan situasi yang 'membingungkan' itu.
" Tunggu tunggu, apa ayah bilang? Ayah ingin bertemu Kak Han Shi? Sekarang? "Han Byu menghela nafas sejenak. " Aku paham dengan kerinduan ayah pada mendiang Ibu Ratu Li Shi, karena itu ayah ingin mengobati kerinduan ayah itu dengan bertemu Kak Han Shi bukan? Tapi maaf ayah, tidak bisa. Ayah tidak boleh pergi, maksudku jangan pergi sekarang. Ayah dan tubuh ayah terlalu tua dan rentan dengan udara sore di Kerajaan Khun. Terlalu dingin dan beresiko pada kesehatan ayah. Berhentilah membuat kami khawatir. Lebih baik ayah menghangatkan diri di paviliun ayah dengan tenang. Ayah bisa bertemu Kak Han Shi kapan saja, tapi tidak sekarang. Aku mohon pada ayah, tolong jaga kesehatan ayah demi kami. "Jelas Han Byu dengan penuh alasan dan penekanan. Keahlian berbicara Han Byu yang memang tidak ada tandingannya itu meluluhkan hati Raja Han Zhou. Memang sedikit tidak sopan, tapi setelah Raja Han Zhou melihat perhatian dan kekhawatiran putranya itu, akhirnya dia mengalah.
Raja Han Zhou kemudian memeluk putranya satu persatu dengan penuh kasih sayang. Raja Han Zhou memandang punggung anak-anaknya yang pergi dari ruang tahta. 'Kalian sudah membuatku bangga. Aku yakin kalian akan bekerja sama melindungi Kerajaan ini. Akhirnya, aku bisa tenang dan dengan berani menghadapi kematianku nanti. 'Gumam Raja Han Zhou dengan mata yang berkaca-kaca karena air mata bangga.
Sementara itu, para Pangeran kompak memegang dada mereka masing-masing sambil menghela nafas. Karena lega telah lolos dari "kecurigaan" ayahnya. Mereka bergegas pergi tanpa memandang lagi ke belakang.
***
bersambung...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments