~ Aula Utama, Istana Dalam... ~
***
Han Shi dan Han Byu tiba di Aula utama, di iringi Ketua Nam dan beberapa orang dari Biro Pengawas. Ruangan itu terasa sangat dingin dan canggung, karena semua mata dan perhatian semua orang yang hadir disana kini mengarah tepat pada Han Shi yang baru saja tiba di depan pintu masuk.
'Waaah, ini semua sesuai dengan dugaanku. Para Pejabat picik ini, mereka semua sungguh hadir untuk menyaksikan Kak Han Shi yang di permalukan. Tenang saja Kak, aku akan selalu mendukungmu. Percayalah. 'Gumam Han Byu dalam hatinya sambil melihat ke arah Han Shi dengan tatapan khawatir.
***
Lima menit yang lalu...
Han Shi dan Han Byu berjalan cepat, beriringan ke aula istana.
di tengah perjalanan...
"Kak Han Shi, sepertinya ayah sudah mendengar beritanya. Karena itu, ayah memanggilmu ke aula utama untuk rapat darurat atas desakan dari Perdana Menteri. Nanti semua pejabat dari partai timur akan menatap tajam padamu dan berkolaborasi untuk menyudutkanmu. Kau harus menahan diri nanti, jangan bereaksi berlebihan atau kau akan masuk dalam jebakan mereka lagi. Posisimu sebagai kambing hitam memudahkan mereka untuk menyerang. Bersikaplah kuat dan tegar dan jangan tundukkan kepalamu. " Ujar Han Byu memberikan instruksi.
"Baik, aku mengerti. " Jawab Han Shi dengan yakin.
***
Han Shi berdiri tegap dan bersikap tenang setelah berjalan masuk ke dalam aula. Para pejabat dari partai timur mendengus sinis sambil menatap Han Shi yang kini berjalan tepat di hadapan mereka.
Kini Han Shi berdiri tepat di hadapan ayahnya yang tengah duduk di atas singgasana Kerajaan. Seperti biasa, Han Shi segera memberi hormat dan di susul Han Byu yang kini berdiri di sampingnya.
Raja Han Zhou bangkit dan berjalan luruh ke arah putrinya. Tatapannya sedingin es, membuat semua orang yang hadir disana tidak berani membuat suara sedikitpun.
Raja Han Zhou mengangkat tangan kanannya dan... PLAKKK!!! sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Han Shi. Suara tamparan itu terdengar jelas oleh semua orang dan memecah keheningan di ruangan yang tambah tegang itu. Semua mata membulat sempurna, melihat kejadian di luar dugaan itu.
Han Shi tersungkur ke lantai. Matanya membulat menahan air mata yang mulai berlinang. Tubuhnya yang kecil tak siap menahan tamparan mendadak dari ayahnya.
Semua orang menatap tidak percaya akan apa yang mereka lihat. Raja Han Zhou yang dikenal penyayang, kini menampar putri kesayangannya di hadapan semua orang.
Perdana Menteri yang di untungkan dari kejadian ini menikmati adegan itu sambil tersenyum penuh kemenangan, meskipun sebenarnya reaksi Raja Han Zhou di luar perkiraannya.
"Ayah?! Apa yang ayah lakukan?! Ayah baru saja menyakiti Kak Han Shi. Dan kau Kak Han Sa! Kenapa kau hanya melihat dan diam saja?! sialan! " Teriak Han Byu sambil membantu Han Shi berdiri kembali.
'sialan! sepertinya ayah sudah gila sampai tega menampar Kak Han Shi. Apa ayah sudah buta hingga tidak bisa melihat siapa yang jahat di sini?! ' gumam Han Byu yang merutuk dalam hatinya.
"Untuk apa aku bersikap lunak pada seorang anak yang tidak menghargaiku dan mengabaikan harga dirinya juga. Kesucian yang telah terenggut darinya, dan perilaku barbar yang dia tunjukkan malam ini dengan membunuh orang-orang tak bersalah telah mencoreng nama baik Kerajaan. Apa yang bisa aku banggakan lagi darinya sekarang, Hah??! " Bentak Raja Han Zhou. Suaranya yang keras memenuhi semua sudut ruangan.
"Kau salah ayah, Kak Han Shi tidak pernah melakukan itu semua. Tidak bisakah ayah lihat kalau semua ini Fitnah!!! Kak Han Shi di jebak dalam posisi kambing hitam. Tidakkah ayah menyadarinya?! " Tukas Han Byu memberikan penekanan.
"Kalau begitu siapa, Hah? Bisakah kau menangkap orang yang menjebak Han Shi? bisakah kau membuktikan perkataanmu itu?! " Sambung Raja Han Zhou sambil menunjuk putra bungsunya itu.
Mata Han Byu langsung mengarah pada Perdana Menteri yang duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri. 'Dasar orang tua psikopat sialan! Aku tahu semua ini adalah perbuatanmu. Kelopak matamu yang sudah turun itu sungguh penuh dosa dan hina. Tunggu saja bagaimana aku akan membereskanmu. Dasar orang tua keparat yang tercela. "Han Byu mengutuk dalam hatinya.
Pandangan Han Byu kini beralih pada Raja Han Zhou yang berdiri membelakangi nya.
" Aku tahu orangnya, Ayah. Tapi aku masih belum punya cukup bukti untuk menangkapnya. Aku meminta kemurahan hati ayah dengan memberiku waktu untuk membuktikan kalau Kak Han Shi tidak bersalah dan membersihkan namanya. Keluarga korban memang menuntut keadilan, tapi aku mohon berikan juga keadilan untuk Kak Han Shi. "
Raja Han Zhou menghela nafas lalu membalikkan badan.
"Apa ada yang ingin kau katakan, Han Shi? "
Han Shi tersentak dengan perkataan ayahnya. Tangannya yang gemetar, meremas rok indahnya yang kini bernoda darah dengan kuat. Matanya yang dari tadi berkaca-kaca dia tahan sekuat tenaga. Han Shi menegarkan dirinya. Dia menghirup nafas dalam-dalam dan dengan yakin dia melihat kedua mata ayahnya yang berdiri persis di hadapannya.
Han Shi mengangkat dagunya dan mulai membuka mulutnya.
"Aku Han Shi, bersumpah demi ibuku Na Li Shi yang kini sedang melihatku di surga. Aku tidak akan meminta maaf atas kesalahan yang tidak pernah aku perbuat. Aku tidak akan pernah mengakui semua tuduhan buruk yang sekarang diarahkan kepadaku. Aku tidak akan kalah dari semua musuhku dan yang terakhir... " Han Shi berhenti sejenak sebelum melanjutkan kata-kata nya. "Han Shi sudah memaafkanmu, ayah. Karena Han Shi sayang ayah. "
Perkataan terakhir Han Shi langsung membuat hati Raja Han Zhou hancur. Dengan segera, dia berbalik dan berjalan ke arah juru tulis Kerajaan. Dia mengambil kertas, dan menulis sesuatu. Setelah selesai, dengan langkah cepat dia memberikan kertas itu pada Han Sa dan berjalan keluar aula tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.
Ruangan kembali hening. Han Sa memperhatikan seluruh penjuru ruangan. Kakinya melangkah ke arah tahta. Saat dia hendak menduduki tahta itu, Perdana Menteri tiba-tiba menghentikannya dengan segera.
"Ehem, Yang Mulia. Bagaimana ini? Raja Han Zhou meninggalkan ruangan tanpa menyelesaikan rapatnya. Para keluarga korban masih menunggu keputusan dari hasil pertemuan sekarang. Mereka menginginkan keadilan. Mohon Yang Mulia untuk segera membujuk... "
"BAAAAMMM!!! "
Perkataan perdana Menteri terhenti oleh Pangeran Han Sa yang memukul meja dengan keras.
"Jangan bersikap tidak sopan dengan memperlihatkan sifat tidak sabaran seperti itu Perdana Menteri. Biarkan aku duduk terlebih dahulu dan membacakan isi kertas ini. Apa kau mengerti?! " Han Sa menatap tajam ke arah Perdana Menteri. Dia menyibakkan bajunya yang menjuntai ke bawah dan dengan nyamannya duduk di atas tahta Raja Han Zhou. Pandangannya sangat karismatik, seolah tengah mengolok Perdana Menteri. Han Shi dan Han Byu hanya melihat keheranan. Mereka terkejut dengan tingkah kakaknya yang mendadak berubah 180 derajat.
'Kenapa dengan ayah dan Kak Han Sa hari ini? mereka sangat "tidak mudah di tebak".Apa mereka sedang berakting untuk mengecoh Perdana Menteri? 'Lirih Han Byu dalam batinnya yang dari tadi kebingungan setengah mati.
***
bersambung...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments