***
Menjelang subuh, Han Sa dan Han Byu baru kembali ke istana. Sepanjang perjalanan pulang, mereka berdua hanya diam tak saling bicara. Mereka lebih mempercepat langkah mereka agar bisa kembali ke istana sebelum fajar. Mereka berpisah jalan saat Han Byu berbelok menuju paviliun nya. Tapi sebelum mereka berpisah, keduanya sempat berbincang.
"Tunggu Han Byu, sepanjang perjalanan pulang kau hanya diam dan belum menjelaskan apapun padaku. Apa kau baik-baik saja? Wajahmu dari tadi terlihat kesal. "
Han Byu menghentikan langkahnya dan berbicara dengan nada malas.
"Ya, aku baik-baik saja. Hanya saja, sekarang suasana hatiku sedang tidak bagus. Aku akan menjelaskan detail dari penyelidikan ku pagi nanti. Sekarang aku ingin mandi dulu dan membersihkan tubuhku. Bauku bahkan hampir sama dengan tempat sialan itu. Aku pergi dulu, kak. Sampai jumpa. " Han Byu berbelok menuju paviliun nya.
Han Sa yang mendengar perkataan Han Byu itu hanya bisa terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Dirinya kembali dibuat kebingungan.
***
Paginya, Han Sa berada di aula utama. Di ruangan yang besar itu, dia duduk sendirian di atas tahta lengkap dengan pakaian agungnya sebagai seorang Putra Mahkota yang menggantikan Raja. Tangannya sibuk memberi stempel kerajaan pada setiap kertas yang berisi laporan maupun petisi dari berbagai departemen. Sesekali dia mengucek matanya yang memerah karena kelelahan dan kurang tidur.
Han Sa menghela nafasnya dan istirahat sejenak dari pekerjaannya. Dia melakukan peregangan pada lehernya dan menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil memijat keningnya yang terlihat letih.
Kasim Lin tiba dan menyodorkan teh herbal hangat pada raja muda yang kelelahan itu.
"Minumlah teh herbal ini, Yang Mulia. Teh ini bisa mengembalikan energimu. " Ujarnya.
"Em Terima kasih, taruh saja di meja samping. Aku akan meminumnya nanti. " Sahut Han Sa tanpa memandang Kasim Lin.
"Apakah anda baik-baik saja, Yang Mulia? Anda terlihat tidak sehat. Apa semalam anda tidak tidur lagi? " Lanjut Kasim Lin dengan nada khawatir.
Han Sa tersenyum tipis mendengar pertanyaan dan kekhawatiran Kasim Lin padanya.
"Haha apa kantung mataku terlihat dengan jelas, Kasim Lin? ".
" Maafkan hamba, Tuanku. Hamba tidak berani berkata seperti itu. "Kasim Lin menekuk wajahnya dengan sungkan, takut jika dirinya menyinggung Han Sa.
" Tenanglah, justru aku ingin berterima kasih padamu karena masih peduli padaku dan sempat menghawatirkan ku. Tapi aku sungguh baik-baik saja. Jangan khawatir, aku tahu batas imun tubuhku. "Han Sa tersenyum lembut. Tangannya kembali menyentuh kertas, dia melanjutkan pekerjaannya tanpa gusar sedikitpun.
Tak lama kemudian, Han Byu datang dengan langkahnya yang setengah berlari.
" Kak, aku sudah berpikir dan tidak bisa memikirkan cara lain untuk melindungi Kak Han Shi. Satu-satunya yang terbesit di pikiranku adalah kau harus segera mengeluarkan Kak Han Shi dari penjara Biro Pengawas sekarang juga. "Ujar Han Byu langsung ke intinya.
" Kenapa kau berkata seperti itu? Aku benar-benar tidak mengerti. "Han Sa kebingungan dengan perkataan Han Byu yang mendadak itu.
Han Byu menepuk jidatnya dan dengan segera melangkah mendekat ke samping Han Sa.
" Semalam, aku berhasil mendapat sedikit informasi rencana Perdana Menteri untuk kedepannya. Dan kau tahu, rencanamu menempatkan Kak Han Shi di penjara untuk menjauhkannya dari Perdana Menteri tidak berpengaruh sedikitpun pada rencana Perdana Menteri yang ingin memberontak. Dia punya rencana cadangan untuk menggulingkanmu dari tahta. Dan rencananya adalah dia akan memanfaatkan rencanamu untuk membuat kesempatan. Dia akan menyiksa dan menghancurkan Kak Han Shi dari dalam sel. Dan... "Han Byu berhenti di tengah perkataannya.
" Dan apa? ".Tanya Han Sa yang merasa gelisah.
" Dan Perdana Menteri juga berencana membunuh ayah. Dia sudah menyuruh seseorang untuk melakukannya. " Lanjut Han Byu.
Seketika Han Sa bangkit dan secara refleks dia langsung berlari keluar. Dia benar-benar panik dan takut, semua hal buruk muncul di dalam kepalanya.
"Hei Kak, kau mau kemana? Kita harus merencanakan dulu sebelum melakukan tindakan. "
Teriakan Han Byu tidak di gubris sedikitpun oleh Han Sa. Dia bahkan mempercepat langkahnya karena ingin segera tiba di paviliun utama, tempat ayahnya beristirahat.
"Hei Kak, tunggu aku! Bukankah lebih baik kalau kita berdiskusi dulu? " Han Byu berlari sekuat tenaga, berusaha menyusul Han Sa yang sudah jauh di depan.
~ Paviliun Utama ~
Han Sa menerobos masuk melewati barisan pengawal yang berjaga di depan paviliun. Tanpa berpikir panjang, dia langsung membuka pintu kamar untuk melihat keadaan ayahnya.
"Ayah, Kau baik-baik saja? ".Han Sa bertanya sambil berjalan masuk. Dia berlari ke tempat ayahnya berbaring dan hatinya merasa tenang saat melihat Raja Han Zhou tertidur pulas. Dia lalu duduk di samping ayahnya yang sedang berbaring dengan tenang. Han Sa kemudian menggenggam tangan Raja Han Zhou untuk memastikan kalau ayahnya itu baik-baik saja.
" Mohon tenang, Putra Mahkota. Yang Mulia Raja baik-baik saja. Beliau baru saja tertidur. Mohon Yang Mulia untuk tidak membangunkannya. "Ujar Tabib Tong yang dari dulu di percaya menjadi tabib pribadi Raja Han Zhou.
" Apa ada yang mengganggumu, Yang Mulia? "Lanjut Tabib Tong, bertanya dengan sopan.
" Siapa saja yang menemui ayah selama tiga hari ke belakang? ".Tanya Han Sa tanpa melihat wajah Tabib Tong.
" Selain hamba yang menjaga Yang Mulia disini, hanya pengawal Mo dan Permaisuri Deok Hwa yang keluar masuk kamar Yang Mulia Raja setiap hari. Apa ada masalah Yang Mulia? "Tanya Tabib Tong lagi
" Tidak ada, aku hanya bertanya. Oh ya Tabib Tong, aku ingin bertanya sesuatu padamu. "Han Sa menatap tajam tabib Tong.
" Kau meletakkan kesetiaanmu pada siapa di Kerajaan ini? Jawab dengan jujur!. "Lanjutnya.
Tabib Tong bersujud dengan segera.
" Dengan segala hormat, Yang Mulia. Tubuh dan jiwa hamba berada di tangan Raja Han Zhou. Dan kesetiaan hamba, tentu saja hamba letakkan pada Raja Han Zhou tanpa ragu sedikitpun. "
"Apa kau terpaksa berada di pihak ayahku, Tabib Tong? ".Lanjut Han Sa yang bangkit dari duduknya.
" Dengan bangga, hamba menganggap pengabdian hamba pada Raja Han Zhou sebagai sebuah kehormatan dan tanpa paksaan sedikitpun. "Jelas Tabib Tong dengan sepenuh hati.
" Sepertinya, dia mengatakan yang sebenarnya. Tidak ada kebohongan di matanya. "Gumam Han Sa dalam hatinya
Tak lama kemudian, Han Byu tiba dengan langkahnya yang tergesa-gesa.
" Kak, apa yang terjadi? Kenapa Tabib Tong bersujud? "Han Byu berbisik karena tidak ingin membuat keributan.
Han Sa melirik Tabib Tong dan Han Byu secara bergantian.
" Oh, tidak apa-apa. Dia hanya ingin melakukannya. Benar kan, Tabib Tong?" Sahut Han Sa dengan nada pelan.
"Ya ampun, kenapa dua pangeran ini saling berbisik di samping ayahnya yang sedang tidur, tidakkah mereka berpikir kalau itu akan mengganggu istirahat Yang Mulia?! ".Lirih Tabib Tong dalam hatinya. Dia tidak mampu mengungkapkannya karena takut jika kedua putra raja itu akan merasa tersinggung.
" Cih, kalian bertingkah aneh. Oh ya kak, kau sudah melihatnya dengan mata kepalamu sendiri kan kalau ayah baik-baik saja?! Sekarang, ayo kita keluar. Jangan mengganggu waktu istirahat ayah. "
Ajakan Han Byu di respon baik oleh Han Sa. Keduanya berjalan keluar tanpa berkata apapun lagi. Membuat Tabib Tong bisa bernafas lega.
~ Koridor, Paviliun utama ~
Han Sa dan Han Byu berdiri saling berhadapan di Koridor yang terlihat sepi itu.
"Bagaimana, Kak? Apa kau menemukan sesuatu? Apa ada orang yang mencurigakan di paviliun ayah belakangan ini?" Tanya Han Byu berturut-turut.
"Hanya ada tiga orang yang keluar masuk kamar ayah. Mo, Ibu dan Tabib Tong. Aku akan menambah prajurit disini untuk tugas penjagaan. Dan untuk berjaga-jaga, aku akan menyuruh Mo untuk mengawasi seseorang. " Jawab Han Sa penuh persiapan.
"Kak, kau terlihat lelah. Tidurlah dan istirahat di paviliunmu. Aku akan membantumu mengurus semua petisi yang menumpuk itu. " Pandangan Han Byu berubah khawatir, melihat raut wajah kakaknya yang memang tidak terlihat baik.
Han Sa terdiam dan menghela nafas sejenak.
"Aah, Aku baik-baik saja. Ayo, kita harus segera pergi ke Biro Pengawas untuk mengurus Han Shi. Semoga Perdana Menteri belum bertindak. Cepat, kita harus bergegas. "
Baru beberapa langkah, Han Sa kehilangan keseimbangan. Tubuhnya lemas, dan dengan segera dia menyandarkan tubuhnya ke dinding. Han Byu dengan sigap segera menopang Han Sa dengan meletakkan tangan Han Sa di bahunya.
"Tubuhmu tidak bisa berbohong, Kak. Kau tidak baik-baik saja. Jangan memaksakan dirimu. Kau harus segera mengistirahatkan tubuhmu. Biarkan aku yang mengurus Han Shi dan membantumu mengurus semua petisi itu. " Han Byu membantu kakaknya berjalan ke paviliun nya.
"Maaf merepotkanmu, Han Byu. " Ujar Han Sa dalam hatinya. Dia benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri.
***
Bersambung...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments